2015 PERBANDINGAN LATIHAN KEKUATAN SISTEM SUPERSET DENGAN SISTEM SET TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Irman Rediansyah, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. sempurna. Tidak hanya kondisi fisik yang mesti dilatih, tetapi aspek lain pun perlu dilatih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Latihan kondisi fisik yang tepat memegang peranan penting dalam sukseskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 DAMPAK PENERAPAN POLA LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KONDISI FISIK PEMAIN SEPAKBOLA

BAB I PENDAHULUAN. Dayung merupakan salah satu jenis cabang olahraga aerobic. Air sebagai

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

METODOLOGI LATIHAN BOLA VOLI KONTEMPORER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kerjasama yang baik untuk membentuk suatu tim. Kecerdasan dalam mangatur

P E N G E M B A N G A N E K T R A K U R I K U L E R O L A H R A G A S E K O L A H H E D I A R D I Y A N T O H E R M A W A N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental. Cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang melelahkan selama waktu tertentu. Kemudian tujuan olahraga prestasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

METODE LATIHAN. Indah Prasetyawati Tri Purnama Sari FIK UNY 2013

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

2016 PENGARUH LATIHAN POWER LENGAN MENGGUNAKAN MODEL LATIHAN PULL OVERPASS DAN PULL OVER TERHADAP HASIL LEMPARAN PADA ATLET LEMPAR LEMBING JAWA BARAT

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

2015 PENGARUH LATIHAN WEIGHT TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT LENGAN DAN PRESTASI MEMANAH JARAK 30 METER PADA CABANG OLAHRAGA PANAHAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kejuaraan atletik. Pelaksanaan lompat dalam perlombaan atletik memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pembinaan di usia dini baik dari kemampuan teknik taktik dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para atlet sepak bola yang berkualitas. Namun masih banyak yang harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara (juga dikenal sebagai Sea

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi telah menembus setiap aspek kehidupan. Olahraga tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

HUBUNGAN KEKUATAN MAKSIMAL OTOT TUNGKAI DAN FREKUENSI LANGKAH (CADENCE) TERHADAP KECEPATAN SPRINT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dea Gardea, 2013

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

2015 HUBUNGAN ANTARA FLEKSIBILITAS PERGELANGAN TANGAN DAN POWER OTOT LENGAN DENGAN KECEPATAN SMASH DALAM OLAHRAGA BULU TANGKIS

2015 PENGARUH BENTUK LATIHAN ENVELOPE RUN DAN LATIHAN BOOMERANG RUN DENGAN METODE LATIHAN REPETISI TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN PEMAIN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sudah memasyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

2016 PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEKUATAN MAKSIMAL, POWER,

BAB 1 PENDAHULUAN. kompetisi kemenangan merupakan suatu kebanggaan dan prestasi. serta keinginan bagi setiap orang yang mengikuti pertandingan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk shooting yang paling sering digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. Latihan mental merupakan unsur yang sangat penting hampir diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

1. Futsal mengasah teknik pemain 2. Futsal mengasah fisik pemain 3. Futsal mengasah pengetahuan taktis pemain 4. Futsal mengasah mental pemain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. SEA Games, Asian Games dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

BAB I PENDAHULUAN Yusni Arie Apriansyah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shella Abdillah Sunjaya, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga merupakan kegiatan yang sangat bermanfaat bagi tubuh dan diperlukan oleh setiap orang yang ingin sehat. Kondisi fisik orang pada umumnya berbeda-beda. Hal ini bergantung pada faktor lingkungan tempat tinggal, asupan pola makan, serta rutinitas orang tersebut menjalani aktivitas kesehariannya dengan melakukan atau tidaknya berolahraga. Orang yang memiliki kondisi fisik yang baik dapat dilihat dari aktivitas sehari-harinya, seperti melakukan rutinitas olahraga secara teratur, menjaga pola makan dengan baik, serta merawat kondisi sekitar lingkungannya agar tetap bersih dan higenis. Kegiatan olahraga dapat dilakukan sebagai ajang hiburan apabila melakukan olahraga tersebut dalam situasi bersama partner atau temanteman dengan melakukan bentuk permaianan kecil atau besar yang dapat menciptakan suasana senang gembira ketika saat dan sesudah melakukannya. Tetapi apabila dalam melakukan aktivitas olahraga terdapat unsur persaingan memperebutkan suatu ajang atau kejuaraan dan menuntut untuk memiliki kondisi fisik yang baik, maka dapat dikatakan kegiatan tersebut sebagai olahraga kompetisi. Dalam sebuah olahraga kompetisi, disini dibutuhkan kondisi fisik yang bagus. Tujuan mempunyai kondisi fisik yang bagus ialah agar dapat terbentuknya struktur tubuh yang kokoh dan selalu siap untuk tampil prima. Orang yang sudah terbentuk kondisi fisik yang bagus dan rutin melakukan olahraga pasti jauh lebih baik kondisi fisiknya. Dan apabila orang yang belum terbentuk kondisi fisik yang bagus tetapi rutin melakukan olahraga maka seiring waktu akan tercapai terbentuknya kondisi fisik yang jauh lebih baik lagi. Setiap kondisi fisik yang bagus dalam tubuh orang bermacam-macam dengan disesuaikan pada setiap 1

2 cabang olahraganya. Dalam hal ini tentu setiap atlet dalam menekuni masing-masing cabang olahraga memerlukan proses pembentukan kondisi fisik yang sesuai dengan karakteristik cabang olahraganya. Memiliki kondisi fisik yang bagus merupakan peranan pelatih juga dalam membentuk seorang atlet dapat berjalan lancar melaksanakan program latihan tahap demi tahapan. Setiap program latihan yang deberikan pelatih kepada atletnya terdapat komponen-komponen yang menunjang kinerja fisik atlet. Setiap atlet yang diberi program latihan oleh pelatih mempunyai porsi latihan yang berbeda-beda, baik sesuai secara individu atlet, posisi atlet, dan cabang olahraganya untuk dapat menunjang performa kondisi fisik atlet. Program-program dalam tahap latihan menjadi rutinitas seorang atlet untuk dilakukan dan dijadikan sebagai tuntutan dalam meraih sebuah prestasi. Setiap atlet maupun pelatih tentu menginginkan sebuah prestasi yang didapat dari hasil kerja keras selama proses latihan. Agar terciptanya sebuah prestasi yang maksimal maka program latihan yang diberikan pelatih dan dijalankan oleh atlet harus berjalan secara sistematis dan tercapainya target dalam latihan untuk melampaui nilai standar lebih kriteria kondisi fisik yang diberikan oleh pelatih. Dalam penyusunan program latihan pelatih tentunya menentukan waktu yang tepat dalam tahapan periodisasi latihan, lalu diberikan kepada atlet yang sudah dilihat dari kondisi dan teknik awal, sehingga target atau sasaran pelatih membentuk kondisi fisik atlet yang bagus dapat berjalan sesuai target prestasi yang akan diraih dengan maksimal. Beberapa aspek kondisi fisik dalam latihan yang dibutuhkan atlet dan menjadi syarat kriteria terbentuknya sebuah prestasi maksimal diantaranya yaitu fleksibilitas, daya tahan, kecepatan dan kekuatan. Salah satu diantara cara atau bentuk latihan sebagai upaya menunjang aspek kondisi fisik atlet yaitu dapat dilakukan dengan latihan kekuatan (strength). Latihan kekuatan (strength) merupakan dasar untuk membangun otot dan membentuk sebuah power. Power merupakan hal

3 yang paling penting harus dimiliki dalam otot atlet agar bisa memberikan hasil yang lebih maksimal ketika bertanding. Pada umumnya setiap atlet di berbagai cabang olahraga dituntut mempunyai power yang bagus dalam anggota tubuhnya, baik pembentukan power di lengan atau power di tungkai. Penulis melihat khususnya di setiap tim ekstrakulikuler futsal tingkat SMA dalam proses pembentukan power tungkai di setiap latihan yang diberikan pelatih kepada atletnya sangat kurang maksimal. Pelatih lebih sering memberikan program latihan kepada atlet futsalnya berupa teknik dan taktik, adapun fisik atau aspek kondisi fisik yang dibentuk yaitu hanya pembentukan daya tahan kardiovaskularnya saja. Sehingga ketika penulis melihat beberapa tim ekstrakulikuler futsal tingkat SMA bertanding, sering terjadi melemahnya daya tingkat kekuatan shooting menendang bola maupun daya tingkat kecepatan berlari atlet pada saat babak kedua bergulir. Maka berkaitan dengan hal tersebut, sangat jelas dibutuhkan proses pembentukan sebuah power yang baik sesuai dengan spesifikasi cabang olahraga, khususnya futsal yang lebih banyak menekankan pada pembentukan power tungkai. Dalam hal ini power terbentuk ketika atlet mengangkat, mendorong, atau menahan objek dengan membangkitkan tenaga yang dimilikinya. Untuk membangkitkan suatu tegangan terhadap sesuatu tahanan diperlukan adanya kontraksi otot-otot yang bekerja. Pada umumnya latihan kekuatan lebih cenderung mengarahkan ke berbagai bentuk suatu beban. Di dalam latihan beban atau weight training, terdapat beberapa model atau bentuk sistem dan metode. Menurut Satriya et al. (2014,hlm,108) metode dan sistem latihan weight training terdiri dari: 1. Set sistem 2. Super set 3. Split routines 4. Multi poundage 5. Burn out 6. Sistem piramid

4 Mengenai sistem set, sistem ini merupakan metode atau sistem dalam latihan beban yang dapat meningkatkan kekuatan. Selain itu sistem ini banyak digunakan oleh para atlet, karena pelaksanaannya yang mudah. Pelaksanaannya dengan cara melakukan beberapa repetisi dari suatu bentuk latihan, lalu disusul dengan istirahat, dan kemudian mengulangi lagi repetisi seperti semula. Dalam hal pelaksanaan, Harsono berpendapat (1988,hlm,196), Ada yang melakukan dua set untuk setiap bentuk latihan, ada pula yang tiga set. Selanjutnya mengenai sistem superset, sistem ini juga merupakan sistem atau metode dalam latihan beban. Menurut Harsono (1988,hlm,197), Pelaksanaannya ialah, setiap bentuk latihan disusul oleh bentuk latihan, untuk otot-otot antagonisnya. Dalam sistem superset ini atlet melakukan kombinasi bentuk latihan yang berlawanan otot, dengan cara setelah melakukan bentuk latihan pertama dilanjut ke bentuk latihan kedua. Oleh karena itu, penulis disini bermaksud untuk mengkaji lebih dalam salah satu sistem atau metode dalam latihan kekuatan (strength) yang dapat meningkatakan power tungkai yaitu antara latihan kekuatan dengan sistem superset dan latihan kekuatan dengan sistem set, yang dimana bentuk latihan ini penulis akan berfokus pada kinerja otot tungkai. Sehingga dalam penelitian ini penulis mengambil judul Perbandingan Latihan Kekuatan Sistem Superset dengan Sistem Set Terhadap Peningkatan Power Tungkai. (Studi eksperimen pada atlet Tim Ekstrakulikuler Futsal SMA Terpadu Hayatan Thayyibah Sukabumi). B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah yang penulis ungkapkan, maka penulis merumuskan masalah yaitu: Apakah terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan kekuatan sistem superset dengan sistem set terhadap peningkatan power tungkai pada atlet Tim Ekstrakulikuler Futsal SMA Terpadu Hayatan Thayyibah?

5 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dari uraian latar belakang permasalahan dan rumusan masalah yang penulis susun, penelitian ini bertujuan untuk: Mengetahui perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan kekuatan sistem superset dengan sistem set terhadap peningkatan power tungkai pada atlet Tim Ekstrakulikuler Futsal SMA Terpadu Hayatan Thayyibah. D. Manfaat Penelitian Penulis berharap hasil dari penelitian yang penulis uraikan diatas dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa Fakultas Olahraga khususnya Jurusan Kepelatihan. Manfaat penelitian ini sebagai berikut: 1. Dari segi teori, diharapkan dapat menjadikan wawasan luas di bidang keilmuan khususnya di bidang kepelatihan, juga bermanfaat bagi atlet dan pelatih guna menambah pengetahuan dan informasi yang lebih. 2. Dari segi kebijakan, dapat mengetahui perkembangan aspek kondisi fisik khususnya dalam peningkatan power tungkai yang akan berdampak pada keberhasilan pencapaian sebuah prestasi. 3. Dari segi praktik, dapat menjadi acuan oleh para pelatih dan atlet dalam mengukur kondisi fisik khususnya peningkatan power tungkai. 4. Dari segi isu serta aksi sosial, dapat dilihat dari sebuah proses pengalaman ketika berada di lapangan pada saat atlet futsal berlari dan menendang bola tetapi dilakukan dengan kurang memuaskan yang disebabkan oleh kemampuan power tungkai yang lemah, maka dari itu dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadikan acuan untuk berlatih meningkatkan kekuatan khususnya otot tungkai. E. Struktur Organisasi Skripsi Bagian ini memuat sistematika sebagai berikut:

6 BAB I, berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Pada bagian ini peneliti membuat kerangka mulai dari permasalahan yang akan diteliti hingga maksud dan tujuan dilakukannya sebuah penelitian. BAB II, berisi kajian pustaka atau landasan teoritis yang di dalamnya terdapat beberapa pengertian dan konsep dari para ahli mengenai permasalahan penelitian. BAB III, berisi tentang gambaran, alur, prosedur penelitian yang dilaksanakan oleh penulis untuk memaparkan bentuk metode penelitian yang terkait. BAB IV, berisi dua hal utama, yaitu (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, (2) pembahasan temuan penelitian. BAB V, berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi. Pada bab ini penulis menyimpulkan hasil dari analisis temuan yang penulis teliti, juga mengajukan hal-hal penting yang dapat bermanfaat dari hasil penelitian.