bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 %

dokumen-dokumen yang mirip
Penghantaran obat secara transdermal dibuat dalam bentuk patch. Dimana patch terdiri dari berbagai komponen, namun komponen yang paling penting dari

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

sehingga mebutuhkan frekuensi pemberian dosis yang cukup tinggi. Penelitian sebelumnya oleh Chien (1989) mengenai perbandingan antara nilai

molekul yang kecil (< 500 Dalton), dan tidak menyebabkan iritasi kulit pada pemakaian topikal (Garala et al, 2009; Ansel, 1990).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan, hipotesis dan manfaat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

anti-inflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak. Obat golongan ini mempunyai efek

dapat digunakan pada krisis hipertensi seperti kaptopril (Author, 2007). Kaptopril mempunyai waktu paruh biologis satu sampai tiga jam dengan dosis

Pemberian obat secara bukal adalah pemberian obat dengan cara meletakkan obat diantara gusi dengan membran mukosa pipi. Pemberian sediaan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

Effervescent system digunakan pada penelitian ini. Pada sistem ini formula tablet mengandung komponen polimer dengan kemampuan mengembang seperti

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

periode waktu yang terkendali, selain itu sediaan juga harus dapat diangkat dengan mudah setiap saat selama masa pengobatan (Patel et al., 2011).

bentuk sediaan lainnya; pemakaian yang mudah (Siregar, 1992). Akan tetapi, tablet memiliki kekurangan untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam

menyebabkan timbulnya faktor lupa meminum obat yang akhirnya dapat menyebabkan kegagalan dalam efektivitas pengobatan. Permasalahan ini dapat diatasi

Sedangkan kerugiannya adalah tablet tidak bisa digunakan untuk pasien dengan kesulitan menelan. Absorpsi suatu obat ditentukan melalui disolusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

tanpa tenaga ahli, lebih mudah dibawa, tanpa takut pecah (Lecithia et al, 2007). Sediaan transdermal lebih baik digunakan untuk terapi penyakit

Teknik likuisolid merupakan suatu teknik formulasi dengan obat yang tidak terlarut air dilarutkan dalam pelarut non volatile dan menjadi obat dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI AC-DI-SOL SEBAGAI DISINTEGRAN DAN PVP K-30 SEBAGAI PENGIKAT PADA TABLET SUBLINGUAL PROPANOLOL HCL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obat-obat anti inflamasi non-steroid (AINS) banyak digunakan untuk terapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

/ ml untuk setiap mg dari dosis oral, yang dicapai dalam waktu 2-3 h. Setelah inhalasi, hanya sekitar 10% -20% dari dosis dihirup mencapai paruparu

enzim dan ph rendah dalam lambung), mengontrol pelepasan obat dengan mengubah struktur gel dalam respon terhadap lingkungan, seperti ph, suhu,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

banyak digunakan dalam pengobatan akut dan jangka panjang dari asma bronkial, bronkitis kronis, emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

waktu tinggal sediaan dalam lambung dan memiliki densitas yang lebih kecil dari cairan lambung sehingga obat tetap mengapung di dalam lambung tanpa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

konvensional 150 mg dapat menghambat sekresi asam lambung hingga 5 jam, tetapi kurang dari 10 jam. Dosis alternatif 300 mg dapat meningkatkan

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. derivat asam propionat yang mempunyai aktivitas analgetik. Mekanisme. ibuprofen adalah menghambat isoenzim siklooksigenase-1 dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden yang Memengaruhi Tekanan Darah

1. Penetapan panjang gelombang serapan maksimum Pembuatan kurva baku... 35

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

BAB I LATAR BELAKANG 1.1 Latar Belakang:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Karakterisasi Fisik Vitamin C

BAB 5 SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

sediaan tablet cukup kecil dan wujudnya padat sehingga memudahkan pengemasan, penyimpanan, dan pengangkutannya (Siregar, 1992). Telah diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH HPMC DAN GLISEROL TERHADAP TRANSPOR TRANSDERMAL PROPRANOLOL HCl DALAM SEDIAAN MATRIKS PATCH DENGAN METODE DESAIN FAKTORIAL

mudah ditelan serta praktis dalam hal transportasi dan penyimpanan (Voigt, 1995). Ibuprofen merupakan obat analgetik antipiretik dan anti inflamasi

UJI PELEPASAN SALBUTAMOL SULFAT DALAM SEDIAAN NASAL GEL IN-SITU DENGAN POLIMER CARBOPOL DAN XANTHAN GUM LUKAS ADI PUTRA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

zat alc.if dari tablet dapat diatur mtuk tujuan tertentu (Banker &

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil percobaan pendahuluan, ditentukan lima formula

PENGGUNAAN ETIL SELULOSA SEBAGAI MATRIKS TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCL : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA

Nasib Obat dalam Tubuh (Farmakokinetika)

FORMULASI TABLET LEPAS LAMBAT TRAMADOL HCl DENGAN MATRIKS METOLOSE 90SH : STUDI EVALUASI SIFAT FISIK DAN PROFIL DISOLUSINYA SKRIPSI

NASIB OBAT DALAM TUBUH (FARMAKOKINETIKA) REZQI HANDAYANI S.Farm, M.P.H., Apt

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOLOGI/TERAPI KEDOKTERAN I ABSORBSI DAN EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. polimer struktural pada ganggang laut sama seperti selulosa pada tanaman

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kualitas obat yang ditentukan oleh keamanan, keefektifan dan kestabilan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskular yang paling lazim. Prevalensinya bervariasi menurut umur, ras, pendidikan dan banyak variabel lain. Hipertensi arteri yang berkepanjangan dapat merusak pembuluh darah dalam ginjal, jantung dan otak, serta dapat mengakibatkan peningkatan insiden gagal ginjal, penyakit koroner, gagal jantung dan stroke (Katzung, 2001). Dewasa ini berbagai macam obat antihipertensi telah banyak digunakan oleh masyarakat. Untuk obat-obat golongan ini dikehendaki adanya efek terapi yang cepat. Efek ini dapat dipenuhi apabila obat tersebut dapat diabsorpsi dengan cepat dan disertai dengan dosis yang cukup. Propranolol HCl adalah obat penyakat adrenoseptor β, sangat berguna untuk menurunkan tekanan darah pada hipertensi ringan sampai sedang. Propranolol HCl mengantagonis katekolamin baik pada adrenoseptor β 1 maupun β 2. Propranolol HCl menghambat stimulasi produksi renin oleh katekolamin yang terjadi melalui reseptor β 1. Penyakat β diduga juga bekerja pada adrenoseptor β prasinaps perifer untuk menurunkan aktivitas saraf vasokonstriktor simpatis. Dosis efektif propranolol HCl oral lebih besar daripada dosis intravena, sebagai akibat inaktivasi lintas pertama hepar. Waktu paruh propranolol HCl adalah 3-6 jam sehingga pemberian dosis memerlukan frekuensi yang cukup tinggi (Katzung, 2001). Propranolol HCl larut dalam lemak, ekskresi propranolol HCl dalam bentuk utuh dalam urine < 1%, dan memiliki ikatan dengan protein plasma 93%. Propranolol HCl bioavailabilitasnya rendah secara peroral yaitu 25-30% yang disebabkan metabolisme lintas pertama dan eliminasi di hati (Setiawati dan Gan, 1995). 1

2 Untuk menunjang keberhasilan pengobatan pada penyakit kronis seperti hipertensi, diperlukan aksi terapeutik yang cepat. Penghantaran propranolol HCl secara per oral memiliki bioavailabilitas yang rendah. Oleh sebab itu dipilih penghantaran propranolol HCl secara sublingual Hal ini disebabkan karena propranolol HCl secara per oral mengalami efek lintas pertama oleh hepar. Bentuk sediaan sublingual memiliki beberapa keuntungan yaitu: 1) tidak mengalami first-pass metabolisme sehingga bioavailabilitas meningkat, 2) kemudahan akses ke lokasi pengiriman, 3) pemberian dosis dapat dihentikan segera bila diperlukan (Kellaway et al, 2003). Pada penghantaran secara per oral, bioavailabilitas propranolol hanya F relor = 25 ± 8 % tetapi pada penghantaran secara sublingual, bioavailabilitasnya meningkat hingga mencapai F relsl = 63 ± 22 % (Duchateau et al, 1986). Oleh sebab itu dipilih penghantaran propranolol HCl secara sublingual karena bioavailabilitasnya lebih tinggi. Propranolol memiliki nilai log p (koefisien partisi) sebesar 2,75 dan pka (tetapan ionisasi) antara 9,03-9,09 dimana nilai-nilai ini menunjukkan bahwa propranolol dapat diabsorpsi dengan baik pada membran mukosa (Vogelpoel et al, 2004). Sediaan sublingual harus memenuhi beberapa persyaratan diantaranya jumlah obat terlarut dari tablet sublingual harus melebihi 80% dalam 15 menit (Klancke, 2003). Sediaan tablet sublingual memiliki permasalahan yang dihadapi disini antara lain tablet harus melarut segera tetapi tetap harus memenuhi persyaratan mutu fisik dan disolusi tablet. Untuk itu diperlukan matriks yang dapat meningkatkan waktu hancur tablet tetapi juga tidak rapuh waktu dikempa. Banyak superdisintegran yang dapat digunakan untuk pembuatan tablet sublingual. Salah satu superdisintegran yang dapat digunakan antara

3 lain Xanthan gum, yaitu suatu polisakarida ekstraselular yang memiliki berat molekul yang tinggi dan diproduksi dari fermentasi bakteri gram negatif Xanthomonas campestris. Xanthan gum merupakan polimer hidrofilik (Kar Rajat et al, 2010; Gohel, 2009). Viskositas xanthan gum tergantung temperatur dan ph. Xanthan gum membentuk gel dalam air (Gohel, 2009). Pengikat yang dapat digunakan adalah gelatin. Gelatin merupakan pengikat yang baik. Gelatin digunakan dalam preparasi pembuatan granul. Gelatin memiliki kualitas yang lebih baik daripada etil selulosa dalam hal sebagai pengikat dalam obat sediaan tablet (Sugyartono dkk, 2003). Gelatin dapat juga digunakan sebagai coating agent, film former, gelling agent, suspending agent, viscosity-increasing agent (Kibbe, 2000). Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai sublingual oral dosage form, menggunakan gelatin sebagai pengikat, setelah dilakukan uji disolusi setelah 2 menit didapatkan 94.38% dan setelah 5 menit meningkat menjadi 103,51% (Ugarkovic, 2003). Berdasarkan penelitian sebelumnya pemakaian (konsentrasi) yang biasanya digunakan oleh xanthan gum sebagai disintegran pada formulasi tablet, yaitu (< 5%). Pemakaian xanthan gum ini dibatasi, karena jika pemakaiannya banyak akan mengembang menjadi gel yang kental sehingga dapat memperlambat disolusi (Gibson, 2009) Namun dalam hal ini xanthan gum dan gelatin memiliki fungsi yang berlawanan, dimana xanthan gum sebagai penghancur sedangkan gelatin sebagai pengikat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian tentang optimasi xanthan gum sebagai disintegran dan gelatin sebagai pengikat pada tablet sublingual propranolol HCl.

4 Untuk memperoleh konsentrasi xanthan gum dan gelatin yang menghasilkan parameter tablet sublingual dengan nilai yang optimum, dapat digunakan teknik optimasi factorial design. Faktorial adalah metode desain pemilihan formula dengan penentuan secara simultan efek beberapa faktor dan interaksinya. Faktor yang digunakan ada dua yaitu konsentrasi xanthan gum dan gelatin. Sedangkan respon yang akan diamati meliputi kekerasan, kerapuhan, waktu hancur dan persen obat yang terlepas. Berdasarkan uraian di atas, rumusan permasalahan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh konsentrasi xanthan gum sebagai disintegran dan gelatin sebagai pengikat terhadap mutu fisik dan disolusi tablet sublingual propranolol HCl; dan berapa konsentrasi xanthan gum dan gelatin dalam tablet sublingual propranolol HCl yang memberikan mutu fisik dan disolusi yang optimum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi xanthan gum sebagai disintegrant dan gelatin sebagai pengikat terhadap mutu fisik dan disolusi tablet sublingual propranolol HCl; dan untuk mengetahui konsentrasi xanthan gum dan gelatin dalam tablet sublingual propranolol HCl yang memberikan mutu fisik dan disolusi yang optimum. Hipotesis penelitian ini adalah penggunaan Xanthan Gum sebagai disintegran dan gelatin sebagai pengikat memiliki pengaruh terhadap mutu fisik dan disolusi tablet sublingual Propranolol HCl; dan konsentrasi Xanthan Gum dan gelatin yang memberikan mutu fisik dan disolusi yang optimum terhadap tablet sublingual propranolol HCl. Penelitian ini bermanfaat memberikan informasi dan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam bidang formulasi terutama sediaan tablet sublingual untuk menghasilkan formula dengan komposisi yang

5 memberikan hasil lebih baik untuk menghasilkan efektifitas yang lebih baik.