BAB I PENDAHULUAN. investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang profesional. Saat ini banyak perusahaan yang sudah go public maka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. (Halim, 2000). Senada dengan pernyataan Halim, Aryati (2005) menyebutkan audit

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut Kieso

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan ( 2014 ), terdapat empat karakteristik kualitatif untuk

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan pada periode akhir akuntansi harus menyusun laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. mendukung keberlangsungan suatu perusahaan. Menurut IAI dalam. pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. atau merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perusahaan membutuhkan tambahan dana untuk mempertahankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. satunya berdampak pada peningkatan permintaan akan Audit Delay laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan proses akhir dari proses akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan atas perusahaan dalam bentuk efek kepada masyarakat luas, laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses pencatatan, dari transaksi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu perusahaan. Sehingga banyaknya perusahaan yang go public membuat

BAB I PENDAHULUAN. publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

BAB I PENDAHULUAN. Minat investor global berinvestasi di emerging market, terutama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. badan regulasi pasar modal (Bapepam). Tujuan laporan keuangan adalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh auditor yang independen. Laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan, utamanya perusahaan yang telah go public.

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. go public. Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang go public,

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media informasi dan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini, kondisi perekonomian di indonesia dapat dilihat dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan dan penyampaian informasi keuangan dari suatu perusahaan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Banyaknya perusahaan yang go public membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai suatu instrument untuk mengukur kinerja perusahaan. Para pengguna

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. permintaan akan audit laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan informasi keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan media komunikasi antara manajemen (intern

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan bermanfaat bagi pengguna bila disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. ( perusahaan ) sebagai modal. Dalam beberapa tahun belakang ini, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. maupun untuk mengembangkan perusahaan. Sumber dana dapat diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. menanam modalnya pada perusahaan-perusahaan yang go public. Semua

BAB I PENDAHULUAN. tinggi permintaan audit terhadap laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pasar modal dewasa ini meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang. Hal ini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari kebutuhan informasi. Informasi yang dibutuhkan berupa informasi UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan memiliki peranan yang

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk. yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal.

I. PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal saat ini telah meningkat dengan sangat pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan go public di Indonesia menjadikan laporan keuangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu wadah bagi perusahaan publik untuk mencari investor (Jumratul dan Wiratmaja, 2014: 63 dalam Apriyani, 2015). Perusahaan publik harus memenuhi syarat dan ketentuan hukum terlebih dahulu agar dapat mempublikasikan laporan keuangannya dan juga mencatatkan sahamnya sebelum diperdagangkan dipasar modal. Salah satu persyaratan untuk dapat mempublikasikan laporan keuangan perusahaan ke pasar modal yaitu laporan keuangan harus diaudit terlebih dahulu oleh auditor independen. Setiap perusahaan yang go public diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dan telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di Badan Pengawas Pasar Modal. Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya (Awalludin dan Sawitri,2012). Laporan keungan memiliki peranan yang penting dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan. Menurut IAI, (2009) tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyengkut posisi keuangan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi seluruh pengguna laporan keuangan. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara wajar, akurat serta tepat waktu pada saat dibutuhkan oleh pemakai laporan keuangan. Menurut Suwardjono (2001:170), ketepatan 1

2 waktu mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan kemampuannya untuk memepengaruhi atau membuat perbedaan dalam keputusan Bapepam-LK mengeluarkan Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP- 36/PM/2003 yang menyatakan bahwa laporan keuangan disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim untuk disampaikan kepada Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Di Bursa Efek Indonesia, masih terdapat perusahaan-perusahaan yang terlambat menyerahkan laporan keuangannya. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh lamanya waktu penyelesaian audit (Puspitasari dan Latrini, 2014) Sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK:2009), tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, bahwa laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitas yang membuat informasi laporan keuangan bermanfaat bagi sejumlah penggunanya. Keempat karakteristik tersebut antara lain dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan (Prameswari dan Yustrianthe, 2015). Keterlambatan dalam menyerahkan laporan keuangan dapat menyebabkan preseden buruk bagi industri pasar modal dimana dapat menjadi contoh yang kurang baik bagi emiten lainnya. Dalam Ipotnews.com pihak BEI juga akan melakukan delisting (penghapusan saham) terhadap emiten apabila terjadi keterlambatan penyampaian laporan keuangan dalam waktu 1-2 tahun. Ketepatan penyampaian laporan keuangan ke pasar modal merupakan hal yang sangat

3 penting terutama bagi perusahaan go public, karena pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan tersebut (Apriyani, 2015). Oleh karena itu, semakin cepat informasi laporan keuangan dipublikasikan ke publik maka informasi tersebut akan semakin bermanfaat bagi pengambilan keputusan untuk para pengguna laporan keuangan. Sebaliknya jika terdapat penundaan yang tidak semestinya, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan keputusan. Dengan demikian, informasi laporan keuangan harus disampaikan secepat mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk membantu para pengguna laporan keuangan sehingga tertundanya pengambilan keputusan dapat dihindari seminimal mungkin (Delbhia, 2014). Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan tepat waktu. Menurut Givoly dan Palmon (Puspitasari dan Sari, 2012), nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut. Selanjutnya menurut Pramesti dan Dananti (2012), ketepatan waktu dalam penyajian laporan keuangan (timeliness) merupakan atribut kualitatif penting pada laporan keuangan yang mengharuskan informasi disediakan secepat mungkin bagi para pemakainya. Jadi, semakin cepat informasi laporan keuangan di publikasikan ke publik, maka informasi tersebut semakin bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dan sebaliknya jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan keuangan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya dalam hal pengambilan suatu keputusan. Oleh karena itu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk

4 dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusankeputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut. Audit delay adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penututpan tahun buku higga tanggal diselesaikannya laporan audit independen (Utami,2006:4). Audit delay yang melewati batas waktu BABEPAM, tentu berakibat pada keterlambatan publikasi laporan keuangan. Keterlambatan publikasi laporan keuangan tersebut dapat mengidentifikasikan adanya masalah dalam laporan keuangan emiten, sehingga memerlukan waktu yang lebih lama alam penyelesaian audit (Eka, 2014). Audit delay yang adalah senjang waktu audit, yaitu waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja laporan keuangan suatu perusahaan. Senjang waktu audit ini dihitung dari selisih tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan sampai dengan tanggal laporan audit yang dikeluarkan oleh KAP. Hal ini sesuai dengan definisi Sistya Rachmawati (2008) dimana audit delay adalah rentang waktu penyelesaian audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tahun tutup buku perusahaan sampai dengan tanggal yang tertera pada laporan auditor independen. Rentang waktu yang dibutuhkan oleh auditor untuk menyelesaikan proses audit yang diukur dari tanggal penutupan tahun buku hingga tanggal ditandatanganinya laporan audit (tanggal opini) ini kemudian disebut dengan audit delay (Halim, 2000). Disebutkan pula oleh Bean dan

5 Bernadi (2003) bahwa audit delay adalah jumlah hari yang dibutuhkan antara penutupan tahun buku keuangan hingga tanggal dikeluarkannya laporan audit (Puspitasari dan Latrini, 2014). Menurut peraturan Pasar Modal No. KEP.36/PM/2003 tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala, bahwa Laporan Keuangan tahunan harus disertai laporan akuntan dengan pendapat yang lazim. Jangka waktu penyampaian Laporan Keuangan kepada Bapepam dan LK selambat-lambatnya pada akhir bulan ke-3 setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Ketepatan perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan dapat mengalami keterlambatan yang disebabkan oleh lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya, (Oviek dan Etna, 2011: 2). Hal tersebut bisa terjadi karena auditor harus menerapkan standar audit berdasarkan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik) untuk meningkatkan kualitas audit dan adanya keterbatasan dalam audit laporan keuangan seperti jumlah waktu yang memadai dan biaya audit yang terbatas. Auditor menyatakan suatu pendapat mengenai apakah laporan keuangan historis suatu entitas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha entitas sesuai dengan prinsip PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum). Dalam menyajikan jasa audit ini, auditor memberikan keyakinan positif atas asersi yang dibuat manajemen dalam laporan keuangan historis. Keyakinan menunjukkan tingkat kepastian yang dicapai dan yang ingin disampaikan oleh auditor bahwa simpulannya adalah benar. Tingkat keyakinan yang dapat dicapai auditor ditentukan oleh hasil pengumpulan bukti.

6 Jasa ini merupakan jasa profesi akuntan publik yang paling dikenal dalam masyarakat, yang berpraktik di Kantor Akuntan Publik dan menyediakan berbagai jasa yang diatur dalam (SPAP) Standar Profesional Akuntan Publik (Hersugondo dan Kartika, 2013). Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu penyampaian laporan auditnya. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri (Kartika, 2011). Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak peningkatan kualitas hasil audit. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama. Hal ini berdasarkan pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Kompartemen Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001) khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan (Hersugondo dan Kartika, 2013).

7 Keterlambatan dalam menyerahkan laporan keuangan dapat menyebabkan preseden buruk bagi industri pasar modal dimana dapat menjadi contoh yang kurang baik bagi emiten lainnya. Dalam Ipotnews.com pihak BEI juga akan melakukan delisting (penghapusan saham) terhadap emiten apabila terjadi keterlambatan penyampaian laporan keuangan dalam waktu 1-2 tahun. Ketepatan penyampaian laporan keuangan ke pasar modal merupakan hal yang sangat penting terutama bagi perusahaan go public, karena pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan bagi perusahaan tersebut (Apriyani, 2015). Lamanya waktu penyelesaian audit oleh auditor dilihat dari interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani. Perbedaan waktu ini disebut dengan audit delay (Subekti dan Widiyati, 2004) atau disebut juga dengan audit report lag (Iskandar dan Trisnawati, 2010). Semakin lama auditor menyelesaikan pekerjaan auditnya, maka semakin lama pula audit delay-nya. Jika audit delay semakin lama, maka kemungkinan keterlambatan penyampaian laporan keuangan semakin besar. Dalam profesionalismenya, auditor dituntut untuk menyampaikan laporan auditnya secara tepat waktu. Ketepatan waktu perusahaan dalam mempublikasikan laporan keuangan kepada masyarakat umum dan kepada BAPEPAM juga tergantung dari ketepatan waktu auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatan waktu ini terkait dengan manfaat dari laporan keuangan itu sendiri (Hersugondo dan Kartika, 2013).

8 Perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian pekerjaan auditnya. Hal yang penting adalah bagaimana agar dalam penyajian laporan keuangan itu bisa tepat waktu atau tidak terlambat dan kerahasiaan informasi terhadap laporan keuangan tidak bocor kepada pihak lain yang bukan kompetensinya untuk ikut mempengaruhinya. Tetapi apabila terjadi hal yang sebaliknya yaitu terjadi keterlambatan maka akan menyebabkan manfaat informasi yang disajikan menjadi berkurang dan tidak akurat (Hersugondo dan Kartika, 2013). Terdapat banyak faktor yang mendorong terjadinya audit delay, ukuran perusahaan, laba atau rugi, return on asset, total debt to total asset, opini auditor, ukuran KAP, dan pergantian auditor. Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor yang mendorong terjadinya audit delay. Dimana perusahaan besar memiliki total asset, aktivitas transaksi dan kompleksitas yang lebih besar dibandingkan perusahaan kecil, sehingga auditor memerlukan sampel dan bukti audit yang lebih banyak terkait dengan kecukupan bukti audit yang harus diperoleh. Oleh karena itu, prosedur audit yang dilakukan auditor lebih banyak dan berpengaruh terhadap lamanya proses audit sehingga menyebabkan audit delay (Delbhia 2014). Salah satu atribut yang dapat dihubungkan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa ukuran. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aset, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga

9 kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula ukuran perusahaan itu (Awalludin dan Sawitri 2011). Pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aktiva perusahaan maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Perusahaan besar diduga akan menyelesaikan proses auditnya lebih cepat dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu manajemen perusahaan yang berskala besar cenderung diberikan insentif untuk mengurangi audit delay dikarenakan perusahaan-perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pengawas permodalan dari pemerintah. Pihak-pihak ini sangat berkepentingan terhadap informasi yang termuat dalam laporan keuangan (Kartika 2011). Kantor Akuntan Publik yang bereputasi baik, diperkirakan dapat melakukan audit lebih efisien dan memliki fleksibilitas yang lebih besar untuk menyelesaikan audit sesuai jadwal. Sehingga informasi dapat lebih cepat diterima pengguna laporan keuangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik (Kartika 2011). Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan. Dengan semakin besar rasio profitabilitas maka semakin baik pula kinerja perusahaan sehingga perusahaan akan cenderung untuk memberikan informasi tersebut pada pihak lain yang berkepentingan. Sehingga dapat dikatakan bahwa profit merupakan berita baik (good news) bagi perusahaan.

10 Perusahaan yang memiliki berita baik tidak akan menunda penyampaian informasi (Awalludin dan Sawitri 2011). Penelitian Owusu dan Ansah (2000) yang menunjukkan bahwa profitabilitas dapat mempengaruhi perilaku ketepatan waktu pelaporan keuangan. Oleh karena itu, perusahaan yang mampu menghasilkan profit cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporan keuangannya dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian (Oktorina dan Suharli, 2005). Hal ini didukung oleh penelitian Na'im (1998) yang menemukan bukti empiris bahwa profitabilitas signifikan mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan. Sementara Saleh (2004) dan Oktorina dan Suharli (2005) menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan Solvabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menutupi semua kewajibannya, diasumsikan bahwa semakin tinggi rasio utang terhadap total aktiva maka semakin lama rentang waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan laporan keuangan sehingga solvabilitas berpengaruh terhadap audit delay. Hal tersebut sejalan dengan penelitian Elen dan Anggraeni (2012) Solvabilitas seringkali disebut leverage ratio. Weston dan Copeland dalam Hersugondo dan Karitika (2013) menyatakan bahwa rasio leverage mengukur tingkat aktiva perusahaan yang telah dibiayai oleh penggunaan hutang. Dengan demikian solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tingginya rasio debt to equity mencerminkan tingginya resiko keuangan perusahaan.

11 Tingginya resiko ini menunjukkan adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi kewajiban atau hutangnya baik berupa pokok maupun bunga. Resiko perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan merupakan berita buruk yang akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat. Pihak manajemen cenderung menunda penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk (Ukago, 2005 dalam Hersugondo dan Kartika, 2013). Meskipun telah banyak dilakukan penelitian tentang audit delay pada perusahaan yang terdaftar di BEI, namun masih banyak perbedaan hasil. Hasil penelitian tersebut beragam, mungkin dikarenakan perbedaan sifat variable independent dan variable dependen yang diteliti, perbedaan periode pengamatan atau perbedaan dalam metodologi statistik yang digunakan. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Faktor faktor yang akan di uji meliputi ukuran perusahaan, ROA, DER, profitabilitasi perusahaan dan solvabilitas. Peneliti membuat perencanaan penelitian yang mengembangkan penelitian dari Kristanti Eka A. S ysng berjudul Pengaruh Total Asset, ROA, DER, Ukuran KAP, dan Laba atau Rugi Perusahaan terhadap Audit Delay pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Indonesia Periode 2011-2012, dengan penelitian Nurul Nur Apriyani yang berjudul Pengaruh Solvabilitas, Opini Auditor, Ukuran KAP, dan Komite Audit terhadap Audit Delay, dan denagn penelitian Hersugondo dan Andi Kartika yang berjudul Prediksi Profitabilitas Audit Delay dan Faktor Determinannya, dan peneliti menambahkan variabel ukuran perusahaan, reputasi

12 auditor dan mengurangi variabel total aset karena dalam penelitian yang dilakukan oleh Hersugondo dan Andi Kartika (2013) ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menentukan judul PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, REPUTASI AUDITOR, PROFITABILITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP AUDIT DELAY ( Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014). B. Rumusan Masalah Masalah-masalah penelitian yang dapat dirumuskan berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia? 2. Apakah reputasi auditor mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia? 3. Apakah profitabilitas perusahaan mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia? 4. Apakah solvabilitas mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, Sehingga dalam penelitian ini rumusan masalahnya sebagai berikut: 1. Untuk membuktikan adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia.

13 2. Untuk membuktikan adanya pengaruh reputasi auditor terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia. 3. Untuk membuktikan adanya pengaruh profitabilitas terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia. 4. Untuk membuktikan adanya pengaruh solvabilitas terhadap audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Indonesia. D. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Investor dan Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk memberi informasi dan sebagai bahan pertimbangan mengenai audit delay sehingga para investor dan calon investor dapat mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan investasi. 2. Bagi Auditor Independen Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai pedoman, bahan pertimbangan dan bahan referensi bagi auditor dalam melaksanakan proses auditnya terutama dalam hal pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit terhadap klien yang menyangkut masalah pemberian opini audit delay. 3. Bagi Peneliti

14 Penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti dan dapat lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit delay. 4. Bagi Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para pembaca maupun sebagai salah satu bahan referensi atau bahan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya dan sebagai penambah wacana keilmuan. E. Sistematika Penulisan Sebagai arahan untuk memudahkan dalam penelitian ini, maka penulis mencoba menyajikan susunan penulisan sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Menguraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yakni ukuran perusahaan, reputasi auditor, profitabilitas dan solvabilitas, hipotesis dan penelitian terdahulu serta kerangka teori. BAB III. METODE PENELITIAN Menguraikan metode penelitian yang digunakan meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel, data dan sumber data, definisi operasional

15 dan pengukuran variabel, metode analisis data : uji asumsi klasik, pengujian hipotesis. BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi penyajian dan analisis data. Pada bab penelitian menyajikan dan menyelesaikan hasil pengumpulan serta analisis data, sekaligus merupakan jawaban atas hipotesis yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya. BAB V. PENUTUP Menyajikan simpulan yang diperoleh, keterbatasan serta saransaran yang perlu untuk disampaikan.