BAB I PENDAHULUAN. dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi. berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAYAGUNAAN LIMBAH SERASAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MENGGUNAKAN DUA JENIS FESES UNTUK PRODUKSI BIOGAS SKALA LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

ENERGI BIOMASSA, BIOGAS & BIOFUEL. Hasbullah, S.Pd, M.T.

BIOGAS. Sejarah Biogas. Apa itu Biogas? Bagaimana Biogas Dihasilkan? 5/22/2013

I. PENDAHULUAN. Sebenarnya kebijakan pemanfaatan sumber energi terbarukan pada tataran lebih

HASIL DAN PEMBAHASAN. ph 5,12 Total Volatile Solids (TVS) 0,425%

BIOGAS DARI KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai Energi Terbarukan. Limbah Cair Industri Tahu COD. Digester Anaerobik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Ketua Tim : Ir. Salundik, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik -1- Universitas Diponegoro

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

Pengaruh Pengaturan ph dan Pengaturan Operasional Dalam Produksi Biogas dari Sampah

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PENGEMBANGAN PROSES DEGRADASI SAMPAH ORGANIK UNTUK PRODUKSI BIOGAS DAN PUPUK

PROSIDING SNTK TOPI 2013 ISSN Pekanbaru, 27 November 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN BIOGAS DARI LIMBAH CAIR TEPUNG IKAN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan tidak akan jadi masalah jika jumlah yang dihasilkan sedikit. Bahaya

Bakteri Untuk Biogas ( Bag.2 ) Proses Biogas

MEMBUAT BIOGAS DARI KOTORAN TERNAK

Program Bio Energi Perdesaan (B E P)

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Bel akang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara produsen minyak dunia. Meskipun

TINJAUAN PUSTAKA. Biogas merupakan gas yang mudah terbakar (flammable), dihasilkan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota sekarang ini semakin pesat, hal ini berbanding

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk industri dan transportasi. Untuk mengurangi ketergantungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Uji Pembentukan Biogas dari Sampah Pasar Dengan Penambahan Kotoran Ayam

BAB I PENDAHULUAN. terjamah oleh fasilitas pelayanan energi listrik, dikarenakan terbatasnya pelayanan

PENDAHULUAN Latar Belakang

SNTMUT ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perantara jamu gendong (Muslimin dkk., 2009).

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam negeri sehingga untuk menutupinya pemerintah mengimpor BBM

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

2015 POTENSI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF DI DESA CIPOREAT KECAMATAN CILENGKRANG KABUPATEN BANDUNG

PENDAYAGUNAAN LIMBAH SERASAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MENGGUNAKAN DUA JENIS FESES UNTUK PRODUKSI BIOGAS SKALA LABORATORIUM

I. PENDAHULUAN. tanaman yang mengandung mono/disakarida (tetes tebu dan gula tebu), bahan

I. PENDAHULUAN. sebagai salah satu matapencaharian masyarakat pedesaan. Sapi biasanya

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan energi listrik tersebut terus dikembangkan. Kepala Satuan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Penelitian TNI

BAB I PENDAHULUAN. diperbaharui (non renewable ). Jumlah konsumsi bahan bakar fosil baik

1. Limbah Cair Tahu. Bahan baku (input) Teknologi Energi Hasil/output. Kedelai 60 Kg Air 2700 Kg. Tahu 80 kg. manusia. Proses. Ampas tahu 70 kg Ternak

SNTMUT ISBN:

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LIMBAH PERTANIAN (JERAMI) DAN KOTORAN SAPI MENJADI BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan permintaan energi yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi

I. PENDAHULUAN. Sensus Penduduk 2010 (SP 2010) yang dilaksanakan pada Mei 2010 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kaya akan sumber daya alam dan terbatas ilmu. fosil mendapat perhatian lebih banyak dari kalangan ilmuan dan para

Produksi gasbio menggunakan Limbah Sayuran

PENGARUH PERBEDAAN STATER TERHADAP PRODUKSI BIOGAS DENGAN BAHAN BAKU ECENG GONDOK

Chrisnanda Anggradiar NRP

Analisis Kelayakan Ekonomi Alat Pengolah Sampah Organik Rumah Tangga Menjadi Biogas

APROKSIMASI PERSAMAAN MAXWELL-BOLZTMANN PADA ENERGI ALTERNATIF

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai sumber pencemaran. Limbah tersebut dapat berupa bahan organik dan

SEMINAR TUGAS AKHIR KAJIAN PEMAKAIAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN BIOGAS

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan

I. PENDAHULUAN. LPG. Tujuan diberlakukannya program ini adalah untuk mengurangi subsidi

Studi Potensi Pemanfaatan Biogas Sebagai Pembangkit Energi Listrik di Dusun Kaliurang Timur, Kelurahan Hargobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta

Iklim Perubahan iklim

BAB XV LIMBAH TERNAK RIMINANSIA

II TINJAUAN PUSTAKA. Peternakan. Limbah : Feses Urine Sisa pakan Ternak Mati

STUDI PEMANFAATAN KOTORAN SAPI UNTUK GENSET LISTRIK BIOGAS, PENERANGAN DAN MEMASAK MENUJU DESA NONGKOJAJAR (KECAMATAN TUTUR) MANDIRI ENERGI.

BAB I PENDAHULUAN. batubara dan lainnya menjadikan harga energi terus maningkat. Negara Indonesia mempunyai potensi yang luar biasa mengenai

BAB I PENDAHULUAN. adanya energi, manusia dapat menjalankan aktivitasnya dengan lancar. Saat

PENGARUH EM4 (EFFECTIVE MICROORGANISME) TERHADAP PRODUKSI BIOGAS MENGGUNAKAN BAHAN BAKU KOTORAN SAPI

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan energi merupakan persoalan yang terus berkembang di

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

BAB I PENDAHULUAN. dipancarkan lagi oleh bumi sebagai sinar inframerah yang panas. Sinar inframerah tersebut di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Di tengah krisis energi saat ini timbul pemikiran untuk keanekaragaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hewani yang sangat dibutuhkan untuk tubuh. Hasil dari usaha peternakan terdiri

LAPORAN PENELITIAN BIOGAS DARI CAMPURAN AMPAS TAHU DAN KOTORAN SAPI : EFEK KOMPOSISI

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

TEKNOLOGI PEMBUATAN BIOBRIKET DARI LIMBAH BAGLOG

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari hingga Agustus 2015 dan bertempat di

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI DAN KOTORAN SAPI DALAM PEMBUATAN BIOGAS MENGGUNAKAN ALAT ANAEROBIC BIODIEGESTER

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS. energi (PLTBm) dengan pengolahan proses pemisahan. Selanjutnya subsistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada data terakhir bulan november tahun 2015 volume sampah di TPA

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

TUGAS KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Energi mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia sangat tergantung pada energi. Berbagai alat pendukung, seperti alat penerangan, motor, dan mesin industri dapat difungsikan jika terdapat energi. Pemanfaatan energi, seperti energi matahari, energi air, energi listrik, energi minyak bumi, energi batu bara, energi nuklir, dan energi gas memang sudah dilakukan sejak dahulu. Pemanfaatan energi fosil yang berlebihan dapat menimbulkan krisis energi. Salah satu gejala krisis energi yang terjadi akhir-akhir ini yaitu kelangkaan bahan bakar minyak (BBM), seperti minyak tanah, bensin, dan solar. Kelangkaan terjadi karena tingkat kebutuhan BBM sangat tinggi dan selalu meningkat setiap tahunnya. Sementara itu, minyak bumi berjumlah terbatas dan membutuhkan waktu berjuta-juta tahun untuk proses pembentukannya. Masalah-masalah yang ditimbulkan akibat penggunaan BBM menyebabkan kebutuhan akan energi alternatif yang sifatnya lebih ramah lingkungan menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat ditawar lagi. Saat ini telah tersedia beberapa sumber energi alternatif, seperti energi thermal, energi yang berasal dari angin, air, dan matahari (Kalia dan Purohit, 2008). Dibandingkan dengan bahan bakar minyak, sumber-sumber energi tersebut tidak dapat langsung digunakan sebagai bahan bakar. Selain sumber-sumber 1

2 yang telah disebut diatas, bioenergi merupakan salah satu alternatif sumber energi yang diyakini dapat mengatasi permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh energi berbahan bakar minyak. Salah satu bioenergi yang sangat prospektif adalah biogas, biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi langka oksigen (anaerob). Komponen biogas ± 60% CH 4 (metana), ± 38 % CO 2 (karbon dioksida), ± 2 % N 2, O 2, H 2, dan H 2 S. biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat dijadikan sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan (Musanif, dkk, 2006). Biogas didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik (seperti, kotoran ternak, kotoran manusia, jerami, sekam dan daundaun) difermentasikan atau mengalami proses metanisasi (Hambali et al, 2007). Fermentasi bahan organik dilakukan oleh bakteri anaerob. Proses metanisasi menghasilkan suatu gas yang sebagian besar merupakan metan dan karbon dioksida. Dunia peternakan merupakan salah satu penghasil biomassa yang berlimpah, antara lain limbah cair (urin) dan padat (kotoran) serta penghasil gas metan yang cukup tinggi. Gas metan merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global dan perusakan ozon, dengan laju 1 % pertahun dan terus meningkat. Kotoran ternak yang dibiarkan saja akan terbawa air masuk ke dalam tanah atau sungai yang kemudian mencemari air tanah dan air

3 sungai. Kotoran ternak mengandung racun yang membahayakan kesehatan manusia dan lingkungannya (Suryahadi et al, 2002). Populasi ternak ruminansia besar (sapi, kuda, kerbau) pada tahun 2004 adalah 13.680.000 ekor dengan menghasilkan kotoran segar setara 164.160.000 ton/hari (Syamsudin dan Iskandar, 2005). Dengan perhitungan 0,031 m 3 /kg kotoran (Haryati, 2007) dan tiap 2 m 3 biogas setara dengan 36 MJ (Reksowardojo dan Soerawidjaja, 2006), maka biogas yang dihasilkan setara dengan 0,033 EJ atau 33 juta GJ. Faktor koreksi diperlukan, karena tidak seluruh kotoran ternak besar dikonversi ke biogas. Berdasarkan data kapasitas terpasang dan potensinya, pemanfaatan biogas di Indonesia hanya sekitar satu persen (Widodo et al, 2006). Limbah organik merupakan limbah yang mudah terurai yang mengandung unsur karbon (C), kandungan unsur C dapat mempercepat proses penguraian oleh mikroorganisme. Suprihatin (1999), menggolongkan limbah menjadi dua, yaitu limbah organik dan anorganik. Limbah organik merupakan limbah terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam. Atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau lainnya. Termasuk di dalamnya adalah limbah rumah tangga seperti limbah dapur, sisasayuran, kulit buah, dan daun. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal dari suber daya alam tak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi atau dari proses industri. Hasil penelitian Dewi Hastuti (2009), teknologi biogas dapat diterapkan pada skala rumah tangga dengan asumsi rata-rata kepemilikan ternak sapi

4 ditiap rumah 2-3 ekor. Satu ekor sapi bisa menghasilkan rata-rata 23,59 kg kotoran perhari. Kapasitas digester (drum pencerna) adalah 30 kg yang akan menghasilkan satu meter kubik biogas yang setara dengan 0,62 liter minyak dan setara dengan 3,5kg kayu bakar kering atau setara dengan 0,46 kg elpiji. Nyala api berwarna biru bersih, tidak menghasilkan asap maupun bau. Hasil penelitian Dodik Luthfianto (2011), produksi biogas dari penyampuran inokulum kotoran ayam dengan substrat enceng gondok pengenceran 1:1 dan 1:3 menunjukkan hasil yang berbeda. Pada pengenceran 1:1 hasil terbaik pada minggu ke-3 dengan total produksi 618,25 ml dan hasil terendah pada awal minggu yaitu 105,5 ml, hal ini karena pada awal-awal minggu proses perombakan oleh bakteri methanogen belum sempurna sehingga produksi gas masih rendah. Pada pengenceran 1:3 produksi terbaik pada minggu ke-3 yaitu 240,25 ml dan hasil terendah pada awal minggu yaitu 96,5 ml. Limbah serasah yang terdapat pada Universitas Muhammadiyah Surakarta tergolong sangat tinggi. Disetiap lokasi ditumbuhi dengan tumbuhan yang relatif besar ukurannya. Hal ini menyebabkan tingkat daun yang gugur sangat tinggi. Hasil observasi terhadap pekerja yang selalu mengumpulkan serasah diperoleh setiap harinya terdapat lebih kurang 200 kw serasah masih tercampur dengan bagian tumbuhan yang lain seperti ranting dan batang, tetapi hanya dibuang begitu saja, tidak dimanfaatkan. Hal ini dapat menyebabkan adanya pencemaran lingkungan. Limbah serasah merupakan salah satu dari limbah organik yang dapat digunakan dalam pembuatan biogas.

5 Tetapi, proses produksi biogas dari limbah serasah memerlukan waktu yang lama dikarenakan daun mengandung lignin. Oleh karena itu, pembuatan biogas lebih efektif dikombinasikan dengan limbah ternak. Dari uraian akan dilakukan penelitian PENDAYAGUNAAN LIMBAH SERASAH DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA MENGGUNAKAN DUA JENIS FESES UNTUK PRODUKSI BIOGAS SKALA LABORATORIUM. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian dapat teratah dan mendalam serta tidak terlalu luas jangkauannya, maka penelitian ini terbatas pada: 1. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah limbah serasah dan dua jenis feses yaitu feses sapi dan feses kuda. 2. Objek penelitian Objek penelitian ini adalah hasil produksi biogas dari limbah serasah dengan penambahan feses yang berbeda. 3. Parameter penelitian Parameter yang digunakan pada penelitian ini adalah volume biogas, suhu, ph, dan karakteristik limbah biogas dengan nilai kisaran TS, VS, COD. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah

6 1. Bagaimana produksi biogas dari limbah serasah dengan menggunakan feses yang berbeda?. 2. Bagaimana karakteristik limbah biogas dari limbah serasah dengan menggunakan feses yang berbeda?. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk 1. Mengetahui produksi biogas terbaik dari limbah serasah dengan penambahan feses yang berbeda. 2. Mengetahui karakteristik limbah biogas dari limbah serasah dengan menggunakan feses yang berbeda. E. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini, yaitu: 1. Mengetahui teknologi pencernaan anaerob yang efektif, berdaya guna, dan bermanfaat dari bahan limbah serasah dengan penambahan feses yang berbeda. 2. Mendapatkan produk biogas dari limbah serasah dengan feses yang berbeda. 3. Mendapatkan informasi hasil penerapan teknologi tepat guna dan tepat sasaran.