FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengapa perusahaan memutuskan go public adalah: (1) pendiri perusahaan ingin

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses terlebih dahulu. Transaksi pertama yang dilakukan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan komunikasi menyebabkan iklim persaingan usaha menjadi semakin

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada publik atau sering dikenal dengan go public di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan dari luar perusahaan adalah melalui mekanisme penyertaan yang

PERBANDINGAN UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA PERUSAHAAN KEUANGAN DAN NON-KEUANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dalam bentuk konkrit berupa Bursa Efek (securities / stock

harga, yaitu penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI PROSPEKTUS IPO TERHADAP TINGKAT UNDERPRICED DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. di pasar modal atau disebut juga dengan go public. Adapun tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sumber pendanaan selain sumber-sumber. Banyaknya perusahaan yang telah memutuskan go public akan

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada publik atau yang

BAB I PENDAHULUAN. usahanya adalah dengan cara melakukan go public. Dana yang diperoleh dalam go

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. memperjualbelikan sekuritas, atau secara formal pasar modal dapat juga

Skripsi FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING PADA PENERBITAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Initial Public Offering ) untuk pertama kalinya terjadi di pasar perdana (

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat. Salah satu kendala yang kerap kali dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. dan membuat inovasi-inovasi baru di dalam menghadapi persaingan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan modal suatu perusahaan akan semakin meningkat, hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya melakukan usaha pendanaan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan dana dalam rangka mengembangkan usahanya yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. dengan go public. Dalam proses go public, sebelum diperdagangkan di pasar

BAB I PENDAHULUAN. memutuskan untuk go public untuk yang pertama kalinya, saham dilepas terlebih

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. disini sudah barang pasti akan berbeda dengan pasar komoditas dan pasar

BAB I. memenuhi kebutuhan dana yang cukup besar tersebut, seringkali dana yang

Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Return On Assets (ROA) Terhadap Tingkat Underpricing Saham pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN DAN SIGNALING TERHADAP PENENTUAN HARGA PASAR SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN IPO DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Efek) saham perusahaan yang akan go public terlebih dahulu dijual di pasar

Judul : Pengaruh Variabel Keuangan, Non Keuangan dan Ekonomi Makro terhadap Underpricing

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PERDANA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan perusahaan, permasalahan yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara kompetitif untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. mewujudkannya dengan kebutuhan dana yang semakin besar pula.

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat meningkatkan posisi keuangan perusahan disamping untuk. Perusahaan melakukan penjualan saham ataupun mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan adalah dengan menjual saham ke masyarakat umum melalui pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan diharuskan tetap bugar untuk bertahan dalam menjalankan ekspansi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. initial return dari hasil kegiatan tersebut (Handayani, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. atau saham baru perusahaan kepada publik atau go public.

BAB I PENDAHULUAN. Penawaran umum saham perdana dikenal dengan istilah Initial Public

BAB I PENDAHULUAN. penawaran saham ataupun surat utang di pasar modal. Penawaran saham dapat

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di BEI sekitar 500 perusahaan, hal ini tidak lepas dari upaya

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL KEUANGAN TERHADAP HARGA PASAR SAHAM SETELAH INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK JAKARTA PERIODESASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dunia usaha dan investasi untuk investor. Setiap perusahaan tentu memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. modal semakin besar seiring dengan perkembangan perusahaan. Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. iklim persaingan semakin ketat sehingga setiap perusahaan akan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, pihak menguntungkan para investor (Johnson,2011).

BAB I PENDAHULUAN. Tajamnya kompetisi dan luasnya skala persaingan didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyedia sumber pendanaan selain perbankkan. Dana yang

BAB I PENDAHULUAN. penawaran yang umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, pajak merupakan suatu sumber dana terbesar pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketiga, menambah saham lewat dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment

BAB I PENDAHULUAN. dunia, hal ini didukung dengan kemajuan di bidang teknologi dan komunikasi.

ABSTRAK. Penulis melakukan penelitian terhadap saham-saham yang terdapat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan periode penelitian dari tahun 1997 sampai

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sebesar $878 juta. Keadaan ekonomi yang baik ini dapat. persaingan pasar yang semakin kompetitif. Kinerja perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perusahaan untuk berkembang dan berinovasi guna berjalannya kegiatan

tunggal (biasanya investor institusi), secara privat (private placement), dan

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain yang mau ikut menanamkan modalnya pada perusahaan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah menjual saham

ANALISIS PENGARUH REPUTASI AUDITOR,REPUTASI UNDERWRITER

Disusun oleh : Karina Dewi Puspitasari B

BAB I PENDAHULUAN. Perusahan sebagai suati entitas bisnis bertujuan memaksimalkan nilai perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya melakukan ekspansi. Untuk memenuhi kebutuhan ekspansi diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut telah melakukan proses initial public offering (IPO). Yang

BAB 1 PENDAHULUAN. obligasi dan instrumen derivatif lainnya. Pasar modal merupakan sarana yang

BAB V PENUTUP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel

BAB I PENDAHULUAN. strategi manajemen perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. (private) menjadi perusahaan publik atau sering dikenal dengan istilah go public

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu, melalui penambahan jumlah kepemilikan saham dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal adalah untuk memperoleh capital gain. Menurut Darmadji dan

BAB I PENDAHULUAN. kompetitornya, baik pada pasar dalam negeri maupun pasar luar negeri. Salah satu

Repositori STIE Ekuitas

1 BAB I PENDAHULUAN. pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh modal tersebut adalah dengan melakukan go public. Go public

perusahaan emiten dan underwriter (penjamin emisis efek). Sedangkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan (going concern). Untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk berinvestasi membeli sejumlah efekdengan harapan akan. mendapat keuntungan yang disebut return (Iqra, 2011:13).

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediasi). Fungsi ini menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman globalisasi saat ini, banyak perusahaan yang berkembang dan

BAB I PENDAHULUAN. Jogiyanto (1998) dan Anggarwal et al. (2001) mengemukakan bahwa salah satu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari beberapa variabel

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maka kewajiban akan pendanaan juga semakin besar jumlahnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. modal, masalah yang sering dihadapi adalah penentuan harga di pasar perdana UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Beredarnya saham perusahaan ditangan publik atau masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Suatu perusahaan dalam melakukan transformasi bisnis dari suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi ketatnya dunia usaha, perusahaan melakukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam perusahaan selalu mempunyai masalah-masalah yang terkait

PENGARUH MANAJEMEN LABA TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KECERDASAN INVESTOR SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. penawaran perdana yang dilakukan di pasar perdana (primary market) pada pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan memerlukan modal yang jumlahnya cukup besar.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut dibutuhkan tambahan dana dalam melakukan berbagai

Abstrak. Kata kunci : Underpricing, Reputasi Auditor, Size, Return on Assets, Financial Leverage

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI UNDERPRICING PADA PENAWARAN SAHAM PERDANA DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1) Pada Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh : SITI MURTAQIYAH B 200 060 222 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif pembiayaan yang dapat digunakan oleh perusahaan yang membutuhkan dana (perusahaan telah go public) yaitu dapat melakukan penerbitan saham baru dijual pada masyarakat. Dalam proses go public sebelum saham diperdagangkan di pasar sekunder (bursa efek) terlebih dahulu saham perusahaan yang go public dijual di pasar perdana (primary market) yang biasa disebut IPO (Initial Public Offering). Pada saat IPO, umumnya akan ditemukan abnormal return yang positif bagi investor setelah saham-saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder (Husnan (1996) dalam Setianingrum dan Suwito (2008 : 84)). Keadaan ini menunjukkan bahwa harga saham pada saat IPO relatif lebih murah, sehingga para investor akan memperoleh keuntungan yang relatif besar. Harga saham yang dijual di pasar perdana (saat IPO) telah ditentukan terlebih dahulu, sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar (penawaran dan permintaan). Permasalahan yang dihadapi perusahaan pada saat untuk pertama kalinya di pasar modal, salah satunya adalah penentuan besarnya harga penawaran perdana. Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara emiten dengan underwriter (penjamin emisi). Underwriter dalam hal ini memiliki informasi yang lebih baik mengenai permintaan terhadap saham-saham emiten dibandingkan dengan

emiten itu sendiri. Pihak emiten mengharapkan harga jual yang tinggi. Disisi lain, harga yang tinggi akan mempengaruhi respon atau minat calon investor untuk membeli atau memesan saham yang akan ditawarkan. Bila harga terlalu tinggi dan minat investor rendah, besar kemungkinan saham yang ditawarkan akan kurang laku. Akibatnya penjamin emisi (underwriter) harus menanggung resiko atas saham yang tidak terjual dengan harga rendah, sehingga emiten harus menerima harga murah bagi penawaran perdananya, sehingga terjadi underpriced. Dalam dua mekanisme penentuan harga tersebut sering terjadi perbedaan harga tehadap saham yang sama antara di pasar perdana dan di pasar sekunder. Apabila penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder pada hari pertama, maka terjadi apa yang disebut dengan underpricing. Sebaliknya, apabila harga pada saat IPO secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder pada hari pertama, gejala ini disebut dengan overpricing. Pada saat IPO terdapat kecenderungan terjadinya underpricing (Hanafi,M dan Suad Husnan dalam Gerianta Wirawan (2008 : 2)). Fenomena underpricing terjadi hampir di semua negara di dunia, meskipun tingkat underpricing itu berbeda antara satu negara dengan negara lainnya. Secara umum tingkat underpricing bagi penawaran umum perdana lebih tinggi di pasar saham negara berkembang dibandingkan dengan di pasar saham negara maju.

Para pemilik perusahaan menginginkan agar dapat meminimalisasi underpricing karena terjadinya underpricing akan menyebabkan transfer kemakmuran (wealth) dari pemilik kepada para investor. Apabila terjadi underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari go public tidak maksimum. Sebaliknya, bila terjadi overpricing, maka investor akan merugi karena tidak menerima initial return. Initial Return (IR) adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham saat IPO dengan menjualnya pada hari pertama. Underpricing disebabkan oleh adanya asimetri informasi. Asimetri informasi dapat terjadi antara emiten dan underwriter, maupun antar investor. Di dalam menentukan harga, pihak penentu harga sangat memperhatikan informasi perusahaan. Apabila di antara mereka tidak memiliki informasi yang lengkap tentang perusahaan, maka akan terjadi perbedaan harga. Fuller et al. dalam bukunya berjudul Modern Investement and Security Analysis menyebutkan bahwa penentuan harga saham perdana ditentukan oleh kesepakatan antara emiten dan underwriter karena tidak ada ukuran yang dapat dijadikan dasar pertimbangan, selain itu saham tersebut belum pernah diperdagangkan di pasar (Fuller et al (1987) dalam Setianingrum dan Suwito (2008 : 85)). Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang digunakan oleh investor potensial dan underwriter untuk menilai perusahaan yang akan go public. Agar laporan keuangan dapat lebih dipercaya, maka laporan keuangannya telah diaudit oleh KAP (Keputusan

Menteri Keuangan RI No 859/KMK.01/1987). Laporan keuangan yang telah diaudit akan memberikan tingkat kepercayaan yang lebih besar kepada pemakainya. Adanya laporan keuangan yang dapat dipercaya pemakai tersebut akan mengurangi terjadinya asimetri informasi. Seorang auditor memiliki keinginan untuk menguji dan melaporkan adanya penyimpangan penerapan prinsip akuntansi. Auditor yang berkualitas akan dihargai di pasaran dalam bentuk peningkatan permintaan jasa audit. Perusahaan yang akan melakukan IPO akan memilih KAP yang memiliki reputasi yang baik. Investment banker yang memiliki reputasi tinggi akan menggunakan auditor yang mempunyai reputasi tinggi pula. Invesment banker dan auditor yang memiliki reputasi akan mengurangi underpricing. Faktor yang mempengaruhi underpricing pada saat IPO telah banyak diuji oleh beberapa peneliti (Gerianta Wirawan (2008), Roskarina dan K.Tjilik (2008), Novita Indrawati (2007), Isnurhadi dan Sjaruddin (2007), dan sebagainya). Hasil yang diperoleh dari penelitian mereka menunjukkan bahwa hubungan antara underpricing dan faktor-faktor yang mempengaruhi tidak dapat disimpulkan secara konklusif. Dari beberapa hal yang dikemukakan diatas maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing pada saat IPO (Initial Public Offering). Di mana Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai populasinya, maka dalam penelitian ini di pilih perusahaan perusahaan yang telah go public yang

listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 2003-2007 sebagai sampel penelitian. Berdasarkan pemikiran tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan kajian lebih lanjut dengan judul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Pada Penawaran Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia yang diproksikan ke dalam reputasi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, ukuran perusahaan, financial leverage, dan return on assets (ROA). B. Perumusan Masalah Apakah reputasi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, ukuran perusahaan, financial leverage, dan return on assets (ROA) mempunyai pengaruh terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering) di Bursa Efek Indonesia. C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah tersebut maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh reputasi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, ukuran perusahaan, financial leverage, dan return on assets (ROA) mempunyai pengaruh terhadap underpricing pada perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering) di Bursa Efek Indonesia.

D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris atas pengaruh reputasi auditor, reputasi underwriter, umur perusahaan, ukuran perusahaan, financial leverage, dan return on assets (ROA) terhadap underpricing pada saat Initial Public Offerings (IPO) di Bursa Efek Indonesia. 2. Menambah referensi dan pemahaman tentang underpricing dan faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia. 3. Hasil Penelitian ini dapat menambah wawasan pustaka bagi yang berminat mendalami pengetahuan dalam bidang pasar modal, khususnya fenomena underpricing dalam saham perdana. 4. Memberikan kajian bagi penelitian selanjutnya mengenai informasi yang relevan dengan penelitian ini. E. Sistematika Penulisan Agar penulisan ini dapat mencapai tujuan yang diinginkan, maka disusun sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi tentang : Latar belakang masalah, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat Penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI. Bab ini berisi tentang : Pengertian IPO, Underpricing, Faktor-faktor yang mempengaruhi underpricing, Kerangka penelitian, Telaah penelitian terdahulu, Hipotesis. BAB III METODELOGI PENELITIAN. Bab ini berisi tentang : Desain penelitian, Populasi, sampel, dan metode pengambilan sampel, Data dan sumber data, Definisi operasional dan pengukuran variabel, Metode analisis data. BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASANNYA. Bab ini berisi tentang : Deskripsi Data, Pengujian Asumsi Klasik, Pengujian Hipotesis, Pembahasan. BAB V PENUTUP. Bab ini berisi tentang : Kesimpulan, Keterbatasan penelitian, Saran.