BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh kemampuan koneksi matematis terhadap hasil belajar. Hasil analisis pengaruh kemampuan koneksi matematis terhadap hasil

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat diperlukan oleh semua orang terutama pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar siswa kita. Padahal matematika sumber dari segala disiplin ilmu

BAB I PENDAHULUAN. menjadi alat untuk perkembangan teknologi modern. Tidak hanya sebagai penghubung

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

2014 PENDEKATAN SCIENTIFIC DISERTAI MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA SELF EFFICACY SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. matematika yaitu kemampuan pemecahan masalah (problem solving),

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi matematika (mathematical communication), penalaran. (mathematical problem solving), mengaitkan ide ide (connection), dan

BAB I PENDAHULUAN. yang paling digemari dan menjadi suatu kesenangan. Namun, bagi sebagian

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. ini, dipersiapkan sumber daya manusia dengan kualitas yang unggul dan. mampu memanfaatkan pengetahuan dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sama dalam suatu kelompok. matematika yaitu pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Pembelajaran Model Matematika Knisley Terhadap Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan siswa dalam berfikir secara matematika (think mathematically).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan bagian terpenting di dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. 1 The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM), Principles and Standards

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA PADA PEMBELAJARAN KALKULUS MELALUI PENDEKATAN KONSTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam berbagai bidang kehidupan. Sebagai salah satu disiplin ilmu yang

Pendahuluan REPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Muhamad Sabirin

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan nasional selalu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) adalah suatu

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MTs. NEGERI BOJONG PADA MATERI STATISTIKA. Zuhrotunnisa ABSTRAK

LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

PENGARUH METODE MIND MAPPING DAN KETRAMPILAN PROSES TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MATA KULIAH STRUKTUR ALJABAR

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB I PENDAHULUAN. lebih baik dalam hal pengetahuan maupun sikap. Salah satu pembelajaran yang

BAB I BAB I PENDAHULUAN. peserta didik ataupun dengan gurunya maka proses pembelajaran akan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat (Sabandar, 2010: 168) bahwa matematika adalah sebagai human

Pembelajaran Matematika dengan Metode Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. analisis deskriptif. Berikut pembahasan hasil tes tulis tentang Kemampuan. VII B MTs Sultan Agung Berdasarkan Kemampuan Matematika:

DESKRIPSI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan membahas tentang: (A) konteks penelitian,

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INQUIRY BERBANTUAN SOFTWARE AUTOGRAPH

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Matematika juga berfungsi dalam ilmu pengetahuan, artinya selain

BAB 1 PENDAHULUAN. Hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika memiliki peranan penting dalam berbagai aspek kehidupan.

Kemampuan Koneksi Matematis Pada Bangun Ruang Sisi Lengkung

Meningkatkan Kemampuan Operasi Dasar Aljabar Kelas X Melalui PBL Berpendekatan Algebraic Reasoning

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS REPRESENTASI MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI PENELITIAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting yang akan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Kehidupan yang semakin meng-global ini memberikan tantangan yang

I. PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan mendasar yang diperlukan oleh setiap manusia. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesulitan siswa dalam belajar matematika. Kesulitan-kesulitan tersebut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tepat. Hal tersebut diperjelas dalam Undang - Undang No 2 Tahun

Senada dengan standar isi dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006, The National Council of Teachers of Mathematics

PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MENUMBUHKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wahyu Handining Tyas, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran Model Treffinger Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Dan Koneksi Matematis Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Risna, 2011) yang menyatakan bahwa: Soejadi (2000) mengemukakan bahwa pendidikan matematika memiliki dua

A. LATAR BELAKANG MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam pendidikan matematika yang pertama kali diperkenalkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, bangsa Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Elly Susanti, Proses koneksi produktif dalam penyelesaian mmasalah matematika. (surabaya: pendidikan tinggi islam, 2013), hal 1 2

Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematika dan Kerja Sama Siswa SMAN 4 Semarang Melalui Model Learning Cycle 5E

REPRESENTASI VISUAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KONTEKSTUAL

BAB 1 PENDAHULUAN. matematika yaitu problem sloving (pemecahan masalah), reasoning and

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diantaranya, Kurikulum 1964, Kurikulum 1974, Kurikulum 1984, Kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk mata

LATAR BELAKANG MASALAH

I. PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Salah satu cara memperoleh sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. matematika sebagai pelajaran wajib dikuasai dan dipahami dengan baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penalaran merupakan proses berpikir seseorang dalam mengambil

BAB I PENDAHULUAN. Wahyudin Djumanta, Dkk.,Belajar Matematika Aktif Dan Menyenangkan,(Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran yang dibangun oleh guru dan siswa adalah kegiatan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Geometri Siswa SMP Ditinjau dari Kemampuan Matematika. (Surabaya: PPs UNESA, 2014), 1.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. matematika dengan kehidupan sehari-hari. Keterkaitan inilah yang disebut

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Matematika adalah salah satu ilmu dasar, yang sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan dari guru ke siswa yang bertujuan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Dengan PISA (Program for International Student Assessment) dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PROSIDING ISBN :

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi suatu bangsa. Dengan adanya

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tercantum dalam Tujuan Pendidikan Nasional, visi matematika dan

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN, KONEKSI DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI RECIPROCAL TEACHING

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh kemampuan koneksi matematis terhadap hasil belajar matematika. Hasil analisis pengaruh kemampuan koneksi matematis terhadap hasil belajar matematika diperoleh nilai = 121,92 dan nilai = 4,09 dengan taraf signifikan 0,05. Selain itu diperoleh pula nilai = 11,081 dan = 2,02108 dengan taraf signifikan 0,05. Berdasarkan nilai dari = 121,92 > = 4,09 dan = 11,081 > = 2,02108, artinya H a diterima. Jadi ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan koneksi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri Bandung. Adapun besar pengaruh antar variabel dapat diketahui dari koefisien determinasinya (KD). Besarnya KD u ntuk kemampuan koneksi matematis terhadap hasil belajar matematika sebesar 75,766%. Artinya pengaruh kemampuan koneksi matematis terhadap hasil belajar matematika sebesar 75,766% sedangkan sisanya 24,234% dipengaruhi oleh faktor lain. Kemampuan koneksi matematik mempunyai peran yang sangat penting dalam menyelesaikan soal. Hal ini didukung oleh NCTM yang menyatakan without connections, students must learn and remember too many isolated 104

105 concepts and skills. 92 Dari pernyataan tersebut, kemampuan koneksi yang dimiliki siswa dapat membantu siswa dalam mengemas suatu konsep yang cukup banyak menjadi hal yang sederhana. Dengan sederhananya suatu konsep maka diharapkan siswa dapat menyelesaikan soal dengan tepat dan benar sehingga hasil belajar yang dicapai siswa lebih maksimal. Siswa juga tidak perlu menghapal banyak rumus matematika. Kualitas kemampuan koneksi matematis siswa juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah fase-fase belajar yang dialami siswa. Menurut Wittig, proses belajar selalu berlangsung dalam tahapantahapan yang mencakup: 93 1. Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi) 2. Storage (tahap penyimpanan informasi) 3. Retrieval (tahap mendapatkan kembali informasi) Tahap acquisition yaitu seorang siswa mulai menerima informasi sebagai stimulus dan melakukan respons, sehingga menimbulkan pemahaman dan perilaku baru. Proses acquisition dalam belajar merupakan tahapan yang paling mendasar. Kegagalan dalam tahap ini akan mengakibatkan kegagalan pada tahap berikutnya. 94 Siswa umumnya mengalami permasalahan pada tahap ini. Permasalahan yang timbul dapat dari penyampaian guru yang kurang jelas, kondisi siswa yang belum siap menerima pelajaran maupun 111 92 NCTM, Principles, hal.274 93 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), hal. 94 Ibid, hal. 111-112

106 metode pembelajaran guru yang cenderung konvensional. Sehingga siswa menjadi kurang paham dengan materi yang disampaikan. Tahap selanjutnya storage yaitu seorang siswa secara otomatis akan mengalami proses penyimpanan pemahaman dan perilaku baru yang ia peroleh ketika menjalani proses acquisition. Peristiwa ini sudah tentu melibatkan fungsi short term dan long term memori. Jika pada tahap pertama siswa sudah tidak bisa mengikuti maka pada tahap ini sudah tentu materi yang dipelajari siswa tidak tersimpan pada memori. Sehingga akan berdampak pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap retrieval. Pada tahap retrieval pada dasarnya adalah upaya atau peristiwa mental dalam mengungkapkan atau memproduksi kembali item-item yang tersimpan dalam memori berupa informasi, simbol, pemahaman dan perilaku tertentu sebagai respons atau stimulus yang sedang dihadapi. 95 Siswa yang tidak mampu mengikuti fase-fase pembelajaran dengan baik, maka akan berdampak pada perkembangan kemampuan yang ia miliki. Seperti halnya, siswa tidak mampu menggunakan dengan baik kemampuan koneksinya dalam menyelesaikan permasalahan ataupun soal matematika lainnya. Untuk meningkatkan kemampuan koneksinya maka dapat dilakukan dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih aktif. Seperti halnya menggunakan pendekatan pembelajaran konstekstual. 95 Ibid, hal. 112

107 Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Kurniawati Zaenab yang menyatakan bahwa rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan pembelajaran kontekstual lebih tinggi dari rata-rata kemampuan koneksi matematik siswa yang diajar dengan pembelajaran konvensional. 96 Ini menunjukkan bahwa pembelajaran kontekstual dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pendekatan pembelajaran matematika yang diterapkan di kelas. Dengan adanya pendekatan pembelajaran yang lebih menarik maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas kemampuan koneksi matematik siswa. Pentingnya kemampuan koneksi matematik juga didukung oleh dalil yang dikemukakan oleh Bruner. Salah satu dalil yang dikemukakan adalah dalil pengaitan (konektivitas). Dalil ini menyatakan bahwa dalam matematika antara satu konsep dengan konsep lainnya terdapat hubungan yang erat, bukan saja dari segi isi, namun juga dari segi rumus rumus yang digunakan. Materi yang satu mungkin materi prasyarat bagi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya. Guru perlu menjelaskan bagaimana hubungan antara sesuatu yang sedang dijelaskan dengan objek atau rumus lain. Apakah hubungan itu dalam kesamaan rumus yang digunakan, sama-sama dapat digunakan, dalam bidang aplikasi atau dalam hal hal lainnya. Melalui cara ini anak akan mengetahui pentingnya konsep yang sedang dipelajari dan memahami bagaimana kedudukan rumus atau ide yang sedang dipelajarinya itu dalam matematika. Anak perlu 96 Dwi Kurniawati Zaenab, Pengaruh, hal. 61

108 menyadari bagaimana hubungan tersebut, karena antara sebuah bahasan dengan bahasan matematika lainnya saling berkaitan. 97 Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kemampuan koneksi matematis mempunyai pengaruh yang besar terhadap kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan koneksi matematik memberikan sumbangan sebesar 75,766% terhadap hasil belajar siswa. Sehingga semakin tinggi kemampuan koneksi matematik siswa maka hasil belajar siswa diharapkan juga meningkat. B. Pengaruh kemampuan representasi matematis terhadap hasil belajar matematika. Hasil analisis pengaruh kemampuan representasi matematik terhadap hasil belajar matematika diperoleh nilai = 48,07 dan nilai = 4,09 dengan taraf signifikan sebesar 0,05. Selain itu diperoleh pula nilai = 6,9357 dan = 2,02108 dengan taraf signifikan sebesar 0,05. Berdasarkan nilai = 48,07 > = 4,09 dan nilai = 6,9357 > = 2,02108, artinya H a diterima. Jadi, ada pengaruh signifikan antara kemampuan representasi matematis terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri Bandung. Adapun besar pengaruh antar variabel dapat diketahui dari koefisien determinasinya (KD). Besarnya KD untuk kemampuan representasi matematik terhadap hasil belajar matematika sebesar 55,204%. Artinya pengaruh kemampuan representasi matematik terhadap hasil belajar 97 Yesy Wulandari, Keefektifan Pembelajaran, hal.14

109 matematika sebesar 55,204% sedangkan sisanya 44,796% dipengaruhi oleh faktor lain. Selain kemampuan koneksi matematik yang penting, kemampuan lain yang juga penting adalah kemampuan representasi matematik. Representasi sangat berperan dalam upaya mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan matematika siswa. NCTM dalam Principle and Standars for School Mathematics mengatakan Representations can help students organize their thinking. Students use of representations can help make mathematical ideas more concrete and available for reflection. 98 Representasi dapat membantu siswa mengkomunikasikan ide-ide yang ada di pikirannya menjadi sesuatu yang lebih nyata. Sehingga siswa mampu menyelesaikan suatu masalah secara baik. Kemampuan representasi matematik setiap individu berbeda-beda, tergantung bagaimana siswa menangkap dan menyerap penjelasan dari guru. Misalnya, saat guru menjawab suatu soal dengan cara yang bermacammacam, maka siswa tersebut akan merekam di otaknya. Kemudian siswa tersebut dapat memilih cara yang dianggapnya paling mudah. Di sini guru seharusnya memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih cara mana yang dianggapnya paling mudah, karena kemampuan siswa dalam menangkap penjelasan dari guru juga berbeda. Pembelajaran matematika di kelas hendaknya memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk dapat melatih dan mengembangkan kemampuan 98 NCTM, Principles and Standards, hal. 68

110 representasi matematis sebagai bagian yang penting dalam pemecahan masalah. Dengan dikembangkannya kemampuan representasi matematik siswa maka diharapkan dapat berdampak positif pada hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa, dapat dilakukan dengan pendekatan pembelajaran problem solving. Penelitian yang dilakukan oleh Puji Syafitri Rahmawati menyebutkan bahwa pendekatan problem solving dapat meningkatkan kemampuan representasi matematis siswa pada indikator visual, indikator persamaan/ekspresi matematis, dan indikator kata-kata/teks tertulis. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Brenner bahwa proses pemecahan masalah yang sukses bergantung kepada keterampilan merepresentasi masalah seperti mengkonstruksi dan menggunakan representasi matematik di dalam katakata, grafik, tabel, dan persamaan-persamaan, penyelesaian dan manipulasi simbol. 99 Diharapkan dengan meningkatnya kemampuan representasi matematik siswa dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan representasi matematis memberikan sumbangan sebesar 55,204% terhadap hasil belajar siswa. Sehingga semakin tinggi kemampuan representasi matematik siswa maka hasil belajar siswa diharapkan juga meningkat. 99 Puji Syafitri Rahmawati, Pengaruh Pendekatan, hal 72

111 C. Pengaruh kemampuan koneksi dan representasi matematik terhadap hasil belajar matematika Hasil analisis pengaruh kemampuan koneksi dan representasi matematik terhadap hasil belajar matematika diperoleh nilai = 70,834 dan = 3,25. Berdasarkan nilai = 70,834 > = 3,25 artinya H a diterima. Jadi ada pengaruh yang signifikan antara kemampuan koneksi dan representasi matematik terhadap hasil belajar matematika siswa kelas X SMK Negeri Bandung. Adapun besaran pengaruh antar variabel dapat diketahui dari koefisien determinasinya (KD). Besarnya KD untuk k emampuan koneksi dan representasi matematik terhadap hasil belajar matematika sebesar 78,85%. Artinya pengaruh kemampuan koneksi dan representasi matematik terhadap hasil belajar matematika sebesar 78,85% sedangkan sisanya 21,15% dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil belajar matematika seseorang tidak hanya ditentukan oleh kemampuan koneksi dan representsasi matematik saja, namun juga ada faktor lain yang mempengaruhinya. Dalam proses pembelajaran, keberhasilan belajar seseorang ditentukan oleh faktor dari dalam diri maupun dari luar diri. Faktor dari dalam diri tersebut antara lain kesehatan, sikap, bakat, minat dan motivasi. Sedangkan dari luar diri yaitu, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan sekitar. 100 100 Rurin Shofiyyanti, Pengaruh Kecerdasan Numerik dan Kecerdasan Visual-Spasial Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Di MTsN Tunggangri. (Tulungagung: Skripsi Tidak Diterbitkan, 2015), hal. 141

112 Menurut Muhibbin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar seseorang dapat dibedakan menjadi tiga yaitu 1) faktor internal yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa, 2) faktor eksternal yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa, dan 3) faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. 101 Semua faktor tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Jika faktor internal siswa dalam kondisi baik, faktor eksternal siswa juga mendukung, maka proses belajar siswa menjadi lebih baik. Faktor pendekatan belajar juga merupakan hal yang tidak boleh disepelekan. Dengan pendekatan pembelajaran yang tepat maka siswa dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal. Pendekatan pembelajaran yang baik adalah yang dapat merangsang daya kreativitas dan dapat membuat siswa berpikir kritis terhadap suatu hal. Mampu melihat suatu permasalahan dengan baik dan menyelesaikannya dengan baik pula. NCTM juga menyatakan bahwa ada lima tujuan mendasar dalam belajar matematika, yakni kemampuan pemecahan masalah ( problem solving), kemampuan berargumentasi/penalaran ( reasoning), kemampuan berkomunikasi ( communication), kemampuan membuat koneksi (connection), dan kemampuan representasi ( representasi). 102 Selain kemampuan koneksi dan representasi matematik yang harus dimiliki, siswa juga harus memiliki kemampuan pemecahan masalah, kemampuan 101 Muhibbin Syah, Psikologi, hal. 129. 102 NCTM, Principles, hal.29

113 berargumentasi/penalaran dan kemampuan berkomunikasi. Dengan memiliki kemampuan tersebut maka diharapkan hasil belajar siswa akan lebih maksimal. Selain itu, peran guru dalam proses pembelajaran juga sangat penting dalam membentuk lima tujuan mendasar dalam belajar matematika seperti yang diungkapkan oleh NCTM. Hal ini sesuai dengan peran guru yang diungkapkan dalam buku Research Ideas for the Classroom Middle Grades Mathematics. Guru mempunyai peran antara lain; help students make connections among mathematical idea, help students make connections between conceptual and procedural knowledge, help students see connections between manipulative, pictorial, and abstract representations of concepts. 103 Guru mempunyai peran dalam membantu siswa dalam membuat koneksi antar ide matematika, membantu siswa dalam membuat koneksi diantara konsep dan pengetahuan prosedural serta membantu siswa melihat koneksi diantara manipulasi, bergambar, dan menyajikan sesuatu yang abstrak dari konsep. 103 NCTM. Research Ideas for, hal.9-12