BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian di Indonesia. Pembentukan BUMN sebagai salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai tujuan untuk mendukung keuangan negara dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8).

Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern

BAB I PENDAHULUAN. terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Sehingga apabila terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit yang berkualitas dapat membantu mengurangi penyalahgunaan dana

BAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan.keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi

BAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik

BAB I PENDAHULUAN. khususya di tingkat Pemerintah Daerah. Korupsi sebenarnya termasuk salah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. BUMN mempunyai tanggung jawab yang semakin besar. (Trimanto dan Lena,

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. agar menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

4 BAB V SIMPULAN DAN SARAN. internal terhadap penerapan good corporate governance, maka penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. makin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam

2015 PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL DENGAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah

BAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan

BAB I PENDAHULUAN. nepotisme mengakibatkan kerugian negara dan tidak maksimalnya kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Satuan pengawas internal menjalankan fungsinya dengan melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjukan kualitas yang semakin baik setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada masyarakat memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada manajemen pucak perusahaan, namun sebenarnya penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negeri yang sedang berkembang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. proses terciptanya akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan di daerah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kolusi, nepotisme, inefisiensi dan sumber pemborosan negara. Keluhan birokrat

Unisba.Repository.ac.id. BAB l PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini kecurangan tidak asing lagi terdengar di berbagai informasi bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para

BAB I PENDAHULUAN. pun berlaku dengan keluarnya UU No. 25 tahun 1999 yang telah direvisi UU No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis perusahaan yang beraneka ragam. Terdapat perusahaan. swasta maupun perusahaan milik pemerintah yang ikut meramaikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk mencapai tujuan pembangunan nasional, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bumi pertiwi ini. Dengan perusahaaan yang selalu berkembang, manajemen tidak

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. efisiensi operasional, dan dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang digariskan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN. Konsep good governance memiliki arti yang luas dan sering dipahami

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, auditor mendapat sorotan publik akibat kasus-kasus yang

BABI PENDAHULUAN. penghilangan dokumen, dan mark-up yang merugikan keuangan atau

BAB I PENDAHULUAN. Suatu pengendalian internal yang tepat dan memadai sangatlah diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Abdul dan Syam (2012: 108) menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tantangan kompetensi global dunia usaha yang semakin ketat, misi BUMN sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia turut berkomitmen melaksanakan prinsip-prinsip G-20, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan kecurangan (fraud) mengingat bahwa manajemen senior

Fraud yang terjadi pada kegiatan pengadaan barang/jasa pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Tabloid Opini Edisi 11, Juli 2005 tentang Korupsi BUMN menuliskan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi dapat diambil secara tepat. globalisasi dalam mewujudkan era transparansi bisnis yang fair.

BAB I PENDAHULUAN. global dunia usaha yang semakin berat. Misi BUMN sebagai sumber penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun ini. Menghadapi MEA, keberadaan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Laporan hasil pemeriksaan merupakan kesempatan bagi satuan pengawas

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi memicu para pelaku bisnis dan ekonomi untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan sebagaimana telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian internal yang baik agar semua komponen dalam perusahaan berjalan

BAB I PENDAHULUAN. berupa laporan keuangan. Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi untuk melakukan berbagai tindakan agar bisnisnya tetap bertahan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan baik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat (BPK, 2013). Keadaan tersebut membuat setiap BUMN wajib menerapkan Good

BAB I PENDAHULUAN. governance dalam hal ini menjadi suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar lagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi isu yang sangat penting di pemerintahan Indonesia. Salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 dan 2 tentang keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara Indonesia saat ini masuk sebagai lima (5) besar predikat negara

BAB 1 PENDAHULUAN. entitas bisnis, terutama yang berskala menengah hingga berskala besar. Setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, akan. persaingan yang semakin meningkat dan kompleks. Hal tersebut mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Mardiasmo (2004) mengatakan, instansi pemerintah wajib melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi yang jelas tentang aktivitas suatu entitas ekonomi dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Rebulik Indonesia (UU RI) No. 32 Tahun 2004 tentang. Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa efisiensi dan efektivitas

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang luas yang terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. menentu, hal ini dikarenakan ketidakpastian keadaan politik dan perekonomian dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. bahkan fungsi internal auditor dalam suatu perusahaan semakin diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan yang baik (good governance), yaitu pemerintahan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengeluarkan laporan keuangan kecurangan Report To The Nation : On

BAB I PENDAHULUAN. optimalnnya dampak dari peraturan-peraturan yang dibuat oleh pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan keuangan negara merupakan suatu kegiatan yang akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan interaksinya dan aspek-aspek kehidupan nasional. BUMN harus. bidang pengendalian dan pengawasan, Wardoyo (2010)

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Salah satu faktor kunci dalam memenangkan persaingan adalah tersedianya

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan milik negara atau yang kita kenal dengan BUMN memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia. Pembentukan BUMN sebagai salah satu instrumen negara yang mempunyai tujuan mencari keuntungan dan menjalankan peran untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang tidak bisa diberikan lembaga pemerintah lainnya. Salah satu tujuan BUMN yang mencari keuntungan menjadikan perusahaan harus lebih responsif terhadap kemajuan perekonomian di dunia. Posisi auditor internal di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diatur dalam UU No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Dalam isinya menyebutkan bahwa setiap perusahaan BUMN wajib memiliki unit Satuan Pengawas Intern atau auditor internal dalam struktur organisasinya yang merupakan aparat pengawas intern perusahaan. Pada banyak perusahaan, audit internal biasa disebut juga dengan unit Satuan Pengawas Intern (SPI). Perusahaan-perusahaan BUMN dituntut untuk bersaing di pasar bisnis dan mengakibatkan auditor internal untuk lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan perusahaan untuk menghadapi pasar bisnis dunia. Dalam menghadapi pasar bisnis dunia auditor internal harus lebih memperhatikan kualitas intern 1

2 perusahaan dengan mengevaluasi dan memberikan saran berupa rekomendasi untuk kemajuan perusahaan. Auditor intenal adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan tugas pemeriksaan yang harus disetujui dan ditinjau atau direview oleh pengawas (Hiro Tugiman, 2006). Kinerja seorang auditor internal yang baik akan sangat dibutuhkan dalam pengawasan dan pemeriksaan agar mendapatkan hasil audit yang berkualitas bebas dari penyimpangan di dalam penyajiannya. Kinerja auditor intenal yang baik juga akan meminimalisir terjadinya kecurangan dan kesalahan dalam operasional perusahaan. Selain itu kinerja auditor internal akan menentukan kemajuan perusahaan karena dalam pemeriksaannya yang bertujuan memperbaiki kinerja perusahaan dengan memberikan rekomendasirekomendasi membangun. Auditor internal bertanggung jawab atas seluruh pemeriksaan internal perusahaan yang dilakukannya. Sebagai seseorang yang bertanggung jawab atas pemeriksaan internal perusahaan, maka apabila masih ada penyimpangan dan buruknya kualitas perusahaan kinerja auditor dalam pemeriksaannya harus dipertanyakan. Kinerja yang buruk dari auditor internal perusahaan dapat menimbulkan permasalahan yang saat ini banyak menimpa perusahaan-perusahaan BUMN di Indonesia. Kinerja auditor internal atau SPI yang kurang baik tersebut tercermin pada hasil pemeriksaan BPK yang menemukan temuan dan kasus kelemahan SPI di tubuh

3 BUMN. BPK melakukan pemeriksaan atas 25 objek pemeriksaan BUMN. Pemeriksaan tersebut meliputi 15 BUMN dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut: Tabel 1.1 Hasil Temuan BPK Jenis Temuan Jumlah Temuan Pemeriksaan Kelemahan SPI 211 Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan 291 ketidakhematan 13 ketidakefektifan 15 Kelemahan administrasi 71 (Sumber: Ikhtisar Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Semester II Tahun 2014) Hasil pemeriksaan kinerja BPK RI Semester II Tahun 2014 mengungkapkan bahwa terdapat kelemahan Satuan Pengawas Internal (SPI) dan kelemahan administrasi yang memerlukan perbaikan didalam tubuh SPI. Dalam hal tersebut BPK telah memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja di setiap BUMN yang diperiksa dan dari permasalahan yang berdampak finansial senilai Rp. 325,77 miliar diantaranya telah dikembalikan ke kas negara oleh entitas. (Ikhtisar Laporan Hasil Pemeriksaan BPK Semester II Tahun 2014) Selain hasil dari pemeriksaan BPK, kenyataannya auditor internal pada perusahaan BUMN masih kurang berkualitas. Hal ini terlihat dari masih banyaknya penyimpangan serta kecurangan yang terjadi di dalam tubuh perusahaan. Praktek

4 korupsi, kolusi dan nepotisme marak terjadi pada perusahaan-perusahaan BUMN yang disebabkan karena kelemahan pengendalian internal perusahaan. Dalam hal ini yang dirugikan bukan hanya perusahaan BUMN itu sendiri tetapi pemerintah juga dikarenakan kepemilikan sahan sebagian dimiliki oleh pemerintah. Seperti halnya fenomena yang terjadi baru-baru ini adalah kasus dugaan adanya korupsi,kolusi dan nepotisme pada penyewaan menara BTS Telkom. Permasalahan ini terkait pembelian 13,7% saham PT. Tower Bersama Infrastruktur Tbk dengan nilai Rp.11,065 triliun. Namun, Yudi Samara, praktisi intelijen bisnis Ia mencium aroma busuk korupsi, kolusi, dan nepotisme dalam transaksi aneh ini serta mendesak BPK dan KPK segera mencermati, menginvestigasi, bahkan kalau diperlukan langsung penyelidikan untuk mengungkap dugaan korupsi ini. Transaksi pembelian saham TBIG oleh BUMN telekomunikasi itu memang belum mendapat persetujuan dari Komisi I dan VI DPR. Pihak pemerintah melalui Menteri BUMN juga belum diperoleh konfirmasi persetujuannya terhadap aksi korporasi PT Telkom ini. (http://www.bpk.go.id) Jika dilihat dari fenomena di atas, masih adanya ketidak patuhan terhadap rekomendasi, buruknya kinerja perusahaan dan korupsi di tubuh perusahaan BUMN di Indonesia ini mencerminkan masih lemah dan kurang optimalnya pengendalian dan pengawasan internal perusahaan. Dalam hal ini yang bertanggung jawab atas efektifitas dari pengawasan dan pengendalian internal perusahaan adalah auditor internal. Kinerja dari seorang auditor internal menjadi tumpuan utama dalam

5 keberhasilan seorang auditor dalam melaksanakan kewajibannya. Kinerja auditor internal yang baik akan menghasilkan hasil audit yang sesuai dengan aturan pelaksanaan audit internal, sehingga menghasilkan hasil audit yang handal atau terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya (R. Ait Novatiani & Taofik Mustofa:2014). Faktor individu auditor internal yang menjadi tumpuan agar kinerja seorang auditor baik salah satunya adalah profesionalisme seorang auditor internal itu sendiri. Profesionalisme merupakan standar prilaku yang diterapkan untuk melakukan kinerja yang lebih baik. Menurut Sawyer (2006:35) Auditor internal yang profesional harus memiliki indepedensi untuk memenuhi kewajiban profesionalnya; memberikan opini yang objektif, tidak bias, dan tidak dibatasi, dan melaporkan masalah apa adanya, bukan melaporkan sesuai keinginan eksekutif atau lembaga. Dengan memiliki profesionalisme seorang auditor diharapkan dapat memiliki kinerja yang baik agar perusahaan atau organisasi dapat terhindar dari ketidak patuhan akan rekomendasi dan kasus korupsi yang marak terjadi. Faktor individu lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja adalah locus of control yang merupakan kepribadian sesorang yang didefinisikan sebagai keyakinan seseorang dalam mengontrol nasib. Alvaro Amaral Menezes (2008) mengungkapkan bahwa internal auditor yang memiliki Locus of Control internal akan menunjukan prestasi kerja yang lebih baik dari internal auditor yang memiliki Locus of Control eksternal. Stephen P.Robbins yang dialih bahasakan oleh Bob Sabran dan

6 Devi Barnadi (2010:48) mengatakan kalangan locus of control internal merupakan orang-orang yang percaya bahwa mereka bisa mengendalikan nasib sendiri. Kalangan locus of control eksternal merupakan mereka yang percaya bahwa kehidupan mereka diatur oleh kekuatan dari luar diri. Individu ini cenderung menghubungkan prestasi atau hasil dengan sebab-sebab yang berkaitan dengan lingkungan yang di luar kendali mereka, seperti keberuntungan atau nasib. Berdasarkan uraian latar belakang penelitian, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Locus Of Control terhadap Kinerja Auditor Internal Survey Pada PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, Penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah Profesionalisme Auditor Internal Pada PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero)? 2. Bagaimanakah sifat Locus Of Control Auditor Internal Pada PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero)? 3. Bagaimanakah tingkat Kinerja Auditor Internal di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero)?

7 4. Seberapa besar pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Kinerja Auditor Internal di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero)? 5. Seberapa besar pengaruh Locus Of Control terhadap Kinerja Auditor Internal di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero)? 6. Seberapa besar pengaruh Profesionalisme Auditor dan Locus Of Control terhadap Kinerja Auditor Internal di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero)? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun maksud dari penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menempuh ujian kesarjanaan pada Universitas Pasundan dan untuk mendapatkan keterangan atau data informasi tentang Pengaruh Profesionalisme Auditor dan Locus Of Control terhadap Kinerja Auditor Internal. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui Profesionalisme yang dimiliki Auditor Internal di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero). 2. Untuk mengetahui sifat Locus of Control yang dimiliki Auditor Internal di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero).

8 3. Untuk mengetahui kinerja auditor internal di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero). 4. Untuk mengetahui seberapa besar profesionalisme auditor berpengaruh terhadap kinerja auditor internal PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero). 5. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh locus of control terhadap kinerja auditor internal di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero). 6. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh profesionalisme auditor dan locus of control terhadap kinerja auditor internal PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero). 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang bermanfaat, sesuai dengan tujuan penelitian diatas. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis. 1.4.1 Kegunaan Teoritis Adapun kegunaan teoritis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana informasi untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan tentang sejauh mana pengaruh Profesionalisme Auditor Internal dan Locus Of Control terhadap Kinerja Auditor Internal.

9 2. Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi illmu pengetahuan terutama yang berubungan dengan disiplin ilmu ekonomi, khususnya ilmu akuntansi serta studi aplikasi dengan teori-teori serta literature-literatur lainnya dengan keadaan sesungguhnya yang ada di perusahaan. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis pada penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Penelitian ini merupakan sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan praktis mengenai pengaruh Profesionalisme Auditor Internal dan Locus Of Control terhadap Kinerja Auditor Internal serta masalah operasional perusahaan dilapangan untuk melengkapi pengetahuan teoritis yang dapat diperkuliahan. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dan pandangan mengenai pengaruh Profesionalisme Auditor Internal dan Locus Of Control terhadap Kinerja Auditor Internal. Sehingga dapat dijadikan pertimbangan untuk menentukan suatu kebijakan dalam menjalankan atau melaksanakan kepemimpinan selanjutnya. 3. Bagi Pihak Lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh Profesionalisme Auditor Internal dan

10 Locus Of Control terhadap Kinerja Auditor Internal sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian yang sejenis. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang digunakan untuk menggunakan penelitian bertempat di PT. INTI (Persero), PT. Telkom Indonesia Tbk., dan PT. LEN Industri (Persero). Untuk memperoleh data yang diperlukan sesuai objek yang diteliti, maka penulis melaksanakan penelitian pada waktu yang telah ditentukan oleh masing-masing perusahaan.