I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. produk bakery dengan kombinasi bahan pangan lokal Indonesia. diversifikasi pangan dengan memanfaatkan sumber daya pangan lokal.

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

II TINJAUAN PUSTAKA. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

PENDAHULUAN. Nira adalah cairan yang rasanya manis dan diperoleh dari bagian tandan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L. Merr)merupakansalahsatubahannabati yang

DIVERSIFIKASI PRODUK AREN UNTUK PANGAN DAN PROSPEK PASAR

PENDAHULUAN. kemiskinan. Padahal potensi umbi-umbian cukup tinggi untuk digunakan sebagai

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam kadar protein kecap manis air kelapa menunjukkan

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

I. PENDAHULUAN. Pengembangan komoditi perkebunan menempati prioritas yang tinggi dalam

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. dapat diperoleh di pasar atau di toko-toko yang menjual bahan pangan. Abon dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung 83-87,5 g air; 3,3 4,9 g protein dan; 4 7,3 g lemak. Susu kambing

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PEMANASAN DAN JENIS SUSU TERHADAP SIFAT ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU. (Laporan Penelitian) Oleh. Yuni Noviyanti

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

PENDAHULUAN. Berbagai jenis tumbuhan di Indonesia mempunyai banyak manfaat bagi. kelangsungan hidup manusia. Salah satunya adalah tanaman aren (Arenga

BAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat

I PEDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Cokelat adalah olahan yang dihasilkan dari bahan baku yaitu biji dan lemak

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pada 2002, konsumsi kalsium di kalangan masyarakat baru mencapai rata-rata

4. PEMBAHASAN 4.1. Analisa Kimia

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

PENGARUH PERBANDINGAN GULA MERAH CAIR DAN NIRA TERHADAP KARAKTERISTIK GULA SEMUT (Palm Sugar)

I PENDAHULUAN. Karakteristik tepung yang digunakan akan menentukan karakteristik cookies yang

PEMBUATAN SUSU DARI KULIT PISANG DAN KACANG HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Es krim adalah salah satu makanan kudapan berbahan dasar susu

I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan protein (Suherman, 2012). Koro pedang (Canavalia

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Peneltian.

5.1 Total Bakteri Probiotik

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Llatar Belakang, (2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan Tempat

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian.

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SUSU KEDELAI 1. PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

<-- ' ' '\' l~i~ ;~~ B riicl~"':ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

Transkripsi:

I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu dan Tempat Penelitian. 1.1. Latar Belakang Penelitian Kacang-kacangan termasuk famili Leguminosae atau disebut juga polongpolongan (berbunga kupu-kupu). Berbagai kacang-kacangan yang telah banyak dikenal adalah kacang kedelai (Glycine max), kacang tanah (Arachis hypogea), kacang hijau (Phaseoulus radiatus), kacang gude (Cajanus cajan), dan masih banyak lagi. Kacang-kacangan merupakan sumber utama protein nabati dan mempunyai daya guna yang sangat luas (Muchtadi, 2010). Kacang hijau adalah tanaman budidaya dan palawija yang dikenal luas di daerah tropik. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang tanah (Mustakim, 2013). Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara dan dikenal sebagai tauge. Kacang hijau bila direbus 1

2 cukup lama akan pecah dan pati yang terkandung dalam bijinya akan keluar dan mengental, menjadi semacam bubur. Tepung biji kacang hijau, disebut di pasaran sebagai tepung hunkue, digunakan dalam pembuatan kue-kue dan cenderung membentuk gel. Tepung ini juga dapat diolah menjadi mie yang dikenal sebagai soun. Pati yang dihasilkan berasal dari karbohidrat yang terdapat pada biji kacang hijau. Dalam 100 gram kacang hijau terdapat karbohidrat 62,62 g, lemak 1,15 g, protein 23,86 g, kalsium 132 mg dan fosfor 367 mg (Emo, 2010). Kacang hijau memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tidak jenuh. Kandungan kalsium dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga mengandung lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau (Mustakim, 2013). Lemak kacang hijau tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh yang terdiri dari asam oleat dan asam linoleat. Sedangkan 27% asam lemak jenuh yang terdiri dari asam laurat, asam miristat, asam palmitat, dan asam stearat. Umumnya kacang-kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga kesehatan jantung (Danuwarsa, 2006). Kacang hijau mengandung vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan. Kacang hijau juga mengandung multi protein yang berfungsi mengganti sel mati

3 dan membantu pertumbuhan sel tubuh. Selain vitamin dan protein, kacang hijau memiliki kandungan air sebanyak 15,5 gram (per 100 gram). Sukrosa adalah disakarida yang mempunyai peranan penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan, dan kelapa kopyor. Untuk industri-industri makanan biasa digunakan sukrosa dalam bentuk kristal halus atau kasar dan dalam jumlah yang banyak dipergunakan dalam bentuk cairan sukrosa (sirup). Pada pembuatan sirup, gula pasir (sukrosa) dilarutkan dalam air dan dipanaskan, sebagian sukrosa akan terurai menjadi glukosa dan fruktosa, yang disebut gula invert. Inversi sukrosa terjadi dalam suasana asam. Gula invert ini tidak dapat berbentuk kristal karena kelarutan fruktosa dan sukrosa sangat tinggi (Winarno, 1997). Sukrosa dalam pembuatan produk makanan berfungsi untuk memberi rasa manis dan dapat pula sebagai pengawet yaitu dalam konsentrasi yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dapat menurunkan aktifitas air dari bahan pangan (Buckel et al., 1987). Gula aren berasal dari nira yang berasal dari tandan bunga jantan pohon enau (aren) yang akan tumbuh mulai dari ruas paling atas secara terus menerus sampai ke ruas yang paling bawah. Sementara bunga betinanya yang menghasilkan buah kolang-kaling hanya tumbuh pada ruas-ruas paling atas. Usia produktif aren sebagai penghasil nira bisa mencapai 10 tahun lebih. Panjang pendeknya usia sadap aren, ditentukan oleh panjang pendeknya tangkai bunga jantan, ketajaman pisau sadap dan kepiawaian penyadap dalam menyisir tangkai bunga (Elpathy, 2013).

4 Gula aren mengandung beberapa zat gizi antara lain karbohidrat, protein, lemak, dan mineral. Karbohidrat yang terdapat pada gula aren mencapai 11,28%, sehingga menghasilkan rasa manis. Kandungan air pada gula aren cetak maksimal 10,0% dan gula aren butiran atau granula maksimal 3,0% (b/b). Kembang gula adalah sejenis gula-gula yang dibuat dengan mencairkan gula di dalam air. Perbedaan penambahan bahan baku menentukan jenis permen yang dihasilkan seperti permen keras (hard candy) yang terdiri dari gula pasir, glukosa, air, serta bahan tambahan lain seperti flavour, pewarna, asam, dan susu; permen lunak (soft candy) terdiri dari gula pasir, sirup glukosa, air, susu, flavour, zat warna dan bahan-bahan tambahan lainnya seperti lemak yang mempunyai sifat atau membentuk tekstur menjadi empuk dan permen kenyal. Permen dinikmati karena rasa manisnya dan makanan kecil yang mengasikan. Apalagi dengan bentuk, warna serta rasa yang beragam. Secara umum permen banyak beredar di kalangan masyarakat berjenis permen keras (hard candy) dan lunak (soft candy) (Admi, 2009). Kembang gula keras (hard candy) dan kembang gula lunak (soft candy) memiliki kadar air dan kadar gula reduksi yang sudah ditetapkan oleh SNI. Dimana kembang gula keras (hard candy) memiliki kadar air maksimal 3,5% dan kadar gula reduksi maksimal 24%. Sedangkan kembang gula lunak (soft candy) memiliki kadar air maksimal 7,5% dan kadar gula reduksi maksimal 20%. Noga merupakan sebuah permen yang terbuat dari gula atau madu, kacang panggang (badam, kenari, pistachio atau hazelnut, namun bukan kacang tanah) dan beberapa buah kering. Noga dapat berbentuk lunak atau keras tergantung

5 bahan yang dipakai, noga juga dipakai sebagai isi batang permen atau coklat. Ada dua macam noga yaitu noga putih dan coklat. Noga putih dibuat dari putih telur yang dikocok sampai halus, sedangkan noga coklat terbuat dari gula yang menjadi karamel dan memiliki tekstur keras, kadang-kadang garing (Admi, 2009). Noga banyak dikenal masyarakat seperti noga kacang tanah, noga wijen, dan campuran kacang tanah dengan wijen, selain itu ada pula penelitian yang membuat produk olahan noga yang dibuat dari ampas kelapa berbanding dengan ampas jahe dan noga yang terbuat dari biji buah nangka. Noga adalah makanan dengan kadar gula yang cukup tinggi. Gula dalam pembuatan noga selain sebagai pemanis, penambah flavor, memperbaiki tekstur juga sebagai pengawet (Dewi, 1997). Gula yang digunakan pada pembuatan noga adalah sukrosa, gula aren, dan campuran antara sukrosa dan gula aren. Kisaran penggunaan gula pada pembuatan noga adalah 34-60%, apabila gula yang digunakan hanya sukrosa produk yang dihasilkan adalah tekstur yang keras (Dewi, 1997). Ketika protein dan karbohidrat dipanaskan akan terhadi reaksi kimia (Maillard) yang ditandai dengan pencoklatan warna kacang dan menyebabkan protein kacang menjadi pekat dan memberi sifat mempertahankan bentuk dan tekstur yang renyah (Wahyuningsih, 2004). Kacang hijau dapat dipertimbangkan sebagai bahan baku pembuatan noga, karena kacang hijau lebih mudah didapatkan dan prosesnya lebih cepat. Sedangkan noga dari kacang koro bahan baku yang digunakan agak sulit dicari dan proses yang diperlukan lebih lama. Kandungan HCN yang ada dalam kacang

6 koro dapat memperlambat proses pembuatan noga. Selain itu, kacang hijau lebih mudah empuk apabila direndam dalam air sedangkan kacang koro lebih lama empuk apabila direndam dalam air. Waktu yang digunakan untuk merendam kacang hijau hanya 8 jam sedangkan kacang koro bisa sampai 24 jam. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang penelitian maka diperoleh identifikasi masalah yaitu bagaimana pengaruh perbandingan gula pasir (sukrosa) dengan gula merah (gula aren) terhadap karakteristik noga kacang hijau. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan antara gula pasir (sukrosa) dengan gula merah (gula aren) sehingga mendapatkan produk noga sesuai dengan yang diharapkan dan dapat dikonsumsi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh perbandingan gula pasir (sukrosa) dengan gula merah (gula aren) yang digunakan dalam pembutan noga kacang hijau. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan nilai ekonomis dari kacang hijau, sebagai diversifikasi produk, dan memanfaatkan kacang hijau sebagai bahan dasar makanan tradisional sehingga dapat menciptakan ekonomi produktif.

7 1.5. Kerangka Pemikiran Menurut Pita (2009) menyatakan bahwa dalam pembuatan enting-enting kacang mede perbandingan antara sukrosa dan gula aren adalah 1 : 1,25 dari 45% gula. Dalam pembuatan noga kacang tanah perbandingan antara sukrosa dan gula aren adalah 1 : 1,7 dari 57% gula, pada produk enting-enting wijen perbandingan sukrosa dan gula aren 1 : 3 dari 45% gula, dan pada ampyang kacang tanah perbandingan sukrosa dan gula aren adalah 1 : 1 dari 60% gula. Menurut Dewi (1997) sukrosa harus dipanaskan sampai mencair semua. Suhu yang digunakan yaitu 90 C dengan waktu 5 menit. Kadar air yang dihasilkan yaitu 6% sampai 8%, kemudian dimasukkan bahan utama. Pemanasan terlalu lama menyebabkan sukrosa menjadi gosong sehingga noga kehilangan cita rasa dan warna, noga akan pahit dan berwarna coklat kehitaman. Bila pemanasan sukrosa terlalu sebentar, maka sebagian sukrosa masih ada yang belum mencair dan masih dalam bentuk kristalnya sehingga pelekatan biji nangka tidak sempurna. Pemanasan sukrosa sebaiknya tidak menggunakan suhu yang terlalu tinggi yang menyebabkan sukrosa menjadi cepat gosong sebelum mencair semua. Sukrosa 50% dalam pembutan noga biji nangka adalah paling disukai panelis dalam hal tekstur, kenampakan dan warna. Menurut Trisnawati (2006) perbandingan sukrosa dengan gula aren 1:0; 1:0,25; 1:0,50; 1:0,75; 1:1; 1:1,25; 1:1,50; 1:1,75; 1:2; dan 0:1 pada pembutan noga kacang koro yang paling disukai oleh panelis terhadap warna, rasa dan tekstur yaitu 1 : 1,75 (sukrosa : gula aren). Warna sangat menentukan penerimaan konsumen terhadap mutu makanan. Warna coklat pada produk kacang koro

8 pedang dipengaruhi adanya perbandingan sukrosa dengan gula aren. Rasa yang dihasilkan dari perbandingan tersebut lebih gurih dan manis yang dihasilkan dari fruktosa pada gula aren. Tekstur yang dihasilkan dari perbandingan tersebut tidak terlalu keras karena perbandingan gula aren lebih banyak dibandingkan sukrosa. Menurut Buckle et al., (1987) dalam pembuatan permen keras, gula dan air akan mendidih pada suhu 150 C sehingga mencapai produk dengan kadar air 3%, dalam pembutan caramel keras, kadar air yang diinginkan adalah 6% (tanpa penambahan air), sedangkan dalam pembutan fondat, gula, glukosa dan gula invert dengan penambahan air akan mendidih pada suhu 120 C (kandungan padatan 88%). Menurut Astri (1997) dalam pembutan susu kacang hijau, kacang hijau setelah dilakukan pencucian kemudian direndam dalam air bersih yang jumlahnya 2 kali volume kacang hijau selama 8 jam dengan suhu 27 C. 1.6. Hipotesis Penelitian Menurut kerangka pemikiran diatas, diduga bahwa perbandingan gula pasir (sukrosa) dengan gula merah (gula aren) akan berpengaruh terhadap karakteristik noga kacang hijau. 1.7. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Juli 2014 sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Penelitian Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jalan Dr. Setiabudhi No. 193 Bandung.