BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan tehnik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga sesuai dengan minatnya.

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kesadaran di seluruh dunia serta perkembangan kebudayaan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan cabang olahraga yang didalami.

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

Olahraga Karate Indonesia ) yang beranggotakan pengurus pengurus karate. FORKI

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

BAB I PENDAHULUAN. melalui pembinaan di usia dini baik dari kemapuan tehnik taktik dan strategi serta

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian prestasi maksimal seorang atlet harus memeliki kemampuan

PENGARUH LATIHAN KARET DAN LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN POWER LENGAN DAN KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN

BAB I PENDAHULUAN. gerak yang dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Nakayama

BAB I PENDAHULUAN. menjadi status sosial dalam beberapa komunitas. Karate juga merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN (Nakayama, 1966). Karate berasal dari dua huruf Kanji; kara berarti kosong,

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

PENGARUH METODE LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KECEPATAN PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA CABANG OLAHRAGA KARATE DOJO KHUSUS UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. fisik karena kemampuan kondisi fisik yang prima sangat menentukan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan diri dari serangan luar. Oleh karena itu manusia perlu beladiri

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

2015 DAMPAK LATIHAN KELINCAHAN TERHADAP PENINGKATKAN SERANGAN TENDANGAN TEKNIK MAWASHI GERI PADA CABANG OLAHRAGA KARATE

2015 KONTRIBUSI PANJANG TUNGKAI DAN FLEKSIBILITAS SENDI PANGGUL TERHADAP HASIL TENDANGAN USHIRO GERI DALAM KARATE

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

KONTRIBUSI LATIHAN BACK-UP

BAB I PENDAHULUAN. ada dua yaitu, Kumite dan Kata. Kumite adalah nomor yang mempertandingkan

Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (1) Januari Juni 2014: 23-33

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga semakin digemari semua lapisan masyarakat, bahkan olahraga

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN DAN HASIL PUKULAN GYAKU TSUKI CHUDAN PADA ATLET KARATEKA PUTERA SABUK BIRU DOJO WADOKAI UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

HUBUNGAN ANTARA DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, KELENTUKAN PINGGUL DAN KESEIMBANGAN TERHADAP DAYA LEDAK TENDANGAN JODAN MAWASHI GERI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jasmani setiap individu berhak secara bebas memilih aktivitas cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wushu di Indonesia yang sebelumnya dikenal dengan nama Kuntauw dan

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta mengembangkan potensi jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran. dalam pembinaan dan peningkatan olahraga khususnya cabang bolavoli.

BAB I PENDAHULUAN. sering dipertandingkan yaitu kata dan kumite. Menurut Abdul Wahid (2006: 75)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah sebuah aktivitas olah tubuh yang memiliki banyak sisi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh suatu fungsi alat-alat tubuh yang dapat bekerja dengan normal dan

2015 PROFIL BANTINGAN LENGAN, BANTINGAN KEPALA DAN TARIKAN LENGAN PADA GAYA ROMAWI- YUNANI CABANG OLAHRAGA GULAT

KARATE OLIMPIADE BRAWIJAYA 2014

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam

2016 PERBANDINGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME ANTARA ATLET KATA DAN KUMITE CABANG OLAHRAGA KARATE

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

sama maka diadakan babak tambahan untuk menentukan pemenang.

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

Juklak karate LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga. Persaingan olahraga saat ini

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan cabang olahraga bela diri yang berasal dari negara

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan hasil kerja dengan kadar tertentu, dan untuk menampilkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi (Noya, 1983 : 5).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan pelatih yang baik dan memang benar benar bertanggung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

2015 PENGARUH LATIHAN LOMPAT D ENGAN MENGGUANAKAN BOLA YANG D IGANTUNG TERHAD AP KETERAMPILAN SMASH D ALAM PERMAINAN BOLA VOLI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (kosong) dan lainnya te (tangan). Kata kosong berarti teknik beladiri karate tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Gulat adalah olahraga beladiri yang memiliki ciri khas tersendiri, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN. olahraga. Mereka melakukan kegiatan olahraga dengan berbagai alasan, yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. Pada Tahun 1936 buku Karate-do Kyohan diterbitkan Funakoshi telah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

I. PENDAHULUAN. banyak digemari orang, dari usia anak-anak sampai orang dewasa bahkan

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Selain itu metode yang digunakan berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bambang Sugandi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. ini terbukti dengan antara lain banyaknya klub-klub dari kota besar sampai

HUBUNGAN KELENTUKAN DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA PERGURUAN WADOKAI DOJO UNIMED

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dimana banyak manfaat olahraga yang dirasakan secara langsung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang mana tujuan berolahraga

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Prestasi olahraga yang tertinggi tentu selalu didambakan oleh setiap atlet, terutama bagi atlet atau mereka yang menekuninya dengan baik secara individu atau kelompok. Untuk mencapai hal tersebut, cara yang tepat dilakukan adalah adanya upaya pembinaan dan latihan untuk setiap cabang olahraga prestasi dengan suatu program latihan yang baik menurut aturan dan ketentuan yang berlaku dalam berlatih. Karate adalah salah satu cabang olahraga yang dapat membentuk kesehatan fisik dan mental dalam olahraga beladiri karate, disamping itu olahraga beladiri karate adalah olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di arena ragional maupun internasional. Dalam olahraga beladiri karate yang sering dipertandingkan adalah nomor kata dan komite. Salah satu yang perlu dibina untuk mencapai suatu prestasi yang baik adalah dengan pembinaan kondisi fisik. Harsono (1997 : 3) mengatakan bahwa apabila kondisi fisik baik, maka ia akan cepat menguasai teknik-teknik gerakan yang akan dilatih. Teknik yang dimaksud disini adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik gerakan yang diperlukan untuk cabang olahraga yang dilakukan atlet. Selain kondisi fisik dan teknik, faktor lain yang dilatih adalah mental. Aspek-aspek di atas harus sejalan agar diperoleh prestasi yang maksimal. Latihan kondisi fisik mengacu kepada saat program latihan yang dilakukan secara sistematis berencana, dan progresi. Tujuannya adalah meningkatkan 1

fungsional dari seluruh sistem tubuh, dengan demikian prestasi atlet akan semakin meningkat. Dalam karate dikembangkan teknik pukulan dan tendangan hingga ke tingkat mahir yaitu tingkat dimana seorang atlet dapat bergerak melakukan pukulan dan tendangan dengan cepat dan tepat. Dalam karate pukulan merupakan salah satu teknik yang dominan, salah satu teknik pukulan adalah pukulan Gyaku tsuki chudan, yang artinya teknik pukulan yang memotong serangan lawan yang mengarah ke ulu hati. Tangan memukul berlawanan arah dengan kaki, pinggul diputar untuk mendapatkan pukulan yang maksimal. Menurut Harsono (1988: 216), kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejanis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Pukulan Gyaku tsuki chudan merupakan pukulan yang dominan dilakukan seorang atlet karate dalam komite (perorangan) diantara pukulan Oi tsuki jodan dan Uraken. Menurut peraturan WKF 2012 pada saat ini kumite (pertarungan bebas) diperlukan kecepatan dan pukulan yang akurat ke daerah sasaran yang salah satunya adalah pukulan Gyaku tsuki chudan yang memperoleh nilai 1 yaitu (yuko) pukulan yang dilakukan dengan posisi tangan lurus memukul ke arah perut disebut dengan Gyaku tsuki chudan. Dan kecepatan pukulan Gyaku tsuki chudan yang diperoleh dari latihan yang berulang-ulang dan terprogram (Overload). Untuk itu pukulan Gyaku tsuki chudan perlu dilatih agar menghasilkan teknik pukulan yang bagus. 2

Dalam konteks ini, peneliti lebih menekankan sasaran pada gerakan pukulan Gyaku tsuki chudan. Dari hasil pengamatan peneliti selama mengikuti beberapa pertandingan karate, dalam pertandingan karate peneliti berpartisipasi menjadi panitia pertandingan karate, salah satunya kejuaraan Donny Dharmawan Open Karate Championship 2015 di gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan, peneliti mengamati pada saat kumite kecepatan reaksi pukulan masih sangat kurang terutama di pukulan Gyaku tsuki chudan. Peneliti mengamati pada saat kumite atlet sering melakukan body moving sementara lawannya tersebut tidak melakukan pukulan Gyaku tsuki chudan, pada saat lawannya melakukan body moving pastinya atlet tersebut akan kehilangan konsentrasi karana ingin berusaha keluar dari tekanan yang diberikan lawannya saat itu juga perlu adanya kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan. Singer (1980; 13) mengatakan bahwa latihan gerak adalah perubahan pola gerak atau penampilan yang khusus sebagai hasil dari latihan dan pengalaman masa lalu terhadap situasi tugas tertantu. Agar seseorang mampu melakukan keterampilan gerak yang baik, memerlukan berbagai macam kemampuan secara garis besar yaitu, kemampuan fisik, mental, dan emosi. Keterampilan gerak erat kaitannya dengan reaksi dalam pertandingan karate, merupakan keterampilan yang khusus yang harus dikuasai oleh setiap atlet melalui suatu peroses pelatihan secara khusus. Sebagai keterampilan khusus untuk dapat menguasai kecepatan reaksi pukulan gyaku tsuki chudan tidak terlepas dari belajar gerakan motorik yang telah yang telah dipelajari sebelumnya. 3

Belajar gerak motorik adalah proses belajar dari tahapan yang paling awal untuk mendapatkan gerakan yang sempurna pada gerakan dasar. Agar mendapatkan pemahaman tentang gerakan yang akan dilakukan. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan Keterampilan dapat dikuasai atau diperoleh bila dipelajari atau dilatih dengan persyaratan tertentu, antara lain adalah latihan keterampilan tersebut harus dilakukan secara terusmenerus dalam jangka waktu tartantu yang memadai. Keterampilan seseorang harus dilatih melalui program training atau bimbingan lain, training dan sebagainya didukung oleh kemampuan dasar yang sudah dimiliki seseorang dalam dirinya. Jika kemampuan dasar digabung dengan bimbingan secara intensif tentu akan dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai bagi diri sendiri dan orang lain. Untuk memperkuat latar belakang masalah penulis juga melakukan observasi dan wawancara di beberapa Dojo yang pertama yaitu di Dojo KKNSI Parulian 2 Medan dari hasil observasi pada saat latihan pukulan Gyaku tsuki chudan variasi latihan yang diberikan masih sangat monoton atau belum ada latihan untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan. variasi latihan kecepatan pukulan Gyaku tsuki chudan tersebut adalah: 1) Pukulan Gyaku tsuki chudan dilakukan sendiri-sendiri. 2) Pukulan Gyaku tsuki chudan berpasangan. 3) Pukulan Gyaku tsuki chudan dilakukan dengan menggunakan alat katrol darat. 4

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pelatih Sensei Pandapotan Saragih sebagai pelatih di Dojo KKNSI Parulian 2 Medan informasi yang diterima peneliti variasi latihan yang diberikan untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan masih sangat monoton. Penulis juga melakukan observasi Extrakulikuler Karate Wadokai SMA Negeri 11 Medan. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan pelatih simpai Roy Gabe Simbolon, Untuk melatih pukulan Gyaku tsuki chudan pelatih masih menerapkan variasi latihan : 1) Pukulan Gyaku tsuki chudan dilakukan sendiri-sendiri. 2) Pukulan Gyaku tsuki chudan berpasangan. 3) Pukulan Gyaku tsuki chudan dengan mengganti kuda-kuda. Berdasarkan fakta di lapangan informasi yang diterima dari pelatih Simpai Roy Gabe Simbolon perlu adanya pengembangan variasi latihan pukulan Gyaku tsuki chudan untuk menambah program latihan agar dapat meningkatkan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan untuk tercapainya pretasi dalam pertandingan karate. Observasi dan wawancara yang ke tiga dilakukan di Dojo SMK JAMBI Medan dengan pelatih Simpai Zulkifli Lubis untuk melatih pukulan Gyaku tsuki chudan pelatih masih menerapkan variasi latihan sebagai berikut : 1) Latihan Gyaku tsuki chudan dengan beban karet. 2) Latihan Gyaku tsuki chudan jongkok. 3) Latihan Gyaku tsuki chudan berpasangan 4) Latihan Gyaku tsuki chudan sendiri 5

Dari informasi dan wawancara yang dilakukan dengan pelatih perlu adanya pengembangan variasi latihan pukulan Gyaku tsuki chudan yang baru. Dari observasi rata-rata atlet pada saat bertanding tidak dapat melakukan pukulan Gyaku tsuki chudan pada saat lawannya melakukan body moving. Berdasarkan observasi dilapangan yang dilakukan peneliti di beberapa dojo di Medan dari hasil wawancara dan fakta dilapangan pelatih masih menerapkan bentuk-bentuk latihan yang sudah lama dan belum ada dilakukan latihan reaksi untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan maka dari itu penulis perlu mengembangakan model latihan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan dengan pola empat penjuru angin, bentuk latihan ini muda dilakukan dan tidak memerlukan biaya, dari model latihan ini pelatih juga bisa mengembangkan pola sendiri yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan pada dojo-dojo di Medan. Setelah penulis melakukan analisis kebutuhan kepada pelatih melalui wawancara dan beberapa pertanyaan sebanyak 5 pertanyaan. 1) Hasil dari jawaban pertanyaan pertama dari beberapa pelatih maka dapat disimpulkan pelatih sangat menginginkan para atlet nya agar dapat menguasai pukulan Gyaku tsuki chudan untuk mencapai prestasi dalam pertandingan karate. 2) Dari hasil pertanyaan kedua dapat disimpulkan para atlet masih banyak yang salah dalam melakukan pukulan Gyaku tsuki chudan. 6

3) Dari beberapa jawaban pelatih, untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan kesimpulan yang di ambil peneliti, bentuk latihan untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan masih kurang efektif. 4) Hasil dari jawaban yang ke 4 dari beberapa pelatih model-model latihan, peneliti menyimpulkan variasi latihan yang diberikan masih kurang mendukung untuk melatih kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan 5) Hasil jawaban dari pertanyaan yang terakhir para pelatih sangat menginginkan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan untuk mencapai prestasi dalam pertandingan karate (komite) Hasil data dan kenyataan yang dikemukakan di atas akan dapat memperkuat peneliti untuk mengambil kesimpulan bahwa, perlu dikembangkan variasi latihan keceptan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan, yang nantinya diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan sehingga diharapkan dapat mempertinggi prestasi atlet karate. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas masalah perlu di identifikasikan lebih dalam lagi, dengan tujuan dapat mempermuda peneliti untuk memdapatkan tujuan peneliti ini dikemukakan dengan beberapa bentuk pertanyaan : 1. Apakah menurut anda menguasai pukulan Gyaku tsuki chudan tercapainya prestasi atlet yang lebih tinggi dalam pertandingan karate? 2. Apakah menurut anda ada kesulitan pada atlet anda dalam melakukan pukulan Gyaku tsuki chudan? 7

3. Bagaimana anda melatih kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan? 4. Apakah menurut anda pengembangan variasi latihan pukulan Gyaku tsuki chudan diperlukan dalam melatih pukulan Gyaku tsuki chudan? C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan indentifikasi masalah yang telah ditulis di atas maka penulis membuat batasan masalah untuk menghindari pembahasan yang lebih luas maka penulis berfokus kepada pengembangan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan dalam latihan karate. D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah, indetifikasi yang telah dituliskan di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah pengembangan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan akan dapat meningkatkan prestasi? 2. Apakah pengembangan variasi latihan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan perlu dikembangkan? E. Spesifikasi Masalah Produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini berusaha untuk membuat variasi pengembangan pukulan Gyaku tsuki chudan yang efektif dan efisien sehingga dapat diharapkan dapat menjadi daya tarik untuk atlet. Produk yang dihasilkan diharapkan dapat mempertinggi prestasi. 8

F. Tujuan Penelitian Mengembangkan variasi latihan dalam meningkatkan kecepatan reaksi pukulan Gyaku tsuki chudan. G. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan akan bermanfaat bagi pelatih dan pembina serta insan olahraga. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sebagai sumbangan pemikiran untuk menyusun program latihan dalam pembinaan prestasi pada cabang olahraga karate. 2. Bagi atlet dapat meningkatkan reaksi kecepatan pukulan Gyaku tsuki chudan. 3. Memberikan masukan kepada pelatih dalam upaya mengembangkan latihan kecepatan reaksi untuk peningkatan reaksi kecepatan pukulan Gyaku tsuki chudan 4. Bagi peneliti dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan keolahragaan. 5. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan. 9