BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan syarat perkembangan. Pendidikan harus memperhatikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat

BAB I PENDAHULUAN. memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya IPTEK di era modern ini memberikan kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam menyiapkan sumber daya manusia yang produktif. Hal ini berarti bahwa berhasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada rendahnya kualitas pendidikan, dengan adanya kenyataan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bangsa suatu Negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan guru

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak berbakat atau juga disebut sebagai anak dengan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami pelbagai perubahan, termasuk dalam bidang pendidikannya.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : IKA WIWIN. SW.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan arus globalisasi yang semakin cepat menuntut bangsa

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan penjaminan mutu pendidikan. memperbaiki sistem pendidikan. Pemerintah memperbaiki sistem

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya (2006:2) mengatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berperan di masa yang akan datang. Menurut Slameto (Baharuddin &

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP. penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Discovery Learning yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Bab I tentang Sistem Pendidikan Nasional: pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan ujung tombak suatu negara yang menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempelajari pengetahuan berdasarkan fakta, fenomena alam, hasil pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berakal dan berhati nurani. Kualifikasi sumber daya manusia (SDM) yang

I. PENDAHULUAN. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Proses

persaingan yang terjadi dalam dunia industri, teknologi transportasi dan telekomunikasi bahkan dalam dunia pendidikan. Khususnya Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam diri manusia untuk menjadi manusia yang seutuhnya. Menurut UU Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu sendiri, yakni untuk membudayakan manusia. Menurut Dhiu (2012:25-27)

I. PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan lulusan yang cakap dalam fisika dan dapat menumbuhkan kemampuan logis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia yang sangat luas mengakibatkan adanya perbedaan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Pasal 20 Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

I. PENDAHULUAN. derajat suatu bangsa dapat ditingkatkan menjadi bangsa yang besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional mengartikan pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting bagi setiap manusia untuk mengembangkan

Studi komparasi pengajaran kimia metode gi (group investigation) dengan stad ( student teams achievement divisions)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih berkualitas. Dalam menciptakan SDM yang berkualitas tidak terlepas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah, yang tercermindari keberhasilan belajar siswa. Proses

BAB I PENDAHULUAN. menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional adalah. pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. depan. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan peserta

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam UU No.20/2003

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan. Pendidikan harus memperhatikan perubahan-perubahan yang berlangsung di masyarakat. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. (Harahap. 2013: 1). Pembaharuan dalam berbagai bidang pendidikan senantiasa dilakukan untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan nasional. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, masih terdapat banyak masalah yang dihadapi oleh pendidikan di Indonesia yang disebabkan oleh mutu pendidikan yang masih rendah. (Setiowati.2015:54). Mutu pendidikan yang masih rendah menuntut Pemerintah untuk mengembangkan kurikulum, bahan ajar, model pembelajaran, dan sistem evaluasi/penilaian menuju standar nasional dan internasional dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan mengembangkan Kurikulum 2013 melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (Setiowati.2015:55). Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam pembangunan bangsa karena dari aspek pendidikan inilah karakter suatu bangsa dibentuk dan dikembangkan. Berdasarkan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan 1

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Amanah tersebut bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga berkepribadian atau berkarakter. (Setiowati.2015:54). Motivasi merupakan salah satu faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan dan terbentuk karena adanya tujuan yang ingin dicapai.belajar memerlukan motivasi karena motivasi merupakan suatu kekuatan yang dapat mendorong siswa untuk melakukan perbuatan belajar guna mencapai tujuan yang diinginkan. Semakin besar motivasi seseorang maka akan semakin besar kesuksesan. Sardiman (2007), motivasi adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjaminkelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada dorongan yang berasal dari dalam diri siswa yang menggerakkan dirinya untuk melakukan kegiatan belajar agar tercapai tujuan yang diinginkan misalnya seorang siswa belajar karena memiliki motivasi yaitu perasaan menyenangi materi,kebutuhan untuk menguasai ilmu pengetahuan, rasa ingin tahu terhadap sesuatu, keinginan untuk maju, untuk mendapatkan serta menguasai ilmu pengetahuan, memperoleh informasi dan mengembangkan sikap untuk keberhasilan diri, keinginan untuk mencapai prestasi, untuk mewujudkan cita-cita. Uno (2007) 2

Motivasi berperan penting dalam dunia pendidikan, khususnya jika dikaitkan dengan aktivitas sehari-hari. Melalui motivasi, seseorang dapat mengembangkan daya inisiatif serta mengarahkan ketekunannya dalam belajar (Amalia, 2012). Dalam kenyataannya, ternyata banyak siswa yang kurang termotivasi dalam proses belajar baik itu aktivitas praktek maupun teori (Arini, 2009). Motivasi memiliki peranan yang sangat penting dalam meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar.banyak siswa memiliki intelektual yang tinggi namum gagal dalam belajar dan memiliki prestasi rendah karena motivasinya yang rendah. Hal ini karena dengan motivasi yang rendah, maka siswa kurang semangat dan merasa bosan serta keterlibatan keterlibatan siswa di dalam kelas merendah. (Slamento, 2010 : 54). Selalin itu, Schunk (2012 : 80) mendefinisikan motivasi sebagai proses dimana aktivitas-aktivitas yang berorientasi target dibuat terjadi dan dipertahankan kelangsungannya. Tindakan-tindakan yang dilandasi motivasi meliputi tugastugas,upaya (fisik dan mental), ketekunan dan prestasi. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) sesorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksananakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dalam diri itu sendiri maupun dalam luar individu. (L.N Jewell, 2000: 335) Berdasarkan pengamatan dilapangan selama kegiatan Praktek Pengalaman Lapangan ( PPL ) di SMAK SINT CAROLUS KUPANG, menunjukan bahwa bahwa peserta didik kurang memahami arti dari motivasi atau arahan yang diberikan oleh guru, hal ini terjadi karena pengaruh lingkungan yang begitu dominan sehingga membuat para peserta didik tidak menghiraukan para guru. 3

Hal lain yang tidak dapat diabaikan yaitu bagaimana kemampuan siswa dalam mengidentifikasi variabel dalam suatu eksperimen. Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhadym 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Dalam mengidentifikasi variabel, siswa harus menyebutkan atau menuliskan bagaimana tiap variabel akan diukur. (Sugiyono, 60). Berkaitan dengan pendekatan pembelajaran yang diterapkan, peneliti juga memperoleh informasi kapasifan dalam belajar sebagian besar disebabkan oleh anggapan bahwa mata pelajaran adaptif, dalam hal ini termasuk pelajaran kimia, hanya menjadi prasyarat. Ditandai dengan permasalahan yang lain, yaitu keaktifan siswa menjadi rendah, terlihat malas untuk membaca buku pelajaran dan mencatat penjelasan guru, merasa jenuh, kurang antusias ketika kegiatan belajar mengajar serta respon rendah terhadap pertanyaan dan penjelasan guru, kerja sama dalam kelompok kurang optimal, dan kegiatan belajar mengajar tidak efisien. Dari hasil perbincangan dengan guru-guru SMA, guru yang mengajar di SMA tersebut beberapa guru (Guru Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Antropologi, Geografi, Bahasa Indonesia, Ekonomi, Sejarah, Penjaskes dan Guru Kesenian) mengatakan bahwa siswa kurang aktif dalam mengikuti pelajaran didalam kelas diakibatkan kurang adanya sarana dan prasarana yang mendukung dan kurang adanya ketertiban dalam mengikuti pelajaran menjadikan siswa malas untuk belajar karena beranggapan bahwa pelajaran kimia hanya syarat untuk lulus, 4

dengan demikian anggapan tersebut menjadikan siswa malas untuk berusaha dalam belajar. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba menampilkan sebuah pendekatan yang lebih memberdayakan siswa. Pendekatan ini tidak hanya mengharuskan siswa menghafal fakta-fakta yang ada tetapi sebuah pendekatan yang mendorong siswa untuk mengonstruksi pengetahuan dibenak mereka sendiri karena menurut Bruner (M. Faturahman, 104) hendaklah guru memberikan kesempatan kepada muridnya untuk menjadi seorang problem solver, seorang saintis, ahli sejarah, penemu, atau ahli matematika. Inquiri menurut Sund meliputi pula discovery, tetapi mempunyai tingkat lebih tinggi. Dalam inquiri terdapat proses mental seperti merumuskan masalah, merancang eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis, dan membuat kesimpulan. (M. Faturahman, 104). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba melakukan penelitian dengan judul PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN IDENTIFIKASI VARIABEL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KOLOID YANG MENERAPKAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS XI IPA SMAK SINT CAROLUS KUPANG TAHUN AJARAN 2016/2017. 5

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana efektifitas penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok koloid siswa kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017? a. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi koloid siswa kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017? b. Bagaimana ketuntasan indikator dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada materi koloid siswa kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017? c. Bagaimana hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing pada koloid siswa kelas X IIPA SMAK SINT CAROLUS KUPANG tahun pelajaran 2016/2017? 2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada kegiatan pembelajaran dalam penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun pelajaran 2016/2017? 3. Bagaimana kemampuan identifikasi variabel siswa pada kegiatan pembelajaran dalam penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing pada siswa kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017? 6

4. Hubungan a. Adakah hubungan motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun pelajaran 2016/2017? b. Adakah hubungan kemampuan identifikasi variabel siswa terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing? c. Adakah hubungan kemampuan motivasi dan kemampuan identifikasi variabel siswa terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing? 5. Pengaruh a. Adakah pengaruh kemampuan motivasi terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing? b. Adakah pengaruh kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing? c. Adakah pengaruh kemampuan motivasi dan kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing? 1.3 Tujuan penelitian Bertolak dari rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 7

1. Mengetahui efektifitas pembelajaran dalam penerapan pendekatan Inquiri terbimbing siswa kelas XI 1 IPA SMAK SINT CAROLUS KUPANG tahun pelajaran 2016/2017?. Secara spesifik tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran kimia dalam penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing pada siswa SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017. b. Untuk mengetahui indikator hasil belajar dalam penerapan pendekatan Inquiri terbimbinng pada siswa kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun pelajaran 2016/2017. c. Untuk mengetahui hasil belajar kimia dalam penerapan pendekatan Inquiri terbimbing pada siswa kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun pelajaran 2016/2017. d. Untuk mengetahui motivasi siswa pada kegiatan pembelajaran dalam kegiatan penerapan inquiri terbimbing pada siswa kelas XI IPA SMAK Sint Carolus Kupang tahun pelajaran 2016/2017? 2. Mengetahui motivasi belajar siswa kelas XI IPA 1 SMAK Sint Carolus Kupang tahun pelajaran 2016/2017. 3. Mengetahui kemampuan identifikasi variabel siswa kelas XI IPA 1 SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017. 4. Hubungan a. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan motivasi siswa terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing. 8

b. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan identifikasi variabel siswa terhadap hasil belajar yang menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing. c. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan kemampuan motivasi dan kemampuan identifikasi variabel siswa terhadap hasil belajar yang 5. Pengaruh menerapkan pendekatan Inkuiri terbimbing. a. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing pada siswa SMAK Sint carolus kupang tahun ajaran 2016/2017. b. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing pada siswa SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017. c. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi dan kemampuan identifikasi variabel terhadap hasil belajar siswa dalam penerapan pendekatan Inkuiri terbimbing pada siswa SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi peserta didik Meningkatkan aktivitas selama proses pembelajaran, meningkatkan semangat belajar, melatih peserta didik untuk saling bekerja sama dan bertanggung jawab 9

dalam menyelesaikan masalah dan meningkatkan hasil belajar siswa serta menanbah wawasan tentang koloid dalam kehidupan sehari-hari. 2. Bagi guru Sebagai bahan acuan guru untuk pengambilan keputusan dalam menentukan metode pembelajaran yang cocok pada materi-materi kimia dan salah satu alternatif strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Bagi sekolah a. Dapat meningkatkan SDM sekolah demi kemajuan pendidikan terutama dalam pembelajaran kimia. b. Dapat meningkatkan kualitas sekolah diwujudkan melalui nilai akhir nasional yang optimal. 4. Bagi peneliti Dapat memberikan sumbangan pikiran dan pengalaman dalam rangka mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran inovatif lainnya untuk meningkatkan hasil belajar kimia siswa. 1.5 Batasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul di atas, maka penulis memberikan penjelasan tentang pengertian beberapa kata yang tercantum dalam judul sehingga diketahui arti dan makna dari penelitian yang diadakan. 1. Motivasi Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) sesorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksananakan 10

suatu kegiatan, baik yang bersumber dalam diri itu sendiri maupun dalam luar individu. (L.N Jewell, 2000: 335) 2. Identifikasi Variabel Dalam mengidentifikasi variabel dalam suatu eksperimen. Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang, atau obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan obyek yang lain (Hatch dan Farhadym 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu. Dalam mengidentifikasi variabel, siswa harus menyebutkan atau menuliskan bagaimana tiap variabel akan diukur. (Sugiyono, 60). 3. Hasil belajar peserta didik adalah tingkat pencapaian belajar yang diukur dari skor yang diperoleh peserta didik saat melakukan kegiatan belajar dan berdasarkan tes hasil belajar yang dilakukan setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar mencakup aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotor (Jihad dan Haris, 2012 : 14). 4. Sistem koloid Menurut Nuryanto (2015:99) sistem koloid adalah campuran yang mempunyai sifat diantara larutan dan suspensi.materi sistem koloid merupakan materi yang berkaitan erat dengan kehidupan siswa setiap hari. Sitem koloid memiliki sub pokok materi yaitu sistem koloid, jenis-jenis kolois, sifat-sifat koloid, dan kegunaannya dalam beberapa bidang yaitu dalam bidang kesehatan, kedokteran, industri, dan bangunan. 11

5. Pendekatan pembelajaran Inquiri terbimbing merupakan aplikasi dari pembelajaran kontruktivisme yang didasarkan pada observasi dan studi ilmiah. Inquiri adalah sebuah model pembelajaran yang diambil dari konsep teori kontruktivisme. Susilo (2004) dalam Yusman (2010). (e-issn, 58-70) 1.6 Batasan Penelitian Mengingat luasnya permasalahan yang akan diteliti dan juga adanya keterbatasan waktu maka penulis membatasi masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Penelitian ini dilakukan pada siswa SMAK Sint Carolus Kupang tahun ajaran 2016/2017. 2. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI 1 IPA SMAK Sint Carolus Kupang. 3. Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Inquiri terbimbing. 4. Penerapan pendekatan pembelajaran Inquiri Terbimbing diterapkan pada materi koloid. 5. Materi koloid diajarkan dalam tiga kali pertemuan. 12

13