Optimalisasi Tekanan Cetak Komposit Clay Brick menuju kualitas Standar Nasional Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA KOMPOSIT LEMPUNG/SILIKA RHA TERHADAP SIFAT FISIS (APLIKASI PADA BATA MERAH)

KUAT TEKAN (COMPRESSION STRENGTH) KOMPOSIT LEMPUNG/PASIR PADA APLIKASI BATA MERAH DAERAH PAYAKUMBUH SUMBAR. Oleh :

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN MEKANIS BATA

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK DALAM PEMBUATAN BETON RINGAN NON PASIR RAMAH LINGKUNGAN

BAB III LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

VARIASI TANAH LEMPUNG, TANAH LANAU DAN PASIR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATU BATA. Elianora*), M. Shalahuddin, Aljirzaid

PEMANFAATAN LIMBAH PECAHAN KERAMIK TERHADAP BERAT JENIS DAN KUAT TEKAN PADA BETON RINGAN RAMAH LINGKUNGAN

Pengaruh Persentase Serat Sabut Pinang (Areca Catechu L. Fiber) dan Foam Agent terhadap Sifat Fisik dan Mekanik Papan Beton Ringan

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. murah maka kebutuhan akan perumahan atau tempat tinggal, gedung

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

METODE PENELITIAN. Pada penelitian paving block campuran tanah, fly ash dan kapur ini digunakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak

Batu bata yang beredar dipasaran belum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

BAB III LANDASAN TEORI

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

STUDI ESKPERIMENTAL SETTING TIME BETON MUTU TINGGI MENGGUNAKAN ZAT ADIKTIF FOSROC SP 337 & FOSROC CONPLAST R

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah berbutir halus yang. diambil dari Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur, Metro.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMANFAATAN ABU KULIT KAKAO UNTUK PEMBUATAN BATU BATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gravitasi Vol. 14 No.1 (Januari-Juni 2015) ISSN: ABSTRAK

MANFAAT PENAMBAHAN KARBON DARI MATERIAL LIMBAH PADA BATU BATA TRADISIONAL. The Benefits Of Additional Carbon From Waste Materials In Traditional Brick

PENGARUH VARIASI BENTUK PAVING BLOCK TERHADAP KUAT TEKAN

Simposium Nasional RAPI XIII FT UMS ISSN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH AIR LIMBAH PADA ADUKAN BETON TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING DENGAN PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI, JERAMI, DAN FLY ASH

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GERGAJI KAYU JATI TERHADAP KUAT TEKAN KUAT LEKAT DAN ABSORFSI PADA MORTAR SEMEN. Oleh : Dedi Sutrisna, M.Si.

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.

PENENTUAN KUALITAS PAVING BLOCK BERDASARKAN SIFAT FISIS VARIASI CAMPURAN PASIR DAN SEMEN. Yon Fajri, Riad Syech, Sugianto

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

Potensi Lumpur Lapindo Sebagai Bahan Baku Tambahan Pembuatan Batu Bata

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

SIFAT FISIK DAN KEKUATAN BENDINGPADA KOMPOSIT FELDSPAR-KAOLINE CLAY

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANALISIS SIFAT FISIS DAN MEKANIK PAPAN KOMPOSIT GIPSUM SERAT IJUK DENGAN PENAMBAHAN BORAKS (Dinatrium Tetraborat Decahydrate)

ANALISA PERBANDINGAN KUAT DESAK BATU BATA DARI TANAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR DENGAN BATU BATA DARI TANAH LIAT YANG BERASAL DARI PROPINSI JAMBI

PEMANFAATAN LIMBAH ASBES UNTUK PEMBUATAN BATAKO (141M)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH WAKTU PEMERAMAN TERHADAP NILAI CBR TANAH LEMPUNG YANG DISTABILISASI DENGAN ABU SERBUK KAYU

STUDI PEMANFAATAN SERBUK GERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN TAMBAH CAMPURAN BATAKO

BAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

Lampiran. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

PENGARUH PENAMBAHAN TUMBUKAN LIMBAH BOTOL KACA SEBAGAI BAHAN SUBTITUSI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR BETON

PENENTUAN KUALITAS BATU BATA MERAH BERDASARKAN KONDUKTIVITAS TERMAL

PENGARUH PENAMBAHAN PECAHAN KERAMIK PADA PEMBUATAN PAVING BLOCK DITINJAU DARI NILAI KUAT TEKAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

UJI KUALITAS TANAH LEMPUNG DAN BATU BATA MERAH GAREGEH BUKITTINGGI

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diantaranya : 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Jl. A Yani No. 200 Pabelan Kartasura Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT

PERBAIKAN KARAKTERISTIK BATU BATA LEMPUNG DENGAN PENAMBAHAN ABU TERBANG

PEMANFAATAN LIMBAH KULIT KOPI SEBAGAI AGREGAT CAMPURAN BETON RINGAN MATERIAL WALL/FLOORING

Analisa Kuat Tekan Mortar Geopolimer Berbahan Abu Sekam Padi dan Kapur Padam

STANDAR PENGUJIAN KUALITAS BATA PENGGANTI

PENGARUH PERSEN MASSA HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

BAB I PENDAHULUAN. bahan terpenting dalam pembuatan struktur bangunan modern, khususnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. & error) untuk membuat duplikasi proses tersebut. Menurut (Abdullah Yudith, 2008 dalam lesli 2012) berdasarkan beratnya,

PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH BATU BATA SEBAGAI SEMEN MERAH TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK MORTAR

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

PEMANFAATAN LIMBAH GAS KOLEKTOR HASIL PENGOLAHAN LOGAM PT. KRAKATAU STEEL CILEGON SEBAGAI BAHAN CAMPURAN CONBLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4 Institut Teknologi Padang (ITP, Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 http://eproceeding.itp.ac.id/index.php/pimimd2017 Optimalisasi Tekanan Cetak Komposit Clay Brick menuju kualitas Standar Nasional Indonesia Ade Indra 1, *, Edison 1, Hendri Nofrianto 2 1 Teknik Mesin, Institut Teknologi Padang Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang, Indonesia 2 Teknik Sipil, Institut Teknologi Padang Jalan Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang, Indonesia *Correspondence should be addressed to adeindra@itp.ac.id Abstrak Clay Brick atau yang dikenal dengan sebutan bata merah adalah salah satu bahan bangunan yang berfungsi sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada di atasnya seperti rumah sederhana dan pondasi, jika bata merah yang digunakan kekuatannya tidak memenuhi standar baik pada SNI maupun standar lainnya, maka akan sangat berbahaya bagi keselamatan manusia yang tinggal di bangunan tersebut. Dari hasil penelitian kami sebelumnya banyak ditemukan bata merah yang tidak berkualitas karena belum tepat dalam proses pembuatannya. Bata Merah adalah merupakan golongan material keramik yang harus bersifat keras dan tidak boleh hancur bila terkena air. Proses pembuatan bata merah harus mendapatkan perhatian yang serius terutama dalam proses pencetakan. Tujuan jangka panjang yaitu tersedianya bahan bangunan khususnya bata merah yang berkualitas dari segi fisik dan mekaniknya dengan harga yang murah, sehingga terciptanya pengadaan perumahan yang berpihak kepada masyarakat golongan bawah. Target khusus yang ingin dicapai adalah untuk menciptakan produk bata merah yang memenuhi standar SNI dan merupakan salah satu bahan bangunan yang ramah terhadap gempa. Metode untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan menciptakan komposit lempung/silika RHA yang diaplikasikan langsung pada produk bata merah home industry. Pengujian lanjut ini lebih menfokuskan untuk mendapatkan tekanan pencetakan yang optimal, maka dalam penelitian ini dibuat beberapa fariasi tekanan pencetakan (0.5; 0.7; 0.9; 1.1; 1.3; 1.5 MPa. Proses pembuatan komposisi dan temperatur pembekaran disesuaikan dengan hasil penelitian kami sebelumnya. Hasil yang diperoleh sebagai berikut, ditinjau dari segi sifat mekanik yaitu Compressive Strength meningkat seiring panambahan tekanan pencetakan dari 47,07 kg/cm 2 menjadi 64,24 kg/cm 2, terjadi peningkatan 36% (bata menjadi lebih kuat. Ditinjau dari segi sifat fisis yaitu Densitas meningkat dari 2,29 gr/cm 3 menjadi 2,33 gr/cm 3, terjadi peningkatan (porositas menjadi lebih kecil, relative density meningkat dari 88,68% menjadi 90,49%. Untuk Suction rate turun dari 21,98 gr/dm 2 /mnt menjadi 13,30 gr/dm 2 /mnt hal ini menunjukkan penyerapan air menjadi lebih kecil. Hasil yang diperoleh telah memenuhi persyaratan pada SNI. Kata kunci: Compressive Strength, suction rate, tekanan cetak, komposit, lempung, silika RHA, bata merah 1. Pendahuluan Clay Brick atau Bata merah merupakan bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipergunakan oleh masyarakat yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pabrik yang dibangun masyarakat untuk memproduksi bata merah. Penggunaan bata merah banyak digunakan untuk aplikasi teknik seperti dinding pada bangunan perumahan, bangunan gedung, pagar, saluran dan pondasi. Bata merah umumnya dalam konstruksi bangunan memiliki fungsi sebagai bahan non-struktural dan juga bisa sebagai struktural. Sebagai fungsi struktural, bata dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi. Dalam pembangunan perumahan khususnya bagi kalangan masyarakat kecil, bahwa bata merah masih merupakan pilihan utama. Saat ini memang sudah ada dijual dipasaran bata ringan yang sering disebut bata Autoclaved Aerated Concrete (AAC, namun penggunaanya masih terbatas pada kalangan masyarakat menegah keatas, pihak swasta, dan pemerintahan yang mempunyai dana lebih dalam pembangunan perumahan maupun gedung. Bagi masyarakat kecil itu bukan pilihan mereka, karena harga bata AAC tersebut jauh lebih mahal dibanding dengan pilihan menggunakan bata merah, sebagai 2017 ITP Press. All rights reserved. DOI 10.21063/PIMIMD4.2017.27-26

28 perbandingan bahwa bata AAC dijual per m 3 diatas Rp 750.000, untuk material dinding dengan ukuran 20x60 cm dan tebal 10 cm, berarti 1 m 3 terdiri dari 83 bata ringan, berarti harga satu buah bata ringan lebih kurang Rp 7.850, sedangkan untuk pemasangan dinding 1 m 2 membutuhkan 8,5 bata AAC atau senilai Rp 66.725 [1]. Sedangkan jika dibandingkan dengan penggunaan bata merah dengan harga Rp 500,- per bata, maka untuk pemasangan dinding 1 m 2 membutuhkan 60 batu bata atau senilai Rp 30.000,-. Dari perbandingan tersebut di atas, bahwa dengan pemasangan dinding mengunakan bata merah harganya jauh lebih murah, bata merah masih menjadi pilihan bagi masyarakat kecil dalam pembangunan perumahannya. Sumatera Barat terletak dibagian pantai barat pulau Sumatera yang beberapa tahun terakhir ini sering dilanda bencana gempa bumi dengan skala yang cukup tinggi. Gempa yang terjadi pada tahun 2005, 2007 dan terakhir 30 September 2009 dengan skala 7,9 SR yang membuat sebagian besar rumah penduduk, perkantoran dan bangunan lainnya rusak berat. Salah satu kerusakan yang banyak terjadi pada bangunan adalah pada bagian dinding yang terbuat dari bata merah. Pada konstruksi bangunan, bata merah dipakai sebagai penyangga atau pemikul beban yang ada diatasnya, seperti pada konstruksi rumah sederhana dan pondasi, jika bata merah yang digunakan kekuatanya tidak memenuhi standar baik pada SNI maupun standar lainnya, maka akan sangat berbahaya bagi keselamatan manusia yang tinggal dibangunan tersebut [2]. Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama, bagaimana membuat dan memproses bata merah yang berkualitas sesuai dengan SNI [3]. Dari hasil pengamatan kami pada home industri bata marah daerah Payakumbuh Sumatera Barat, ada tiga kelemahan dalam pembuatannya yaitu: 1 Komposisi bahan yang dipakai kurang memadai untuk batu merah yang berkualitas. 2 Proses pencetakan. 3 Temperatur pembakaran dengan bahan bakar sekam padi sangat rendah (600 o C yang semestinya harus mencapai 1000 o C. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menemukan solusi pada masalah tersebut di atas, agar bata merah yang dihasilkan memenuhi kualitas standard dan tergolong bahan bangunan yang ramah gempa [4]. Pada makalah ini difokuskan pada poin nomor 2 yaitu meneliti mengenai tekanan saat pencetakan, sehingga diperoleh tekanan cetak Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang yang optimum untuk menghasilkan kualitas bata yang memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI. 2. Metodologi Bata merah pejal untuk pasangan dinding adalah bahan bangunan yang berbentuk prisma segi empat panjang, pejal atau berlubang dengan volume lubang maksimal 15% dan digunakan untuk kondtruksi dinding bangunan, yang dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa dicampur bahan aditif dan dibakar pada suhu tertentu [5]. Secara singkat mengenai metode atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian sebagai berikut: Proses pengambilan Sampel Lempung terdiri dari partikel mikroskopis dan sub-mikroskopis yang berbentuk lempengan pipih dan merupakan partikel mika, mineral lempung, dan mineral-mineral lain yang sangat halus dengan ukuran 0,002 mm. Penggunaan lempung untuk pembuatan batu bata, harus diperhatikan beberapa hal yaitu [6]: (a memenuhi sifat plastis dan kohesif, sehingga dapat mudah dibentuk. Lempung yang memiliki nilai plastis yang tinggi dapat menyebabkan batu bata retak atau pecah saat dibakar, (b lempung harus mempunyai kemampuan kering tinggi dan susut kering rendah (maksimum 10%, (c tidak boleh mengandung butiran kapur dan kerikil lebih besar dari 5 mm, (d lempung berpasir akan menghasilkan produk batu bata yang lebih baik jika dibandingkan dengan penggunaan lempung murni [7-8]. Pengambilan material untuk pembuatan sampel uji bata merah dilakukan langsung di tempat pembuatan bata merah home industry kelurahan Koto Panjang, Lamposi Tigo Nagori, Payakumbuh. Material terdiri dari tanah lempung yang telah dicampur dengan pasir putih dengan komposisi 2;1 yang telah dicampur dan diaduk terlebih dahulu (sebagai matrix, sedangkan untuk material tambahan digunakan silika RHA yang merupakan limbah hasil pembakaran batu bata itu sendiri dengan bahan bakar sekam padi. Pembuatan sampel uji Pada proses ini diawali dengan pencampuran material komposit pada komposisi yang telah ditentukan. fariasi komposisi komposit dibuat dengan pencampuran antara matrix dengan bahan tambah berdasarkan perbandingan persen

Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 29 volume [2]. Air dipakai untuk proses reaksi pengikatan material dalam pembuatan batu bata. Supaya batu bata mudah dicetak, perlu penambahan air pada kadar tertentu. Dalam pembuatan batu bata lempung, penambahan kadar air ditandai dengan tidak adanya penempelan lempung pada telapak tangan. Proses selanjutnya melakukaan pencetakan bata merah dengan ukuran sampl uji 5x5x5 cm dengan memfariasikan tekanan cetak: 0.5; 0.7; 0.9; 1.1; 1.3; 1.5 MPa. Selanjutnya dilakukan proses pegeringan tanpa terkena sinar matahari langsung. Proses sintering atau pembakaran sampel dilakukan dengan metode yang telah dikembangkan pada penelitian sebelumnya dengan bahan bakar sekam padi [3]. Temperatur pembakaran secara signifikan mempengaruhi sifat sifat yang dihasilkan, dan temperatur pembakaran adalah salah satu kunci untuk memodulasi sifat-sifat pada batu bata tanah liat [7]. Proses pembuatan sampel uji mulai dari pencetakan sampai pada benda uji dapat dilihat pada gambar 1. dalam fluida (gr dan fluida (gr/cm 3 sampel air timbangan Gambar 2. Skema uji densitas f adalah densitas sampel Uji Suction Rate Salah satu sifat bata yang mempengaruhi pekerjaan konstruksi adalah daya serap air. Daya serap air harus dikontrol, untuk mencegah kehilangan air dari mortar. Daya serap air maksimum yang disyaratkan untuk batu bata adalah 20 gr/dm²/menit, apabila nilai suction rate bata lebih besar dari yang disyaratkan, maka batu bata tersebut perlu direndam dalam air sebelum dipasang [4]. Dihitung dengan persamaan 2: a b c W Wk SR A b 1 menit (2 Proses pengujian ditunjukkan pada skema pengujian seperti pada Gambar 3. ditimbang kering Penyerapan air pada permukaan bawahbawah ditimbang basah d e Gambar 1. Proses pembuatan sampel uji, a Pencetakan, b Pengeringan, c Pembakaran, d Pembentukan, e Sampel uji Uji Densitas Densitas teoritis untuk fasa tunggal dapat ditentukan atau dipedomani dari sumber literatur yang ada, sedangkan densitas aktual fasa tunggal maupun komposit diuji dengan menggunakan teori Archimedes [6]. Wu (1 W W f u f Dimana adalah densitas (gr/cm 3, W u adalah berat di udara (gr, W f adalah berat Gambar 3. Skema Pengujian Suction Rate Uji Penyerapan Air (Water Absorption Sesuai dengan syarat mutu yang ditetapkan oleh SNI 15-2094-2000, bahwa penyerapan air maksimum bata merah pejal untuk pasangan dinding adalah 20%. Uji penyerapan air dilakukan dengan prosedur yang ditetapkan SNI 15-2094-2000, dan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut [5] PA A B x100% B (3

30 Uji Kuat Tekan (Compressive Strength Sebelum melakukan pengujian, sampel uji kuat tekan diratakan permukaannya dengan menggunakan amplas, agar plat tekan mesin uji menempel dengan rata pada seluruh permukaan benda uji, kemudian sampel diukur kembali dimensi panjang dan lebar sehingga dapat dihitung luas penampang yang tertekan oleh mesin uji. Pengujian kuat tekan dilakukan dengan mesin uji Universal Testing Machine dengan program travezium2. Nilai kuat tekan ditentukan dari rata-rata hasil pengujian dengan persamaan 4: Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang udaradengan temperatur yang dihasilkan Gambar 6. Hubungan antara lama pembakaran F c A (4 dengan temperatur pembakaran Poses pengujian kuat tekan dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Proses pengujian kuat tekan dengan menggunakan universal Testing machine 3. Hasil dan Pembahasan Dari hasil penelitian yang mencakup proses pencetakan, pengeringan, pembakaran, pembuatan sampel uji dan pengujian dapat diuraikan sebagai berikut. Proses Pembakaran Pembakaran sampel uji mengacu pada rekomendasi penelitian sebelumnya, yaitu dengan menggunakan temperatur pembakaran pada kisaran 930 o C, dengan kecepatan tiupan udara pembakaran 0,25 m/s dengan menggunakan dapur pembakaran yang telah dibuat sebelumnya. Berikut data hasil pengujian: Dengan penambahan udara pada proses pembakaran, temperatur meningkat dengan sangat signifikan jika dibandingkan pada pembakaran tanpa diberi tiupan udara. Kenaikan temperatur diduga karena terjadinya pembakaran yang lebih sempurna yaitu terjadi keseimbangan antara bahan bakar dengan udara. Hal ini terjadi pada tiupan udara 0,25 m/s; 0,5 m/s dan 0,75 m/s (temperatur yang dihasilkan memenuhi syarat sintering untuk bahan lempung. Dari penelitian sebelumnya direkomendasikan pada tiupan udara 0,25 m/s, karena menghasilkan bentuk dan warna bata yang baik [3]. Densitas dan relative density Pengujian densitas menggunakan prinsip teori archimedes, hasil dapat dilihat pada table 2, gambar 7 dan 8 dibawah ini, dan nilai densitas dihitung dengan menggunakan persamaan 1. Tekanan cetak (MPa Tabel 2. Data uji densitas Densitas (gr/cm 3 Relative Density (% 0.5 2.29 88.68 0.7 2.30 88.98 0.9 2.30 89.11 1.1 2.30 89.22 1.3 2.31 89.63 1.5 2.33 90.49 Gambar 7. Hub densitas dengan tekanan cetak Tabel 1. Temperatur pembakaran Kec.Tiupan Udara (m/s Temp.maksimum ( 0 C 0 498,3 0,25 934,7 0,50 964,3 0,75 1.035 1,00 824,0 Gambar 5. Hubungan antara kecepatan tiupan

Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 31 Gambar 8. Hub relative density dengan tekanan cetak Hasil pengujian densitas dan perhitungan relative density yang dapat dilihat pada Gambar 7 dan 8, dimana uniaxial pressing dalam pencetakan batu bata nampak dengan jelas memberikan pengaruh terhadap kulitas. Tekanan pencetakan difariasikan mulai dari 0,5 MPa sampai dengan 1,5 MPa, metode dan temperatur pembakaran mengacu kepada hasil penelitian tahun lalu (2013. Ikatan partikelpartikel batu bata mengalami perubahan bentuk yang saling mengisi pori-pori, sehingga kekuatan batu bata menjadi meningkat. Batu bata hasil pembakaran yang sempurna akan berwarna merah tua serta mengeluarkan suara nyaring apabila dipukul. Dari hasil pengujian densitas pada variasi penekanan pencetakan 0,5 MPa di dapat nilai yg minimum yaitu 2.29 gr/cm 3 dan terus mengalami kenaikan pada variasi penekanan berikutnya samapai pada variasi penekanan 1,5 MPa, dengan nilai 2.33 gr/cm 3. Grafik juga menujukan tren kenaikan nilai, sehingga dapat disimpulkan penambahan variasi penekanan pencetakan berdampak pada hasil densitas yang terus mendekati nilai densitas teoritis dari bahan komposit bata merah yang dibuat. Untuk grafik relative density, perbandingan antara densitas teoritis dan densitas actual terus mengalami peningkatan persentase dari variasi penekanan pencetakan 0,5 MPa sampai dengan 1,5 MPa, yang artinya hasil dari nilai densitas actual mendapatkan hasil yang baik yaitu di atas 80 % dan terus mengalami peningkatan pada tiap-tiap variasi penekanan pencetakan. Pada tekanan pencetakan 1,5 MPa persentasenya yaitu 90.49 %. Suction rate dan penyerapan air Sampel yang telah di sintering (dibakar dilakukan pengujian suction rate. Proses tersebut dengan melakukan penimbangan sampel pada keadaan kering, kemudian dilakukan perendaman permukaan sampel sedalam 1 cm kedalam permukaan air, dengan fariasi lama perendaman 3 dan 4 menit. Kemudian sampel diangkat dan dilakukan penimbangan basah setelah terjadi penyerapan air. Selanjutnya data yang didapat dihitung menggunakan persamaan section rate pada persamaan 2. Teknik pengujian dapat dilihat Gambar 2. Salah satu sifat bata yang berpengaruh terhadap kekuatan pekerjaan bangunan adalah daya serap air (suction rate. Daya serap air harus dikontrol untuk mencegah kehilangan air dari adukan yang sedang di gunakan dalam pemasangan. (a (c (b (d Gambar 9 pengujian Suction Rate, (a dan (b perendaman sampel dalam air, (c penimbangan sampel kering, (d penimbangan sampel basah Data yang didapatkan sangat penting untuk mengetahui apakah sampel yang telah di uji mempunyai suction rate atau daya serap air yang sesuai dengan SNI. Kualitas batu bata salah satu ditentukan oleh besar kecilnya suction rate. Tabel 3. hasil pengujian suction rate Tekanan cetak Rerata Suction Rate (g/dm 2 /min (MPa 3 min 4 min 0.5 21.98 13.23 0.7 15.01 16.98 0.9 13.30 7.73 1.1 10.56 8.85 1.3 12.34 14.06 1.5 11.26 11.63 Gambar 10. hubungan suction rate dengan Tekanan cetak

32 Tabel 4. Hasil pengujian penyerapan air Pressure in mold Average (Mpa Water Absorption (% 0.5 23.59 0.7 23.90 0.9 23.90 1.1 23.51 1.3 23.60 1.5 23.17 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Gambar 12 menunjukkan F adalah gaya dari UTM (Universal testing machine yang menekan sampel uji. Nilai dari F akan diketahui dari mesin uji tekan. Kerataan sampel sangat diperhatikan pada saat melakukan pengujian untuk mendapatkan nilai uji tekan yang akurat. Sampel uji berbentuk kubus dengan ukuran 5cm x 5cm x 5cm. setelah gaya menekan sampel uji, maka nilai uji tekan akan dapat diketahui dari UTM (Universal testing machine dan juga nilai kuat tekan dapat dihitung dengan cara membagi gaya tekan dengan luas penampang dari sampel uji. Gambar 11. hubungan penyerapan air vs Tekanan cetak Penyerapan air seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4 gambar 11, bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara penyerapan air dengan variasi tekanan pencetakan, ini diduga masih adanya retak-retak halus pada benda uji yang kemungkinan disebabkan oleh kualitas dari material komposit Kuat Tekan (compressive strength Kuat tekan adalah salah satu parameter yang digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kemampuan suatu material untuk menerima beban hingga material itu retak dan pecah. Uji kuat tekan dilakukan menggunakan mesin UTM (Universal Testing Machine. Luas penampang dari sampel yang diuji adalah bidang yang bersentuhan langsung dengan beban. Bidang yang diberi beban harus mempunyai penampang yang datar, agar beban yang diberikan menekan seluruh bidang dari sampel uji. Juga bidang yang menerima beban adalah bidang yang menerima uniaxial pressing pada saat pencetakan. F Gambar 12. skema uji kuat tekan pada sampel uji Gambar 13. Proses Uji Kuat Tekan dengan UTM Tabel 5. Hasil pengujian kuat tekan No Tekanan Cetak (Mpa Kuat Tekan (kg/cm2 1 0.5 47.07 2 0.7 46.20 3 0.9 64.24 4 1.1 63.02 5 1.3 61.43 6 1.5 59.48 Gambar 14. hubungan kuat tekan dengan tekanan cetak Dari data hasil pengujian pada tabel 5 dan Gambar 14 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata pengujian kuat tekan (compressive strength meningkat seiring dengan penambahan tekanan disaat pencetakan. Dilihat dari garfik, bahwa dengan fariasi tekanan cetak 0,5 dan 0,7 nilai kuat tekan masih dibawah standar minimal SNI 15-2094- 2000 yang ditunjukkan dengan garis horizontal warna merah, untuk tekanan cetak 0,9 sampai dengan 1,5 sudah menunjukkan kuat tekan yang baik dan sudah diatas standar minimal

Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 33 yang disyaratkan oleh SNI 15-2094-2000 seperti yang diperlihatkan pada table 6. Dari hasil pengujian dapat dirumuskan bahwa tekanan cetak 0,9 atau 1,0 MPa sudah menghasilkan nilai kuat tekan yang baik yaitu lebih kurang 64,24 kg/cm 2, dan sepertinya sudah menunjukkan tekanan cetak yang optimal. Lebih lanjut untuk menaikkan kualitas dari segi nilai kuat tekan, perlu studi lanjutan yang mengkaji mengenai kualitas material tanah liat yang digunakan dan proses pembakarannya yang memenuhi standar temperatur untuk bahan dasar tanah liat. Tabel 6. Kuat tekan dan koefisien variasi bata merah pejal untuk pasangan dinding Pada pengujian ini, hubungan kuat tekan dengan suction rate saling mendukung, dimana nilai kuat tekan yang semakin tinggi akan memperlihatkan penurunan nilai pada daya serap airnya. Nilai kuat tekan dan suction rate akan berbanding terbalik, tetapi hubungan nilai kuat tekan dengan densitas akan menunjukkan tren yang sama. 4. Simpulan Dari hasil pengujian densitas, bahwa semakin tinggi tekanan pencetakan maka nilai densitas juga semakin tinggi, dimana nilai maksimum pada tekanan pencetakan 1,5 MPa dengan densitas 2.33 gr/cm 3 dan relative density 90.49 % Pengujian suction rate, bahwa nilai yang di syaratkan SNI yaitu 20 gr/dm 2 /menit telah terpenuhi untuk semua variasi tekanan pencetakan. Untuk itu sebelum pemasangan bata sebagai dinding atau bahan konstruksi lainya harus direndam selama lebih kurang tiga menit. Hasil uji kuat tekan tertinggi adalah 64,24 Kg/cm 2 pada variasi tekanan pencetakan antara 0,9 dan 1 MPa. sedangkan kenaikan nilai kuat tekan dengan penambahan variasi tekanan pencetakan sampai 0,9 MPa adalah lebih kurang 36%. Nilai kuat tekan ini telah memenuhi standar SNI 15-2094-2000. Ucapan Terimakasih Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Ristek dan Dikti, yang telah membiayai penelitian ini dalam skim Penelitian Produk Terapan tahun anggaran 2016 dan 2017 Kopertis Wilayah X, yang telah membantu secara adminitrasi pada penelitian ini LP2M, Institut Teknologi Padang, yang telah membantu secara administrasi pada penelitian ini dengan kontrak No. 1218/27.O10.4.2/PN/2016 dan No. 534/27.O10.4.2/PN/2017 Laboratorium Teknik Mesin, Institut Teknologi Padang, yang telah membantu dalam fasilitas dan peralatan Seluruh anggota peneliti dan pihak-pihak terkait yang telah membantu jalannya penelitian ini Referensi [1] Hakiki MG, 2008, Bata Ringan/Beton Aerasi/Hebel/AAC, http://hakikigravila.wordpress [2] Indra A, Nurzal, Nofrianto H, Pengembangan pembuatan komposit lempung/silika RHA ditinjau dari sifat fisis dan mekanis untuk aplikasi bata merah, prosiding seminar nasional, Resatek-II-2012, ISSN 2087-2526 [3] Indra A, Pengembangan metode pembuatan silika dari sekam padi serta kajian sifatnya dalam rangka pendayagunaan limbah untuk material keramik, prosiding seminar nasional teknologi 2011, PIMIMD [4] PEDC. Teknologi bahan, Bandung. 1983 [5] SNI 15-2094-2000. Bata merah pejal untuk pasangan dinding. ICS 91.100.20 [6] Barsoum M. Fundamental of ceramics, United States: The Mc Graw Hill Companies Inc, 1997 [7] Karaman S, Ersahin S, Gunal H. Firing temperature and firing time influence on mechanical end physical properties of clay bricks. Journal of scientific and industrial research. Vol. 65. Feb 2006, PP. 153-159 [8] Hartono JMV, 1990, Teknologi bahan Bangunan Bata dan Genteng, Balai Penelitian Keramik, UGM