BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi, perubahan ekonomi suatu negara akan memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak di Indonesia mengacu pada sistem self assessment. Self assessment

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan nasional Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti tidak terlalu tergantung pada pinjaman luar negeri. Upaya ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan. Pembangunan tersebut untuk mensejahterakan rakyat indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia bertujuan mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemandirian suatu bangsa dalam

BAB III GAMBARAN DATA. akan dapat membawa pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaaan yang tidak sedikit dan salah satunya bersumber dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menggali sumber-sumber pendapatannya secara lebih

BAB II LANDASAN TEORI. rakyat kepada Negara berdasarkan Undang-Undang yang dapat dipaksakan. ditunjuk atau digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB I PENDAHULUAN. terhadap masalah pembiayaan pembangunan. perpajakan yang memberikan jaminan kepastian hukum dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. dimanfaatkan untuk melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Kelangsungan hidup negara juga berarti kelangsungan hidup. cukup dalam membiayai kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. di lapangan yang secara langsung berhubungan dengan teori-teori keahlian yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan usaha mengadakan perubahan-perubahan menuju keadaan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tentunya akan terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

BAB IV PEMBAHASAN. Surat Ketetapan Pajak (SKP) Dan Surat Tagihan Pajak (STP) Lebih Bayar (SKPLB) berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pembangunan disegala bidang yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana luar negeri dan sumber dana dalam negeri. non migas serta pajak. Namun pemerintah lebih mengoptimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin besar untuk masa yang akan datang karena tujuan utama dari penerimaan

kesadaran masyarakatnya dalam mematuhi aturan-aturan yang ditentukan oleh pelayanan dan fasilitas umum maupun penyediaan biaya bagi pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Direktorat Jenderal Pajak (fiskus) melakukan ekstensifikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)

BAB I PENDAHULUAN. ini. Indonesia merupakan Negara yang cukup kaya akan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah Indonesia saat ini dihuni oleh hampir 255,5 juta jiwa penduduk pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini status Indonesia masih menjadi negara berkembang, yang dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang diberikan pemerintah terhadap warganya atas pembayaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Negara pada dasarnya adalah sebuah rumah tangga yang besar, dan

BAB 4 PEMBAHASAN. 4.1 Rencana Penerimaan Dan Realisasi Penerimaan PPh dan PPN Pada. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Kemayoran

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah pajak berasal dari bahasa Jawa yaitu ajeg yang berati pungutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Laporan Praktek Kerja Lapangan. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang - Undang dengan

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

PENGARUH PEMAHAMAN PROSEDUR PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM MEMENUHI KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN DI KPP PRATAMA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Sebagai negara berkembang Negara Republik Indonesia tengah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP) PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Sejarah Singkat KPP Pratama Pekanbaru Tampan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perpajakan. Dalam era globalisasi atau era persaingan bebas inilah cepat atau lambat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. perpajakan, termasuk pemungutan pajak atau pemotongan pajak tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. dimaklumi karena pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat

BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan untuk mencari, mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sektor pajak perlu diimplementasikan secara maksimal untuk menjalankan roda

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) mengatakan bahwa pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dasar negara dan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam menyelenggarakan pemerintahan, negara berkewajiban mendahulukan dan

BAB III GAMBARAN DATA LAPORAN TUGAS AKHIR. terpenuhinya atau terjadi suatu Taatbestand (sasaran perpajakan) yang terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN. satu-satunya. Dari berbagai alasan pengenaan pajak, kebijakan pajak di Indonesia akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu usaha untuk mewujudkan kemajuan. negeri yaitu berupa pajak. Untuk dapat meningkatkan penerimaan dari sektor pajak,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Negara Indonesia sedang dalam masa pemulihan ekonomi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) pembangunan Nasional. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran dan

ANALISIS EFEKTIFITAS PENERAPAN SURAT PENAGIHAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS EFEKTIVITAS DAN KONTRIBUSI TINDAKAN PENAGIHAN PAJAK AKTIF DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA SEBAGAI UPAYA PENCAIRAN TUNGGAKAN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

Sistem pemungutan pajak dari Official Assesment System menjadi Self. administrasi di bidang perpajakan. Self Assessment System merupakan sistem

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. dapat tercapinya pembangunan sarana dan prasarana yang dibutuhkan. melaksanakan kewajiban perpjakannya.setelah adanya tax reform,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. pajak, tentunya perlu dipahami dulu apa yang dimaksud dengan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah pemungutan pajak mengalami perubahan dari masa ke masa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) salah satu kota terbesar di Indonesia, tidak luput dari keikutsertaan dalam

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

BAB I PENDAHULUAN. anggaran dana yang besar. Dana tersebut diperoleh dari penerimaan dalam negeri dan

Transkripsi:

2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi, perubahan ekonomi suatu negara akan memiliki pengaruh terhadap perekonomian negara lain. Dengan adanya era globalisasi, diperkirakan tidak ada lagi batas batas perdagangan antara suatu negara dengan negara lainya. Keadaan ini harus menjadikan masyarakat indonesia khususnya para pelaku bisnis mulai mengantisipasinya dan senantiasa siap menghadapi perubahan tersebut. Perkembangan perekonomian suatu negara juga dipengaruhi oleh penerimaan dalam negrinya. Oleh karena itu sumber penerimaan dalam negri harus ditingkatkan sehingga dapat memantapkan upaya pembangunan ekonomi segala bidang. Adapun penerimaan dalam negri yang dimaksud adalah penerimaan yang dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki baik berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk iuran dari masyarakat ialah pajak, yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang yang dapat dipaksakan dengan tidak mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang lansung dapat ditunjuk dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Kontribusi penerimaan pajak terhadap penerimaan negara diharapkan semangkin meningkat dari tahun ketahun seiring dengan makin menurunnya peranan minyak dan gas bumi terhadap penerimaan negara.

3 Harapan ini tumbuh dari kesadaran pemerintah bahwa minyak dan gas bumi mempunyai keterbatasan sebagai sumber daya, yaitu tidak dapat diperbaharui dan harga jualnya dipasar dunia berfluktuasi. Dan adanya keinginan pemerintah untuk lebih menegakkan kemandirian bangsa indonesia dalam membiayai pembangunan nasional dengan jalan lebih mengarahkan segenap potensi dan kemampuan dari dalam negri. Khususnya dengan meningkatkan penerimaan negara melalui perpajakan dari sumber sumber diluar minyak dan gas bumi. Keinginan pemerintah indonesia adalah tepat sebagai mana halnya yang terjadi di negara lain (Terutama di negara maju) andalan utama penerimaan negara nya berasal dari penerimaan pajak. Oleh karena itu sudah sepantasnya pemerintah indonesia dimasa depan juga mengandalkan peneriamaannya pada penerimaan pajak. Pemerintah berharap dengan upaya yang telah dirintis itu akan menghasilkan suatu sistem perundangan yang matang. Maka sejak tanggal 1 Januari 1984 pembaharuan sistem perpajakan mulai dijalankan dimana sistem pemungutan pajak mengalami perubahan yang mendasar dari segi ciri dan coraknya sebagai mana tercantum dalam undang undang perpajakan tahun 2002. Perubahan sistem pemungutan pajak dari sistem office assessment ke sistem self assessment dimana Wajib Pajak diberi kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang seharusnya terutang menurut ketentuan peraturan perundang undangan perpajakan. Dengan sistem ini pelaksanaan administrasi perpajakan

4 diharapkan dapat dilaksanakan dengan lebih rapi, terkendali, sederhana dan mudah untuk dipahami oleh Wajib Pajak. Tugas administrasi perpajakan tidak lagi seperti yang terjadi pada waktu yang lampau, dimana administrasi perpajakan meletakkan kegiatannya pada tugas merampungkan/menentukan semua surat pemberitahuan guna menentukan jumlah pajak yang seharusnya dibayar. Namun dalam kegiatannya masih dijumpai adanya tunggakan pajak sebagai akibat tidak dilunasinya pajak sebagaimana mestinya, untuk itu agar hak dan kewajiban perpajakan dilaksanakan oleh seluruh masyarakat wajib pajak. Pemerintah khususnya Direktorat Jendral Pajak berkewajiban melakukan pembinaan berupa penyebaran informasi dan penyuluhan perpajakan pelayanan adminitrasi yang diperlukan oleh Wajib Pajak serta melaksanakan pengawasan terhadap kepatuhan Wajib Pajak melalui pemeriksaan pajak dan tindakan penagihan pajak Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan adanya perbedaan atau selisi dengan yang dilaporkan oleh Wajib Pajak dalam SPT-nya dan menimbulkan koreksi, maka fiskus berwenang mengeluarkan SKP (Surat Ketetapan Pajak) berupa : SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar), SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan), atau SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil). Tergantung pada hasil penghitungan pajak yang tidak atau kurang bayar. Berdasarkan pasal 18 (1) UU No. 6 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah dengan UU No. 9 Tahun 1994 dan UU No. 16 Tahun 2000

5 mengatakan bahwa Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak Tambahan Merupakan dasar penagihan pajak. Ketiga surat ini, Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak, dan Surat Ketetapan Pajak Tambahan merupakan sarana administrasi bagi fiskus untuk melakukan penagihan pajak, dalam hal pajak tersebut tidak dibayar dalam waktu 1 (satu) bulan sejak tanggal STP/SKP/SKPT diterbitkan. Dalam bidang administrasi perpajakan dikenal beberapa bentuk penagihan, yaitu penagihan pasif, penagihan aktif (dengan diterbitkannya STP/SKP/SKPT) dan penagihan dengan surat paksa. Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana dalam upaya penagihan pajak ini fiskus berperan aktif dalam arti tidak hanya mengirim surat tagihan atau surat ketetapan pajak tetapi akan diikuti dengan tindakan sita, dan dilanjutkan dengan pelaksanaan lelang. Penagihan pajak dengan surat paksa itu sendiri diatur dalam UU No. 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 19 Tahun 2000. Pelaksanaan penagihan pajak dengan Surat Paksa diawali dengan Surat Teguran yang dikeluarkan segera setelah 7 (tujuh) hari setelah saat jatuh tempo pembayaraan pajak. Apabila utang pajak tidak dilunasi setelah 21 (dua puluh satu) hari dari tanggal Surat Teguran maka akan segera diterbitkan Surat Paksa yang disampaikan oleh Juru Sita Pajak Negara, utang pajak harus dilunasi 2 x 24 jam dapat dilakukan tindakan penyitaan atas barang barang Wajib Pajak. Dan dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah tindakan penyitaan, utang pajak belum dilunasi

6 juga, maka akan dilanjutkan tindakan pelelangan melalui Kantor Lelang Negara. Dalam hal biaya penagihan paksa dan biaya pelaksanaan sita belum dibayar maka akan dibebankan bersama sama dengan biaya iklan untuk pengunguman lelang dalam surat kabar dan biaya lelang pada saat pelelangan. Tindakan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa tersebut dilakukan, disamping untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, bertujuan pula meningkatkan penerimaan pajak sesama Wajib Pajak. Kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak merupakan posisi yang strategis dalam peningkatan penerimaan pajak, dengan adanya penagihan pajak, Wajib Pajak dapat memahami peraturan perpajakan yang berlaku dan segera memperbaiki jika terdapat kekeliruan dan kesalahan dalam melaporkan kewajiban perpajakan dan diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa tidak ada seseorangpun yang dapat menghindari kewajibannya sebagai warga negara dan negara menjamin bahwa setiap orang dapat diperiksa dan diperlakukan secara adil. Fungsi penagihan merupakan tahapan akhir yang sangat menentukan, apakah semua pajak pajak terutang dapat dibayar sesuai waktunya atau tidak. Sehubungan dengan hal tersebut diatas., maka dalam penulisan Tugas Akhir ini diambil judul MEKANISME PENAGIHAN AKTIF TERHADAP WAJIB PAJAK BADAN DI KANTOR PELAYANAN PAJAK PEKANBARU TAMPAN

7 1.2 Rumusan Masalah Adapun permasalahan yang diangkat penulis dalam penelitian ini adalah Bagaimana cara penagihan aktif terhadap Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Pekanbaru Tampan 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui cara penagihan aktif terhadap Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Pekanbaru Tampan 1.3.2 Manfaat Penelitian a. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan dibidang perpajakan khususnya tentang penagihan aktif terhadap Wajib Pajak Badan b. Sebagai bahan referensi agar dapat digunakan sebagai bahan kepustakaan sehingga dapat berguna bagi penelitian berikutnya c. Bagi Wajib Pajak adalah untuk menambah informasi dan membantu memahami peraturan perpajakan khususnya tentang penagihan aktif terhadap Wajib Pajak Badan d. Bagi KPP adalah untuk membantu mensosialisasikan peraturan perpajakan bagi Wajib Pajak I.4.Metode Penelitian I.4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan (KPP PRATAMA PEKANBARU TAMPAN ) yang beralamat di jalan MR. Amin Ring Road Arengka II Pekanbaru 29293,

8 Trompol Pos 1339, Telepon (0761) 40836, Faksimile (0761) 859955. Homepage DJP : http://www.pajak.go.id I.4.2. Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan oleh penulis pada tanggal 3 Februari 2014 dan direncanakan selesai 10 Februari 2014. I.4.3. Jenis Data Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah : 1. Data Primer Yaitu data yang diperoleh secara lansung dari sumber melalui wawancara, yang dalam hal ini penulis akan mewawancarai lansung kepada Kepala Bagian KPP Pratama Pekanbaru Tampan Diseksi Pengawasan dan Konsultasi III yang dianggap memberikan informasi yang berkaitan dengan penelitian 2. Data Sekunder Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak lansung dari media perantara dalam bentuk laporan catatan, dokumen, serta arsip melalui tempat atau lokasi penelitian yaitu di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan (KPP PRATAMA PEKANBARU TAMPAN) I.4.4. Teknik Pengumpulan Data. 1. Wawancara. Wawancara adalah data yang diperoleh secara lansung dari nara sumber

9 2. Dokumentasi Dokumentasi dapat diartikan suatu cara pengumpulan data yang diperoleh dari dokumen dokumen yang ada atau catatan catatan yang tersimpan, baik itu berupa catatan transkip, buku, surat kabar, dan lain sebagainya. I.4.5. Analisis data. Analisis data diartikan sebagai upaya mengolah dan menjadi informasi, sehingga karakteristik atau sifat sifat data tersebut dapat dengan mudah dipahami dan bermanfaat untuk menjawab masalah - masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian. Analisis data tersusun secara sistematis, langkah selanjutnya yaitu mengadakan analisis. Dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebuah data yang dipaparkan dalam bentuk yang bukan anggka. 1.5 Sistimatika Penulisan Sistematika penulisan merupakan urain secara garis besar mengenai apa yang menjadi dasar atau acuan dari suatu penelitian. Dalam sistematika penulisan proposal ini penulis susun atas empat (4) bab dan akan disaj ikan secara menyeluruh yang akan dijabarkan pada bab bab berikut ini : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini merupakan pendahuluan, pada bab ini akan diuraikan menegnai latar belakang masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, metode pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

10 BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA PEKANBARU TAMPAN Pada bab ini merupakan gambaran tempat penelitian. Pada bab ini akan diuraikan tentang sejarah singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan, susunan organisasi, uraian tugas, visi, misi, tujuan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pekanbaru Tampan BAB III TINJAUAN TEORI Pada bab ini terdiri dari tinjauan pustaka, Telaah Pustaka, Pengertia pajak, jenis pajak menurut golongannya, sifat pajak, lembaga pemungutannya, sistem pemungutan, pengertian penagihan pajak, penagihan pasif, penagihan aktif dasar hukum penagihan pajak, bentuk bentuk penagihan, dan pandangan islam mengenai perpajakan DAFTAR PUSTAKA