BAB I PENDAHULUAN. tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Umun Bahasa Indonesia Edisi ke Empat, Jakarta,, 2008,hlm. 1076

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

BABI PENDAHULUAN. iman.puasa adalah suatu sendi (rukun) dari sendi-sendi Islam. Puasa di fardhukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pendapat Ulama Beji Terhadap Praktik Jual Beli Ikan Lele Dengan Pakan Najis Di

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB I PENDAHULUAN. itu merupakan cara yang paling tepat untuk menyalurkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan pakan najis, agar sesuai dengan sasaran dan maksud yang diinginkan maka

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB I PENDAHULUAN. tidak pernah ada namun sekarang mulai menjadi suatu hal yang biasa, tak. terkecuali dalam hal mengkonsumsi suatu makanan.

BAB III METODE PENELITIAN. dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya. 1 Metode

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI HAMSTER DAN TIKUS PUTIH DI PASAR HEWAN BRATANG SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV TINJAUAN MAS}LAH}AH MURSALAH TERHADAP UTANG PIUTANG PADI PADA LUMBUNG DESA TENGGIRING SAMBENG LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERSEPSI NASABAH TENTANG APLIKASI MURA<BAH}AH DI BMS FAKULTAS SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

HUKUM VAKSIN أنواع اللقاحات الطبية وح م تلطعيم بها. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia telah berkembang pesat dan banyak kota-kota

BAB IV. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM dan UU NO.7 TAHUN 2011 TERHADAP PENUKARAN MATA UANG RUSAK

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun demikian

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

SISTEM PENGAMBILAN KEUNTUNGAN AKAD JUAL BELI DALAM HUKUM ISLAM

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENGELOLAAN HARTA WAKAF Emas DI DESA NEROH KECAMATAN MODUNG KABUPATEN BANGKALAN

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI LUTUNG JAWA DI DESA TRIGONCO KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PENAMBANGAN BATU DI DESA SENDANG KECAMATAN WONOGIRI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Allah melalui Rasulullah Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan syariat Islam. Baik dalam kehidupan berbangsa, bernegara,

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP BISNIS PULSA DENGAN HARGA DIBAWAH STANDAR

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Abdurrahman, Masalah Perwakafan Tanah Milik dan Tanah Wakaf di Negara Kita, Alumni, Bandung, 2000, hlm. 2. 2

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 25 Tahun 2012 Tentang HUKUM MENGONSUMSI BEKICOT

BAB II LANDASAN TEORITIS. " artinya menggadaikan atau merungguhkan. 1 Gadai juga diartikan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PENARIKAN KEMBALI HIBAH OLEH AHLI WARIS DI DESA SUMOKEMBANGSRI KECAMATAN BALONGBENDO KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

JUAL BELI DALAM PERSPEKTIF ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

pemanfaatan kulit binatang buas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

pengetahuan yang kurang, oleh Karena itu untuk mendorong terciptanya

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JUAL BELI DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan bay yang berarti menjual,

BAB III BONEKA DALAM ISLAM. perempuan. Sedangkan menurut istilah disebutkan al-banat adalah

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam, hadis menempati posisi kedua setelah al-qur an sebagai

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, sosial, politik dan budaya. Islam mendorong pemeluknya untuk. industri, perdagangan, dan bidang-bidang usaha lainya.

ANALISIS PENDAPAT YUSUF QARADAWI TENTANG MENYERAHKAN ZAKAT KEPADA PENGUASA YANG ZALIM DALAM KITAB FIQHUZ ZAKAT

BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN MENGENAI PRAKTEK JUAL BELI ES BALOK DI KOTA SEMARANG MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. terhadap suatu persoalan berada pada tangan beliau. 2. Rasulullah, penggunaan ijtihad menjadi solusi dalam rangka mencari

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

BAB IV REKSADANA EXCHANGE TRADED FUND DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan, maupun tumbuh-tumbuhan. 1

BAB II LANDASAN TEORI JUAL BELI DAN MACAM-MACAM ALAT PEMBAYARAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG DALAM BENTUK UANG DAN PUPUK DI DESA BRUMBUN KECAMATAN WUNGU KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

IMA>MIYAH TENTANG HUKUM MENERIMA HARTA WARISAN DARI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berlainan jenis antara laki-laki dan perempuan serta menjadikan hidup

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan masyarakat yaitu apa yang disebut dengan muamalah. Keperluan hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SELURUH HARTA KEPADA ANAK ANGKAT DI DESA JOGOLOYO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. seluruh alam, dimana didalamnya telah di tetapkan ajaran-ajaran yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. waris, dalam konteks hukum Islam, dibagi ke dalam tiga golongan yakni: 3

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI HEWAN KURBAN DI KAMPOENG TERNAK NUSANTARA DOMPET DHUAFA WILAYAH JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

DIPLOMA PENGAJIAN ISLAM. WD4013 USUL FIQH (Minggu 1)

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. benda tapi tidak sampai batas nisab zakat, namun ada pula yang tidak memiliki harta

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

HUKUM BARANG TEMUAN DALAM ISLAM ( STUDI KOMPARATIF MAZHAB SYAFI I DAN MAZHAB MALIKI ) ADAM

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang akan saling membutuhkan satu sama lain sampai kapanpun, hal tersebut dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan. Maka dari itu mau tidak mau seorang manusia haruslah berinteraksi dengan yang lain. Agar kebutuhan manusia tersebut dapat terpenuhi, maka manusia dituntut untuk berusaha karena tanpa usaha rizki itu tidak akan datang dengan sendirinya. Salah satu kebutuhan yang memerlukan interaksi dengan orang lain adalah akad jual beli. Sebagai masyarakat sosial kita tidak bisa lepas dari aktivitas jual beli, karena hal ini merupakan kebutuhan primer layaknya makan setiap hari. Sedangkan menurut pengertian syariat, yang dimaksud dengan jual beli adalah pertukaran harta atas dasar saling rela atau memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan (yaitu berupa alat tukar yang sah). 1 Jual beli itu dihalalkan, dibenarkan agama asal memenuhi syarat-syarat yang diperlukan. Demikian hukum ini disepakati para ahli ijma (Ulama Mujtahidîn) tidak ada 1 Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam (Jakarta: Sinar Grafika, 2000) Cet. III, h. 128.

khilâf padanya. Memang dengan tegas-tegas Alquran menerangkan bahwa menjual itu halal, sedang riba diharamkan. 2 Terkait dengan syarat yang harus dipenuhi dalam jual beli adalah menyangkut benda yang dijadikan obyek jual beli tersebut apakah suci atau najis, bermanfaat serta dapat diserah terimakan. Dalam kaitan ini Ibnu Rusyd menjelaskan, najis dibagi menjadi dua bagian. Pertama, kaum muslimin sepakat tentang larangan menjualnya, yakni khamr yang najis. Keluar dari kesepakatan ini adalah pendapat yang ganjil tentang khamr (arak), yakni pendapat yang mempertanyakan kenajisannya, dan bangkai berikut seluruh bagiannya yang bisa menerima unsur kehidupan. Begitu pula babi berikut semua bagiannya yang bisa menerima unsur kehidupan. Tentang pemakaian bulunya masih diperselisihkan, sedangkan Ibnu Qasim membolehkannya. Kedua, najis-najis yang lantaran dibutuhkan menghendaki pemakaiannya seperti kotoran dan kotoran ternak yang digunakan sebagai pupuk, dalam mazhab Maliki diperselisihkan menjualnya. Ada pendapat yang melarang menjualnya sama sekali dan ada pula pendapat yang membolehkannya. 3 Dewasa ini peternak ikan sangat membudaya di wilayah Indonesia, tidak jarang beberapa diantara mereka membudayakan ternak ikan dengan menggunakan pakan najis. Di antara peternak yang menggunakan pakan najis, yang baru peneliti temui yaitu di desa Gunung Sari. Desa Gunung Sari merupakan desa yang sebagian dari penduduknya adalah pekerja budidaya ikan lele. Hampir seluruh pemilik budidaya ikan lele tersebut, menggunakan bangkai ayam, darah dan telur busuk sebagai pakan utamanya. Padahal 2 T.M Hasbi ash-shiddiqi, Hukum-hukum Fiqh Islam, Tinjauan Antar Mazhab (Semarang : PT Pustaka Rizqi Putra, 2001) Cet ke-2, h. 328. 3 Ibnu Rusyd, Bidayah al Mujtahid Wanihayah al Muqtasid, Juz 2 (Beirut: Dar al-jiil, 1904), h. 94.

Kabupaten Pasuruan dikenal dengan Kota Santri dan hampir disetiap kecamatannya berdiri beberapa pesantren. Telah dijelaskan dalam ilmu fikih binatang atau hewan-hewan yang pakan utamanya benda-benda najis tergolong dalam binatang jallâlah. Binatang jallâlah adalah jenis binatang yang mengonsumsi benda-benda najis (kotoran) atau mayoritas bahan konsumsinya najis. 4 Dalam hal ini, terdapat perbedaan pendapat antara para ulama tentang hukum memakan jallâlah dan berapa lama waktu pengendapan hewan-hewan tersebut. Jumhur Fuqaha dan Al-Hanabilah memandang bahwa hukum memakan hewan jallâlah itu makruh. Pendapat Al-Malikiyah mereka memandang bahwa hewan yang makan najis dan kotoran itu hukumnya halal. Sedangkan Al-Syafi'iyyah mengatakan bahwa memakan jallâlah itu hukumnya bukan sekedar makruh melainkan haram. 5 Dari keterangan di atas telah dijelaskan bahwa bab fikih sudah membahas tentang jallâlah, namun ikan lele belum termasuk di dalamnya. Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana hukum jual beli ikan lele dengan pakan najis perspektif ulama Beji. Dengan melihat fenomena dan realita di atas, maka penulis mencoba mengangkat sebuah penelitian yang berjudul Pendapat Ulama Beji Terhadap Praktik Jual Beli Ikan Lele Dengan Pakan Najis di Desa Gunung Sari, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan Perspektif Mazhab Syafi i 4 Sayyid, Sabiq, Fiqhus Sunnah, terj. Kamaluddin. Marzuki dkk, Jilid 12 (Bandung: Alma arif, 1996), h. 51. 5 Fadhil Ihsan, Menelusuri Binatang Jalalah, http://www.fadhilihsan.wordpress.com/2010/11/20 /menelusuribinatang-jalalah/, diakses 13 Februari 2014.

B. Batasan Masalah Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah yang ada, maka penulis membatasi permasalahan pada : 1. Hukum Islam yang digunakan dalam penelitian ini adalah mazhab Syafi i 2. Ulama yang peneliti maksud di sini adalah hanya ulama di Kecamatan Beji, yang sangat mengetahui terhadap praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis tersebut 3. Pakan najis yang umum digunakan di desa Gunung Sari untuk pakan lele adalah bangkai ayam, darah dan telur busuk C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah disebutkan di atas, dapat dirumuskan beberapa pokok masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pendapat ulama Beji terhadap praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis di Desa Gunung Sari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan? 2. Bagaimanakah tinjauan mazhab Syafi i terhadap pendapat ulama Beji tentang praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis di Desa Gunung Sari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui bagaimanakah pendapat ulama Beji terhadap praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis di Desa Gunung Sari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan 2. Mengetahui bagaimanakah tinjauan mazhab Syafi i terhadap pendapat ulama Beji tentang praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis di Desa Gunung Sari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu muamalah pada khususnya, hukum islam pada umumnya, serta dapat memberikan khazanah keilmuan b. Untuk memberikan kemanfaatan guna menambah informasi tentang luasnya ilmu muamalah, khususnya ilmu yang berkaitan dengan masalah praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis. Serta dijadikan sebagai bahan koreksi guna penelitian selanjutnya agar lebih terarah. 2. Manfaat Praktis Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana. F. Definisi Operasional 1. Ulama Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti ulama secara bahasa adalah orang yang ahli dalam hal atau dalam pengetahuan agama Islam. 6 Dalam penelitian ini ulama yang peneliti maksud yaitu ulama di Kecamatan Beji, yang sangat mengetahui terhadap praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis tersebut. 2. Jual Beli 6 Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia jual beli adalah persetujuan saling mengikat antara penjual, yakni pihak yang menyerahkan barang, dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga barang yang dijual. 7 3. Pakan Najis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pakan adalah makanan ternak (hewan, ikan piaraan). Sedangkan Najis adalah kotoran (tinja, air kencing). 8 Pakan najis yang umum digunakan di desa Gunung sari adalah bangkai ayam, darah dan telur busuk. 4. Mazhab Syafi i Mazhab Syafi'i (bahasa Arab: شافعية, Syaf'i iyyah) adalah mazhab fikih yang dicetuskan oleh Muhammad bin Idris asy-syafi'i atau yang lebih dikenal dengan nama Imam Syafi'i. 9 Imam Syafi'i terkenal sebagai perumus pertama metodologi hukum Islam. Ushul fikih (atau metodologi hukum Islam), yang tidak dikenal pada masa Nabi dan sahabat, baru lahir setelah Imam Syafi'i menulis Ar-Risalah. Mazhab Syafi'i umumnya dianggap sebagai mazhab yang paling konservatif di antara mazhabmazhab fikih Sunni lainnya. Dari mazhab ini berbagai ilmu keislaman telah bersemi berkat dorongan metodologi hukum Islam yang dikembangkan para pendukungnya. G. Sistematika Pembahasan Untuk kejelasan dan ketepatan arah pembahasan dalam skripsi ini, penulis menyusun sistematika penulisan laporan hasil penelitian sebagai berikut : 7 Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 8 Kamus Besar Bahasa Indonesia Offline 9 Muhammad Abu Zahrah, Imam Syafi'i: Biografi dan Pemikirannya dalam Masalah Akidah, Politik & Fiqih, terj. Abdul Syukur, Ahmad Rivai Usman dan Ahmad Hamid Alatas, (Jakarta: Lentera, 2005), Cet.2, h. 13

BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan latar belakang masalah yaitu fenomena permasalahan dalam lingkungan yang diamati dan rumusan masalah yang merupakan identifikasi dari latar belakang permasalahaan. Bab ini juga menguraikan tujuan penelitian yaitu uraian tujuan dan hal yang ingin dicapai mengenai penulisan skripsi ini. Batasan masalah yang berfungsi untuk membatasi pembahasan agar tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah yang ada. Manfaat penelitian yang menguraikan tentang kegunaan penelitian baik untuk peneliti pribadi maupun masyarakat secara umum. Sedangkan definisi operasional merupakan penjelasan singkat mengenai permasalahan disertai analisis permasalahan. Serta menguraikan tentang sistematika pembahasan yaitu suatu penjabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis. BAB II tinjauan umum merupakan kumpulan teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini yang membahas tentang syarat dan rukun jual beli, jallâlah, kriteria makanan halal dan haram dalam Islam dan etika dalam bermazhab. Bab ini juga menguraikan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan praktik jual-beli benda najis dan berfungsi untuk mengetahui bangunan keilmuwan yang sudah diletakkan oleh orang lain sehingga penelitian yang dilakukan benar-benar baru dan belum diteliti oleh orang lain. Selain itu juga terdapat kerangka pemikiran dari penelitian ini. BAB III metode penelitian yang menguraikan semua prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai dari persiapan hingga penelitian berakhir dengan mengemukakan alasan-alasan tertentu meliputi jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan uji keabsahan data. BAB IV menguraikan penjelasan mengenai data, fakta dan informasi yang dianalisis dengan teori-teori yang telah diungkapkan sebelumnya meliputi pendapat ulama Beji

terhadap praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis di desa Gunung Sari Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan dan tinjauan mazhab Syafi i terhadap pendapat ulama Beji tentang praktik jual beli ikan lele dengan pakan najis di desa Gunung Sari. BAB V menguraikan penutup yang berisi kesimpulan dari hasil penilitian yaitu jawaban atas permasalahan penelitian dan saran-saran bagi pihak yang terkait dengan masalah penelitian yang merupakan tindak lanjut dari kesimpulan.