BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 dinyatakan sebagai upaya membina

BAB I PENDAHULUAN. Masa sekarang ini, pendidikan berbasis religius merupakan sebuah motivasi hidup sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup. terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dicontohkan oleh Rasulullah SAW, karena dengan akhlak-nya yang mulia beliau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. bimbingan atau pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap peserta didik

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. perubahan tingkah laku tersebut, seorang siswa dituntut untuk mencapai hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kurang menyenangkan, duduk berjam-jam mendengarkan guru menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. jangka waktu tertentu. Bila anak didik sudah mencapai pibadi dewasa susila,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga pendidikan mampu mencetak sumber daya manusia yang handal tidak hanya secara

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sebagai mata pelajaran wajib di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Aturan tersebut dapat kita lihat aplikasinya dalam jalur pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai dua pengertian, yaitu pengertian yang bersifat umum dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai problematika remaja yang terjadi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

PENGARUH PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS VII SMP 2 KISMANTORO TAHUN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda agar melanjutkan kehidupan dan cara hidup mereka dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. mengembangakan kegiatan belajar siswa. Hal ini mengandung pengertian bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I LATAR BELAKANG. kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmaniahnya, pikiran-pikirannya,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. diutuslah para Nabi dan Rasul. Semua Rasul tersebut diajarkan melalui wahyu-nya

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadian dan kemampuan belajar baik dari segi kognitif,

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah peradaban manusia terlihat jelas bahwa kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Di negara kita Indonesia pendidikan formal seperti sekolah adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Soetjipto. Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, hlm. 59 Ibid, hlm. 60

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. mengalami goncangan jiwa (tingkat menengah). 2

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

globalisasi telah mengakibatkan dekadensi moral yang demikian hebat (Aziz. terlarang semakin dekat dengan kehidupan manusia dewasa ini.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang paling dominan dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan

BAB III PENYAJIAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. proses pembangunan nasional. Senada dengan isi undang-undang RI No. 20

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. dalam kelompok yang anggotanya terdiri dari 4-6 orang, dalam kelompok kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. peran di lingkungannya secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. maju mundurnya suatu bangsa terletak pada baik tidaknya karakter dan akhlak

PENDAHULUAN. begitu pun keterkaitannya dengan Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul-Nya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cerita atau jalan untuk mengembangkan dan mengarahkan dirinya menjadi sosok manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan sempurna. Dengan pendidikan, manusia dapat mengembangkan kepribadian baik jasmani maupun rohani ke arah yang lebih baik dalam kehidupannya, sehingga semakin maju suatu masyarakat maka akan semakin penting pula adanya pendidikan bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. 1 Bersamaan dengan itu Islam memandang pendidikan sebagai dasar utama seseorang diutamakan dan dimuliakan. Hal ini sebagaimana firman Allah Swt dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi : Dalam pelaksanaan pendidikan pemerintah telah mengupayakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran Nasional yang diatur dalam undangundang. Untuk itu pemerintah memberikan hak pada warganya untuk mendapatkan pengajaran dan pendidikan ini dimulai dari lingkungan keluarga sebagai Lembaga pendidikan, kemudian pendidikan di lingkungan masyarakat 1 Fuad Hasan, Dasar-Dasar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), hal 2

2 sebagai pendidikan nonformal, oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. 2 Dalam keseluruhan proses pendidikan (dalam hal itu di Sekolah atau Madrasah), kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh murid sebagai anak didik. 3 Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal oleh manusia, sejak manusia ada sebenarnya mereka telah melakukan aktifitas belajar, oleh karena itu kiranya tidak berlebihan jika dikatakan bahwa kegiatan belajar itu ada sejak adanya manusia. 4 Belajar merupakan suatu proses perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya di dalam memenuhi kehidupannya. Aktifitas belajar bagi kegiatan individu tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar, terkadang lancar dan terkadang tidak, terkadang dapat menangkap dengan cepat apa yang dipelajarinya, terkadang amat sulit, demikian antara lain kenyataan yang kita jumpai pada anak didik dalam kehidupan sehari-hari dalam kaitannya dengan aktifitas belajar. Setiap individu memang tidak ada yang sama, perbedaan individual ini pula yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya, itulah yang disebut dengan kesulitan belajar. Sehubungan dengan ini, bahwa pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi umat manusia, sebagaimana perkembangan dan perwujudan diri bagi pembangunan Bangsa dan 2 Abu Ahmadi, ct, al, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 59. 3 Abu Ahmadi, Widodo Supriyono, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), 14. 4 Ali Imron, Belajar Dan Pembelajaran, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1996), 2.

3 Negara serta Agama. Yang mana pendidikan dapat diperoleh secara formal (Sekolah) maupun nonformal (luar Sekolah). Di dalam lingkungan Sekolah terdapat bidang studi pendidikan Agama Islam yang bertujuan : Untuk meningkatkan keimanan, penghayatan, pemahaman dan pengamalan siswa tentang Agama Islam menjadi manusia Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berahklak mulia dalam kehidupan pribadi, masyarakat berbangsa dan bernegara, serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih baik. 5 Di samping itu pendidikan Sekolah bertujuan untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang positif (tingkah laku dan sikap) dalam diri murid yang sudah berkembang menuju kedewasaan. 6 Sehingga anak didik dapat mewujudkan dirinya dan dapat berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan kebutuhan masyarakat. 7 Profil seorang pendidik sebagai personil yang menduduki posisi strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia dituntut untuk terus mengikuti perkembangan konsep-konsep baru dalam dunia pengajaran. Guna mencapai dunia pendidikan itu sendiri, dalam hal ini tentunya diperlukan suatu cara untuk mencapai tujuan pendidikan yang dimaksud yaitu metode mengajar. Sehubungan dengan ini mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diajarkan kepada siswa Sekolah Dasar bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar dan diharapkan memiliki kemampuan untuk mengetahui ilmu tersebut dan mengamalkan perilaku terpuji dengan bimbingan guru agama Islam di sekolah. 1995). 5 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Petunjuk Tehnik Mata Kuliah PAI, (Jakarta: TP, 6 WS. Winkel, S.J. M. Sc, Psikologi Pengajaran, (Jogiakarta: Media Abadi, 1991), 10. 7 S.C. Utami Munandar, Pengembangan Anak Kreatif Anak Berbakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2002), 6.

4 Dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai metode dan pendekatan, dan salah satu pendekatan yang dapat dipilih adalah metode sosiodrama dengan pokok bahasan yang sedang diajarkan. Berdasarkan penjajakan penulis Penelitian Tindakan Kelas yang penulis lakukan di Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala melalui metode sosiodrama. Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala biasanya pembelajaran Pendidikan Agama Islam diberikan materi-materi pokok pelajaran baik dengan bacaan, tulisan maupun berbagai bentuk pemahaman materi. Sedangkan untuk proses belajar di luar kelas dilakukan dengan memberikan tugas agar siswa terbiasa belajar mandiri serta mampu memahami dan menguasai materi pelajaran yang telah disampaikan di sekolah. Namun kenyataan yang ditemui nilai hasil belajar siswa kelas VI adalah 6,0 di bawah rerata 7,5 standar ketuntasan belajar yang ditetapkan kurikulum. Kenyataan ini diasumsikan sebagai belum diterapkannya strategi mengajar yang mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa belajar. Kenyataan yang dihadapi di kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam tentang materi meneladani perilaku terpuji Abu Bakar dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan peserta didik oleh sebagian siswa masih belum dipahami benar.

5 Kenyataan yang ditemui di sekolah ini ternyata masih harus berhadapan dengan kendala yang terjadi di masyarakat sekitar sekolah dimana sebagian masih terdapat kebiasaan melanggar aturan agama dan aturan pemerintah seperti membiarkan anak, tidak diawasi kegiatan anak setelah diluar jam belajar di sekolah, sepertinya anak-anak tersebut masalah kebaikan, keburukan akhlak budi pekerti anak ini sepenuhnya ditimpalkan kepada pendidikan di sekolah. Akibatnya banyak peserta didik yang akhlaknya tidak terpuji dan hampir menyimpang dari ajaran agama yang semestinya, seperti tidak menghormati para guru, bersikap berani dengan orang tua, suka membantah terhadap orang tua dan guru, sering berperilaku tidak sopan, sering berkelahi, suka membuat keributan serta kebiasaan membolos sekolah. Berdasarkan beberapa temuan tersebut diatas maka penulis merasa perlu mengajukan skripsi yang berjudul : Meningkatkan Hasil Belajar Aspek Akhlak Melalui Metode Sosiodrama Bagi Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. B. Defenisi Operasional Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman terhadap judul di atas, maka penulis perlu mengemukakan beberapa defenisi operasional sebagai berikut: 1) Meningkatkan berarti: 1. Menaikkan (derajat, taraf,dsb), mempertinggi, memperhebat 2. Pembaharuan, Penyempurnaan; 3 Usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk

6 memperoleh hasil yang lebih baik. 8 Peningkatan yang dikehendaki penelitian ini adalah meningkatnya nilai siswa pada pembelajaran PAI. 2) Hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah ia menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan seharihari 9. 3) Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak. 10 Dalam kesempatan ini, materi PAI yang dimaksud adalah meneladani perilaku-perilaku terpuji khalifah Abu Bakar. 4) Metode Sosiodrama adalah suatu cara mengajar dengan jalan mendramatisasikan bentuk tingkah laku dalam hubungan sosial. C. Identifikasi Masalah Memperhatikan situasi di atas, kondisi situasi saat ini adalah: 1. Kenyataan yang ditemui nilai hasil belajar siswa adalah 6,0 di bawah rerata 7,5 standar ketuntasan belajar yang ditetapkan kurikulum. 8 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet ke-3, h. 117 9 http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html, diunduh pada hari Kamis, tanggal 23 Juni 2011, jam 15.00 10 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam cet ke7, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 29-30

7 2. Berdasarkan pengamatan dalam kehidupan sehari-hari di sekolah diketahui bahwa sikap dan perilaku siswa masih belum menunjukkan akhlak yang terpuji seperti adanya permusuhan, perkelahian, suka membolos dan kurang sopan santun antar sesama. 3. Pengetahuan tentang akhlakul karimah ( akhlak terpuji ) masih belum dipahami benar oleh sebagian siswa. 4. Sebagian siswa belum termotivasi untuk belajar memahami arti penting memiliki akhlak terpuji karena kurangnya pengetahuan cerita dan kisah-kisah teladan yang diterimanya. 5. Belum ditemukannya strategi pembelajaran yang relevan terhadap upaya peningkatan sikap akhlak terpuji. D. Perumusan Masalah Berdasarkan temuan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan metode Sosiodrama agar dapat meningkatkan hasil pembelajaran PAI siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala? 2. Apakah metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil pembelajaran PAI siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala?

8 E. Cara Pemecahan Masalah Pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah menerapkan metode Sosiodrama melalui tindakan kelas selama 2 siklus dengan 4 kali pertemuan, yaitu: 1. Guru memilih metode Sosiodrama guna memecahkan permasalahan tantangan akhlak tidak terpuji yang berada di sekitar siswa dan rendahnya nilai hasil belajar siswa. 2. Guru menerapkan metode Sosiodrama guna mendapatkan solusi dari adanya sikap tidak terpuji dan rendahnya nilai hasil belajar di sekitar siswa. Pada setiap tindakan kelas dilakukan observasi tahapan mengajar, observasi kegiatan siswa, dan tes tertulis serta penugasan. F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka hipotesis dalam PTK ini dapat dirumuskan: Jika terapkan metode Sosiodrama, maka hasil pembelajaran PAI pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala akan dapat meningkat. G. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan tujuan: 1. Meningkatkan hasil belajar PAI terhadap pemahaman akhlak terpuji melalui metode Sosiodrama pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala.

9 2. Menerapkan metode Sosiodrama agar dapat meningkatkan pemahaman tentang akhlak terpuji siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala. 3. Mengetahui aktivitas siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Karang Bunga Kecamatan Mandastana Kabupaten Barito Kuala melalui metode Sosiodrama tentang pemahaman akhlak terpuji. H. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas Penelitian tindakan kelas ini diharapkan memberi manfaat, antara lain : 1. Kepada guru diharapkan bermanfaat sebagai pemberitahuan dan perbandingan dalam memilih strategi pembelajaran yang variatif dalam meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa melalui metode Sosiodrama. 2. Kepada siswa diharapkan bermanfaat sebagai pengalaman belajar yang menarik melalui metode Sosiodrama, agar meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sebanyak-banyaknya. 3. Kepada sekolah diharapkan bermanfaat sebagai upaya mempertimbangkan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan kualitas proses belajar mengajar melalui aktivitas belajar di rumah secara rutin. I. Sistematika Penulisan Adapun gambaran sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: Bab I : Pendahuluan yang memuat; Latar Belakang Masalah dan Defenisi Operasional, Identifikasi Masalah, Perumusan Masalah, Cara

10 Pemecahan Masalah, Hipotesis Tindakan, Tujuan PTK, Manfaat PTK serta Sistematika Penulisan. Bab II: Tinjauan Teoretis yang memuat: Pengertian Belajar, Pembelajaran dan Pengajaran, Hasil Belajar, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar, Pendidikan Agama Islam, Pentingnya Metode dalam Pembelajaran PAI dan Metode Sosiodrama dalam Pembelajaran PAI. Bab III: Metodologi Penelitian yang meliputi: Pendekatan Penelitian, Data Subjek Penelitian dan Objek Penelitian, Setting Penelitian, Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya, Sumber Data, Teknik dan Alat Pengumpulan Data, Indikator Kinerja, Pelaksanaan Tindakan, Analisis Data, dan Indikator Keberhasilan Penelitian. Bab IV: Meliputi Deskripsi Setting Penelitian, Hasil Penelitian dan Analisis Data. Bab V: Penutup yang memuat simpulan dan saran-saran.