BAB 1 PENDAHULUAN. Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini membahas masalah yang berhubungan dengan penelitian

Diajukan Oleh : DAMAR CAHYO JATI J

BAB I PENDAHULUAN. bidang humanistic skill dan professional skill. Sehingga nantinya dapat

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajarnya. Namun dalam upaya meraih prestasi belajar yang. memuaskan dibutuhkan suatu proses dalam belajar.

BAB I PENDAHULUAN. gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan. Seringkali mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang akan diterapkan di. Indonesia pada tahun MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan hidup sesorang pada dasarnya tergantung pada kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kini telah menjadi dasar penilaian baru. Saat ini begitu banyak orang

*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi seorang manusia untuk

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL MAHASISWA TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI

(Survey di Perguruan Tinggi di Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL (EQ) TERHADAP. PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. PLN (Persero) APJ DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumberdaya manusia adalah aset yang sangat vital bagi maju dan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kecemasan dapat dialami oleh para siswa, terutama jika dalam

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, pendidikan menjadi hal yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan saat ini masih banyak orang yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. juga dirasa sangat penting dalam kemajuan suatu negara karena berhubungan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan proses yang dilakukan dalam mentransfer atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagaimana telah kita ketahui bersama bahwa pemerintah sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat diiringi berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. membawa dampak terhadap bidang ekonomi, politik, sosial, budaya saja, melainkan

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN, DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. baru. Hasil dari proses belajar tersebut tercermin dalam prestasi belajarnya. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sejak usia dini orang tua selalu berharap dan mengajarkan kepada anaknya untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. dapat meraih hasil belajar yang relatif tinggi (Goleman, 2006).

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA TINGKAT I PRODI DIII KEBIDANAN STIKes YPIB MAJALENGKA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. membuat manusia dituntut untuk mengikuti segala perubahan yang terjadi dengan

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP STRES KULIAH PADA MAHASISWA AKUNTANSI UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dalam dunia bisnis sangatlah ketat, khususnya di

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang masyarakat dihadapkan pada masalah-masalah kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. komputerisasi sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam. mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini persaingan dalam dunia bisnis sangat ketat, oleh sebab

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan perusahaan, karena peran karyawan sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang memadai. Karyawan dapat menghasilkan kontribusi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan

ARIS RAHMAD F

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari tingkat dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan tinggi sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Diajukan Oleh : Deby Warda Ningtyas /FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,

BAB I PENDAHULUAN. kerja selalu dipenuhi oleh para pelamar setiap harinya. Pekerjaan adalah suatu aspek

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan para tenaga ahli yang handal dalam bidangnya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Cipta,2008), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini peranan sumber daya manusia berkembang semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik pengetahuan dan ketrampilan hidup. Prakarsa (1996)

BAB 1 PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Kuliah dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan, karena

ANALISIS FAKTOR INTERNAL YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA D-IV BIDAN PENDIDIK

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebanyakan perusahaan memanfaatkan orang-orang yang ber-

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan mengolah data keuangan (input) untuk menghasilkan informasi keuangan

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam menjalankan aktivitasnya, suatu organisasi baik pemerintah atau

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA DIII KEBIDANAN TINGKAT I POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. malu, benci, dan ketakberdayaan pada realitas hidup. Stres bisa menyerang siapa

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. tantangan atau hambatan akan muncul dan mempengaruhi suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada saat ini tidak hanya suami saja yang harus bekerja untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi sebuah perusahaan,

Abstrak. Kata kunci : Kinerja Auditor, Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Independensi, Komitmen Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga banyak perusahaan go publik yang ikut berperan dalam peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Stres pada dasarnya menyerang setiap individual (Noi & Smith, 1994). Noi dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ada pada perusahaan tersebut. Sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. cenderung bereaksi dan bertindak dibawah reaksi yang berbeda-beda, dan tindakantindakan

SKRIPSI. DiajukanOleh : ArdillaSilviyona /FEB/EA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2014

PENGARUH PERILAKU BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP STRES KULIAH MAHASISWA AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyenangkan dan muncul dalam bermacam-macam bentuk dan tingkat kesulitan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah sebagai lembaga formal selalu dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: Sinar Baru Al-Gasindo, 1995), hlm Nana Sujana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum Sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. Karir sebagai seorang akuntan publik sangat menantang dan dihargai

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu sekolah yang tidak lepas dari cita-cita mencetak

BAB I PENDAHULUAN. melakukan studi di universitas. Pada saat menjalani studi, mahasiswa diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini mengakibatkan persaingan di dunia kerja semakin tinggi dan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen sumber daya manusia pada umumnya untuk memperoleh kinerja

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN EFIKASI DIRI DENGAN PRESTASI BELAJAR

PENGARUH ANTARA DIMENSI-DIMENSI EMOTIONAL INTELLIGENCE

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pemikiran linier, yang bersifat mekanistik, yang menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan, persoalan-persoalan dalam kehidupan ini akan selalu. pula menurut Siswanto (2007; 47), kurangnya kedewasaan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Tanpa pendidikan akan sulit

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan memenuhi suatu bentuk persaingan yang semakin kompleks dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena remaja tidak terlepas dari sorotan masyarakat baik dari sikap, tingkah laku, pergaulan

I. PENDAHULUAN. teratur, dan berencana yang berfungsi untuk mengubah atau mengembangkan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan lokasi penelitian, serta sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak kecil hingga dewasa, dalam keluarga maupun di sekolah manusia dididik untuk lebih mengandalkan rasio dari pada emosi (Martin, 2003). Banyak orang tua dan guru berpikir bahwa memiliki nilai tinggi dan lulus dari sekolah merupakan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan dan kesuksesan dalam karier sedangkan orang yang memiliki kecerdasan akal saja atau yang banyak memiliki gelar tinggi belum tentu sukses berkiprah di dunia pekerjaan namun seringkali seseorang yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil, contoh tokoh yang dapat menggambarkan hal tersebut adalah Adrie Wongso pelopor kartu kata-kata mutiara terbitan Harvest di Indonesia. Memang harus diakui bahwa mereka yang memiliki IQ (Intelligence Quotient) rendah dan mengalami keterbelakangan mental akan mengalami kesulitan, bahkan mungkin tidak mampu mengikuti pendidikan formal yang seharusnya sesuai dengan usia mereka. Namun fenomena yang ada menunjukan bahwa tidak sedikit orang dengan IQ tinggi yang berprestasi Universitas Kristen Maranatha 1

rendah, dan ada banyak orang dengan IQ sedang yang dapat mengungguli prestasi belajar orang dengan IQ tinggi. Hal ini menunjukan bahwa IQ tidak selalu dapat memperkirakan prestasi belajar seseorang (Wahyuningsih, 2004). Banyak program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (Intelligence Quotient) saja, tetapi yang diperlukan sebenarnya adalah bagaimana mengembangkan kecerdasan emosi, seperti ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru (Martin, 2003). Saat ini begitu banyak orang berpendidikan dan tampak begitu menjanjikan, namun karirnya terhambat atau lebih buruk lagi, tersisihkan, akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka. Kemunculan istilah kecerdasan emosional dalam pendidikan, bagi sebagian orang mungkin dianggap sebagai jawaban atas kejanggalan tersebut. Teori Daniel Goleman, sesuai dengan judul bukunya, memberikan definisi baru terhadap kata cerdas. Walaupun EI (Emotional Intelligence) merupakan hal yang relatif baru dibandingkan IQ, namun beberapa penelitian telah mengisyaratkan bahwa kecerdasan emosional tidak kalah penting dengan IQ (Goleman, 2000; dalam Wahyuningsih, 2004). Dari fenomena tersebut, tidak dapat dihindari bahwa kemampuan dan nilai akademis yang dapat membuka banyak pintu bagi kesuksesan seseorang. Melainkan pada kenyataanya, baik dalam dunia kerja, pribadi, maupun proses belajar mengajar, kecerdasan emosional (Emotional Intelligence) sangat berperan untuk mencapai kesuksesan seseorang (Goleman, 1995). Hasil beberapa penelitian di University of Vermont mengenai analisis struktur neurologis otak manusia dan penelitian perilaku oleh LeDoux (1970) Universitas Kristen Maranatha 2

menunjukkan bahwa dalam peristiwa penting kehidupan seseorang, EI selalu mendahului intelegensi rasional. EI yang baik dapat menentukan keberhasilan individu dalam prestasi belajar membangun kesuksesan karir, mengembangkan hubungan suami-istri yang harmonis dan dapat mengurangi agresivitas, khususnya dalam kalangan remaja (Goleman, 2000; dalam Wahyuningsih, 2004). Hasil survei lainnya yang dilakukan di Amerika serikat tentang kecerdasan emosional menjelaskan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya keterampilan teknik saja melainkan dibutuhkan kemampuan dasar untuk belajar dalam pekerjaan yang bersangkutan (Aziza, 2006), di antaranya adalah kemampuan mendengarkan dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, ketahanan mental terhadap kegagalan, kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim dan keinginan memberi kontribusi terhadap perusahaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerjanya. Goleman (2003; dalam Aziza, 2006) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai rapor, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang sudah bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya Goleman menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa saja, selain kecerdasan akal yang dapat mempengaruhi keberhasilan orang dalam bekerja, lebih lanjut, Goleman juga tidak mempertentangkan kecerdasan Universitas Kristen Maranatha 3

intelektual dan kecerdasan emosional, melainkan memperlihatkan adanya kecerdasan yang bersifat emosional dan berusaha menemukan keseimbangan cerdas antara emosi dan akal. emosional menentukan seberapa baik seseorang menggunakan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, termasuk keterampilan intelektual. Paradigma lama menganggap yang ideal adalah adanya nalar yang bebas dari emosi, paradigma baru menganggap adanya kesesuaian antara kepala dan hati. Penelitian Goleman (1995) menemukan apabila suatu masalah menyangkut pengambilan keputusan dan tindakan, aspek perasaan sama pentingnya dan sering kali lebih penting daripada nalar. Lebih lanjut survey Goleman menunjukkan bahwa hanya 20% pengaruh IQ pada kesuksesan seseorang, sementara 80% sisanya ditentukan oleh faktor EI (Goleman, 1996; dalam Martin, 2003). Beck (dalam Mangkunegara 2008) menyimpulkan bahwa IQ sudah berkembang 50% sebelum usia 5 tahun, 80% berkembangnya sebelum 8 tahun, dan hanya berkembang 20% sampai akhir masa remaja, sedangkan kecerdasan emosi (EI) dapat dikembangkan tanpa batas waktu. Emosi, pada prinsipnya menggambarkan perasaan manusia menghadapi berbagai situasi berbeda. Oleh karena itu emosi merupakan reaksi manusiawi terhadap situsi nyata, maka sebenarnya tidak ada emosi baik atau buruk (Martin, 2003). Atkinson (1983 dalam Martin, 2003) membedakan emosi hanya ada dua jenis yakni emosi yang menyenangkan dan emosi yang tidak menyenangkan. Universitas Kristen Maranatha 4

Dengan demikian, emosi di kantor atau di dalam organisasi dapat dikatakan baik atau buruk hanya tergantung pada akibat yang ditimbulkan. Tantangan terbesar bagi pekerja saat ini terutama adalah bertambahnya jam kerja serta keharusan untuk mengelola hal-hal berpotensi stres dan berfungsi efektif di tengah kompleksitas bisnis. Kata stres berasal dari kata bahasa latin Stringere yang berati mengencangkan. Definisi-definisi ketegangan dan beban yang digunakan dalam ilmu fisika dan teknik sipil yang mempengaruhi konsep bagaimana stres mempengaruhi individu (Cartwright dan Cooper, 1994:dalam Mangkunegara, 2008). Stres yang sering dikeluhkan merupakan suatu perasaan ketegangan atau tekanan yang dialami ketika tuntutan yang dihadapkan melebihi kekuatan yang ada pada diri kita (Mangkunegara, 2008). Penyebab stres kerja antara lain beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat, autoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab, konflik kerja, perbedaan nilai antara karyawan dengan pimpinan yang frustasi dalam kerja (Mangkunegara, 2008). Dalam hal ini emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa menghilangkan stres pekerjaan. Semakin tepat mengkomunikasikan perasaan maka semakin nyaman perasaan. Keterampilan manajemen emosi memungkinkan kita menjadi lebih akrab dan mampu bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka kepada orang lain. Bukti penting lainnya adalah karyawan yang berkemampuan tinggi dalam mengelola emosi ternyata jauh lebih cepat mendapatkan promosi dan kesempatan Universitas Kristen Maranatha 5

pengembangan karir dibandingkan rekan-rekannya yang memiliki kemampuan semata. Ini membuktikan dengan kecerdasan emosi yang tinggi dapat berpengaruh terhadap kinerja individual (Goleman, 2007). Dengan menempatkan emosi secara tepat maka kinerja dari karyawan akan baik karena karyawan merupakan salah satu aset yang sangat berharga, tanpa mereka apa yang dimiliki perusahaan tidak akan dapat dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal. Prestasi kerja karyawan merupakan salah satu masalah yang dialami oleh perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan agar prestasi kerja karyawan tinggi karena dengan prestasi kerja yang tinggi akan terlaksana tujuan perusahaan. emosi merupakan kekuatan merasa yang menyebabkan seseorang mampu memahami keadaan dan mampu berimprofisasi disaat sulit (Setiyawan, 2007). Kinerja itu sendiri merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun kelompok (Ilyas, 1993; dalam Cokroaminoto, 2007). Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi. Kinerja seorang pegawai akan baik, jika pegawai mempunyai keahlian yang tinggi, kesediaan untuk bekerja, adanya imbalan yang layak dan mempunyai harapan masa depan (Prawirosentono, 1999; dalam Cokroaminoto, 2007). Menurut Rivai (2004) mengemukakan kinerja merupakan perilaku yang nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Universitas Kristen Maranatha 6

Penelitian-penelitian terdahulu mengenai kecerdasan emosional dan kaitannya dengan prestasi kerja karyawan dapat di lihat dalam Tabel 1.1 dibawah ini : Tabel 1.1 Penelitian terdahulu Mengenai Emosional Nama Peneliti Judul Penelitian Sampel Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 1. Edy Setiyawan (2007). Hubungan Antara Emosi Dengan Prestasi Kerja Karyawan. Karyawan PT. Lombok Gandaria Food Industry Karang Anyar Bagian Produksi. Teknik Kolerasi. Kesimpulan hasil adalah ada hubungan positif yang sangat signifikan antara kecerdasan emosi dengan prestasi kerja. 2. Ardhiana Puspitacandri (2005). Hubungan Antara Emosi Dengan Prestasi Kerja Karyawan PT. X Karyawan PT. X Teknik Purposive Sampling Hasil penelitian ini menunjukkan sumbangan efektif sebesar 37,40%, sedangkan sisanya 62,60% merupakan sumbangan variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. 3. Kenny Dewi Krisdiany Harahap (2006). Hubungan Antara Emosional Dengan Prestasi Kerja (Studi Kasus: Karyawan Level Officer & Clerk pada Bank X). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah disproportionate stratifed random sampling. Populasi dikelompokkan ke dalam beberapa sub populasi berdasarkan jenis kelamin, departemen, dan level jabatan, lalu anggota sampel dipilih secara acak dari tiap sub populasi. Meliputi Uji Validitas dan Reliabilitas, Kolerasi Person, dan Uji t untuk dua sampel independen. emosional memiliki kolerasi positif yang sangat kuat dengan prestasi kerja karyawan, yaitu sebesar 0,829 Universitas Kristen Maranatha 7

Nama Peneliti Judul Penelitian Lanjutan Tabel 1.1 Sampel Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian 4. Ahmad Alwani (2007). Pengaruh Emosional Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Kota Semarang. Karyawan kantor akuntan publik kota Semarang Uji validitas, reliabilitas dan uji asumsi klasik emosional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Pengaruh yang ditimbulkan adalah positif, yaitu semakin tinggi tingkat kecerdasan emosional seorang auditor, akan semakin tinggi pula tingkat kinerja auditor tersebut. 5. Andhyka Gautama Setiawan (2009). 6. Nurna Aziza (2006). Pengaruh Emosional Terhadap Kinerja (Sebuah Studi Kasus pada Empat Perguruan Tinggi Terbaik Kota Bandung). Pengaruh Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntasi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi. Para mahasiswa dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (UNPAD), Universitas Parahyangan (UNPAR), dan Universitas Kristen Maranatha (UKM). Populasi mahasiswa akuntansi tingkat akhir yang telah menempuh 120(SKS). Sampel mahasiswa dari 3 perguruan tinggi negeri yang ada di Sumatera:Universitas Bengkulu, Universitas Andalas, & Universitas Sriwijaya Uji validitas, reliabilitas dan uji outliers. Uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, uji multikolineritas, uji autokolerasi, uji heterokedastisitas, uji hipotesis. Hipotesis 1 tidak didukung. Artinya, tidak ada pengaruh Hipotesis 2 didukung. Artinya, semakin tinggi tingkat penerimaan emosional seorang mahasiswa maka tingkat kinerja mereka tinggi. Hipotesis 3 tidak didukung tapi hipotesis 3 mempunyai hubungan yang signifikan dan negatif. Hipotesis 4 tidak didukung. Yang memiliki pengaruh positif adalah pengendalian diri dan empati, sedangkan pengaruh negatif yaitu pengenalan diri, motivasi dan keterampilan sosial. Universitas Kristen Maranatha 8

Adapun model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Emosi Pengenalan Diri Gambar 1.1 Model Penelitian Pengendalian Diri Motivasi Kinerja Karyawan Empati Keterampilan Sosial Sumber: Dimodifikasi dari Alwani (2007) Pada penelitian ini peneliti akan menguji kembali pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan, dengan tema Dampak Emosional Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris pada Divisi Transportasi di PT. Multi Garmenjaya, Bandung Dengan demikian dalam dunia kerja, orang-orang yang mempunyai kecerdasan emosional yang tinggi sangat diperlukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. emosi bisa berdampak pada kinerja karyawan maka peneliti mengambil sampel pada divisi Transportasi di PT. Multi Garmenjaya, Bandung karena pada divisi inilah masalah kecerdasan sering terjadi. Minimnya pengetahuan dan pengembangan akan pentingnya kecerdasan emosi Universitas Kristen Maranatha 9

di subdivisi ini berhubungan dengan orang dan terbukti dari kinerja mereka (hasil wawancara dengan Manajer HRD PT. Multi Garmen Jaya pada bulan November tahun 2008). 1.2 Perumusan Masalah Peneliti mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah menguji dampak kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan di divisi transportasi. Dampak yang dimaksud dalam rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hubungan kecerdasan emosional dengan kinerja karyawan di divisi transportasi pada PT. Multi Garmenjaya? 2. Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan di divisi transportasi pada PT. Multi Garmenjaya? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji secara empiris dampak kecerdasan emosional pada kinerja karyawan di divisi tansportasi. Secara lebih spesifik, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk memberikan bukti empiris bahwa kecerdasan emosional berhubungan dengan kinerja karyawan divisi transportasi di PT. Multi Garmenjaya. 2. Untuk memberikan bukti empiris bahwa kecerdasan emosional berpengaruh terhadap kinerja karyawan divisi transportasi di PT. Multi Garmenjaya. Universitas Kristen Maranatha 10

1.4 Manfaat Penelitian Kegunaan dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis Sebagai sarana dalam memperluas wawasan dan pengetahuan serta pengalaman mengenai kecerdasan emosional dan dampaknya terhadap kinerja karyawan, yang selama ini hanya didapatkan secara teoritis di bangku kuliah, sehingga dapat secara langsung melihat prakteknya secara nyata di dalam perusahaan. 2. Bagi Perusahaan Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat menjadi masukan/feedback yang konstruktif dalam menetapkan kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam menekan tingkat kecerdasan emosional yang terdapat di perusahaan, yang perlu disadari akan berakibat secara langsung maupun tak langsung terhadap kinerja karyawan di divisi pada PT. Multi Garmenjaya. 3. Bagi pihak lain Agar dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang bermanfaat bagi publik tentang kecerdasan emosional dan konsekuensinya terhadap kinerja karyawan pada PT. Multi Garmenjaya di divisi transportasi, khususnya, agar dapat dijadikan sebagai salah satu bahan kajian yang berguna bagi peneliti lain yang akan melakukan studi yang sama mengenai materi serta lingkup penelitian ini. Universitas Kristen Maranatha 11

1.5 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian secara langsung, pada PT. Multi Garmenjaya yang beralamat di Jln. Karawang No. 1 Bandung. Adapun penelitian dilaksanakan mulai Februari 2009 hingga batas waktu yang tidak bisa ditentukan, sampai penelitian ini selesai. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab. Secara terperinci, sistematika isi setiap bab adalah sebagai berikut: Bab 1 Pendahuluan yang terdiri atas: latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, waktu dan tempat penelitian, serta sistematika penulisan. Bab 2 Tinjauan Pustaka yang terdiri atas: konstruk-konstruk penelitian dan sifat hubungan antar konstruk serta hipotesis yang diajukan berdasarkan literatur sebelumnya. Bab 3 Metode Penelitian yang terdiri atas: populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran variabel, serta metode analisis. Bab 4 Analisis Data & Pembahasan Hasil yang terdiri atas: hasil pengumpulan data, hasil pengujian validitas dan reliabilitas, hasil pengujian hipotesis, serta berbagai pembahasan hasil-hasil penelitian tersebut. Bab 5 Penutup yang terdiri atas: simpulan, implikasi dan saran bagi perusahaan, serta keterbatasan dan saran bagi penelitian mendatang Universitas Kristen Maranatha 12