PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

PELAKSANAAN PENANGGUNGAN ( BORGTOCHT ) DALAM PERJANJIAN KREDIT. ( Studi Kasus di PD. BPR BANK PASAR Kabupaten Boyolali )

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan secara

BAB I PENDAHULUAN. bertahap, pada hakikatnya merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sedang pihak lain menuntut pelaksanaan janji itu. 1. perjanjian dalam Pasal 1313 KUHPerdata adalah Suatu perjanjian adalah

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

PERUBAHAN STATUS TANAH HAK MILIK MENJADI HAK GUNA BANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN PT (PERSEROAN TERBATAS) MELALUI KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. adanya modal dalam mengembangkan unit usaha yang sedang dijalankan,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat

ASURANSI DAN KREDIT PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini terlihat dalam pembukaan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. berbuat semaksimal mungkin dan mengerahkan semua kemampuannya untuk

ASPEK JAMINAN DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (KPR) PADA PT. BANK TABUNGAN NEGARA (BTN) PERSERO

BAB I PENDAHULUAN. perumahan mengakibatkan persaingan, sehingga membangun rumah. memerlukan banyak dana. Padahal tidak semua orang mempunyai dana yang

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dengan secara tepat dan cepat menyalurkan dana tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. perjanjian hutang piutang ini dalam Kitab Undang-Undang Hukun Perdata

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana terkandung dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu roda. perekonomian masyarakat. Namun sayangnya pertumbuhan institusi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

PELAKSANAAN KLIRING ANTAR BANK ATAS WARKAT YANG BERBENTUK CEK PADA BANK INDONESIA DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari digerakan dengan tenaga manusia ataupun alam. mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan No. 15 Tahun 1985 tentang

BAB I PENDAHULUAN. menunculkan bidang-bidang yang terus berkembang di berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. rangka pembaharuan hukum dengan mengadakan kodifikasi dan unifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

Oleh : IWAN BAYU AJI NIM : C

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang. menghasilkan berbagai macam produk kebutuhan hidup sehari-hari,

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. nasional, salah satu upaya untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

: EMMA MARDIASTA PUTRI NIM : C.

GADAI DAN HAK KEBENDAAN TINJAUAN YURIDIS GADAI SEBAGAI HAK KEBENDAAN UNTUK JAMINAN KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, salah satu usaha untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENENTUKAN BESARNYA SUKU BUNGA PINJAMAN DALAM SENGKETA HUTANG PIUTANG (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang usahanya, semula hanya melakukan tugas sebagai. perdagangan dan setiap adanya bank baru yang di dirikan akan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Definisi pembiayaan (finance) berdasarkan Surat Keputusan Menteri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia tak lepas dari kebutuhan yang

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi negara. Bank adalah salah

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tidak asing dikenal di tengah-tengah masyarakat adalah bank. Bank tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

BAB I PENDAHULUAN. Peran bank sangat besar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. diiringi pembangunan disegala bidang yang meliputi aspek ekonomi, politik,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perjanjian pengalihan..., Agnes Kusuma Putri, FH UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PELAKSANAAN LELANG TERHADAP BENDA JAMINAN SEBAGAI. AKIBAT WANPRESTASI (Study Kasus di Perum Pegadaian Jepara)

PELAKSANAAN PERJANJIAN YANG DIBUAT ANTARA PEMBERI GADAI DAN PENERIMA GADAI PADA PERUM PEGADAIAN CABANG COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR.

BAB I PENDAHULUAN. Didalam kehidupan bermasyarakat kegiatan pinjam meminjam uang telah

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh bank sebagai suatu lembaga keuangan, sudah semestinya. hukum bagi semua pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. satu jasa yang diberikan bank adalah kredit. sebagai lembaga penjamin simpanan masyarakat hingga mengatur masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kondisi masyarakat dewasa ini membeli suatu benda

FERY PRAMONO C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Balakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga atau industri yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini tengah. melakukan pembangunan di segala bidang. Salah satu bidang pembangunan

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

IMPLEMENTASI PERATURAN KLIRING DALAM PERHITUNGAN UTANG PIUTANG WARKAT BILYET GIRO DI BANK MANDIRI CABANG SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM TABUNGAN ASURANSI SOSIAL PEGAWAI NEGERI SIPIL DI PT TASPEN (PERSERO) KANTOR CABANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

NOTARIS DAN PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang perekonomian nasional

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembangunan ekonomi sebagai bagian

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia sangat tergantung kepada tanah

BAB I PENDAHULUAN. otomatis terkait dengan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh manusia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan pelaku usaha atau perseorangan untuk menggerakan perekonomiannya,

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan semakin meningkatnya kegiatan pembangunan Nasional, peran

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

Transkripsi:

PERJANJIAN KREDIT DENGAN SISTEM REKENING KORAN DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURAKARTA S K R I P S I Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun Oleh: SIGIT HARTANTO C 100 040 168 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka peningkatan pembangunan di bidang perekonomian nasional dewasa ini, masalah permodalan mempunyai peranan penting sebagai salah satu sarana pengembangan produksi baik di bidang pertanian, perusahaan maupun kewiraswastaan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah. Permodalan dapat diperoleh dari bank, karena peranan bank yang sangat besar guna menunjang perekonomian suatu negara, seperti pemberian kredit guna menunjang kegiatan usaha baik perseorangan maupun lembaga, sosial maupun perusahaan. Sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan nyawa untuk menggerakkan roda perekonomian suatu negara. Secara sederhana bank diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya Dengan semakin banyaknya pelaku ekonomi yang memanfaatkan jasa bank dalam bentuk pemberian kredit. Maka bank-bank umum dan sebagian bank-bank swasta membuka jasa layanan kredit dengan sistem rekening koran. Yang dimaksudkan agar pelaku usaha lebih mempunyai pilihan dalam 1

2 menentukan jasa layanan kredit yang sesuai dengan kegiatan usaha yang di lakukan Untuk memperoleh keterangan tentang kredit dengan sistem rekening koran maka penulis melakukan penelitian di Bank Tabungan Negara Cabang kemudian diperoleh keterangan bahwa, kredit dengan sistem rekening koran yaitu suatu kredit yang disertai dengan prosedur yang saling berhubungan yang disusun oleh bank sesuai skema yang menyeluruh untuk melaksanakan kegiatan perhitungan pos debet guna penyusunan laporan periodik biasanya setiap bulan tentang pembukuan perhitungan harian dari pengambilan uang dan penyetoran uang oleh debitur sangat penting dibutuhkan. Kredit dengan sistem rekening koran setelah perjanjian ditandatangani pada pemberian kredit bank, debitur atau nasabah tidak menerima uang akan tetapi hanya menerima kesanggupan bank menyediakan sejumlah uang tertentu sebagai modal, padahal setelah penandatanganan perjanjian kredit pihak bank tetap menuntut dilakukannya penyitaan benda jaminan dari permohonan kredit tetapi debitur tidak menerima uang tunai. Sedang perjanjian kredit sendiri bersifat riil artinya pada saat perjanjian itu ditandatangani oleh para pihak didalam perjanjian maka pada saat itu pula dilakukan penyerahan atau levering uang oleh pihak bank atau kreditur pada penerima kredit atau debitur sebagai pelaksana isi perjanjian 1. Sehingga apakah hal ini dapat dikategorikan sebagai perjanjian utang piutang, maka dari sini peneliti akan merumuskan permasalahan yang timbul

3 dari perjanjian kredit dengan sistem rekening koran di bank tabungan negara cabang Surakarta. B. Pembatasan Masalah Permasalahan yang berkaitan dengan bidang perjanjian sangatlah luas dan kompleks, sehingga mencakup berbagai macam persoalan yang sangat erat sekali dengan aktivitas manusia dalam hubungannya dengan manusia yang lainnya. Misalnya perjanjian jual beli, perjanjian sewa-menyewa, perjanjian sewa beli, perjanjian kontrak pekerjaan, perjanjian pengangkutan, perjanjian utang piutang dan sebagainya. Mengingat keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran maka dalam penulisan skripsi ini penulis membatasi diri dalam mengadakan penelitian yaitu tentang Perjanjian Kredit dengan Sistem Rekening Koran di Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta. Dimana dalam skripsi tersebut mengupas mengenai studi tentang konstruksi hukum perjanjian kredit. C. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Perbandingan perjanjian kredit dengan sistem rekening koran dengan perjanjian utang-piutang. 1 Prof. Mariam Dareus Badrulzaman. Beberapa Masalah Hukum Dalam Perjanjian Kredit Bank dengan jaminan hipnotik serta hambatannya, penerbit PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1983, hal 24.

4 2. Bagaimana prosedur perjanjian kredit dengan sistem rekening koran di Bank Tabungan Negara? 3. Bagaimanakah fungsi jaminan dalam perjanjian kredit dengan sistem rekening koran? D. Tujuan Penelitian Bertitik tolak dari masalah tersebut di atas, maka dengan akan dilakukan penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kredit dengan sistem rekening koran itu dapat dimasukkan dalam perjanjian utang piutang atau tidak. 2. Untuk mengetahui prosedur perjanjian kredit dengan sistem rekening koran. 3. Untuk mengetahui pertimbangan. bank dalam meminta benda jaminan dalam kredit dengan sistem rekening koran. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Surakarta, dengan alasan bahwa: a. Bank Tabungan Negara cabang Surakarta telah membuka pelayanan kredit dengan sistem rekening koran. b. Bahwa dalam usaha di bidang pemberian kredit kepada pengusaha ekonomi lemah, Bank Tabungan Negara cabang Surakarta

5 memberikan kredit diantaranya kredit dengan sistem rekening koran yang menarik untuk diteliti. 2. Metode Pendekatan Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode yuridis sosiologis yaitu hukum tidak dikonsepsikan sebagai suatu gejala normatif yang mandiri, tetapi sebagai institusi sosial yang dikaitkan secara riil dengan variabel-variabel sosial yang lain. Berdasarkan pendekatan tersebut kegiatan berikutnya hanya akan dikumpulkan fakta-fakta yang ada di lapangan. 2 3. Jenis Penelitian Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian deskriptif. Adapun pengertian penelitian deskriptif adalah Penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. 3 4. Jenis Data a. Data Primer Data primer juga akan diperlukan dalam penelitian yang akan dilakukan karena data primer ini berfungsi sebagai pelengkap atau pelindung data sekunder dan berupa hasil wawancara dengan pegawai Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta. 2 Ronny Hanitijo Soemitro, SH Metodologi Penelitian Hukum, Penerbit Ghalia indoensia, 1993, hal. 34 3 DR. Soerjono Soekamto, SH., MA., Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit UI-Press, Jakarta, 1987.

6 b. Data Sekunder Data sekunder akan diperlukan karena penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian hukum normatif. Data sekunder di bidang hukum ditinjau sudut kekuatan mengikatnya meliputi: 1) Bahan-bahan hukum primer yaitu bahan hukum ini mempunyai kekuatan hukum mengikat, antara lain: a) Peraturan Perundang-undangan. b) Bahan hukum yang tidak dikodifikasikan, seperti hukum adat. c) Yurisprodensi. d) Traktat. 2) Bahan-bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan hukum primer yang dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer adalah : a) Rancangan peraturan perundang-undangan. b) Hasil karya ilmiah para sarjana. c) Hasil penelitian. 4 5. Teknik Pengumpulan Data a. Data Sekunder Data sekunder akan diperoleh dengan melakukan study di perpustakaan terhadap bahan-bahan hukum primer, dan sekunder yang berkaitan dengan nasabah yang akan diteliti. 4 Ronny Hanitjo, Op Cit, Hal 11.

7 b. Data Primer 1) Wawancara Wawancara yang dimaksud adalah teknik wawancara yang dilaksanakan secara langsung dengan Kepala bagian kredit bank BANK TABUNGAN NEGARA Cabang Surakarta dengan menggunakan daftar pertanyaan. Tehnik yang dipakai wawancara bebas terpimpin. Tehnik ini dipandang tepat untuk dipakai karena dengan menggunakan tehnik wawancara bebas terpimpin kebebasan masih dipertahankan, sehingga kewajaran dapat dicapai maksimal, sehingga memudahkan untuk diperoleh data yang mendalam. 5 2) Questioner Di dalam tehnik pengumpulan data melalui questioner ini penulis sebelumnya membuat daftar pertanyaan yang ada hubungan dengan masalah-masalah dalam skripsi ini. Daftar inilah yang akan penulis jadikan pedoman di dalam mengumpulkan data tersebut dengan cara memberikan kepada pejabat di Bank Tabungan Negara Cabang Surakarta. 6. Metode Analisa Data Analisa data akan dilakukan dengan menggunakan metode analisa kualitatif. Metode ini merupakan cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisa yaitu yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau 5 Ibid. Hal. 61

8 lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai sesuatu yang utuh. 6 F. Sistematika Skripsi Dalam penulisan skripsi ini agar memudahkan pembaca memahami isi skripsi, maka perlu kiranya dibuat sistematika. Adapun sistematika dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Metode Penelitian F. Sistematika Skripsi BABII LANDASAN TEORI A. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian 2. Pengaturan Perjanjian 3. Macam-macam Perjanjian 4. Syarat-syarat sahnya Perjanjian 5. Hapusnya Perjanjian B. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian Kredit 6 Ibid, Hal. 78

9 1. Pengertian Perjanjian Utang Piutang 2. Pengertian Perjanjian Kredit 3. Bentuk Perjanjian Kredit 4. Pengertian Kredit 5. Pengaturan Kredit 6. Macam-macam Kredit C. Tinjauan Umum Tentang Jaminan 1. Pengertian Jaminan 2. Pengaturan Jaminan 3. Macam-macam Jaminan 4. Sifat-sifat Jaminan 5. Hapusnya Jaminan BAB III PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Perbandingan Perjanjian Kredit Dengan Sistem Rekening Koran Dengan Perjanjian Hutang Piutang 1. Pengertian Kredit Dengan Sistem Rekening Koran 2. Latar Belakang Munculnya Kredit Dengan Sistem Rekening Koran 3. Penggolongan Kredit Dengan Sistem Rekening Koran 4. Bentuk Perjanjian Kredit Dengan Sistem Rekening Koran B. Prosedur Permohonan Kredit 1. Penelitian Pendahuluan 2. Tahap-tahap Penelitian Pendahuluan

10 3. Penelitian Lanjutan 4. Tahap-tahap Penelitian Lanjutan 5. Penandatanganan Perjanjian Kredit 6. Penyerahan Uang C. Fungsi Benda Jaminan Dalam Perjanjian Kredit Dengan Sistem Rekening Koran. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran