BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu penjelasan tentang sebuah gejala yang dapat dipercaya. Ada

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran sains yang kurang diminati dan membosankan. Banyak siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. sekolah serta sarana dan prasarana sekolah. mencapai tujuan pembelajaran. Motivasi dalam kegiatan belajar memegang

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya. 1 Pembelajaran IPA secara

BAB I PENDAHULUAN. sains yang semula berasal dari bahasa Inggris science. Kata science sendiri berasal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB V PEMBAHASAN. sehingga dapat dikatakan kedua kelas mempunyai kemampuan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an surah Al-Mujadalah ayat 11 yang. Al-Qur an surah Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi: 4

BAB III METODE PENELITIAN. adalah pendekatan yang data penelitiannya berupa angka-angka, pengumpulan

I. PENDAHULUAN. pembangunan di masa mendatang adalah pendidikan yang mampu. menghadapi dan memecahkan problema kehidupan yang dihadapinya.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mereka mampu berpikir luas untuk mendapatkan apa yang setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dari pembelajaran. Pembelajaran sains diharapkan pula memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pengalaman disini berupa pengalaman untuk melakukan proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri. penemuannya dengan penuh percaya diri. 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan berpikir tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penekanan dari upaya

I. PENDAHULUAN. duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Pada pusat bahasa departemen pendidikan nasional bahwa: pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepada metode pembelajaran dengan siswa dari tingkat kemampuan yang

SKRIPSI. Disusun Oleh: : JUNI WIHAYANI NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari sains yang menekankan pembelajaran yang

2015 PENGARUH PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PENEMUAN TERHAD AP PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA SMP KELAS VIII PAD A POKOK BAHASAN HUKUM NEWTON

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan prinsip dan konsep yang bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik yang dapat memberikan pengaruhnya terhadap pertumbuhan baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkan berfungsi untuk memenuhi dalam kehidupan, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. 1 Pendidikan tidak

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran biologi penguasaan konsep-konsep biologi sangat

Deti Ahmatika Universitas Islam Nusantara, Jl. Soekarno Hatta No. 530, Bandung; Abstrak

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dalam berbagai situasi. 1 Secara khusus,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran, tetapi guru harus mampu membelajarkan anak. 1 Hal ini memaksa seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pengajaran untuk menyukseskan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa : a. Pengelolaan pembelajaran menggunakan metode eksperimen pada materi

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB I PENDAHULUAN. ketika guru menghadapai peralatan atau media praktek yang kurang memadai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari IPA adalah fisika yang merupakan cabang ilmu

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan. pemahaman mendasar hukum-hukum yang menggerakkan materi, energi,

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Irwandani, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

dari proses maupun hasil pendidikan (Trianto, 2010:7-8).

BAB 11 KAJIAN TEORI. pengetahuan. Kemampuan pemahaman (comprehention) adalah. situasi serta fakta yang diketahuinya. 1 Dapat pula Pemahaman diartikan

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang pengajaran, dikenal dengan istilah interaksi belajar-mengajar. pendidikan untuk mencapai kompetensi lulusan.

BAB I PENDAHULUAN. (Depdiknas, 2003). Dalam memajukan sains guru di tuntut lebih kretatif. dalam penyelenggaraan pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan dan

BAB V PENUTUP. pembelajaran learning cycle sebesar 50,12 dan N-gain sebesar 0,44 dengan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi masa depannya. Sasaran pendidikan yaitu memajukan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan Model pembelajaran berpikir Induktif dan Model Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Perkembangan pendidikan adalah hal

BAB III METODE PENELITIAN

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. IPTEK. Pada kenyataannya dunia pendidikan di Indonesia masih belum

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia sehingga dapat bersaing dengan bangsa lain.

Satrio Rahmat Muslim 1, Yaspin Yolanda 2, Ahmad Amin 3 Skripsi ini berjudul Penerapan model Collaborative Teamwork Learning pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masyarakat Indonesia sekarang memasuki era dimana seluruh aspek kehidupan baik secara sosial, ekonomi, politik,

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendididkan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. 1 Guru sebagai Agen Pembelajaran. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) pasal 28, dikemukakan bahwa : pendidik harus memilki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmanai dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya yang dimaksud dengan pendidik sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran pendidik antara lain sebagai fasilator, motivator, pemacu dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. 2 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, mata pelajaran fisika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah dalam kehidupan seharihari, sedangakan kurikulum 2013 diarahkan kepada proses pengembangan, 1 Amri, Sofan, pengembangan & model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013,Jakarta : Prestasi Pustakaraya, 2013, h. 1 2 Mulyasa, E. 2007. Standar kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.h035 1

2 pembudayaan dan pemberdayaan siswa untuk belajar sepanjang hayat yang dirumuskan dalam sikap, keterampilan, dan pengetahuan dasar yang dapat digunakan untuk mengembangkan budaya belajar. Peranan fisika yang penting dalam kehidupan sehari-hari mengharuskan guru untuk mempersiapkaan siswa dalam proses pembentukan dan pengembangan kemampuan dalam bidang sains, khususnya dalam menyesuaikan diri dengan perubahan memasuki dunia teknologi dan mengarahkan siswa menjadi pembelajar yang aktif. Siswa sebagai pembelajar yang aktif, diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan pengembangan ilmu dan teknologi pada siswa yang di identifikasi melalui hasil belajar siswa. Menurut Sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Berdasarkan observasi di sekolah SMAN 4 Palangka Raya dalam proses belajar mengajar guru tidak pernah menerapkan model pembelajaran berpikir induktif dan guided discovery. saat ini siswa kela XI menggunakan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik, untuk hasil belajar kognitif siswa penelitian diambil dari soal pilihan ganda yang didalamnya banyak terdapat soal hitungan dan penggunaan rumus. Model pembelajaran berpikir induktif ditujukan untuk membangun mental kognitif, untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Hilda Taba menyatakan bahwa keterampilan berpikir harus diajarkan menggunakan

3 strategi khusus. Suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. 3 Pembelajaran Guided Discovery dapat membantu siswa untuk belajar dan memperoleh pengetahuan dan membangun konsep secara unik karena mereka telah menemukan sendiri. Discovery terjadi apabila siswa terlibat dalam menggunakan proses mental untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip. Pengetahuan yang baru akan tersimpan pada memori jangka panjang (long term memory) apabila siswa dilibatkan secara langsung dalam proses pemahaman dan mengkontruksi sendiri konsep atau pengetahuan tersebut. Serta siswa akan dapat mengaplikasikan pengetahuan yang telah didapatkan pada situasi yang baru. Hasil wawancara di SMAN 4 Palangka Raya, sebanyak 57,1% siswa menyatakan bahwa pada saat proses belajar mengajar berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan apa yang guru jelaskan di depan kelas. Hal ini dikarenakan bahwa guru lebih sering memberikan materi bersifat menonton dan jarang melakukan percobaan atau praktikum saat proses belajar berlangsung. Selain itu siswa juga mengatakan bahwa materi Rotasi benda tegar sulit untuk dipahami karena bersifat abstrak dan menyulitkan dalam melakukan percobaan. Oleh karena itu, untuk memahami konsep-konsep abstrak, secara umum dibutuhkan kemampuan penalaran yang tinggi. Kemampuan penalaran siswa yang tinggi dapat dilatih dengan meningkatkan daya visualisasi siswa. Melalui berbagai tampilan teks, suara, 3 Indrawati, Model-model Pembelajaran IPA, Jakarta : Depdiknas, 2000, h.15.

4 gambar, video, animasi, simulasi, dapat meningkatkan kemampuan penalaran siswa. Fasilitas multimedia dapat membuat belajar menjadi lebih menarik, visual dan interaktif. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya. 4 Berdasarkan uraian yang telah disampaikan diatas, maka peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERPIKIR INDUKTIF DAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATERI ROTASI BENDA TEGAR B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan diungkapkan dalam penelitian ini yaitu 1. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berfikir induktif pada materi Rotasi benda tegar siswa kelas XI-5 semester II SMAN-4 Palangka Raya? 2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran guided Discovery pada materi Rotasi benda tegar siswa kelas XI-2 semester II SMAN-4 Palangka Raya? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif dan 2002, h. 2 4 Nana Sudjana dan Ahmad Rivay,media Pengajaran, Bandung: Sinar Baru Algensindo,

5 model pembelajaran guided discovery pada materi pokok rotasi benda tegar kelas XI SMAN 4 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015? C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah dalam ruang lingkup sebagai berikut: 1. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMAN 4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Bahan kajian yang diterapkan dalam penelitian ini adalah Rotasi Benda Tegar. 3. Model pemebelajaran yang digunakan dalam pembealajaran adalah Pembelajaran Berpikir Induktif dan Pembelajaran Guided Discovery. 4. Hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar kognitif. 5. Peneliti adalah pengajar. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan. 5 hipotesis penelitian ini yaitu : Ho = Tidak terdapat perbedaan yang signifikan anatara hasil belajar siswa melalui model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran Guided discovery ( Ha : µ 1 =µ 2 ) 5 Suharsimi Arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI,Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h.71

6 Ha = Terdapat perbedaan yang signifikan anatara hasil belajar siswa melalui model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran Guided discovery ( Ha : µ 1 µ 2 ) E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berfikir induktif pada materi Rotasi benda tegar siswa kelas XI IPA-1 semester II SMA 4 Palangkaraya. 2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Guided Discovery pada materi Rotasi benda tegar siswa kelas XI-2 semester II SMA 4 Palangkaraya. 3. Perbedaan hasil belajar kognitif siswa dengan menggunakan model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran guided discovery pada materi pokok rotasi benda tegar kelas XI SMAN 4 Palangka Raya tahun ajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari peniltian ini, adalah : 1. Bagi peneliti, dapat memperkaya wawasan tetang penggunaan Model Pembelajaran Berpikir Induktif dan Model Pembelajaran Guided Discovery. Penelitipun diharapkan dapat memahami permasalahan yang

7 dihadapi oleh siswa dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran di sekolah. 2. Bagi guru, dapat menambah informasi kepada seluruh guru, terutama guru mata pelajaran fisika sekaligus dapat menjadi sebuah alternatif strategi yang digunakan guru dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dikelas dan keaktifan siswa serta manjadi solusi dalam upaya mengatasi masalah-masalah pembelajaran. 3. Bagi siswa, dapat mengembangkan wawasan siswa untuk lebih aktif dan berprestasi dikelas. 4. Bagi sekolah, diharapkan dapat meningkatkan prestasi yang baik dari hasil belajar siswa yang telah mempelajari model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran guided discovery dalam pembelajaran fisika, menumbuhkan motivasi guru mengembangkan proses pembelajaran dikelas, terciptanya suasana belajar yang konduktif dan inovatif disekolah serta tumbuhnya iklim pembelajaran siswa yang aktif disekolah. G. Definisi Operasional Untuk menghindari pemahaman yang meluas, maka peneliti perlu memberikan penjelasan istilah terhadap judul penelitian ini. Adapun istilah yang perlu dijelaskan adalah : 1. Penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang

8 diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. 6 2. Hasil belajar merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang dalam menerima semua pembelajaran yang diberikan. Hasil belajar seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir, maupun keterampilan motorik. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. 7 3. Model Berpikir induktif Model pembelajaran berpikir induktif merupakan karya besar Hilda Taba. Suatu strategi mengajar yang dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengolah informasi. 8 Model pembelajaran berpikir induktif termasuk model pembelajaran yang termasuk kedalam model pemprosesan informasi, dimana siswa memberikan respon yang datang dari lingkungannya dengan cara mengorganisasikan data, memformulasikan masalah, membangun konsep dan rencana pemecahan masalah serta penggunaan simbol-simbol verbalnon verbal. 9 6 Tim redaksi, Kamus Bahasa Indonesia untuk Pelajar, Jakarta: Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2011. H, 400 7 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, h.3 8 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran,,, h. 75 9 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Alfabeta, 2010, h. 158.

9 4. Model pembelajaran Guided Discovery adalah suatu model pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang sturuktur materi (ide kunci) dari suatu ilmu yang di pelajarai, perlunya belajar aktif sebagai dasar dari pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir secara induktif dalam belajar (pembelajaran sebanarnya terjadi melalui penemuan pribadi). H. Sistematika penulisan Sistematika penulisan skripsi menggunakan penelitian kuantitatif, dengan sistematika sebagai berikut : 10 Bab I : Pendahuluan yang didalamnya terdapat latar belakang, rumusan masalah, hipotesis penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan. Bab II : Kajian Pustaka, terdiri dari deskripsi teoritik, model pembelajaran yaitu model pembelajaran berpikir induktif dan model pembelajaran guided discovery, dan pada materi Rotasi benda tegar Bab III : Metode Penelitian, terdiri dari jenis dan metode penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik keabsahan data, teknik analisis data dan hasil uji coba. Bab IV : Hasil Penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian terdiri dari deskripsi data awal penelitian dan hasil penelitian sedangkan 10 Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi STAIN Palangka Raya, Palangka Raya: STAIN, 2013, h. 54

10 Pembahasan hasil penelitian terdiri dari pembahasan hasil penelitian. Bab V : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran. Daftar Pustaka : Berisi literatur-literatur yang digunakan dalam penulisan skripsi