I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi

dokumen-dokumen yang mirip
I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-21 yang ditandai dengan abad ilmu pengetahuan, knowledgebased. society dan kompetensi masa depan.

I. PENDAHULUAN. Proses hidup manusia adalah proses berkembang, manusia akan terus

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. lempar. Selain dari itu gerakan yang terdapat dalam. mengemukakan bahwa atletik ibu dari semua cabang olahraga.

II. KAJIAN PUSTAKA. peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani merupakan suatu aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan menfasilitasi kegiatan belajar mereka.

I. PENDAHULUAN. kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah

I. PENDAHULUAN. gerak dasar atletik berdasarkan konsep gerak yang benar serta nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam proses kehidupan manusia selalu membawa anggota tubuhnya kesetiap tempat untuk bergerak sambil

BAB I PENDAHULUAN. merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Lompat jauh gaya jongkok merupakan salah satu nomor yang tergabung dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola, baik

BAB I PENDAHULUAN. melalui aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kegiatan manusia sehari-hari seperti jalan, lari, lompat, dan lempar

I. PENDAHULUAN. dalam proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut adalah melalui pendidikan jasmani (Penjas). Pendidikan Jasmani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. unsur yang berpengaruh terhadap semua jenis olahraga. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Medan (UNIMED). Atletik juga

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup, serta upaya dengan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip ilmu

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan modern manusia tidak dapat dipisahkan dari olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan kebutuhan setiap orang di dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan

olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses kegiatan belajar mengajar merupakan suatu aktivitas yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat, baik jasmani maupun rohani dan merupakan dasar pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

I. PENDAHULUAN. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan (UUD 1945). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis dan harmonis, yaitu jalan, lari, lompat dan lempar. Atletik juga

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. yaitu Athlon yang berarti memiliki makna bertanding atau berlomba (Yudha

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan jasmani mempunyai kedudukan yang sama dengan mata pelajaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendidikan Jasmani merupakan salah satu mata pelajaran dalam kurikulum di

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini, gerakan-gerakan yang terkandung didalam olehraga atletik adalah gerakan yang biasa

I.PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani kelas VII Sekolah Menegah Pertama (SMP). Untuk aspek

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Banyak ahli pendidikan jasmani yang menjelaskan tentang pengertian

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Pengertian penjasorkes telah didefinisikan secara bervariasi oleh beberapa

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

I. PENDAHULUAN. proses belajar melatih harus selalu dilakukan. Hal ini sesuai dengan kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. tubuh agar tetap sehat. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan peraturan, pendidikan,pelatihan,pembinaan,pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses pembentukan pribadi, yang mana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDHULUAN. Pengaruh Model Education Gymastics terhadap Peningkatan Gerak Dasar Guling Depan dalam Pembelajaran Senam Lantai

BAB I PENDAHULUAN. emosional yang serasi, selaras, dan seimbang. Di Sekolah Menengah Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

I. PENDAHULUAN. warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sekolah merupakan salah satu wadah yang berfungsi untuk mengembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dijelaskan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 dalam (Haryanto 2012) disebutkan bahwa :

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN HAKEKAT LOMPAT TINGGI GAYA STRADDLE. straddle.(farida Mulyaningsih dkk, 2010:64)

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pembelajaran, dan hasil belajar yang dicapai siswa sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. agar kelak mereka mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani yang diberikan di sekolah-sekolah merupakan landasan dasar

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional. Salah satu diantaranya adalah

BAB I PENDAHULUAN. banyak dirasakan orang tentang manfaatnya. Oleh karena itu kita perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Atletik merupakan salah satu cabang olahraga yang pada umumnya

I. PENDAHULUAN. mengamanatkan pengelolaan pendidikan dilaksanakan secara. sehingga dapat bersaing dengan hasil pendidikan negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ketegangan hidup sehari-hari, (2) olahraga pendidikan yang menekankan pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

TINJAUAN PUSTAKA. pendidikan dengan mengabaikan aspek yang lain, sedangkan pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlombakan baik di tingkat regional maupun nasional, karena atletik

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, banyak. Harsono (2000:4) mengemukakan bahwa: Apabila kondisi fisik atlet dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

I. PENDAHULUAN. layak dan sejahtera, hal ini menuntut manusia untuk bekerja keras demi mencapai

I. PENDAHULUAN. Sejak jaman olimpiade kuno sampai dengan olimpiade modern, tujuan pelompat jauh dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

METHODIK DASAR GERAK ATHLETIK

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dan sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup manusia. Berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional diterangkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian, kecerdasan intelektual, dan kekuatan mental yang kuat. Pendidikan merupakan usaha peningkatan sumber daya manusia yang sangat diperlukan kemajuannya, karena negara kita merupakan negara berkembang yang tingkat pendidikannya masih rendah di bandingkan dengan negaranegara lain yang sudah maju. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, karena baik tidaknya hasil mutu pendidikan di suatu bangsa akan tercermin kepada kemajuan bangsa. Kemajuan suatu bangsa tidak dilihat dari sumber daya alam yang dimilikinya, melainkan sumber daya manusia yang berkompeten dalam segala bidang termasuk di dalamnya bidang pendidikan. Melalui lembaga pendidikan berbagai proses dilakukan untuk mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi perubahan secara bertahap dan menyeluruh ke arah peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, agar dapat

2 berfungsi di tengah-tengah kehidupan masyarakat. Tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan menempuh usaha melalui berbagai jalur pendidikan formal maupun informal. Sekolah merupakan salah satu pendidikan formal yang berfungsi untuk mengembangkan dan meningkatkan pribadi anak yang beriman, cerdas, disiplin, terampil, betanggung jawab, bertaqwa, serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu, sekolah dijadikan sebagai salah satu lembaga pendidikan formal yang dalam penyelenggaraan pendidikannya dilakukan secara terorganisir, sistematis, dan berkesinambungan dengan maksud agar tujuan pendidikan nasional itu sendiri dapat tercapai sesuai dengan kurikulum yang sudah ditetapkan pada kurikulum berkarakter kebangsaan. Bidang pendidikan yang turut serta memajukaan bangsa salah satunya bidang pendidikan jasmani, kesehatan dan olahraga yang dapat menciptakan sumber daya atlet-atlet yang berprestasi dalam setiap cabang olahraga yang diajarkan pada mata pelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Sehingga pendidikan jasmani merupakan mata pelajaran yang harus ada didalam kurikulum sekolah. Menurut pakar pendidikan jasmani Amerika Serikat, pendidikan jasmani adalah satu tahap atau aspek dari proses pendidikan keseluruhan yang berkenaan dengan perkembangan dan penggunaan kemampuan gerak individu yang dilakukan atas dasar kemauan sendiri serta bermanfaat dan dengan reaksi atau respon yang terkait langsung dengan mental, emosi dan sosial.

3 Tujuan yang ingin dicapai dari proses pendidikan keseluruhan melalui aktivitas jasmani, mencakup domain psikomotor, kognitif, dan afektif. Dengan demikian, dapat digambarkan bahwa pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungannya yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya sesuai dengan tahapan usia anak. Pendidikan jasmani merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum di sekolah, pelajaran ini berorientasi pada pelaksanaan misi pendidikan melalui aktivitas jasmani dan pembiasaan perilaku hidup sehat. Tujuan yang ingin dicapai dalam mata pelajaran ini adalah membantu peserta didik untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan melalui pengenalan dan penanaman sikap positif serta kemampuan gerak dasar dan berbagai aktivitas jasmani. Berbagai aktivitas jasmani yang dilakukan di sekolah dilakukan dalam pendidikan jasmani serta potensi manusia yang mampu dikembangkan baik secara fisik maupun mental termasuk dalam suatu keterampilan atletik. Atletik adalah cabang olahraga yang paling kompleks serta merupakan aktivitas jasmani yang kompetitif/dapat diadu, meliputi beberapa nomor yang terpisah berdasarkan kemampuan gerak dasar manusia seperti berjalan, berlari, melempar, dan melompat. Atletik juga merupakan olahraga yang banyak pilihan meliputi banyak perlombaan yang berlainan satu sama lain, baik mengenai cara pelaksanaannya, maupun sifat-sifat jasmani para pelakunya. Selain itu gerakan yang terdapat dalam cabang olahraga atletik merupakan

4 gerak dasar bagi cabang olahraga lainnya, karena hampir dari semua cabang olahraga memerlukan kekuatan, kecepatan, kelentukan, dan daya tahan. Oleh karena itu tidaklah berlebihan sejarah mengemukakan bahwa atletik adalah induk dari semua cabang olahraga. Cabang olahraga atletik mengandung nilainilai edukatif yang memegang peranan penting dalam mengembngkan kondisi fisik serta dapat mengembangkan sikap percaya diri, disiplin, kerja sama, sportif, dan berani. Untuk menunjang tujuan pembelajaran, sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang berkarakter, pembelajaran atletik adalah salah satu cabang olahraga yang wajib diajarkan dari SD sampai SMA. Pada cabang atletik khususnya nomor lompat tinggi gaya straddle termasuk nomor yang sulit dilakukan karena didalamnya mengandung unsur-unsur gerak yang kompleks yang dimulai dari tahap awalan, tolakan, melayang, dan pendaratan. Tahap gerak tersebut harus dilakukan dalam suatu gerakan yang harmonis dari seluruh anggota tubuh, sehingga dapat menghasilkan lompatan yang benar. Dalam proses pembelajaran atletik khususnya lompat tinggi gaya straddle memerlukan strategi pembelajaran yang baik dan tepat sasaran. Strategi maupun metode pembelajaran ditingkatkan untuk memahami siswa dalam materi pembelajaran. Suatu proses pembelajaran membutuhkan alat pendukung yang optimal karena suatu proses pembelajaran tanpa didukung oleh media-media atau sarana dan prasarana lain tidaklah akan mungkin pembelajaran tersebut tercapai secara optimal khususnya pada lompat tinggi

5 gaya straddle, dimana harus menggunakan media yang memadai mulai dari tempat awalan hingga tempat pendaratan. Hal inilah yang terjadi di SMAN 5 Kota Metro, dimana media pendukung proses pembelajaran kurang memadai sehingga hasil proses pembelajaran kurang memuaskan, bahkan pembelajaran tidak mencapai ketuntasan. Sistem dan model pembelajaran menggunakan media alat bantu kurang optimal menyebabkan siswa sulit memahami konsep-konsep pelajaran yang wajib dipahami, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab banyak siswa yang tidak bisa melakukan lompat tinggi gaya straddle dengan benar. Dari 29 siswa atau yang belum mampu malakukan lompat tinggi gaya straddle dengan benar peneliti melihat kendala yang dialami siswa pada tahap awalan ada 13 siswa yang belum mampu melakukan gerak dasar dengan benar peneliti melihat siswa terkendala pada saat melakukan lari ancang-ancang kemudian bersiap untuk melakukan tolakan, pada tahap tolakan ada 23 siswa yang belum mampu melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle dengan benar peneliti melihat siswa terkendala pada saat menolak dengan kaki yang kuat mendorong ke depan pada tumit yang memajukan pinggang dan badan condong ke belakang, sedangkan pada saat melayang ada 21 siswa yang belum mampu melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle peneliti melihat terkendalanya siswa yaitu pada saat naik ke mistar kemudian melewatinya dengan pinggang memutar dan kaki penolak di buka ke belakang dan atas sehingga masih banyak siswa yang melakukan kesalahan. Hal ini

6 diduga karena alat yang digunakan terbatas untuk 36 siswa, maka siswa sulit melakukan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle dengan benar. Bertitik tolak pada uraian di atas,maka peneliti bermaksud melakukan penelitian tentang Efektivitas Pembelajaran Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle dengan Menggunakan Alat Bantu Pada Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut : 1. Kurangnya kemampuan siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 melakukan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle pada tahap awalan. 2. Kurangnya kemampuan siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 melakukan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle pada tahap tolakan. 3. Kurangnya kemampuan siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 melakukan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle pada tahap melayang. C. Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak meluas di luar konsep dan tidak terjadi salah persepsi, maka penelitian ini dibatasi hanya pada Efektivitas Pembelajaran Gerak

7 Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle dengan Menggunakan Alat Bantu Pada Siswa Kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka penelitian di atas dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Apakah dengan menggunakan alat bantu berupa karet tali dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya straddle pada tahap awalan pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013? 2. Apakah dengan menggunakan alat bantu berupa kardus yang disusun ke atas dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya straddle pada tahap tolakan pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013? 3. Apakah dengan menggunakan alat bantu berupa video tentang lompat tinggi gaya straddle dapat meningkatkan pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya straddle pada tahap melayang pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 melakukan keterampilan gerak dasar

8 lompat tinggi gaya straddle pada tahap awalan dengan menggunakan alat bantu berupa karet tali sepanjang 4 meter. 2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 melakukan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle pada tahap tolakan dengan menggunakan alat bantu berupa kardus yang disusun ke atas. 3. Untuk meningkatkan dan memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan alat bantu berupa video tentang lompat tinggi gaya straddle pada siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013 pada tahap melayang. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Siswa Dapat meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle dan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar lompat tinggi gaya straddle pada cabang atletik kelas X. 2. Mahasiswa Penjaskes Sebagai salah satu referensi untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle. 3. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi gambaran dalam upaya pengkajian dalam pengembangan ilmu pembelajaran atletik nomor lompat lompat tinggi gaya straddle, khususnya untuk mata kuliah atletik.

9 4. Guru Penjaskes Sebagai pedoman guru untuk bahan acuan pembelajaran selanjutnya dan memberikan sumbangan pemikiran dalam usaha menciptakan pembelajaran yang bermakna dan berkualitas, menentukan model atau pendekatan dengan alat bantu yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran dan prestasi belajar atletik khususnya nomor lompat tinggi gaya straddle di sekolah. G. Ruang Lingkup Penelitian Obyek Penelitian : Memberikan upaya peningkatan keterampilan gerak dasar lompat tinggi gaya straddle. Subyek Penelitian : Siswa kelas X-7 SMA Negeri 5 Kota Metro Tahun Pelajaran 2012/2013. Tempat Penelitian : Lapangan Olahraga SMA Negeri 5 Kota Metro. H. Batasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka akan dijelaskan beberapa istilah tersebut. Adapun istilah-istilah yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Efektivitas Pengertian efektivitas secara umum menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut

10 sesuai dengan pengertian efektivitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa : Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas, dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya. Menurut Handoko (1997:7), efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan. 2. Pembelajaran Pengertian pembelajaran menurut Sanjaya (2007:123), adalah proses kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada pengertian sumber belajar. Proses pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 3. Alat Bantu Menurut Tayar Yusuf (1985:50), alat bantu adalah alat yang digunakan pengajar dalam menyampaikan materi, dengan adanya alat bantu maka bahan ajar atau materi lebih mudah dimengerti oleh peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat bantu digunakan dengan tujuan membantu guru dalam proses pembelajaran, dan efektif dalam penggunaannya. 4. Lompat Tinggi Gaya Straddle Lompat tinggi merupakan salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik. Tujuan lompat tinggi adalah melompat setinggi-tingginya dengan cara melewati palang sesuai dengan peraturan yang berlaku. (Wiyono, 2011:18)

11 Dalam lompat tinggi ada 3 gaya, yaitu gaya flop (memutar), gaya gunting, dan gaya straddle (kangkang). Gaya straddle merupakan gaya yang tidak mudah untuk dilakukan. Lompat tinggi gaya straddle terdiri dari awalan, tolakan, sikap badan di atas mistar, dan pendaratan.