BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIK. dapat memperjelas suatu pemahaman. Melalui komunikasi, ide-ide

BAB I PENDAHULUAN. menurut National Council of Teachers of Mathematics tahun 1989 (dalam Yuliani,

BAB V PEMBAHASAN. Lingkaran Kelas VIII SMPN 1 Ngunut Tulungagung Tahun Ajaran 2016/2017,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. atau menangkap segala perisitiwa disekitarnya. Dalam kamus bahasa Indonesia. kesanggupan kecakapan, atau kekuatan berusaha.

BAB II LANDASAN TEORI. lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis

BAB II ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (BSNP,

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang konsep, kaidah,

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BAB V PEMBAHASAN. Kemampuan komunikasi yang dibahas dalam penelitian ini, difokuskan

Komunikasi dalam Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba.

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

ANALISIS KEMAMPUAN MULTI REPRESENTASI MATEMATIS BERDASARKAN KEMAMPUAN AWAL MATEMATIS MAHASISWA

PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI MATEMATIK DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF CO-OP CO-OP

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Menurut Undang-undang Republik Indonesia nomor 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. perkembangan ilmu dan teknologi suatu negara. Ketika suatu negara memiliki

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses belajar sehingga mereka dapat mencapai tujuan pendidikan.

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB II KAJIAN TEORITIK. NCTM (2000) menyatakan bahwa komunikasi matematis merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2005: 585) dituliskan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham. Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa. Melalui Pembelajaran Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah swt dengan

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN

I. PENDAHULUAN. Sejarah suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan pendidikan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yeni Febrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional) Pasal 37 menegaskan bahwa mata pelajaran matematika

TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Komunikasi dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang membuat peserta didik dapat mengembangkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah penting. Manusia tidak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Istilah komunikasi berasal dari kata latin Communicare atau Communis yang

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Matematika telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sarah Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang kemampuan Koneksi

BAB I PENDAHULUAN. pada komunikasi siswa dengan guru saja, tetapi adanya interaksi siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dan kreativitasnya melalui kegiatan belajar. Oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ilmu pasti. Karena, dengan menguasai matematika orang akan dapat belajar

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MELALUI PEMBELAJARAN REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) KELAS VIII SMP NEGERI 1 BILUHU

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam membangun suatu

ANALISIS KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI HIMPUNAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB V PEMBAHASAN. komunikasi matematis peserta didik laki-laki dan peserta didik perempuan,

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa kita. Padahal matematika sumber dari segala disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan mata pelajaran yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nurul Qomar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sukar bagi sebagian besar siswa yang mempelajari matematika. dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan yang cukup tajam, dan sekaligus menjadi ajang seleksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nobonnizar, 2013

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Komunikasi Matematis Komunikasi dapat diartikan sebagai pengalihan pesan dari satu orang ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. 2016/2017 pokok bahasan lingkaran sebagai berikut. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi pada umumnya memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan ilmu universal yang berguna bagi kehidupan

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

BAB II KAJIAN TEORETIS. (2006:10) mengemukakan, Belajar matematika merupakan suatu perubahan. praktis bersikap positif, bertindak aktif dan kreatif.

BAB II KAJIAN TEORITIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan, sebab tanpa pendidikan manusia akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Menara Kudus), Jilid II, hlm Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, (Kudus:

Siti Chotimah Pendidikan Matematika, STKIP Siliwangi Bandung

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 1 LIMBOTO DALAM MENYELESAIKAN SOAL PADA MATERI HIMPUNAN JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. memecahkan masalah dalam kehiupan sehari-hari. Misalnya dapat berhitung,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Pendidikan merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia pendidikan menuntut guru untuk efektif dalam

BAB II KAJIAN TEORI. ada umpan balik dari siswa tersebut. Sedangkan komunikasi dua arah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II, Pasal 3. 1 Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada BAB IV, maka pada bab ini akan dikemukakan pembahasan hasil penelitian berdasarkan hasil analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan Komunikasi Matematika dalam Menyelesaikan Soal Himpunan pada Siswa Kelas VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika: A. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Kelompok Tinggi Data yang diperoleh dari hasil observasi, tes dan wawancara menunjukkan bahwa anak dengan kemampuan tinggi memiliki kemampuan komunikasi tertulis dan lisan yang baik. Berdasarkan hasil jawaban tes tertulis, siswa berkemampuan tinggi mampu menyelesaikan soal dengan lengkap dan benar, dengan menggunakan rumus-rumus maupun bahasa matematika yang baik. Siswa juga mampu menyatakan solusi masalah dalam bentuk gambar/diagram. Sedangkan dalam segi penyampaian pendapat secara lisan, siswa berkemampuan tinggi mampu menyampaikan ide matematika yang telah dikonstruksikan dalam bentuk lisan dengan baik dan benar. Selain itu siswa juga mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara mandiri, siswa juga mampu memberikan alasan dari jawaban yang telah diberikan secara logis, siswa juga mampu mengevaluasi hasil pekerjaannya yang kurang sempurna. Hal ini ditandai dengan jawaban siswa saat diwawancarai, kedua siswa berkemampuan tinggi tersebut mampu 165

166 mengoreksi kesalahannya kepada peneliti. Berdasarkan indikator komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini, siswa memenuhi 11 indikator komunikasi matematis. Hal ini juga didukung oleh standar komunikasi matematis. Standar komunikasi matematis dalam NTCM (National Council Of Teachers Of Mathematics) yang mengharuskan siswa pada tingkat 6-8 untuk dapat : (a) Mengatur dan mengkonsolidasi pemikiran matematis (Mathematical thinking) mereka melalui komunikasi; (b) Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren (tersususn secara logis) dan jelas kepada teman- temannya, guru dan orang lain; (c) Menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis (mathematical thinking) dan strategi yang dipakai orang lain; (d) Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide- ide matematika secara benar. 92 Adapun data tersebut juga didukung dengan indikator komunikasi matematis dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dipenuhi oleh siswa berkemampuan tinggi sebagaimana berikut ini: Indikator kemampuan komunikasi verbal menurut Dwi Terry Fahmiyati yaitu: (1) merefleksikan benda- benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide matematika; (2) membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan, tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar; (3) menyatakan peristiwa sehari- hari dalam bahasa dan symbol matematika; (4) mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika; (5) membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematik tertulis; (6) membuat konjektur, menyusun argument, merumuskan definisi, dan 92 NTCM, Principles And Standard For School Mathematics. (The National Council Of Teachers Of Mathematics, 2000), hal. 60

167 generalisasi; (7) menjelaskan dan membuat pernyataan tentang matematika yang telah dipelajari. 93 Indikator kemampuan komunikasi yang digunakan oleh ika kartini ningtyas adalah sebagai berikut: (1) menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar, bagan tabel, dan secara aljabar; (2) menyatakan hasil dalam bentuk tertulis; (3) menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan konsep matematika dan solusi; (4) membuat situasi matematika dengan menyediakan ide dan keterangan dalam bentuk tertulis. (5) menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat. 94 Sedangkan indikator kemampuan komunikasi yang dikemukakan oleh Riska Nurul Kurnia adalah sebagai berikut: (1) mampu mengekspresikan ide-ide matematis melalui, tulisan, dan mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual; (2) mampu memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ideide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya;(3) mampu dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan dan situasi. 95 93 Dwi Terry Fahmiyati, Profil Kemampuan Komunikasi Matematis Berdasarkan Kemampuan Akademis MTS Negeri Karangrejo, (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan ), hal. 128 94 Ika Kartini Ningtyas, Profil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII MTs Sultan Agung Jabalsari dalam Memahami Pokok Bahasan Garis Singgung Lingkaran Berdasarkan Kemampuan Matematika. (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan ), hal. 28 95 Rizka Nurul Kurnia, Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Rogojampi Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/65951/110210101075_rizka%20nurul% 20Kurnia.pdf?sequence=1, diakses 29 januari 2016

168 B. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada Kelompok Sedang Data yang diperoleh dari hasil observasi, tes dan wawancara menunjukkan bahwa anak dengan kemampuan sedang. Memiliki kemampuan komunikasi yang cukup baik. Dalam segi tulisan siswa berkemampuan sedang keduanya mampu menggunakan representasi atau mampu menuliskan jawaban secara menyeluruh, siswa cukup mampu menyatakan solusi dalam bentuk tulisan dengan baik, selain itu siswa juga cukup mampu menggunakan simbol-simbol maupun bahasa matematika dalam penyelesaian masalah. Sedangkan dalam segi Sedangkan dalam segi penyampaian pendapat secara lisan, siswa berkemampuan sedang mampu menyampaikan ide matematika yang telah dikonstruksikan dalam bentuk lisan dengan baik dan benar. Selain itu siswa juga cukup mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara mandiri, siswa juga cukup mampu memberikan alasan dari jawaban yang telah diberikan secara logis, siswa juga cukup mampu mengevaluasi hasil pekerjaannya yang kurang sempurna. Hal ini ditandai dengan jawaban siswa saat diwawancarai, kedua siswa berkemampuan sedang tersebut mampu mengoreksi kesalahannya setelah melalui bimbingan peneliti. Berdasarkan indikator komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini, siswa memenuhi 10 dari 11 indikator komunikasi matematis, yaitu (1) Mampu menggunakan istilah-istilah untuk menyajikan ide matematis, (2) Mampu menemukan ide matematis dalam soal yang telah diberikan, (3) Mampu menjelaskan hasil pekerjaannya secara logis, (4) Mampu menggunakan representasi secara menyeluruh untuk menyatakan hasil, (5) Mampu menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah dalam bentuk

169 lisan dengan baik dan benar, (6) Mampu menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah dalam bentuk tulisan dengan baik dan benar, (7) Mampu menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah dalam bentuk gambar/diagram Venn, (8) Mampu mengevaluasi hasil pekerjaannya setelah mendapatkan arahan dari guru, (9) Mampu menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan gagasan (bilangan dan elemen) dengan tepat, (10) Mampu menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan operasi dengan tepat. Data tersebut juga menunjukkan jika siswa berkemampuan sedang mampu memenuhi standar komunikasi matematis. Walaupun pada pelaksanaannya masih kurang sempurna dan masih banyak kekurangan. Standar komunikasi matematis dalam NTCM (National Council Of Teachers Of Mathematics) yang mengharuskan siswa pada tingkat 6-8 untuk dapat : (a) Mengatur dan mengkonsolidasi pemikiran matematis (Mathematical thinking) mereka melalui komunikasi; (b) Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren (tersususn secara logis) dan jelas kepada teman- temannya, guru dan orang lain; (c) Menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis (mathematical thinking) dan strategi yang dipakai orang lain; (d) Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide- ide matematika secara benar. 96 Adapun hasil temuan penelitian ini berbeda dengan temuan penelitian terdahulu. Dimana dalam temuan penelitian ini siswa berkemampuan sedang mampu menemukan serta menyajikan ide matematis dalam soal yang telah diberikan dalam bentuk lisan maupun tulisan. Sedangkan dalam temuan ika 96 NTCM, Principles And Standard For School Mathematics, (The National Council Of Teachers Of Mathematics, 2000), hal. 60

170 kartini ningtyas siswa berkemampuan sedang cenderung kurang mampu dalam membuat situasi matematika dengan menyediakan ide dan keterangan dalam bentuk tertulis. Hal ini ditandai dengan temuan penelitian ika kartini ningtyas yang menyatakan siswa kelompok sedang memenuhi 4 indikator dari 5 indikator komunikasi matematis. Dimana Ika Kartini Ningtyas memilih 5 indikator sebagaimana berikut ini: (1) menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar, bagan tabel, dan secara aljabar; (2) menyatakan hasil dalam bentuk tertulis; (3) menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan konsep matematika dan solusi; (4) membuat situasi matematika dengan menyediakan ide dan keterangan dalam bentuk tertulis. (5) menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat. 97 Berdasarkan temuan penelitian Ika Kartini Ningtyas, siswa berkemampuan sedang mampu memenuhi 4 indikator dari 5 indikator sebagaimana berikut: (1) menggambarkan situasi masalah dan menyatakan solusi masalah menggunakan gambar, bagan tabel, dan secara aljabar; (2) menyatakan hasil dalam bentuk tertulis; (3) menggunakan representasi menyeluruh untuk menyatakan konsep matematika dan solusi; (4) menggunakan bahasa matematika dan simbol secara tepat. 98 97 Ika Kartini Ningtyas, Profil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII MTs Sultan Agung Jabalsari dalam Memahami Pokok Bahasan Garis Singgung Lingkaran Berdasarkan Kemampuan Matematika. (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan ), Hal. 28 98 Ika Kartini Ningtyas, Profil Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII MTs Sultan Agung Jabalsari dalam Memahami Pokok Bahasan Garis Singgung Lingkaran Berdasarkan Kemampuan Matematika. (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan ), Hal. 28

171 C. Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Pada Kelompok Rendah Data yang diperoleh dari hasil observasi dan penelitian menunjukkan bahwa anak dengan kemampuan rendah memiliki komunikasi kurang memuaskan dibandingkan siswa berkemampuan tinggi dan sedang. Dalam segi tulisan siswa kurang mampu dalam menuliskan jawaban secara menyeluruh dalam artian siswa cenderung menuliskan jawaban sebagian benar, siswa kurang mampu menyatakan solusi dalam bentuk tulisan dengan baik, selain itu siswa juga kurang mampu menggunakan simbol-simbol maupun bahasa matematika dalam penyelesaian masalah. Sedangkan dalam segi Sedangkan dalam segi penyampaian pendapat secara lisan, siswa berkemampuan rendah cukup mampu menyampaikan ide matematika yang telah dikonstruksikan dalam bentuk lisan, walaupun siswa berkemampuan rendah masih kurang mampu dalam menemukan penyelesaikan dari soal yang telah diberikan. Selain itu siswa juga cukup mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara mandiri walaupun sering kali dibantu oleh peneliti, siswa juga cukup mampu mengevaluasi hasil pekerjaannya yang kurang sempurna. Selain itu siswa juga mampu dalam menggunakan simbol matematika untuk menyatakan operasi dan gagasan (bilangan dan elemen). Berdasarkan indikator komunikasi matematis yang digunakan dalam penelitian ini, siswa memenuhi 3 dari 11 indikator komunikasi matematis, yaitu (1) Mampu menggunakan istilah-istilah untuk menyajikan ide matematis, (2) Mampu menemukan ide matematis dalam soal yang telah diberikan, (3) Mampu menjelaskan hasil pekerjaannya secara logis.

172 Data tersebut juga menunjukkan jika siswa berkemampuan rendah mampu memenuhi 2 dari 4 standar komunikasi matematis. Walaupun pada pelaksanaannya masih kurang sempurna dan masih banyak kekurangan. Standar komunikasi matematis dalam NTCM (National Council Of Teachers Of Mathematics) yang mengharuskan siswa pada tingkat 6-8 untuk dapat : (a) Mengatur dan mengkonsolidasi pemikiran matematis (Mathematical thinking) mereka melalui komunikasi; (b) Mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren (tersususn secara logis) dan jelas kepada teman- temannya, guru dan orang lain; (c) Menganalisis dan mengevaluasi pemikiran matematis (mathematical thinking) dan strategi yang dipakai orang lain; (d) Menggunakan bahasa matematika untuk mengekspresikan ide- ide matematika secara benar. 99 Berdasarkan standar komunikasi matematis dalam NCTM (National Council Of Teachers Of Mathematics) siswa berkemampuan rendah mampu memenuhi standar komunikasi pada poin a dan b yaitu Mengatur dan mengkonsolidasi pemikiran matematis (Mathematical thinking) mereka melalui komunikasi dan mengkomunikasikan mathematical thinking mereka secara koheren (tersususn secara logis) dan jelas kepada teman- temannya, guru dan orang lain. Data ini juga didukung oleh temuan penelitian terdahulu yang dikemukakan oleh Rizka Nurul Kurnia. Dimana siswa berkemampuan rendah kurang mampu mengkomunikasikan hasil pekerjaannya dengan baik. Adapun indikator komunikasi matematis yang digunakan oleh Rizka Nurul Kurnia adalah sebagai berikut ini: (1) mampu mengekspresikan ide-ide matematis melalui, tulisan, dan 99 NTCM, Principles And Standard For School Mathematics, (The National Council Of Teachers Of Mathematics, 2000), hal. 60

173 mendemonstrasikannya serta menggambarkannya secara visual; (2) mampu memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan, tulisan, maupun dalam bentuk visual lainnya;(3) mampu dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika dan struktur-strukturnya untuk menyajikan ide-ide, menggambarkan hubungan dan situasi. 100 Berdasarkan indikator tersebut, temuan penelitian ini memiliki kesamaan dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Rizka Nurul Kurnia. Dimana siswa berkemampuan rendah kurang mampu memenuhi indikator dan aspek kemampuan komunikasi matematis secara tertulis. Sedangkan dalam proses penyampaian hasil pekerjaan siswa berkemampuan rendah cukup mampu dalam memenuhi indikator komunikasi matematis secara lisan. 100 Rizka Nurul Kurnia, Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Kelas VII C SMP Negeri 1 Rogojampi Tahun Pelajaran 2014/2015 dalam http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/65951/110210101075_rizka%20nurul% 20Kurnia.pdf?sequence=1, diakses 29 januari 2016