PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Kualitas Air Di Parit Besar Sungai Jawi Kota Pontianak Eka Apriyanti a, Andi Ihwan a*, Muh. Ishak Jumarang a

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc


BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

PROSIDING SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-7 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Oktober 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

OP-027 INDIKASI INTRUSI AIR LAUT DARI KONDUKTIVITAS AIR TANAH DANGKAL DI KECAMATAN PADANG UTARA

IDENTIFIKASI AIR TANAH PADA AKUIFER DI KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN BERDASARKAN NILAI TOTAL DISSOLVED SOLID DAN DAYA HANTAR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan umat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu wilayah yang berada di Pantai Barat Sumatera. Wilayahnya berada 0

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian mengenai Uji kualitas fisik air yang pada sarana air bersih

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

JURNAL EINSTEIN Jurnal Hasil Penelitian Bindang Fisika

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

INTERPRETASI DATA KONDUKTIVITAS LISTRIK DALAM PENENTUAN INTRUSI AIR LAUT PADA SUMUR GALI: STUDI KASUS DAERAH TELUK NIBUNG TANJUNG BALAI

STUDI KUALITAS AIR DI SUNGAI DONAN SEKITAR AREA PEMBUANGAN LIMBAH INDUSTRI PERTAMINA RU IV CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

Profil Pencemaran Air Sungai Batang Arau Daerah Lubuk Begalung Kota Padang

Fendra Nicola, Mukh Mintadi, Siswoyo* Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Jember * ABSTRAK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PERTAMBANGAN BIJIH BESI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

Identifikasi Polutan Dalam Air Permukaan Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin Padang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

Repository.Unimus.ac.id

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

PELAKSANAAN KEGIATAN BIDANG PENGENDALIAN KERUSAKAN PERAIRAN DARAT TAHUN 2015

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

ANALISIS KUALITAS AIR PROGRAM PAMSIMAS DI DESA LOMULI KECAMATAN LEMITO KABUPATEN POHUWATO. Meiske M. Bulongkot, Lintje Boekoesoe, Lia Amalia 1)

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

PROFIL PENCEMARAN AIR SUNGAI SIAK KOTA PEKANBARU DARI TINJAUAN FISIS DAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. Sistem air terdiri dari laut, air permukaan maupun air tanah. Air merupakan hal

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dari kegiatan industri. Volume sampah yang dihasilkan berbanding lurus

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2003 NOMOR : 6 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 6 TAHUN 2005 T E N T A N G

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

PENGARUH SISTEM SANITASI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL PADA PERUMAHAN TIPE KECIL DI KABUPATEN SIDOARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

ZONASI POTENSI AIRTANAH KOTA SURAKARTA, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Studi Pengaruh Air Laut Terhadap Air Tanah Di Wilayah Pesisir Surabaya Timur

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

Bab V Hasil dan Pembahasan

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

Intrusi air laut terhadap kualitas air tanah dangkal dari pantai kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil Vol 3 Nomer 3/rekat/14 (2014) :

PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI CaCo3 DAN KARBON AKTIF TERHADAP KUALITAS AIR DI DESA NELAYAN I KECAMATAN SUNGAILIAT KABUPATEN BANGKA

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Groundwater Quality Assesment of Unconfined Aquifer System for Suitable Drinking Determination at Northern Jakarta Groundwater Basin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Jurnal Einstein 2 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan metoda diskriptif kuantitatif,

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Air adalah zat yang sangat dibutuhkkan oleh semua makhluk hidup termasuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Jurnal Einstein 4 (3) (2016): Jurnal Einstein. Available online


Identifikasi Kualitas Air Berdasarkan Nilai Resistivitas Air

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

Transkripsi:

Pemetaan Sebaran Kandungan ph, TDS, dan Konduktivitas Air Sumur Bor (Studi Kasus Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat) Leonard Sihombing a, Nurhasanah a *, Boni. P. Lapanporo a a Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi, Pontianak, Indonesia *Email : nurhasanah@physics.untan.ac.id Abstrak Telah dilakukan penelitian tentang pemetaan kualitas air sumur bor di Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang dengan tujuan untuk mengetahui kualitas air sumur bor berdasarkan nilai kandungan ph, TDS (total dissolved solid) dan Konduktivitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sampling, dengan mengambil sampel di lapangan untuk diuji di laboratorium dan selanjutnya setiap data yang ada diplot ke dalam peta kontur. Hasil yang diperoleh menunjukkan nilai ph tertinggi sebesar 8,6 (basa) dan terendah sebesar 4,8 (asam). Nilai TDS tertinggi sebesar 626 mg/l dan terendah 11 mg/l. Nilai konduktivitas tertinggi 624 µs/cm dan terendah sebesar 11,5 µs/cm. Pola penyebaran nilai ph dipeta kontur yang asam berada di titikke-2 di sebelah Barat,ke-10 dan ke-49 di sebelah Timur ditandai dengan warna ungu, biru, dan hijau tua. Untuk yang basa berada di titik ke-22 di sebelah Timur ditandai dengan warna merah tua. Pola penyebaran kandungan TDS yang tinggi terdapat di titik ke-3, ke-4 dan ke- 5 di sebelah Barat, ke-6 dan ke-9 di sebelah Timur, ke-35 dan ke-37 di sebelah Utara ditandai warna merah pada peta kontur. Pola penyebaran kandungan Konduktivitas yang rendah terdapat di titik ke-10, ke-26 dan ke-27 di sebelah Timur, di titik ke-11 dan ke-30 di sebelah Utara yang ditandai dengan warna ungu dan biru pada peta kontur. Berdasarkan standar kualitas air, sumur bor yang layak dikonsumsi sebagai air bersih dan air minum di titik ke-11 dan ke-30 di sebelah Utara, titik ke-26 dan ke-27 di sebelah Timur. Kata Kunci :ph, TDS, Konduktivitas, Kualitas air 1. Latar Belakang Sebagian besar fasilitas sumber air bersih di Kelurahan Sengkuang pada umumnya memanfaatkan air sumur bor di setiap lingkungan rumah tangga, hal ini disebabkan oleh karena pelayanan sumber air bersih seperti air PDAM sering tidak lancar dan pemasangannya belum sepenuhnya merata. Namun masyarakat di sekitar Kelurahan Sengkuang tidak mengetahui bagaimana kualitas air sumur bor tersebut, apakah layak dikonsumsi sebagai air bersih atau air minum. Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum dan air bersih, air minum adalah air yang memenuhi syarat kesehatan yang dapat langsung diminum. Sedangkan yang tergolong dalam kualitas air bersih adalah air yang memenuhi syarat kesehatan meliputi syarat fisika, kimia, mikrobiologi, dan radioaktivitas [1]. Penelitian kualitas air sumur menggunakan metode spektrofotometri pada sumur bor di Kecamatan Medan Belawan menunjukkan bahwa air sumur bor mengandung logam Pb, Hg, Cd, dan Cu dengan kadar tertentu [2]. Selain itu,juga terdapat penelitian yang membahas tentang kualitas air sumur resapan yang berada di kawasan Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air sumur resapan tersebut mengalami peningkatan ataupun penurunan kualitas air berdasarkan kandungan Fe, nilai ph, tingkat kekeruhan dan warnaair [3]. Penelitian selanjutnya membahas tentang pengaruh kualitas air tanah di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) sampah, yang mana diketahui bahwa kualitas air di sekitar tempat tersebut tidak memenuhi syarat baku mutu air secara fisis yang meliputi warna, bau, rasa, TDS, dan tingkat kekeruhan [4]. Pada penelitian ini dikaji sifat fisis dan kimia dari kualitas air sumur bor di Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Kalimantan Barat. Parameter uji kualitas air adalah ph, TDS, dan Konduktivitas. Nilai ph, TDS, dan Konduktivitas lebih cenderung tinggi atau rendah dipengaruhi oleh material-material yang tercampur dalam air sumur bor dan dipengaruhi juga oleh struktur tanah yang ada di daerah tersebut. 2. Metodologi 2.1 Pengambilan Data Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 Februari sampai dengan 20 Mei 2015. Pengambilan sampel air sumur bor dilakukan di 36

Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang yang di tunjukkan pada Gambar 1. Pengambilan sampel air sebanyak 50 titik ditunjukkan pada Gambar 2, kemudian nilai yang ada dicatat hasilnya dan ditentukan koordinatnya menggunakan Global Positioning System (GPS). 2.2 Grafik dan Peta Sebaran Parameter Uji Setiap lokasi pengamatan ditampilkan dalam grafik kandungan nilai ph, TDS, dan konduktivitas terhadap titik pengamatan.pada pembuatan pemetaan digunakan aplikasi khusus untuk pembuatan pemetaan, dengan data-data dari nilai ph, TDS, dan konduktivitas yang ada di plot menjadi peta kontur. 2.3 Analisis Kualitas Air Analisis dilakukan untuk mengukur kelayakan sampel air sumur bor yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berdasarkan nilai ph, TDS, dan Konduktivitas. Nilai kualitas air berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No: 492/MENKES/PER/IV/2010, bahwa nilai ph normal adalah 6,5-8,5 dan nilai TDS normal adalah kurang dari 500 mg/l [1]. Sedangkan untuk Konduktivitas, berdasarkan standar daya hantar listrik air tanah sebesar 30-200 µs/cm seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1.Klasifikasi Air Berdasarkan Daya Hantar Listrik [5]. No DHL (µs/cm) Klasifikasi 1. 0,0055 Air murni 2. 0,5-5 Air suling 3. 5-30 Air hujan 4. 30-200 Air tanah 5. 45000-55000 Air laut Gambar 1. Peta Kelurahan Sengkuang Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat [6] 37

3. Hasil dan Pembahasan Gambar 2. Peta Titik Pengambilan Data Gambar 3. Peta Sebaran ph 3.1 Peta Sebaran ph Sebaran kualitas air pada Gambar 3menunjukkan hasil dari parameter kualitas ph air yang berada di lokasi penelitian, terlihat di titik ke-2 sebelah Barat, ke-10 dan ke-49 sebelah Timur terdapat kondisi air yang asam dengan interval nilai sebesar 4,8-6,2. Nilai tersebut pada peta kontur ditandai warna ungu, biru, dan hijau tua. Di titik tersebut kondisi kualitas air sangat asam karena berdekatan dengan lokasi tambang emas. Hal ini dapat terjadi dikarenakan adanya konsentrasi ion hidrogen yang tinggi seperti oksidasi mineral sulfida, gas karbon dioksida, dan amoniak [4]. NO: 492/MENKES/PER/IV/2010. Kualitas air pada titik tersebut tidak layak digunakan sebagai air bersih. Pada Gambar 3, terlihat di titik ke-22 sebelah Timur terdapat kondisi air yang basa dengan nilai sebesar 8,6 yang ditandai dengan warna merah tua. Di titik tersebut kondisi kualitas air sangat basa disebabkan karena lokasi pembuatan sumur bor berada berdekatan dengan tempat limbah pembuangan sampah. Hal ini dapat terjadi dikarenakan terdapat banyak senyawa terlarut secara alami yang sifatnya basa seperti limbah pembuangan 38

sampah tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI NO: 492/MENKES/PER/IV/2010, kualitas air pada titik tersebut tidak layak digunakan sebagai air minum dan air bersih. Pada Gambar 3, terlihat bahwa terdapat kondisi air yang memiliki ph normal dengan interval nilai sebesar 6,5-8,5. Nilai tersebut pada peta kontur terdapat di titik ke-1, ke-4 dan ke-5, ke-12, ke-13, ke-14, ke-15, ke-23, ke-24, ke-25, ke-43 di sebelah Barat, titik ke-3, ke-6, ke-8, ke- 9,ke-17, ke-18, ke-19, ke-20, ke-26, ke-27, ke-28, ke-42, ke-44, ke-46, ke-47, ke-49 di sebelah Timur, di titik ke-11, ke-21, ke-29, ke-30, ke-31, ke-32, ke-33, ke-34, ke-35, ke-37, ke-38, ke-39, ke-40, ke-41, ke-45, ke-48, ke-50 di sebelah Utara, titik ke-7, ke-16, ke-36 di sebelah Selatan. Titik- titik yang disebutkan di atas pada peta kontur ditandai dengan warna hijau muda, kuning, dan merah muda. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No:492/MENKES/PER/IV/2010, kualitas air pada titik tersebut layak digunakan sebagai air bersih dan air minum. 3.2 Peta Sebaran TDS Gambar 4. Peta Sebaran TDS Sebaran kualitas air pada Gambar 4 menunjukkan hasil dari parameter kualitas TDS air yang berada di lokasi penelitian, terlihat bahwa terdapat nilai TDS yang tinggi dengan interval nilai sebesar 515-626 mg/l. Nilai tersebut pada peta kontur terdapat di titik ke-3, ke-4 danke-5 di sebelah Barat, ke-6 danke-9 di sebelah Timur, ke-35 dan ke-37 di sebelah Utara yang ditandai dengan warna merah. Nilai TDS yang tinggi di titik tersebut disebabkan pada titik tersebut mengandung bahan anorganik berupa padatan yang terlarut di perairan. NO: 492/MENKES/PER/IV/2010. Kualitas air pada titik tersebut tidak layak digunakan sebagai air bersih. Pada Gambar 4, terlihat bahwa terdapat nilai TDS yang rendah dengan interval sebesar 11-486 mg/l. Nilai tersebut pada peta kontur terdapat di titik ke-1, ke-2, ke-12, ke-13, ke-14, ke-15, ke-23, ke-24, ke-25, ke-43 sebelah Barat, titik ke-8, ke-10, ke-17, ke-18, ke-19, ke-20, ke- 22, ke-26, ke-27, ke-28, ke-42, ke-44, ke-46, ke- 47, ke-49 di sebelah Timur, di titik ke-11, ke-21 ke-29, ke-30, ke-31, ke-32, ke-33, ke-34, ke-38, ke-39, ke-40, ke-41, ke-45, ke-48, dan ke-50 di sebelah Utara, titik ke-7, ke-16, ke-36 di sebelah Selatan. Dimana titik yang disebutkan di atas ditandai dalam gambar peta kontur dengan warna ungu, biru, hijau tua, dan kuning. No: 492/MENKES/PER/IV/2010, kualitas air pada titik tersebut layak digunakan sebagai air bersih dan air minum. 3.3 Peta Sebaran Konduktivitas Sebaran kualitas air pada Gambar 5 menunjukkan hasil dari parameter kualitas Konduktivitas air yang berada di lokasi penelitian, terlihat bahwa terdapat nilai Konduktivitas yang tinggi dengan interval nilai sebesar 242-624 µs/cm. Nilai tersebut pada 39

peta kontur terdapat di titikke-1, ke-2, ke-3, ke- 4, ke-5, ke-12, ke-13, ke-14, ke-15, ke-23, ke-24, ke-25, ke-43 sebelah Barat, titik ke-6, ke-8, ke-9, ke-17, ke-18, ke-19, ke-20, ke-22 sampai dengan ke-28, ke-42, ke-44, ke-46, ke-47, ke-49 di sebelah Timur, di titik ke-21, ke-29,ke-31, ke-32, ke-33, ke-34, ke-35, ke-37, ke-38, ke-39, ke-40, ke-41, ke-45, ke-48, dan ke-50 di sebelah Utara, titik ke-7, ke-16, ke-36 di sebelah Selatan. Dimana titik yang berada di Gambar 5 tersebut ditandai dalam peta kontur dengan warna hijau, kuning, dan merah. Nilai Konduktivitas yang tinggi pada titik tersebut disebabkan oleh karena daerah tersebut mengandung bahan anorganik yang berupa ion-ion, merupakan dataran rendah, dan merupakan daerah bekas timbunan tanah. Kualitas air pada titik tersebut tidak layak di gunakan sebagai air minum dan air bersih [5]. Pada Gambar 5, terlihat bahwa terdapat nilai Konduktivitas yang sangat rendah dengan nilai sebesar 11,5-195 µs/cm. Nilai tersebut pada peta kontur terdapat di titik ke-10, ke-26, ke-27 sebelah timur, di titik ke-11 dan ke-30 sebelah utara. Dimana titik yang berada di Gambar 5 tersebut ditandai dalam peta kontur dengan warna ungu dan biru. Kualitas air pada titik tersebut layak digunakan sebagai air bersih [5]. Gambar 5. Peta Sebaran Konduktivitas 4. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini, menunjukkan bahwa lokasi penelitian mengandung nilai ph tertinggi 8,6 (basa) dan terendah 4,8 (asam). Untuk nilai TDS tertinggi 626 mg/l dan terendah 11 mg/l. Untuk nilai Konduktivitas tertinggi 624 µs/cm dan terendah 11,5 µs/cm. Berdasarkan standar kualitas air minum, pada setiap sumur bor di Kelurahan Sengkuang yang layak dikonsumsi sebagai air minum berada di titik ke-11 dan ke-30 sebelah Utara, titik ke-26 dan ke-27 sebelah Timur. Daftar Pustaka [1] Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO:492/MENKES/PER/IV/2010. 1990. [2] Damayanti. Analisis Pencemaran Logam Berat Pada Air Sumur dengan Metode Spektrofotometri Untuk Dapat Digunakan Sebagai Air Minum di Kecamatan Medan Belawan Medan: Universitas Sumatera Utara Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; 2009. (Skripsi S1) [3] Gusnisar M. Pengaruh Sumur Resapan Terhadap Kualitas Air tanah Di Fakultas Teknik Universitas Indonesia Depok: Universitas Indonesia Fakultas Teknik Program Studi Teknik Lingkungan; 2012. (Skripsi S1) [4] Fajarini S. Analisis Kualitas Air Tanah Masyarakat Di Sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kelurahan Sumur Batu Bantar Gerbang Bekasi Tahun 2013 jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan; 2014. (Skripsi S1) [5] [6.] Sahwilaksa J. Pengaruh Air Laut Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Pantai Di kota Surabaya. Rekayasa Teknik Sipil. 2014; 3(3): p. 241-247. Pemerintah Kabupaten Sintang. Peta Kelurahan Sengkuang. 2011. 40