BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

Identifikasi Jenis Buah Apel Menggunakan Algoritma K-Nearest Neighbor (KNN) dengan Ekstraksi Fitur Histogram

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

Klasifikasi Mutu Telur Berdasarkan Kebersihan Kerabang Telur Menggunakan K-Nearest Neighbor

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

PENENTUAN KUALITAS IKAN BANDENG MENGGUNAKAN ALGORITMA NAIVE BAYES BERDASARKAN TEKSTUR PADA CITRA ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

YOGI WARDANA NRP

PENCARIAN ISI CITRA MENGGUNAKAN METODE MINKOWSKI DISTANCE

Analisis Kualitas Interpolasi Terhadap Fitur Statistik pada Citra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 3 Ilustrasi pencarian titik pusat dan jari-jari pupil. Segmentasi

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Jl. Nakula 1 No. 5-11, Jawa Tengah Telp : (024) , 2

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KLASIFIKASI JENIS DAGING BERDASARKAN TEKSTUR MENGGUNAKAN METODE GRAY LEVEL COOCURENT MATRIX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dilakukan oleh para peneliti, berbagai metode baik ekstraksi fitur maupun metode

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan PCA, kemudian penelitian yang menggunakan algoritma Fuzzy C-

CONTEND BASED IMAGE RETRIEVAL UNTUK PENGENALAN CITRA 2D BATIK MENGGUNAKAN FITUR TEKSTUR WARNA DAN FUNGSI JARAK MINKOWSKI

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation untuk Pengenalan Wajah Metode Ekstraksi Fitur Berbasis Histogram

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

SKRIPSI. IDENTIFIKASI CITRA IRIS MATA DENGAN METODE KNN (K-Nearest Neighbor) NIRNA TISKADEWI Nomor Mahasiswa :

Nurul Ilmi 1 1 Fakultas Informatika, Universitas Telkom, Bandung

Dedi Argya Nugroho Effendi 1,Erna Zuni Astuti 2 1,2

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

KLASIFIKASI CITRA BERAS BERDASARKAN PENCIRIAN MATRIKS KO-OKURENSI ARAS KEABUAN MENGGUNAKAN k-nearest NEIGHBOUR

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

Aplikasi Temu Kembali Citra

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sistem penglihatan manusia memiliki akurasi yang besar dalam mengenali

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

Principal Component Analysis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERBAIKAN KUALITAS CITRA IRIS MATA UNTUK PENGENALAN POLA (BIOMETRIC) RINGKASAN

KLASIFIKASI BATIK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOUR BERDASARKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRICES (GLCM)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

PENGENALAN POLA BENTUK BUNGA MENGGUNAKAN PRINCIPLE COMPONENT ANALYSIS DAN K-NN

Atthariq 1, Mai Amini 2

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. ditinjau dari segi kasus penelitian, objek penelitian dan metode yang digunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengenalan Plat Nomor Berdasarkan Klasikasi K-Nearest Neighbor (KNN)

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.5, No.1 Maret 2018 Page 578

ARTIKEL APLIKASI KLASIFIKASI JENIS JENIS BUAH JERUK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOR

BAB II LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Operator descriptor

ANALISIS FITUR TEKSTUR DAUN MANGGA DENGAN FISHER S DISCRIMINANT RATIO UNTUK PENCAPAIAN FITUR YANG INFORMATIF

DAFTAR ISI. BAB II... Error! Bookmark not defined.

Pengolahan Citra untuk Bidang Pertanian(Menentukan Kematangan Buah) Oleh Nama:Wahyu Abid A. NRP : Kelas :2D4 IT(B)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

SEGMENTASI CITRA. thresholding

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

IDENTIFIKASI MACAN TUTUL DENGAN METODE GREY LEVEL COOCURENT MATRIX ( GLCM) Zuly Budiarso Fakultas teknologi Informasi, Univesitas Stikubank Semarang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

BAB 3 PENGENALAN KARAKTER DENGAN GABUNGAN METODE STATISTIK DAN FCM

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN ALGORITMA SOBEL S EDGE DETECTION Arwin Halim 1, Hernawati Gohzali 2, In Sin 3, Kelvin Wijaya 4

Dosen Program Studi Ilmu Komputer Universitas Pakuan Bogor

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISA PENGUKURAN SIMILARITAS BERDASARKAN JARAK MINIMUM PADA PENGENALAN WAJAH 2D MENGGUNAKAN DIAGONAL PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. a. Spesifikasi komputer yang digunakan dalam penelitian ini adalah

PERANCANGAN APLIKASI TEMU KEMBALI CITRA BUAH BERDASARKAN BENTUK DAN WARNA MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR

PENGOLAHAN CITRA RADIOGRAF PERIAPIKAL PADA DETEKSI PENYAKIT PULPITIS MENGGUNAKAN METODE ADAPTIVE REGION GROWING APPROACH

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan tugas akhir ini akan membangun suatu model sistem yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI K-NEAREST NEIGHBOR UNTUK MENGENALI POLA CITRA DALAM MENDETEKSI PENYAKIT KULIT

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

Perancangan Konversi Braille Ke Teks Berbasis Android

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel pengujian menggunakan sebanyak 1 buah sampel beras A, 7 buah

ANALISIS CLUSTER PADA DOKUMEN TEKS

PENGENALAN WAJAH MENGGUNAKAN ALGORITMA EIGENFACE DAN EUCLIDEAN DISTANCE

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

APLIKASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK IDENTIFIKASI KEMATANGAN MENTIMUN BERDASARKAN TEKSTUR KULIT BUAH MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI CIRI STATISTIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka tentang identifikasi iris mata ataupun identifikasi citra digital sudah pernah dilakukan sebelumnya, berikut merupakan tabel perbandingan terhadap penelitian-penelitian sebelumnya. Komponen Dian Rizki Eko Priyani (2009) Asri Junita Arriawati (2011) Romdhoni S, dkk (2011) Objek penelitian Citra iris mata Citra tekstur dari Vision Texture (VisTex) Database Citra iris mata Tabel 2.1. Sebelumnya Kriteria Hasil Metode yang digunakan Kualitas Deteksi iris Canny dan citra, citra mata JST RGB, berdasarkan propagasi intensitas prinsip balik citra, citra iridologi polar area dengan lambung, akurasi deteksi tepi pengujian Citra ekstraksi ciri tekstur, Kehalusan citra, jarijari dan titik pusat iris 90% Pengujian terhadap citra uji di luar citra belajar menghasilkan tingkat pengenalan sebesar 55,57% untuk nilai k=3. Sistem mendeteksi tepi pupil dan iris dengan tingkat keberhasilan 35,58% Analisis tekstur metode matriks kookurensi, KNN Hough dan jarak mahalanobis Pemrograman Matlab Delphi 6 OpenCV 6

7 Tabel 2.1. (Lanjutan) Komponen Euis Siti Nur Aisyah (2015) M. Ihsan (2016) yang diajukan (2017) Objek penelitian Pola citra digital Citra telur ayam Citra iris mata Kriteria Hasil Metode yang digunakan Jarak Citra yang Vektor jarak Euclidean memiliki jarak Euclidean berdasarkan Euclidean ciri tekstur terkecil adalah citra citra yang jarak Euclidean dengan ciri tekstur citra jarak Euclidean dengan ciri tekstur citra paling mirip Aplikasi dapat melakukan pengenalan telur kualitas baik dengan akurasi 90% Pengujian terhadap citra uji dapat mengidentifik asi citra iris sebesar 100% dengan nilai k=1 K-Means KNN (K- Nearest Neighbor) Pemrograman Matlab Matlab R2014b Matlab R2015a Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa penelitian yang menggunakan objek citra digital rata-rata akurasinya cukup tinggi. Pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dian Rizki Eko Priyani di tahun 2009 diperoleh hasil pengujian dengan menggunakan metode JST Propagasi Balik untuk mendiagnosa citra iris mata kanan tingkat akurasi pengujiannya mencapai 90% dan untuk mendiagnosa citra iris mata kiri tingkat akurasi pengujiannya 80%. Asri Junita Arriawati pada tahun 2011 melakukan penelitian citra tekstur dari basis data Vistex dengan menggunakan metode KNN dan pengujian nilai-nilai koefisien matriks kookurensi sebagai ciri tekstur diperoleh tingkat pengenalan citra latih sebesar 100% untuk nilai k=1 dan hasil pengujian citra di luar citra latih sebesar 55,557% untuk nilai k=3. Kemudian, penelitian Romdhoni S pada tahun 2011 dengan

8 menggunakan database citra iris mata Casia versi 1.0 dengan pemrograman OpenCV ia menggunakan metode Hough untuk tahap segmentasi citra dan metode jarak Mahalanobis untuk pengenalan citra diperoleh deteksi tepi pupil dan iris dengan tingkat keberhasilan 35,58%. Lalu Euis Siti Nur Aisyah di tahun 2015 melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis kemiripan suatu pola citra dengan menggunakan metode jarak Euclidean diperoleh hasil identifikasi citra dengan jarak Euclidean terkecil merupakan citra yang memiliki kemiripan dengan citra uji. Dan tahun lalu, M. Ihsan melakukan penelitian untuk menentukan kualitas telur ayam dengan menggunakan ekstraksi ciri tekstur dan metode K-Means Clustering digunakan untuk melakukan pelatihan dan pengujian citra telur. Hasil dari penelitian ini diperoleh akurasi pengenalan telur kualitas baik adalah 90% sedangkan untuk kualitas buruk adalah 80%. 2.2. Dasar Teori 2.2.1 Pengolahan Citra Digital Secara umum, pengolahan citra digital menyatakan pemrosesan gambar berdimensi-dua melalui komputer digital (Jain, 1989). Menurut Effort (2000), pengolahan citra adalah istilah umum untuk berbagai teknik yang keberadaannya untuk memanipulasi dan memodifikasi citra dengan berbagai cara (Abdul Kadir, 2013). 2.2.2 Pengenalan Pola Pengenalan pola adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara mengklarifikasikan objek ke beberapa kelas atau kategori dan mengenali

9 kecenderungan data. Biasanya subyek ini disebut dengan pattern recognition (Budi Santosa, 2007). 2.2.3 Mata Mata merupakan salah satu sistem organ indera tubuh manusia yang peka cahaya. Organ ini berfungsi sebagai indera penglihatan yang berperan untuk membedakan gelap terang, warna dan lain sebagainya. Mata memiliki beberapa bagian penting yang memiliki fungsi berbeda-beda. Setiap organ mata memiliki suatu lapisan sel-sel reseptor, suatu sistem optik (kornea, lensa,aqueous humor) untuk memusatkan cahaya pada reseptor dan sistem saraf untuk meenghantarkan ransangan dari reseptor ke otak (Guyton, 1996). 2.2.4 Iris Mata Sumber : Gambar 2.1 mata beserta bagian-bagiannya Iris mata atau selaput pelangi adalah bagian mata yang memiliki pigmen warna untuk memberikan warna pada mata. Iris terletak pada bagian depan lensa mata. Karena berperan dalam pemberian warna pada mata, iris sering disebut dengan selaput pelangi. Iris mengandung serabut membujur (radial) dan serabut otot siskuler berfungsi untuk mengatur pembesaran dan pengecilan pupil sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk, oleh karena itu iris dapat mengkerut dan dapat pula mengembang (Ilyas, 2004).

10 Sumber : Gambar 2.2 iris mata (selaput pelangi) pada mata Sistem yang akan dibangun menggunakan pemodelan Euclidean Distance dengan berdasarkan tekstur pola iris mata. Teknik analisis tekstur mengandung perhitungan unsur-unsur entropi, kontras, energi dan homogenitas. 2.2.5 Temu Kembali Citra Temu kembali citra (image retrieval) merupakan prosses untuk mendapatkan sejumlah citra berdasarkan masukan satu citra. Istilah yang lebih spesifik adalah content based image retrieval (CBIR) atau temu kembali citra berdasarkan isinya. Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh Kato pada tahun 1992 (Zhang, 2002). Awalnya, CBIR digunakan untuk mencari citra secara otomatis di dalam suatu database didasarkan pada fitur warna dan bentuk. Sejak saat itu, bermunculan berbagai sistem CBIR. Pada perkembangan selanjutnya, fitur tekstur juga dimasukkan sebagai bagian untuk melakukan pencarian citra. Prinsip temu kembali citra ditunjukkan pada gambar 2.3. Fitur sejumlah objek di dalam database. Selanjutnya, ketika suatu citra dijadikan sebagai bahan query, fitur akan dihitung setelah melalui prapemrosesan dan segmentasi. Fitur yang diperoleh dibandingkan dengan fitur semua objek yang terdapat di dalam database, melalui perhitungan jarak fitur. Hasil jarak ini sering disebut sebagai skor atau ranking. Seluruh skor diurutkan dari paling bernilai kecil ke paling

11 besar. Objek-objek yang menghasilkan skor rendah adalah citra yang mirip dengan citra query. Untuk membatasi, hanya n citra yang disajikan sebagai hasil query. Dalam hal ini, nilai n dapat ditentukan oleh sistem ataupun pengguna (Abdul Kadir, 2013). Citra Masukan Prapemrosesan dan Segmentasi Ekstraksi Fitur Database Perhitungan Jarak Fitur Pengurutan Jarak 2.2.6 Perhitungan Euclidean Distance Gambar 2.3 prinsip temu kembali citra Jarak merupakan pendekatan yang umum dipakai untuk mewujudkan pencarian citra. Fungsinya untuk menentukan kesamaan atau ketidaksamaan dua vektor fitur. Tingkat kesamaan dinyatakan dengan suatu skor atau ranking. Semakin kecil nilai ranking, semakin dekat kesamaan kedua vektor tersebut (Kadir, 2013). Pemilihan n Citra Hasil

12 Metode Euclidean merupakan metode klasifikasi tetangga terdekatnya dengan menghitung jarak antara dua buah objek, metode ini disebut juga Euclidean Distance. Jarak Euclidean dari xi ke yi secara matematika dapat ditulis : ([ ] [ ]) ( ) ( )... (2.1) Untuk menghitung jarak Euclidean dari suatu titik yang ditunjukkan oleh vector x ke titik lain yang ditunjukkan oleh vector y dapat digunakan salah satu perintah MATLAB berikut: d = norm(x-y); d = sqrt(sum(abs(x-y).^2)); 2.2.7 Ekstraksi Ciri Tekstur Citra Metode sederhana untuk mendapatkan tekstur adalah berdasarkan pada histogram. Ekstraksi ciri tekstur citra dilakukan dengan mengambil enam fitur yaitu Mean, Deviasi Standar, Skewness, Energi, Smoothness & Entropi. Dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Abdul Kadir, 2013) : 1. Mean (m) Fitur pertama yang dihitung secara statistis adalah rerata intensitas atau rerata kecerahan objek. Komponen fitur ini dihitung berdasarkan persamaan : ( )... (2.2) i = nilai aras keabuan pada citra f p(i) = nilai probabilitas kemunculan i dan L menyatakan nilai aras keabuan tertinggi

13 2. Deviasi Standar Dalam hal ini, dinamakan varians atau momen orde dua ternomalisasi karena p(i) merupakan fungsi peluang. Fitur ini memberikan ukuran kekontrasan. Definisinya : ( ) ( )... (2.3) i = nilai aras keabuan pada citra f p(i) = nilai probabilitas kemunculan i dan L menyatakan nilai aras keabuan tertinggi m = nilai rerata intensitas 3. Skewness(σ 3 ) Skewness sering disebut momen orde tiga ternomalisasi. Nilai negatif menyatakan bahwa distribusi kecerahan condong ke kiri terhadap rerata dan nilai positif menyatakan bahwa distribusi kecerahan condong ke kanan terhadap rerata. Dalam praktik nilai skewness dibagi dengan (L-1) 2 supaya ternormalisasi. Perhitungannya sebagai berikut : ( ) ( )... (2.4) i = nilai aras keabuan pada citra f p(i) = nilai probabilitas kemunculan i dan L menyatakan nilai aras keabuan tertinggi m = nilai rerata intensitas

14 4. Energi Deskriptor energi adalah ukuran yang menyatakan distribusi intensitas piksel terhadap jangkauan aras keabuan. Citra seragam dengan satu nilai aras keabuan akan memiliki nilai energi maksimum, yaitu sebesar 1. Secara umum, citra dengan sedikit aras keabuan akan memiliki energi lebih tinggi daripada yang memiliki banyak nilai aras keabuan. Energi sering disebut keseragaman. Definisinya sebagai berikut : [ ( )]... (2.5) i = nilai aras keabuan pada citra f p(i) = nilai probabilitas kemunculan i dan L menyatakan nilai aras keabuan tertinggi 5. Entropi(H) Entropi mengindikasikan kompleksitas citra. Semakin tinggi nilai entropi, semakin kompleks citra tersebut. Entropi dan energi berkecenderungan berkebalikan. Entropi juga merepresentasikan jumlah informasi yang terkandung di dalam sebaran data. ( ) ( ( ))... (2.6) i = nilai aras keabuan pada citra f p(i) = nilai probabilitas kemunculan i dan L menyatakan nilai aras keabuan tertinggi

15 6. Smoothness Properti kehalusan biasa disertakan untuk mengukur tingkat kehalusan/kekasaran intensitas pada citra. Nilai R rendah menunjukkan citra bahwa citra memiliki intensitas kasar. Di dalam menghitung kehalusan, varians perlu dinormalisasi sehingga nilainya berada dalam jangkauan [0 1] dengan cara membaginya dengan (L-1) 2. Definisinya sebagai berikut :... (2.7) = nilai deviasi standar 2.2.8 KNN (K-Nearest Neighbor) Metode K-Nearest Neighbor (K-NN) menjadi salah satu metode berbasis NN yang paling populer. Nilai k menyatakan jumlah tetangga terdekat yang dilibatkan dalam penentuan prediksi label kelas pada data uji. Dari k tetangga terdekat yang terpilih kemudian dilakukan voting kelas dari k tetangga terdekat. Kelas dengan jumlah suara tetangga terbanyaklah yang diberikan sebagai label kelas hasil prediksi pada data uji (Tan et al, 2005). Algoritama prediksi dengan K-NN : Z = (x,y ) adalah data uji dengan data x dan label kelas y yang belum diketahui. C adalah himpunan label kelas data. Hitung jarak d(x,x), jarak di antara data uji z ke setiap vektor data latih, simpan dalam D.

16 Pilih D2 D, yaitu K tetangga terdekat dari z. ( )... (2.8) I(.) menyatakan fungsi indikator perbandingan kesamaan kelas yang memberikan nilai 1 jika argumen di dalamnya benar dan nilai 0 jika argumen di dalamnya salah (Eko Prasetyo, 2014). Sintaksnya : class = knnclassify(sample, Training, Group, k, distance, rule) Parameter Sample Training Group K Distance Rule Tabel 2.2. Tabel keterangan sintak KNN Keterangan Matriks Mxr, dimana baris merupakan data uji sejumlah M, kolom merupakan fitur sejumlah r. Sample merupakan data uji yang akan diklasifikasikan ke dalam kelas. Matriks Sample harus mempunyai jumlah kolom (fitur) yang sama dengan matriks Training. Matriks Nxr yang digunakan untuk mengelompokkan baris di dalam matriks Sample. Matriks Training harus mempunyai jumlah kolom (r) yang sama dengan Sample. Stiap baris dalam matriks Training mempunyai relasi kelas pada baris yang sama pada matriks Group. Jumlah baris adalah N yang menyatakan jumlah data latih. Vector Nx1 (matriks 1 kolom) yang setiap barisnya menyatakan kelas dari baris yang sama dalam matriks Training. Jumlah tetangga terdekat yang digunakan untuk klasifikasi. Nilai default-nya adalah 1. String yang menyatakan metrik jarak yang digunakan untuk mencari tetangga terdekat, pilihannya : euclidean, jarak Euclidean (default) cityblock, jarak Manhattan atau jumlah absolut perbedaan nilai antar fitur cosine, jarak 1-cos (sudut antara 2 titik) correlation, jarak 1-korelasi di antara titik (nilai sekuen) hamming, jarak prosentase bit yang berbeda (cocok untuk data biner) String untuk menetapkan aturan dalam memutuskan bagaimana mengklasifikasikan Sample, pilihannya : nearest, aturan mayoritas pada titik terdekat (default) random, aturan mayoritas pada titik secara acak consensus, aturan kesepakatan