BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pertama pada tahun 1945 sampai dengan Dimulai dengan merintis pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

tedi last 11/16 Definisi Pengakuan Pengukuran Pengungkapan

BAB III PEMBAHASAN. daerah dan tugas pembantu di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan. Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sejarah Rumah Sakit Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta. pertama pada tahun 1945 sampai 1971 (

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 07 LAMPIRAN I.08 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TANGGAL

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

AKUNTANSI ASET TETAP STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 07

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Rudianto (2009:4), menjelaskan bahwa Akuntansi dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai.

LEBIH JAUH MENGENAI PSAK No. 16 (REVISI 2007) TENTANG ASET TETAP

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA DAN PERUMUSAN MODEL PENELITIAN

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 16 AKTIVA TETAP DAN AKTIVA LAIN-LAIN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

PSAP NO. 01: PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PSAP NO. 02: LAPORAN REALISASI ANGGARAN PSAP NO. 07: AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II LANDASAN TEORITIS

PENYUSUTAN ATAS ASET TETAP PEMERINTAH. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. penunjang dan sarana pendukung dalam instansi pemerintah adalah. oleh masyarakat umum. (PSAP No. 7 tahun 2010).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017

BAGIAN IX ASET

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain

ASET TETAP, PSAK 16 (REVISI 2011) ANALISIS PADA PT. BUMI SERPONG DAMAI TBK LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN TAHUN 2013

BAB IV HASIL. A. Gambaran Umum Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta. pertama (1945 s/d 1971) merintis dari tahun 1946 s/d 1971.

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, DAN PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya tujuan utama setiap perusahaan adalah untuk mencapai laba

BAB II DASAR TEORI. A. Pengertian Aset Tetap. 1. Definisi Aset Tetap. Aset tetap memiliki peranan besar dalam organisasi atau

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

BAB III KEBIJAKAN AKUNTANSI ATAS BARANG MILIK NEGARA

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BUPATI PAKPAK BHARAT. NOMOR l0 TAHUN 20{ f

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PUSKESMAS SAMBILEGI

AKTIVA TETAP BERWUJUD

PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENYUSUTAN BARANG MILIK DAERAH BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK BARAT LAPORAN KEUANGAN RSUD PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT PER 31 DESEMBER 2013 VERSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 PROFIL RUMAH SAKIT UMUM PUSAT NASIONAL DR. CIPTO MANGUNKUSUMO (RSUPN-CM)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian akuntansi Menurut Accounting Principle Board (ABP) Statement

BAB I PENDAHULUAN. sejak diwajibkannya penyusunan Laporan Posisi Keuangan sebagai bagian dari

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISI DATA DAN PEMBAHASAN

tedi last 04/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar Ilustrasi

BAB I PENDAHULUAN. yang dipisahkan pada perusahaan Negara/perusahaan daerah. Pemerintah Daerah memerlukan

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DALAM KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

SALINAN SURAT EDARAN DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 8 /SEDK.02/2015 TENTANG AKUNTANSI ASET TETAP DAN ASET TAKBERWUJUD

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURW OREJO NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN KAPITALISASI BARANG MILIK/ KEKAYAAN DAERAH BUPATI PURWOREJO,

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 DAN 2015

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 88 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUTAN ASET TETAP DAN ASET TAK BERWUJUD PEMERINTAH DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. sebagai informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, sehingga keberadaannya

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. Kota Padang belum efektif dilaksanakan sesuai Permendagri No 17 Tahun 2007.

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem berasal dari bahasa Latin (systẻma) dan bahasa Yunani (sustẻma),

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERDASARKAN PSAK 16 PADA YAYASAN BARUNAWATI BIRU SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB III LANDASAN TEORI DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Perusahaan Prof. Dr. R. Soeharso adalah pendiri yang pada saat itu menjadi direktur pertama pada tahun 1945 sampai dengan 1971. Dimulai dengan merintis pada tahun 1946 sampai dengan 1971 Rehabilitasi centrum (RC) pada saat itu sangat terkenal dan mendunia hingga asia tenggara, Rehabilitasi Centrum pada saat itu mendapat perhatian dari luar negri karena dinilai berhasil melaksanakan Pelayana Rehabilitasi terpadu dibawah satu atap atas pemikiran yang mendalam pada saat itu. Pemikiran tersebut adalah hasil pada saat menangani penderita cacat tubuh pada saat menghadapi perang. Konsep ini mampu menolong penderita cacat yang merasa sudah tidak memiliki masadepan karena menderita cacat fisik. Rehabilitasi Centrum (RC) pada saat itu hanya suatu Lembaga Rehabilitasi Penderita cacat Tubuh (LPRPCT) kemuduan barulah dibuka lembaga Orthopaedi dan Prothese (LOP) dan kemudian diikuti dengan akademi, lembaga atau yayasan dibawah naungan nama Prof. DR. R. Soeharso, yang pada akhirnya tergabung dalam paguyuban Lembaga Rehabilitasi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta yang pada saat itu berjumlah sepuluh. Tahun 1946 Suroto Raksopranoto pertama kali membuat alat bantuortotik dan Prostetik yang sangat sederhana karena terbuat 23

digilib.uns.ac.id 24 dari bambu, yang merupakan cikal bakal alat bengkel prootese di Indonesia yang kemudian berkembang menjadi training center. Mengalami perkembanganyang sangat pesat setelah mendapat bantuan dan dukungan khususnya dalam hal pendanaan dari Kolonel Gatot Subroto yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Militer untuk wilayah Surakarta, Pati, dan Madiun mencetak beberapa dokter spesialis bedah ortopedi. Setelah meninggal dunia pada tahun 1971 di usia 59 tahun Prof. Dr. R. Soeharso dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional di bidang Ortopedi, dalam perkembangannya lembaga dengan nama Prof. DR. R Soeharso ini terus berkembang secara dinamis terutama dalam bidang kedokteran, Ortopedi dan rehabilitasi medik. Prof. DR. R Soeharso menjadi pelopor dalam proses pelayanan Ortopedi dan rehabilitasi medik secara paripurna dengan perkembangan ilmu kedokteran pada saat itu dengan konsep WHO. Peralatan Ortopedi dan Rehabilitasi medik yang ada serta semangat pengorbanan yang tinggi maka terbentuklah RS Prof. DR. R. Soeharso Surakarta pada tahun 1996 dengan luas lahan: 103.070 m² (10.3 Ha) 2. Falsafah, visi, misi, tujuan dan motto a. Falsafah Rumah Sakit ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta mengabdi pada masyarakat melalui pelayanan dan pengembangan ortopedi.

digilib.uns.ac.id 25 b. Visi Rumah Sakit ortopedi yang professional dalam pelayanan, pendidikan dan pelatihan yang berbasis teknologi informasi tahun 2018. c. Misi 1) Meningkatkan pelayanan sub spesialistik ortopedi traumatologi terintegrasi paripurna. 2) Meningkatkan pendidikan, penelitian dan pengembangan dangan kebutuhan pelayanan kesehatan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan penapisan teknologi kedokteran ortopedi traumatologi. 3) Meningkatkan menejemen rumah sakit dengan kaidah bisnis yang terbuka, sehat, efisien, efektif, efisien, dan akuntabel. 4) Meningkatkan kapasitasn dan kompetisi SDM kebutuhan pelayanan serta kemampuan rumah sakit. 5) Mengembangkan infrastruktur yang ramah lingkungan berbasis teknologi informasi. d. Tujuan

digilib.uns.ac.id 26 Tujuan Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta adalah terselenggaranya pelayanan rumah sakit yang bermutu, mudah,dan terjangkau oleh seluruh lapisan mayarakat. e. Motto Motto yang ditetapkan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah CEKATAN (cepat, akurat, aman, dan nyaman). 3. Fungsi a. Melaksanakan pelayanan medis b. Melaksanakan pelayanan penunjang medi dan non medis c. Melaksanakan usaha asuhan dan pelayanan keperawatan d. Melaksanakan pelayanan rujukan e. Melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan f. Melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengembangan serta penyebarluasannya g. Melaksanakan administrasi umum dan keuangan 4. Struktur organisasi Struktur organisasi Rumah Sakit Ortopedi Prof DR. R. Soeharso Surakarta diatur dalam surat Keputusan Menteri Kesehatan nomor 839/Menkes/Per/VII/2007

digilib.uns.ac.id 27 tertanggal 20 Juli 2007 tentang organisasi dan tata kerja rumah sakit adalah sebagai berikut yang akan digambarkan pada gambar 3.1.

28

digilib.uns.ac.id 29 B. Analisis dan pembahasan Penggelolaan aset tetap yang baik adalah pengelolaan yang dilaksanakan standar dan prosedur yang berlaku, yaitu yang diatur dalam PSAP NO 07. RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta telah mengupayakan pengelolaan aset tetap agar dengan standardan prosedur yang berlaku. Berikut adalah hasil wawancara dengan bagian pengelolaan aset tetap RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta. 1. Pengakuan aset tetap Tahap pertama dalam pengelolaan aset tetap adalah pengelolaan aset tetap berdasarkan pengakuan aset tetap tersebut, Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetapnya berdasarkan biaya perolehannya, biaya perolehan harus diukur secara handal dan dimungkinkan aset tersebut memberikan manfaat ekonomi di masa depan.

digilib.uns.ac.id 30 Berikut adalah tabel analisis kesusuaian atas pengakuan aset tetap : Tabel 3.1 Perbandingan atas Pengakuan Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI/TIDAK SESUAI Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan dapat diperoleh dan nilainya dapat diukur secara handal. RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetap pada saat aset tersebut memiliki kemungkinan memberikan manfaat ekonomi di masa depan dan nilainya dapat diukur secara andal. Aset tetap harus memenuhi kriteria sebagai berikut : a Berwujud. b Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan. c Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal. d Tidak diperjual belikan. e Diperoleh untuk kegiatan operasi perusahaan. Aset tetap pada RS Ortopedi diaku dengan kriteriaberwujud, memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun, tidak diperdagangkan, dan digunakan untuk membantu kegiatan rumah sakit.

digilib.uns.ac.id 31 2 Pengukuran dan penilaian aset tetap Setelah tahap pengakuan, maka tahap selanjutnya adalah tahap pengukuran awal dan penilaian asettetap. Suatu aset dapat dikelompokkan menjadi aset tetapjika memenuhi kualifikasi tertentu seperti biaya perolehannya. Rumah sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengelompokkan aset ke dalam aset tetap jika harga perolehannya diatas Rp. 300.000pengukuran dan penilaian aset tetap akan dibahas pada tabel 3.2. Tabel 3.2 Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Barang berwujud yang memiliki kualifikasi untuk diakui sebagai aset tetap dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada dasarnya diukur berdasarkan biaya perolehannya. RS Ortopedi DR. R. Soeharso mengukur asetnya berdasarkan biaya perolehan aset tersebut, sampai aset-aset tersebut siap digunakan. Biaya perolehan aset tetap terdiri dari harga beli atau konstruksinya termasuk bea impor dan setiap biaya yang dapat didistribusikan secara langsung dalam membawa aset tersebut ke kondisi yang membuat aset tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang dimaksudkan. RS Ortopedi DR.R. Soeharso menilai harga perolehan asetnya beserta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan aset tersebut sampai dengan siap digunakan dalam kegiatan usahanya.

digilib.uns.ac.id 32 Tabel 3.2 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Biaya yang dapat didistribusikan secara langsung adalah : a Biaya persiapan tempat. b Biaya pengiriman awal dan biaya bongkar muatan. c Biaya pemasangan d Biaya professional seperti arsitek dan insinyur. e biayakonstruksi. RS Ortopedi DR. R. Soeharso mengakui biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya pengiriman mesin. Harga perolehan dari masing-masing aset tetap yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar. Suatu aset dapat diperoleh dalam pertukaran aset tidak sejenis. Biaya dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar aset yang dilepas atau yang diperoleh, yang mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai wajar aset yang dilepaskan setelah dikan dengan jumlah kas atau setara kas yang di transfer. Hargaperolehan aset yang diperoleh secara wajar dinilai sebesar harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar aset yang diperoleh. Aset yang diperoleh dari pertukaran aset yang jenis dan fungsinya tidak sama harga perolehannya dinilai berdasarkan nilai aset lama termasuk jumlah kas atau setara kas yang ditransfer jika ada, atau dengan menggunakan nilai wajar aset baru yang diperoleh.

digilib.uns.ac.id 33 Tabel 3.2 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran dan Penilaian Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Aset tetap yang diperoleh dari sumbangan atau hibah harus dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan akun ekuitas. Apabila perolehan aset tetap memenuhi kriteria perolehan aset donasi, maka perolehan tersebut diakui sebagai pendapatan operasional. Aset yang diperoleh dari sumbangan atau hibah dinilai sebesar nilai wajar aset tersebut pada saat perolehannya. Perolehan aset dari donasi diakui sebagai pendapatan operasional RS Ortopedi DR. R. Soeharso. 3 Pengeluaran setelah perolehan(subsequent expenditures) Tahap selanjutnya adalah pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures), setelah aset diperoleh maka rumah sakit akan melakukan pemeliharaan, perawatan, dan perbaikan terhadap aset tetap tersebut. Pengeluaran tersebut dapat menambah masa manfaat dan menambah nilai aset, maka Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta harus mengkapitalisasi pengeluaranpengeluaran tersebut, berikut akan dijelaskan perlakuan RS Ortopedi DR.R. Soeharso Surakarta mengenai pengeluaran setelah perolehan dalam tabel 3.3.

digilib.uns.ac.id 34 Tabel 3.3 Perbandingan Pengeluaran Setelah Perolehan Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 PSAP No 07 Pengeluaran setelah perolehan awal suatu aset tetap yang dapat memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomi di masa depan harus ditambahkan pada nilai tercatat aset yang bersangkutan. Setiap entitas harus menentukan batasan jumlah biaya yang dikapitalisasi, bila telah terbentuk harus diterapkan secara konsisten dan diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. PENERAPAN RS Ortopedi DR Soeharso menambahkan pengeluaran setelah perolehan awal yang memiliki kemungkinan menambah masa manfaat dan manfaat ekonomi bagi aset tersebut. RS Ortopedi DR. R Soeharso menetapkan satuan minimum yang dikapitalisasi untuk peralatan dan mesin sebesar Rp. 300.000 sedangkan untuk gedung dan bangunan sebesar Rp. 10.000.000. SESUAI/TIDAK SESUAI 4 Pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal Tahap pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal merupakan tahap ke empat dalam pengelolaan aset tetap yang dijelaskan dalam PSAP No 07, RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta menggunakan model biaya, dengan mengakui aset sebesar biaya perolehan aset dikurangi akumulasi penyusutannya serta akumulasi rugi penurunan nilainya. Berikut adalah tabel evaluasi kean pengukuran berikutnya terhadap pengukuran awal.

digilib.uns.ac.id 35 Tabel 3.4 Perbandingan Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Penilaian kembali atau RS Ortopedi DR. R. revaluasi aset tetap tidak diperkenankan. Penilaian kembali aset tetap dapat dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. Dalam hal disajikan menyimpang tersebut serta pengaruhnya terhadap informasi keuangan BLU. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku aset dibukukan dalam akun ekuitas. Soeharso Surakarta melaksanakan inventarisasi dan penilaian kembali pada tahun 2008 dan di serahkan kuasanya kepada KPKNL tiap lima tahun sekali. Tidak Jumlah yang dapat disusutkan dari suatu aset tetap harus dialokasikan secara sistematis dan handal sepanjang masa manfaatnya. RS Ortopedi DR. R. Soeharso baru melaksanakan penyusutan pada tahun 2013. Tidak Penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai biaya untuk periode yang bersangkutan. RS Ortopedi menghitung penyusutan secara semesteran, dan biaya penyusutan tersebur diakui dalam periode laporan keuangan yang bersangkutan. Sesuai

digilib.uns.ac.id 36 Tabel 3.4 (Lanjutan) Perbandingan Pengukuran Berikutnya Terhadap Pengakuan Awal Aset Tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Masa manfaat yang aset tetap yang dapat disusutkan harus ditinjau secara periodik dan jika terdapat perbedaan besar dari estimasi sebelumnya, penyusutan periode sekarang dan yang akan datang harus dilakukan penyesuaian RS Ortopedi DR. R. Soeharso melakukan peninjauan terhadap aset tetapnya. Tetapi tidak terjadwal tiap periodenya Tidak Metode penyusutan yang digunakan hendaknya ditelaah ulang secara periodik dan jika terdapat suatu perubahan yang signifikan dalam pola pemanfaatan ekonomi yang diharapkan dari aset tersebut, metode pentusutan diperlukan perubahan untuk dapat mencerminkan pola tersebut dengan jumlah biaya penyusutan untuk periode yang akan datang RS Ortopedi DR. R. Soeharso belum pernah melakukan evaluasi terhadap metode penyusutan yang digunakan selama ini. Tidak 5 Penghentian dan pelepasan Tahap yang terakhir adalah tahap penghentian dan pelepasan aset tetap, RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta menghentikan aset dari kegiatan operasi pada saat aset tersebut berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi memberikan manfaat ekonomi bagi rumah sakit. Kerugian atau keuntungan dari penghentian

digilib.uns.ac.id 37 aset tersebut dimasukkan kedalam laporan operasional atau aktivitas rumah sakit. Berikut adalah evaluasi kean atas penghentian dan pelepasan aset RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta : Tabel 3.5 Perbandingan Penghentian dan Pelepasan pada RS Ortopedi Prof.DR. R. Soeharso Surakarta dengan PSAP No 07 SESUAI/TIDAK PSAP No 07 PENERAPAN SESUAI Suatu aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau bila aset secara permanen ditarik dari penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonomi di masa yang akan datang diharapkan dari pelepasannya. Ada beberapa aset yang sudah tidak digunakan karena masuk dalam katagori aset dalam keadaan rusak berat, namun belum dieliminasi dari naraca karena masih dalam tahap usulan untu dihapus dari neraca Tidak Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau peleapsan suatu aset tetap diakui sebagai keuntungan atau kerugian dalam laporan operasional atau aktivitas. aset tetap yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainnya dengan nilai tercatatnya. Keuntungan atau kerugian dari penghentian dan pelepasan aset tetap pada RS Ortopedi DR. R. Soeharaso diakui sebagai keuntungan dan kerugian dalam laporan operasional. Aset yang telah dihentikan dimasukkan dalam pos aset lainnya dengan nilai tercatatnya. Sesuai

digilib.uns.ac.id 38 Berdasarkan tabel perbandingan diatas, dapat dilihat bahwa dalam pengelolaan aset tetap yang dituangkan dalam PSAP No 07 terdapat lima perlakuan pengelolaanaset tetap yaitu pengakuan aset tetap, penilaian aset tetap, pengeluaran setelah perolehan, pengukuran berikutnya terhadap pengakuan awal, dan yang terakhir penghentian dan pelepaan aset tetap. Penulis akan membandingkan apakah pengelolaan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah mengelola asetnya dengan PSAP No 07. Setelah dilakukan pengamatan dan wawancara langsung oleh seorang karyawan RS Ortopdi Prof DR. R. Soeharso Surakarta yang bekerja di bagian akuntansi keuangan dan khusus menangani mengenai pengelolaan barang milik negara penulis membuat tabel perbandingan kean antara pengelolaan dengan PSAP No 07 pada tabel 3.1 sampai dengan 3.5. Selain itu, penulis akan membahas mengenai pengelolaan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta secara singkat sebagai berikut. RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah rumah sakit dengan bentuk Badan Layanan Umum, rumah sakit ini menyusun dua jenis laporan keuangan tiap periodenya. Laporan keuangan yang dibuat adalah laporan keuangan BLU (Badan Layanan Umum) dan laporan keuangan SAI (Sistem Akuntansi Instansi), laporan keuangan BLU disusun berdasarkan PSAK sedangkan laporan keuangan SAI disusun berdasarkan PSAP. Penulis akan membahas mengenai pengelolaan aset tetap RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta berdasarkan PSAP No 07. Selain berdasarkan pedoman PSAP No 07, dasar hukum pengelolaan aset tetap instansi pemerintahan adalah sebagai berikut :

digilib.uns.ac.id 39 1. PP No 71 tahun 2010 2. KMK No 01 tahun 2001 mengatur mengenai kapitalisasi aset tetap 3. PMK No 96 tahun 2009 tentang pemanfaatan aset tetap RS Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta mengakui aset tetap dengan kriteria sebagai berikut : 1. Berwujud 2. Masa manfaat lebih dari 12 bulan atau lebih dari satu tahun 3. Biaya perolehan dapat diukur secara handal 4. Tidak ditujukan untuk dijual kembali Berdasarkan aspek kuantitatif aset tetap diakui jika : A. Peralatan dan mesin harga perolehannya sebelum 1 Januari 2001 nilainya Rp. 0 Setelah 1 Januari 2001 diakui sebagai aset tetap jika nilai perolehannya sebesar Rp. 300.000. Jika telah memenuhi aspek kualitatif namun nilainya kurang dari Rp. 300.000 maka tidak dicatat di neraca namun dicatat dalam daftar aset tetap atau daftar inventaris B. Gedung dan bangunan perolehan sebelum 1 Januari 2010 Rp.0 Perolehan mulai 1 Januari 2010 perolehannya RP. 10.000.000 Pengeluaran setelah perolehan awal aset tetap, Rumah Sakit Ortopedi DR. R.Soeharso Surakarta tidak melakukan kapitalisasi terhadap biaya pemeliharaan

digilib.uns.ac.id 40 yang tidak menambah masa manfaat, kapasitas aset tetap, mutu produksi, dan peningkatan standar kinerja. Renovasi yang dapat menambah masa manfaat, kapasitas, mutu produksi, dan dapat meningkatkan standar kinerja harus dikapitalisasi. Belanja modal sebesar Rp. 300.000 untuk mesin dan peralatan serta gedung dan bangunan yang nilainya diatas Rp. 10.000.000 harus dikapitalisasi. Penyusutan aset tetap RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menggunakan metode garis lurus untuk seluruh aset tetapnya, rumah sakit tidak mengakui nilai sisa atau nilai residu terhadap aset tetapnya. Aset tetap disusutkan secara semesteran dan belum secara bulanan. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta belum pernah melakukan review terhadap masa manfaat tiap aset yang dimilikinya dan juga metode penyusutan yang telah ditetapkan.amortisasi implementasinya belum dapat ditetapkan oleh sistem aplikasi yang digunakan, karena standar umur ekonomis aset belum ditetapkan oleh peraturan yang berlaku. Rumah Sakit Ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta melakukan revaluasi aset tetap pada tahun 2008 yang dilaksanakan oleh KPKNL (Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang). Aset tetap yang berada pada kondisi rusak berat, atau sudah tidak dapat memberikan manfaat ekonomi seharusnya dieliminasi dari neraca, namun pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta aset tersebut masih diakui pada laporan intrakomptabel atau dalam neraca, dengan sub akun aset tetap yang tidak digunakan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan akan dihapus setelah usul

digilib.uns.ac.id 41 hapus disetujui oleh manajemen rumah sakit, aset tetap yang tidak memenuhi definisi aset tetap dipindahkan dalam pos aset lainnya dengan nilai tercatatnya. Keuntungan ataukerugian yang timbul akibat penghentian aset tetap tersebut diakui sebagai keuntungan atau kerugian rumah sakit dalam laporan operasional. C. Temuan Setelah dilakukan pengamatan dan evaluasi pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta penulis menemukan beberapa temuan sebagai berikut : A. Kelebihan : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah menerapkan pengelolaan yang dengan PSAP Np 07 yaitu : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah mengakui biaya perolehan aset tetapnya pada saat aset tersebut diperkirakan akan memberikan manfaat ekonomi pada masa yang akan datang, dan nilainya dapat diukur secara handal. Secara keseluruhan pengakuan aset tetap pada RS Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta telah dengan PSAP No 07. Pengakuan awal harus memenuhi kualifikasi untuk bisa diakui sebagai aset tetap, dan kualiffikasi yang telah ditetapkan Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta adalah Rp. 300.000, dengan adanya kualifikasi yang diterapkan sebesar nilai nominal, maka akan menjamin bahwa aset yang baik dan bernilai cukup besar bagi rumah sakit. Biaya perolehan aset tetap meliputi biaya

digilib.uns.ac.id 42 import, biaya pajak yang tidak dapat dikreditkan, dan dikurangi dengan potongan pembelian. Rumah sakit juga mengakui biaya-biaya yang dapat didistribusikan secara langsung seperti biaya persiapan tempat, biaya pengiriman awal, biaya pemasangan, biaya professional, dan biaya konstruksi. Pengeluaran setelah perolehan (subsequent expenditures) pada Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta mencatat asettetap sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya yang dikeluarkan setelah perolehan yang dapat menambah masa manfaat, umur ekonomis, kuantitas produksi harus dikapitalisasi. Setiap organisasi pemerintahan sangatlah beragam dalam jumlah dan penggunaan aset tetap, maka tiap instansi harus menentukan batasan nilai kapitalisasi. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menetapkan batasan nilai kapitalisasi sebesar Rp. 300.000, Penghentian pengakuan pada Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta menghentikan suatu aset tetap dari operasinya pada saat aset tersebut dalam keadaan rusak berat dan tidak dapat memberikan keuntungan dalam penggunaannya. Keuntungan dan kerugian akibat penghentian aset diakui sebagai keuntungan dan kerugian pada laporan operasional rumah sakit.

digilib.uns.ac.id 43 B. Kekurangan : Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso dalam mengelola aset tetapnya terdapat kekurangan sebagai berikut : Kelemahan dalam pengukuran berikutnya (subsequent measurement)terhadap pengakuan awal Rumah Sakit ortopedi DR. R. Soeharso Surakarta yaitu, rumah sakit mengadakan revaluasi setiap lima tahun sekali sejak tahun 2008 yang tidak didasarkan ketentuan pemerintah yang berlaku secara nasional. Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta tidak mengalokasikan secara sistematis nilai aset yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaatnya, karena rumah sakit baru melakukan penyusutan pada tahun 2013. Metode penyusutan yang digunakan belum pernah diadakan peninjauan apakah telah dan efektif terhadap aset tetap yang bersangkutan atau belum, dalam penghentian dan pelepasan kelemahan yang di dapat adalah Rumah Sakit Ortopedi Prof. DR. R. Soeharso Surakarta tidak langsung mengeliminasi aset dari neraca walaupun aset tersebut dalam keadaan rusak berat dan sudah tidak dapat memberikan manfaat bagi rumah sakit, aset tersebut masih dalam usul untuk dihapuskan.