BAB 3 BAHAN DAN METODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 BAHAN DAN METODE

Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik Diamond Interest Grow dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Populasi Rotifera (Brachionus plicatilis)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

OPTIMASI PEMBERIAN KOMBINASI FITOPLANKTON DAN RAGI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN ROTIFERA

Jurnal Online Saintia Biologi ISSN: Abstract

PENINGKATAN LAJU PERTUMBUHAN POPULASI ROTIFERA (Brachionus plicatilis) SESUDAH DIBERIKAN PENAMBAHAN MAKANAN PADA MEDIA PERLAKUAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Rata rata Pertambahan Jumlah Moina sp. (Ind/200ml) Rata rata pertambahan jumlah populasi Moina sp.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Balai. Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura -Lampung

Modul Praktikum Plankton Budidaya Daphnia sp. Tim Asisten Laboratorium Planktonologi FPIK UNPAD

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DENGAN KONSENTRASI BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia magna

Pengaruh Penggunaan Madu Untuk Pengkayaan Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan Rotifera (Brachionus plicatilis)

BAB III METODE PENELITIAN. konsentrasi limbah cair tapioka (10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 0% atau kontrol)

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

PERBANDINGAN LAJU PERTUMBUHAN POPULASI (B. plicatilis ) SETELAH DIBERIKAN PENAMBAHAN MAKANAN PADA MEDIA PERLAKUAN SKRIPSI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. yang dibutuhkan untuk pertumbuhan larva (Renaud et.al, 1999). Pemberian pakan

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April

MODUL: BUDIDAYA ROTIFERA

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

3. METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Ekstrak Etanol Bayam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

PERTUMBUHAN Skeletonema costatum PADA BERBAGAI TINGKAT SALINITAS MEDIA. The Growth of Skeletonema costatum on Various Salinity Level s Media

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. Chlorella sp. tiap perlakuan. Data di analisa menggunakan statistik One Way

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

I. PENDAHULUAN. Usaha pengembangan budidaya perairan tidak dapat lepas dari pembenihan jenisjenis

III. METODELOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Agroteknologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

I. PENDAHULUAN. Benih ikan berkualitas baik dibutuhkan dalam tahapan utama pembesaran ikan.

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu

[ GROUPER FAPERIK] [Pick the date]

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

BAB III METODE PENELITIAN

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

BAB 4. METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

SKRIPSI ANDI PRANATA DEPARTEMEN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

BAB III METODE PENELITIAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

III.TATA CARA PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

I. PENDAHULUAN. Dalam kegiatan budidaya ikan, pakan dibagi menjadi dua jenis, pakan buatan dan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh dari perhitungan kepadatan sel dan uji kadar lipid Scenedesmus sp. tiap

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian bertempat di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Lampung, dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial

III. TATA CARA PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA MEDIA KULTUR PHM TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN Chlorella sp. M. W. Lewaru * ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

II. METODOLOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Tahap Penelitian 2.3 Alat dan Bahan Alat dan Bahan untuk Penentuan Kemampuan Puasa Ikan

I. PENDAHULUAN. yaitu ± ,42 Km (Dahuri dkk, 2011). Di laut, tumbuh dan berkembang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. METODE PENELITIAN

KANDUNGAN LEMAK TOTAL Nannochloropsis sp. PADA FOTOPERIODE YANG BERBEDA ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan di suatu perairan. Uji hayati (bio assay) adalah suatu metode

BAB III BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

METODE PENELITIAN. Persentase endapan limbah padat = x 100%

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

PEMANFAATAN LIMBAH BUDIDAYA AKUAPONIK UNTUK PRODUKSI PAKAN ALAMI (Moina sp.)

Transkripsi:

BAB 3 BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Mei 2007 di Laboratorium Ekologi Hewan Departemen Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Medan. 3.2 Persiapan strain Brachionus plicatilis Bibit B. plicatilis yang diperlakukan diperoleh dari tempat pembibitan massal pakan alami ikan di Loka Budidaya Laut Tanjung Riau Batam. Bibit Rotifera (B. plicatilis) dalam bentuk tidak aktif dimasukkan ke dalam wadah (stoples) yang berisi air yang telah diaerasi ± 2 jam sebelum digunakan untuk perlakuan. 3.3 Persiapan media Perlakuan (pakan) Media pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran kotoran ayam dengan pupuk Urea dan TSP. Kotoran ayam dikeringkan terlebih dahulu di bawah sinar matahari, kemudian kotoran ayam yang telah kering dan pupuk Urea serta TSP dihaluskan dan diayak, selanjutnya ditimbang dengan perlakuan variasi media sebagai berikut: M0 = Kontrol (Kotoran Ayam 100 mg/l + Pupuk Urea 2 mg/l + Pupuk TSP 2 mg/l) M1 = Kotoran Ayam 100 mg/l + Pupuk Urea 2 mg/l + Pupuk TSP 1 mg/l M2 = Kotoran Ayam 100 mg/l + Pupuk Urea 2 mg/l + Pupuk TSP 1,5 mg/l M3 = Kotoran Ayam 100 mg/l + Pupuk Urea 2 mg/l + Pupuk TSP 2,5 mg/l Media M0 yang digunakan sebagai kontrol merupakan hasil terbaik yang diperoleh dari penelitian Muliani tahun 2000.

Kemudian dimasukkan air kolam yang disaring dengan kain saringan yang halus sebanyak 25 liter ke dalam suatu wadah (ember). Selanjutnya ditambahkan NaCl sebanyak 25 g/l dan diaduk hingga homogen. Setelah homogen air kolam tersebut dibagi ke dalam 24 stoples, dimana masing-masing stoples berisi 1 liter. Kotoran ayam dengan pupuk urea dan TSP yang telah ditimbang dimasukkan dalam kain strimin dan dicelupkan menggantung ke dalam stoples. Masing-masing stoples ditutup dengan kain kasa untuk mencegah masuknya serangga atau hewan lain. Kemudian dibiarkan selama 7 hari agar air media ditumbuhi oleh jasad renik yang merupakan makanan B. plicatilis. Setelah 7 hari dimasukkan bibit B. plicatilis dari wadah bibit murni ke dalam masing-masing media perlakuan sebanyak 25 individu. Kemudian Stoples media ditutup kembali dengan kain kasa. Salinitas media dipertahankan antara 25-26 o / o, ph antara 7,5-8,5 dan DO > 1,5 mg/l. Selanjutnya stoples media diletakkan secara random pada rak lemari yang tertutup dan lampu TL 20 Watt dengan jarak ke botol media perlakuan sekitar 23 cm (Isnansetyo & Kurniastuty, 1985). 3.4. Laju pertumbuhan Brachionus plicatilis Pengamatan dan penghitungan laju pertumbuhan populasi dilakukan sekali dalam 2 hari selama 14 hari (7 x pengamatan). Hal ini berdasarkan lama hidup B. plicatilis, yaitu selama 12-19 hari (Hyman, 1951) dan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Rusfian (1988) dan Muliani (2000). B. plicatilis diambil dari masingmasing media perlakuan dengan menggunakan pipet serologi 20 ml. Sebelum dilakukan pengambilan, air media terlebih dahulu diaduk perlahan-lahan dengan batang pengaduk kaca supaya B. plicatilis tersebar merata sehingga dapat mewakili semua B. plicatilis yang terdapat di dalam media. Pipet Serologi yang mengandung B. plicatilis diterawangkan pada sinar lampu kemudian dihitung dengan mata telanjang. Cara ini sesuai dengan yang dilakukan Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Laut Serang, serta Isnansetyo & Kurniastuty (1985). Penghitungan pertumbuhan populasi dilakukan sebanyak 3 kali sebagai ulangan untuk masingmasing media perlakuan. Setelah dilakukan penghitungan maka B. plicatilis dimasukkan kembali dalam stoples.

3.5 Metoda Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan analisis Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. 3.6 Analisis Data Kepadatan populasi dihitung dengan merata-ratakan jumlah 3 kali hasil pengambilan sampel. Laju pertumbuhan dihitung dengan menggunakan rumus menurut Fogg (1975) sebagai berikut : LnNt - LnNo K = t dimana : K = Laju pertumbuhan (ind. x 10-3 x hari -1 ) Nt = Kepadatan populasi saat t No = Kepadatan populasi awal t = Waktu (hari) Data kepadatan yang diperoleh dianalisis lanjut (statistik) dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial, jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji sidik ragam Duncan (DNMRT).

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rata-rata pertambahan jumlah populasi B. plicatilis (ind/ml) pada media campuran kotoran ayam dengan pupuk Urea dan TSP Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap rata-rata pertambahan jumlah populasi B. plicatilis pada beberapa media campuran kotoran ayam dengan pupuk Urea dan TSP selama waktu pengamatan didapat hasil yang cukup bervariasi, seperti terlihat pada Tabel 3 dan Gambar 3 berikut ini: Tabel 3. Rata-rata Pertambahan Jumlah Populasi B. plicatilis pada Beberapa Media Campuran Kotoran Ayam dengan Pupuk Urea dan TSP Selama Waktu Pengamatan. Media dan Rata-rata Pertambahan Populasi M0 M1 M2 M3 Hari ke-0 0,025 0,025 0,025 0,025 Hari ke-2 0,833 0,721 1,333 0,833 Hari ke-4 0,944 0,887 1,333 1,055 Hari ke-6 1,277 1,221 1,833 1,227 Hari ke-8 1,388 1,277 2,500 1,610 Hari ke-10 0,888 0,777 1,277 0,778 Hari ke-12 0,883 0,666 0,944 0,666 Hari ke-14 0,666 0,610 0,721 0,555 Total 5,877 5,258 8,543 5,829 Rata-rata 0,979 0,883 1,424 0,964 Waktu Pengamatan Keterangan : M0 = 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea + 2 mg/l TSP M1 = 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea + 1 mg/l TSP M2 = 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea + 1,5 mg/l TSP M3 = 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea + 2,5 mg/l TSP Dari Tabel 3 di atas terlihat bahwa rata-rata pertambahan jumlah populasi B. plicatilis secara keseluruhan pertambahan maksimum didapatkan pada pengamatan hari ke 8 untuk semua media, sedangkan pada pada pengamatan hari ke 10 telah terlihat penurunan pertambahannya. Untuk lebih jelasnya rata-rata pertambahan populasi B. plicatilis dapat dilihat pada Gambar 3.

Keadaan ini disebabkan telah terjadinya penurunan ketersediaan makanan bagi Brachionus pada waktu pengamatan hari ke 10. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mujiman (1998) yang menyatakan bahwa pemupukan untuk ketersediaan bahan makanan bagi B. plicatilis dalam media pada umumnya hanya tersedia untuk waktu 5-7 hari, jika dilakukan pemupukan susulan setiap 5-6 hari sekali maka kepadatan Brachionus dapat dipertahankan tetap tinggi sampai lebih dari satu bulan. 3.0 2.5 Pertambahan Populasi 2.0 1.5 1.0 M0 M1 M2 M3 0.5 0.0 0 2 4 6 8 10 12 14 Waktu (hari) Gambar 3. Grafik rata-rata pertambahan jumlah populasi B. plicatilis (ind/ml) pada media campuran kotoran ayam dengan pupuk Urea dan TSP Berdasarkan rata-rata pertambahan jumlah populasi B. plicatilis (Tabel 3 dan Gambar 3) terlihat bahwa media yang terbaik adalah media M2, yaitu dengan puncak kepadatan populasi mencapai angka sebesar 2,500 ind/ml, sedangkan M1 merupakan media yang mencapai puncak kepadatan populasi terendah, yaitu sebesar 1,227 ind/ml. Terjadinya perbedaan rata-rata pertambahan jumlah populasi tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan kombinasi media campuran kotoran ayam dengan pupuk Urea dan TSP. Hal ini disebabkan karena media kultur M2 yang dipupuk dengan kombinasi antara 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea +1,5 mg/l TSP ini menyebabkan tersedianya pakan (fitoplankton) yang cukup bagi pertumbuhan B. plicatilis. Shasmand (1986) menyatakan bahwa dalam mengkultur Brachionus

pemberian pupuk Urea dan TSP yang seimbang sangat menentukan terhadap pertumbuhan fitoplankton sebagai sumber bahan makanan dari B. plicatilis, keadaan ini disebabkan karena pupuk urea dengan kandungan unsur N sekitar 46% dan pupuk TSP dengan kandungan unsur P sekitar 14-20% dapat meningkatkan metabolisme fitoplankton, sehingga berkembang biak dengan cepat. 4.2 Laju Pertumbuhan Populasi B. plicatilis Dari hasil analisis data pertambahan jumlah populasi B. plicatilis yang telah dilakukan didapatkan laju pertumbuhan populasi B. plicatilis pada beberapa media campuran kotoran ayam dengan pupuk Urea dan TSP selama waktu pengamatan didapat hasil yang cukup bervariasi, seperti terlihat pada Tabel 4 dan Gambar 4 di bawah ini. Tabel 4. Rata-rata Laju Pertumbuhan Populasi B. plicatilis (ind x 10-3 x hari -1 ) pada Beberapa Media Campuran Kotoran Ayam dengan Pupuk Urea dan TSP Selama Waktu Pengamatan Media Dan Laju Pertumbuhan M0 M1 M2 M3 Hari ke-2 1,685 1,617 1,940 1,675 Hari ke-4 0,790 0,818 0,987 0,910 Hari ke-6 0,632 0,633 0,711 0,643 Hari ke-8 0,494 0,481 0,581 0,502 Hari ke-10 0,345 0,244 0,383 0,249 Hari ke-12 0,253 0,253 0,254 0,197 Hari ke-14 0,200 0,159 0,170 0,161 Total 4,399 4,187 5,026 4,337 Rata-rata 0,628 0,598 0,718 0,620 Waktu Pengamatan Keterangan : M0 = 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea + 2 mg/l TSP M1 = 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea + 1 mg/l TSP M2 = 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea + 1,5 mg/l TSP M3 = 100 mg/l kotoran ayam + 2 mg/l Urea + 2,5 mg/l TSP Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan populasi B. plicatilis selama waktu pengamatan didapatkan yang paling tinggi pada perlakuan dengan media M2, yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 0,718 ind. x 10-3 x hari -1, dan laju pertumbuhan populasi yang paling kecil pada media M1, yaitu dengan nilai rata-rata sebesar 0,598 ind. x 10-3 x hari -1. Berdasarkan hasil yang didapatkan ternyata pada media M2 memiliki laju pertumbuhan jumlah populasi yang lebih tinggi dari pada M0 (kontrol), yaitu yang merupakan hasil terbaik dari penelitian yang dilakukan oleh

Muliani tahun 2000. Hal ini disebabkan karena pemberian konsentrasi Urea dan TSP yang digunakan pada media M2 merupakan konsentrasi optimum dalam penelitian ini terhadap laju pertumbuhan populasi B. plicatilis dibanding dengan media M0, M1 dan M3. Menurut Mujiman (1998) pemberian pupuk TSP (posfor) yang paling baik adalah sedikit lebih rendah dari pemberian pupuk Urea (nitrogen), sehingga proses metabolisme dan pertumbuhan fitoplankton yang dibutuhkan sebagai sumber bahan makanan Brachionus dapat berlangsung dengan baik. Selanjutnya Mustahal (1995) menjelaskan bahwa pemberian pupuk dengan kandungan nitrogen yang banyak akan merangsang kegiatan jasad renik untuk kehidupan dan perkembangbiakannya. Laju Pertumbuhan 2.1 2.0 1.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 0 2 4 6 8 10 12 14 Waktu (hari) M0 M1 M2 M3 Gambar 4. Grafik Laju Pertumbuhan Populasi B. plicatilis (ind x 10-3 x hari -1 ) pada Beberapa Media Campuran Kotoran Ayam dengan Pupuk Urea dan TSP Selama Waktu Pengamatan Laju pertumbuhan populasi B. plicatilis pada ke empat media perlakuan berdasarkan waktu pengamatan didapatkan laju pertumbuhan populasi yang paling tinggi adalah pada waktu pengamatan hari ke 2, dan cenderung mengalami penurunan sampai hari ke-14. (seperti terlihat pada Gambar 4). Hal ini disebabkan karena telah berkurangnya ketersediaan nutrien (jasad renik) sebagai bahan makanan B. plicatilis, sehingga tidak dapat lagi mendukung kehidupan dan perkembangbiakan B. plicatilis. Keadaan ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mujiman (1998) dan Priyambodo (2001), yang menyatakan bahwa dalam mengkultur B. plicatilis ketersediaan pakan

sangat menentukan terhadap laju pertumbuhan populasinya, apabila terjadi kekurangan nutrien dalam bahan media dapat menyebabkan terjadinya penurunan laju pertumbuhannya. Berdasarkan hasil penelitian terhadap laju pertumbuhan populasi B. plicatilis pada keempat media perlakuan selama waktu penelitian, setelah dianalisis secara statistik ternyata diantara waktu pengamatan dan komposisi media yang berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata, oleh karena itu kedua perlakuan tersebut dilanjutkan dengan uji beda rata-rata Duncan dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6 di bawah ini. Tabel 5. Rata-rata laju pertumbuhan populasi B. plicatilis (ind x 10-3 x hari -1 ) pada perlakuan waktu pengamatan Waktu pengamatan Rata-rata Hari ke-2 Hari ke 4 Hari ke- 6 Hari ke-8 Hari ke-10 Hari ke-12 Hari ke-14 1,729 a 0,876 a 0,652 a 0,514 a 0,305 b 0,235 b 0,172 b Keterangan : Angka-angka pada kolom yang diikuti oleh huruf kecil yang sama adalah tidak berbeda nyata menurut DNMRT pada tingkat 5%., Dari Tabel 5 di atas terlihat bahwa laju pertumbuhan populasi Rotifera B. plicatilis pada pengamatan hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6, dan hari ke-8 berbeda sangat nyata dengan pengamatan hari ke- 10, hari ke-12 dan hari ke-14. Sedangkan antara waktu pengamatan, hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6 dan hari ke-8 tidak berbeda nyata, demikian juga antara waktu pengamatan hari ke-10, hari ke-12 dan hari ke- 14. Keadaan ini disebabkan karena telah terjadi penurunan ketersediaan bahan makanan bagi B. plicatilis pada waktu pengamatan hari ke 10 hingga hari ke 14. Menurut Mujiman (1998) laju pertumbuhan B. plicatilis cenderung akan mengalami penurunan sejalan dengan berkurangnya ketersediaan jasad renik (fitoplankton) di dalam media kultur sebagai sumber bahan makanannya.

Tabel 6. Rata-rata laju pertumbuhan jumlah populasi B. plicatilis (ind. x 10-3 x hari -1 ) pada empat perlakuan media Media Rata-rata M0 M1 M2 M3 0,628 b 0,598 b 0,718 a 0,618 b Dari Tabel 6 diatas terlihat bahwa laju pertumbuhan jumlah populasi B. plicatilis pada perlakuan media menunjukkan bahwa media M2 berbeda sangat nyata dengan media M0, M1 dan M3, sedangkan media M0, M1 dan M3 tidak berbeda nyata. Keadaan ini menunjukkan bahwa komposisi media M2 dalam penelitian ini merupakan media yang baik dan secara optimum dapat mendukung kelangsungan hidup dan perkembangbiakan B. plicatilis. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Priyambodo (2001), bahwa media yang cocok bagi kultur Brachionus dapat mendukung kehidupan dan perkembangbiakannya secara maksimum, yaitu dalam jangka waktu 5-7 hari paling sedikit 10 kali lipat dari jumlah individu yang dikultur pada awalnya.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh pemberian beberapa variasi TSP dengan media campuran kotoran ayam dengan pupuk urea tehadap laju pertumbuhan populasi B. plicatilis, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: a) Rata-rata pertambahan jumlah populasi B. plicatilis tertinggi pada pengamatan hari ke 8 yaitu pada media M2 sebesar 2,5 individu/ml. b) Laju pertumbuhan populasi B. plicatilis berdasarkan waktu pengamatan didapatkan pada pengamatan hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6, dan hari ke-8 berbeda sangat nyata dengan pengamatan hari ke- 10, hari ke-12 dan hari ke- 14. Sedangkan antara waktu pengamatan, hari ke-2, hari ke-4, hari ke-6 dan hari ke-8 tidak berbeda nyata, demikian juga antara waktu pengamatan hari ke- 10, hari ke-12 dan hari ke-14. c) Laju pertumbuhan populasi B. plicatilis pada empat perlakuan media diperoleh perlakuan dengan media M2 (0,718 ind. x 10-3 x hari -1 ) berbeda sangat nyata dengan media M0 (0,628 ind. x 10-3 x hari -1 ), M1 (0,618 ind. x 10-3 x hari -1 ) dan M3 (0,598 ind. x 10-3 x hari -1 ), sedangkan media M0, M1 dan M3 tidak berbeda nyata. 5.2. Saran Dari hasil yang telah didapatkan selama penelitian maka disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut tentang pemberian pupuk TSP dengan variasi konsentrasi dengan kisaran yang lebih kecil, yaitu 1,25 mg/l, dan 1,75 mg/l, sehingga didapatkan komposisi TSP yang lebih optimal terhadap laju pertumbuhan populasi B. plicatilis.