Sari Rahma Fitri* Kata kunci: Pengetahuan tentang PHBS. Keywords: Knowledge of PHBS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN atau Indonesia Sehat 2025 disebutkan bahwa perilaku

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WELALA KECAMATAN LADONGI KABUPATEN KOLAKA TIMUR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA. Siti Novianti 1, Sri Maywati

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN. kesakitan dan kamatian ibu dan bayi. menurut World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan WHO tahun 2015 menyebutkan bahwa diare masih merupakan

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

Oleh: Aulia Ihsani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

DESI MAHFUDHAH 1. Intisari

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT DI KELURAHAN SETIAJAYA KECAMATAN CIBEUREUM KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

GAMBARAN TINGKAT PENDIDIKAN, PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP PENIMBANGAN ANAK USIA 0-5

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

Sugiarti dan Vera Talumepa

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN MOTIVASI IBU TENTANG PENCEGAHAN ASCARIASIS ( CACINGAN ) PADA BALITA DI PUSKESMAS TAHTUL YAMAN KOTA JAMBI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat... (Celien Mamengki)

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Puskesmas Bilalang Kota Kotamobagu

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

Transkripsi:

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI TATANAN IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GUGUK PANJANG BUKITTINGGI TAHUN 2012 Sari Rahma Fitri * ABSTRAK PHBS adalah perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga keluarga dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Salah satu kebijakan promosi kesehatan adalah pengutamaan terciptanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi masyarakat untuk mencegah timbulnya masalah-masalah kesehatan melalui upaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi menyatakan bahwa hanya 8,1% yang mencapai rumah tangga ber PHBS berdasarkan 10 indikator. Tujuan penelitan yaitu mengidentifikasi Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Tatanan Ibu Rumah Tangga. Jenis penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh ibu rumah tangga di wilayah kerja puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi. Pengambilan sampel secara random sampling, yaitu sebanyak 98 responden. Data diambil melalui penyebaran angket kemudian data dioleh dengan menggunakan cara komputerisasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sebanyak 46 reponden (46,1%) memiliki pengetahuan tinggi tentang PHBS, dan 52 responden (53,9%) memiliki pengetahuan rendah. Dapat diambil kesimpulan bahwa lebih dari separoh responden memiliki pengetahuan rendah. Disarankan kepada tenaga kesehatan diharapkan perlunya penyuluhan kepada Ibu Rumah Tangga tentang pentingnya prilaku hidup bersih dan sehat. Kata kunci: Pengetahuan tentang PHBS OVERVIEW OF KNOWLEDGE ABOUT BEHAVIOR CLEAN MOM AND HEALTHY (PHBS) IN ORDER HOUSEWIFE IN REGION OCCUPATIONAL HEALTH CENTER GUGUK PANJANG BUKITTINGGI 2012 Sari Rahma Fitri* ABSTRACT PHBS are done on the health behavior awareness so that families can play an active role in health-related activities in the community. Data on Bukittinggi City Health Department states that only 8.1% of household air that reaches PHBs based on 10 indicators. The purpose of the research is to identify image Mother Knowledge about Behavior Clean And Healthy In order Housewife. The research method is descriptive. Population in this research are all of housewife in region occupational of Guguk Panjang health center. The sample in Random sampling sampling, as many as 98 respondents. The data is taken through a questionnaire and then the data be processed by using a computerized manner. The result showed that as many as 46 respondents (46.1%) had high knowledge about health behavior, and 52 respondents (53.9%) had low knowledge. The conclution of this research is more than half of housewife has low knowledge about health behavior awareness. Need for education of health workers expected to Housewife behave importance of clean. Keywords: Knowledge of PHBS * Dosen STIKes Prima Nusantara Bukittinggi Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.3 No 1 Januari 2012 39

PENDAHULUAN Salah satu misi pembangunan kesehatan adalah mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat, untuk itu perlu digalang peran serta masyarakat. Seiring dengan cepatnya perkembangan era globalisasi serta adanya transisi epidemiologi penyakit, maka masalah penyakit akibat perilaku dan gaya hidup semakin kompleks, sehingga perlu adanya upaya-upaya mengubah perilaku tidak sehat menjadi sehat dengan suatu Program yaitu Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Salah satu kebijakan promosi kesehatan adalah pengutamaan terciptanya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi masyarakat untuk mencegah timbulnya masalah-masalah kesehatan melalui upaya promotif dan preventif, tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif. Terwujudnya masyarakat yang sehat tidak terlepas dari perilaku hidup bersih dan sehat dilingkungan rumah tangga. Sebab rumah tangga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat. Dengan terciptanya kehidupan masyarakat yang sehat, tentu hal ini merupakan modal utama dan aset yang sangat berharga untuk melaksanakan pembangunan. Anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena gangguan berbagai penyakit. Oleh karena itu, adanya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit infeksi dan non-infeksi dapat dicegah dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kesehatan adalah merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor didalam kehidupan manusia. Kesehatan merupakan hal yang dicari oleh semua orang. Menurut World Health Organization (WHO) kesehatan adalah suatu keadaan sehat yang utuh secara fisik, mental, dan sosial serta bukan hanya merupakan bebas dari penyakit. Salah satu cara menjaga agar tubuh tetap dalam keadaan sehat adalah dengan gaya hidup yang bersih dan sehat. Mencegah lebih baik daripada mengobati. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita - cita bangsa Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Berkaitan dengan hal itu, Undang undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya dicapai melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Menurut Pusat Promosi Kesehatan Depkes RI (2006), PHBS di rumah tangga adalah upaya memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau mampu mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Program PHBS tersebut mencakup lima tatanan, yaitu: tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat umum dan sarana kesehatan (Puspromkes Depkes RI, 2006). Menurut Gochman dalam Notoatmodjo (2003), perilaku sehat (health behaviour) dapat dilihat sebagai atribut-atribut personal seperti kepercayaankepercayaan, harapan-harapan, motif-motif, nilai-nilai, persepsi dan unsur-unsur kognitif lainnya, sebagai karakteristik individu meliputi unsur-unsur dan keadaan afeksi dan emosi dan sebagai pola-pola perilaku yang tampak yakni tindakan-tindakan dan kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan mempertahankann, memelihara dan untuk meningkatkan kesehatan.(http://blogkesmas.blogspot.com) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terdiri dari enam indikator individu dan empat indikator rumah tangga. Indikator individu meliputi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif, kepemilikan/ketersediaan jaminan pemeliharaan kesehatan, penduduk tidak merokok, penduduk cukup beraktifitas fisik dan penduduk cukup mengkonsumsi sayur dan buah. Dari hasil Riskesdas 2007 memang diketahui bahwa rumah tangga yang telah mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) baru mencapai 38,7%, Sumatera Barat 28.2%. Oleh sebab itu, Rencana strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014 mencantumkan target 70% rumah tangga sudah mempratikkan PHBS pada tahun 2012. Dari Data Dinas Kesehatan Kota Bukittinggi hanya 8,1 % yang mencapai rumah tangga ber PHBS berdasarkan 10 indicator. Di Puskesmas Guguk Panjang, menunjukkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 98,8%, ASI Ekslusif 67,5%, menimbang balita setiap bulan 63,8%, melakukan aktifitas setiap hari 98,8%, makan sayur dan buah setiap hari 75,5%, memberantas jentik 99,5%, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun 71,1% tidak merokok dalam rumah 79%, menggunakan air bersih 99%, dan menggunakan jambanyang sehat 94,3%. Dari survey awal dengan cara wawancara secara langsung, terhadap 8 Kepala Keluarga yang ada di puskesmas guguk panjang. Bahwa masih kurangnya pengetahuan ibu terhadap 10 indikator PHBS dan kurangmya pengetahuan ibu tentang informasi dari tenaga kesehatan. Dimana terdiri dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Bukik Cangang, Kelurahan Tarok Dipo, dan Kelurahan Pakan Kurai, dari 10 indikator PHBS di Rumah Tangga, hanya 6 indikator seperti Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai sabun, gunakan jamban sehat, makan buah dan sayur setiap hari dan Melakukan aktifitas fisik setiap hari dan 4 indikator seperti memberi bayi asi eksklusif, menimbang balita setiap bulan, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, tidak merokok di dalam lagi sangat jarang di lakukan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Perilaku Hidup Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.3 No 1 Januari 2012 40

Bersih Dan Sehat (PHBS) Di Tatanan Ibu Rumah Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2012. SUBJEK DAN METODE PENELITIAN Subjek dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tanggadi Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi 2012. yang berjumlah 98 orang. Jenis penelitian ini bersifat desktiptif, Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi pada bulan Mei 2012. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Pengetahuan Ibu Rumah Tangga tentang PHBS Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pengetahuan Ibu Rumah Tangga Mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Di Kelurahan Tarok Dipo Wilayah Kerja Puskesmas Guguk Panjang Bukittinggi Tahun 2012 Pengetahuan f % Tinggi 46 46,9 Rendah 52 53,1 Jumlah 98 100 Dari hasil penelitian diperoleh dari 98 responden, 52 responden (53,1%) yang memiliki pengetahuan Rendah terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, 46 responden (46,9%) memiliki pengetahuan tinggi, terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu ibjek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebgaian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo, 2003) Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat (Depkes, 2006) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan (Setiawati, 2008). Sesuai dengan teori Notoadmojo tentang faktorfaktor yang dapat mempengaruhi kurangnya pengetahuan ibu antara lain kurangnya informasi dari tenaga kesehatan kepada ibu tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, serta kesibukan yang membuat ibu mungkin kehilangan waktu untuk bersosialisasi dengan orang sekitar dan lingkungannya. Pengetahuan sendiri banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah pendidikan formal. Jadi pengetahuan sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat bawa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dari pendidikan non formal. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Budisantoso, 2008 di Tasikmalaya. Hasil penelitian yang didapatkan Budisantosa yaitu dari 68 responden, 54,6% diantaranya memiliki pengetahuan yang rendah tentang PHBS, hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya pendidikan formal juga tidak ada materi khusus yang membahas tentang perilaku hidup bersih dan sehat, khususnya tentang pengetahuan ibu rumah tangga terhadap PHBS sehingga seseorang mengetahui tentang perilaku hidup bersih dan sehat bukan dari sektor pendidikan formal melainkan dari teman dan media massa terutama dari televisi dan surat kabar. Menurut asumsi peneliti banyak ibu yang memiliki pengetahuan rendah tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan ibu rumah tangga, hal ini dikarenakan mereka menganggap bahwa perilaku hidup bersih dan sehat merupakan tindakan yang kurang penting. Karena keluarga akan tetap sehat dan tidak mudah sakit. Selain itu mereka juga tidak tahu bahwa PHBS merupakan perilaku yang baik dan penting dan menganggap pelaksanaan PHBS tersebut tidak penting dalam kehidupan sehari hari karena mereka berpendapat bahwa dari dulu saja mereka sudah buang sampah di tetap terbuka masih tetap sehat. Adapun dilihat dari indikator yang pertama Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dimana persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan sudah banyak dilakukan di masyarakat kelurahan Tarok Dipo karena masyarakat tersebut sudah mendapatkan penyuluhan-penyuluhan dari tenaga kesehatan. Pada indikator kedua yaitu Bayi diberikan ASI ekslusif didapatkan masih kurang, hal ini berkaitan dengan kebiasaan masyararakat yang sering memberikan susu formula atau air mineral pada bayi baru lahir karena mereka menganggap ASI pertama (colostrum) tidak baik untuk bayi. Indikator ketiga yaitu menimbang Balita setiap bulan masih kurang, hal ini berkaitan dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keposyandu khusunya untuk melakukan penimbangan Balita setiap bulannya. Kurangnya kesadaran tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor seperti : tingkat Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.3 No 1 Januari 2012 41

pengetahuan, sumber informasi, ekonomi, social dan budaya. Indikator keempat yaitu menggunakan air bersih hal ini berkaitan dengan sebagian besar masyarakat sudah menggunakan air bersih seperti air ledeng. Indikator kelima yaitu mencuci tangan pakai sabun dimana kebiasan masyarakat sudah melakukan cuci tangan dengan sabun.indikator keeneam yaitu mengugunakan jamban sehat di kelurahan Tarok Dipo penggunaan jamban sudah memenuhi syarat yang dikatakan jamban sehat.indikator ketujuh yaitu memberantas jentik di rumah sekali seminggu dimana masyarakat melakukan pemberantasan jentik tidak secara teratur dan juga minimnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pemberantasan jentik nyamuk berkala. Indikator kedelapan yaitu makan buah dan sayur setiap hari. Hal ini dikarenakan sayur dan buah mudah didapatkan dengan harga terjangkau dan masyarakat sebagian besar sudah mengerti tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur setiap hari. Indikator sembilan yaitu melakukan aktifitas fisik. Hal ini sebagian masyarakat sudah mengetahui akan penting olahraga untuk kesehatannya. Dimana aktifitas yang sering dilakukan yaitu jalan pagi, dan didukung oleh pekerjaan sehari-hari seperti IRT sebagai pengurus rumag tangga. Dan indikator sepuluh yaitu tidak merokok dalam rumah. Hal ini semua masyarakat tahu tentang bahaya merokok, tapi masih banyak ditemukan yang merokok dalam rumah. Berdasarkan analisa yang penulis lakukan selama penelitian, diketahui bahwa dari 25 soal yang diberikan, jawaban responden yang paling banyak benar pada soal nomor 11, yaitu menurut ibu kelahiran anak sebaiknya ditolong oeh siapa?? dengan jawaban tenaga kesehatan (bidan, dokter. Hal ini berkaitan dengan pengalaman yang diperoleh oleh responden dalam kehidupannya sehari-hari, bahwa mereka lebih cndrung melakukan persalinan kepada tenaga kesehatan dibandingkan dengan tenaga non nakes. Hal ini didukung oleh terpaparnya informasi tentang persalinan yang aman dan sehat kepada responden yang mereka terima dari berbagai penyuluhan dari tenaga kesehatan dan media massa. Sesuai dengan teori Fitramaya (2008) menyatakan bahwa persalinan yang aman dan sehat adalahpersalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan dokter spesialis kandungan) yang professional. Berdasarkan analisa yang penulis lakukan selama penelitian, diketahui bahwa dari 25 soal yang diberikan, jawaban responden yang paling banyak salah pada soal nomor 21, yaitu Berapa batangkah anggota keluarga ibu merokok perhari?? responden banyak menjawab 2 bungkus sehari. Hal ini menunjukkan bahwa masih tingginya frekuensi merokok ditatanan ibu rumah tangga di kelurahan Tarok Dipo, yang berkaitan dengan kebiasan masyarakat terhadap prilaku merokok masih tinggi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan uraian deskriptif dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan yaitu Pengetahuan Responden tentang PHBS di Kelurahan Tarok Dipo Kecamatan Guguk Panjang Bukittinggi Pengetahuan responden yang tinggi sebanyak 46 reponden (46,9%), 52 responden (53,1%) memiliki pengetahuan rendah Saran Bagi Peneliti Selanjutnya Dengan adanya penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu nantinya dan dapat mengaplikasikan pembelajaran metode penelitian yang di dapat di akademik serta dapat menjadi bahan acuan untuk melanjutkan ke karya tulis berikutnya. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menjadi acuan bagi metode pembelajaran selanjutnya, sehingga mahasiswi lebih mengetahui masalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang terjadi di Tatanan Ibu Rumah Tangga. Bagi Institusi Lahan Penelitian Memberikan masukan terhadap pelayanan kesehatan dalam rangka mendukung upaya peningkatan penyuluhan dan informasi tentang kesehatan khususnya tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang terjadi di Tatanan Ibu Rumah Tangga. Bagi Responden Memberikan motivasi kepada responden agar selalu berprilaku hidup bersih dan sehat di tatanan ibu rumah tangga agar tercipta keluarga yang sadar akan kesehatan. DAFTAR PUSTAKA Adi Heru S.Msc. 2010, Kader Kesehatan Masyarakat, EGC : Jakarta Candra, Budi. 2006. Balita Sehat. Jakarta : Salemba Medika Kementrian Kesehatan RI pusat Promosi Kementrian Kesehatan RI pusat Promosi Kesehatan. 2011, Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup dan Sehat : Jakarta Kesehatan. 2006, Rumah Tangga Sehat Dengan Perilaku Hidup dan Sehat : Jakarta Notoadmojo, S. 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Rineka Cipta : Jakarta Notoadmojo, S. 2005, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip Prinsip Dasar, Rineka Cipta : Jakarta Notoadmojo, S. 2005, Promosi Kesehatan dan Ilmu Notoadmojo, S. 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Notoadmojo, S. 2010, Promosi Kesehatan dan Ilmu Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.3 No 1 Januari 2012 42

Notoadmojo, S. 2011, Promosi Kesehatan dan Ilmu Nurrahmi, 2006 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Yogjakarta : Medical Book Saryono, A. 2011, Metodelogi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2, mutia Medika : Yogyakarta Saryono, A. 2012, Kader Kesehatan Masyarakat, EGC : Jakarta Setiawati, 2008. Ilmu Kesehatan Lingkungan. Bandung : Refika Aditama Jurnal Kesehatan STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Vol.3 No 1 Januari 2012 43