BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TAHAPAN UMUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

PENGOLAHAN BAHAN GALIAN

PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PROSEDUR DAN PERCOBAAN

BAB III PERCOBAAN DAN HASIL PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN MINERAL. Oleh : Ir. M. WINANTO AJIE PH, MSc IR. UNTUNG SUKAMTO, MT IR. SUDARYANTO, MT

4 CM HALAMAN PERSEMBAHAN. Times New Roman 14, KAPITAL 4 CM 3 CM. HALAMAN iii, dst (Times New Roman 10 pt. iii 1,5 CM

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Preparasi dan Laboratorim

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

- 3 - BAB I KETENTUAN UMUM

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PERLAKUAN MEKANIK GRINDING & SIZING

BAB IV PETUNJUK PRAKTIKUM

BAB III METODE PENELITIAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Repub

BAB III METODELOGI PENELITIAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Proses penggerusan merupakan dasar operasional penting dalam teknologi farmasi. Proses ini melibatkan perusakan dan penghalusan materi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang

PEMBUATAN KONSENTRAT ZIRKON DARI PASIR ZIRKON KALIMANTAN BARAT

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan mineral. Proses-proses pemisahan senantiasa mengalami. pemisahan menjadi semakin menarik untuk dikaji lebih jauh.

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PEMBUATAN KONSENTRAT ZIRKON SEBAGAI UMPAN PROSES PELEBURAN MENGGUNAKAN SHAKING TABLE (MEJA GOYANG)

4 CM HALAMAN PERSEMBAHAN. Times New Roman 14, KAPITAL 4 CM 3 CM. HALAMAN iii, dst. iii 3 CM

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB III DASAR TEORI. sudah pasti melakukan proses reduksi ukuran butir (Comminution) sebagai bagian

BAB II. HAMMER MILL. 2.1 Landasan Teori

STUDI KONSENTRASI BIJIH BESI LATERITIK KADAR RENDAH DENGAN METODE TABLING TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO

Prarancangan Pabrik Gipsum dengan Proses Desulfurisasi Gas Buang PLTU dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak memadai, dan kadar air tanah yang melebihi, Permasalahan umum yang sering dijumpai dalam pelaksanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan Energi Ball Mill dengan Menggunakan Metode Indeks Kerja Bond. Jl. Tamansari No. 1 Bandung

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

PERBANDINGAN ANTARA PENAMBAHAN BENTONIT DAN PENAMBAHAN CMC TERHADAP HASIL PROSES PELETASI PASIR BESI

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

PENGENDALI DEBU (PARTIKULAT)

PELEBURAN LANGSUNG KONSENTRAT EMAS SEBAGAI ALTERNATIF MERKURI AMALGAMASI DI TAMBANG EMAS SKALA KECIL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Metalurgi. Lampiran III

Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut :

II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

DESAIN PROSES PENINGKATAN KADAR BIJIH BESI KALIMANTAN SELATAN

Perubahan zat. Perubahan zat

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, fungsinya bagi kehidupan tidak pernah bisa digantikan oleh senyawa

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METALURGI SERBUK (POWDER METALLURGY) Metalurgi Serbuk : Teknologi pemrosesan logam dimana part-part diproduksi dari serbuk metal.

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROSES PELARUTAN ASAM SULFAT DAN ASAM KLORIDA TERHADAP HASIL REDUKSI TERAK TIMAH

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TEKNOLOGI PENGOLAHAN SAMPAH MENJADI RDF

ETTY EKAWATI Dept. Agribisnis Tanaman dan Kehutanan PPPPTK PERTANIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Bahan baku dan hasil percobaan

PERALATAN INDUSTRI KIMIA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

PERUBAHAN FISIKA DAN PERUBAHAN KIMIA

C 3 S C 2 S C 3 A C 4 AF

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Ahmad Zaki Mubarok Kimia Fisik Pangan. Silika

BAB III METODE PENELITIAN

MODUL 1.04 FILTRASI LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

MODUL 1 PENGOLAHAN BIJIH-BIJIH LOGAM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Data Konsumsi Baja Per Kapita (Yusuf, 2005)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. UCAPAN TERIMAKASIH... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR GRAFIK...

METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

Analisis Sifat Fisika Bahan Baku Keramik: Penyusutan Total dan Pengisapan Air Pada Tanah Lempung (Clay)

BAB VI AGREGAT. Yang dimaksud agregat dalam hal ini adalah berupa batu pecah, krikil, pasir ataupun

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... INTISARI... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PENINGKATAN KADAR ZIRKON UNTUK UMPAN PROSES PELEBURAN PADA PEMBUATAN NATRIUM ZIRKONAT

BATUAN PEMBENTUK PERMUKAAN TANAH

Ringkasan Tentang Biji Besi dan Timah

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

CARA PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PERTAMBANGAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

LOGAM BUKAN BESI (NONOFERROUS)

STUDI PENINGKATAN KADAR BESI TERHADAP BIJIH BESI LATERITIK ASAL KABUPATEN TASIKMALAYA MENGGUNAKAN METODE FLOTASI KEBALIKAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB V DASAR-DASAR PENGOLAHAN BAHAN GALIAN 5.1. Pengolahan Bahan Galian Pengolahan Bahan Galian (Mineral dressing) adalah pengolahan mineral dengan tujuan untuk memisahkan mineral berharga dan gangue-nya (tidak berharga) yang dilakukan secara mekanis, menghasilkan produk yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan yang kadarnya rendah (tailing). Proses pemisahan ini didasarkan pada sifat fisik mineral maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan diupayakan menguntungkan. antara lain : Dengan melakukan Pengolahan Bahan Galian ini didapat beberapa keuntungan, a. Mengurangi ongkos transport dari lokasi penambangan ke pabrik peleburan, karena sebagian dari waste telah terbuang selama proses ore dressing, dan juga kadar bijih telah ditingkatkan. b. Mengurangi jumlah flux yang ditambahkan dalam peleburan, serta mengurangi metal yang hilang bersama slag. c. Mereduksi ongkos keseluruhan dalam peleburan, karena jumlah tonase yang dileburkan lebih sedikit. d. Bila dilakukan pengolahan akan menghasilkan konsentrat yang mempunyai kadar mineral berharga relatif tinggi, sehingga lebih memudahkan untuk diambil metalnya. e. Bila konsentratnya mengandung lebih dari satu mineral berharga, maka ada kemungkinan dapat diambil logam yang lain sebagai hasil sampingan. Didalam operasi mineral dressing ada beberapa tahap yang dilakukan, yaitu : preparasi, konsentrasi, dewatering dan operasi tambahan lain yang diperlukan. Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 1

A. PREPARASI Yaitu merupakan proses persiapan sebelum dilakukan proses konsentrasi. Dalam preparasi ini ada beberapa tahap yaitu : 1. Komunusi, ialah mereduksi ukuran butir sehingga menjadi lebih kecil dari ukuran semula. Hal ini dapat dilakukan dengan crushing atau grinding. Grinding digunakan untuk proses basah dan kering, sedangkan crushing digunakan untuk proses kering saja. Selain untuk mereduksi ukuran butir, kominusi dimaksudkan juga untuk meliberasikan bijih, yaitu proses melepas mineral tersebut dari ikatan yang merupakan gangue mineral. Untuk melakukan hal ini digunakan alat crusher dan grinding mill. 2. Sizing, ialah pengelompokan mineral, dalam pengelompokan mineral ini dapat dilakukan dengan cara : screening, ialah pemisahan besar butir mineral berdasarkan lubang ayakan, sehingga hasilnya seragam. classifying, ialah pemisahan butir mineral yang mendasarkan atas kecepatan jatuh material dalam suatu media (air, udara), sehingga hasilnya tidak seragam. Alat untuk melakukan screening disebut screen dan alat untuk melakukan classifying disebut classifier. B. KONSENTRASI Yaitu suatu proses pemisahan antara mineral yang berharga dengan mineral yang tak berharga, sehingga didapat kadar yang lebih tinggi dan menguntungkan. Pemisahan ini ada beberapa cara yang mendasarkan atas sifat fisik mineral, diantaranya adalah : 1. Warna, kilap dan bentuk kristal, Konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking). 2. Specific gravity (gravity concentration). Adalah konsentrasi berdasarkan berat jenisnya. Dalam hal ini, ada tiga macam yakni : Flowing film concentration, Jigging, Heavy Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 2

Media Separation dan Heavy Liquid Separation, 3. Magnetic susceptibility, Setiap mineral akan mempunyai sifat kemagnetan yang berbeda yakni ada yang kuat, lemah dan bahkan ada yang tidak sama sekali tertarik oleh magnet. Berdasarkan sifat kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahkan dengan alat yang disebut magnetic-separator. 4. Conductivity, Mineral itu ada yang bersifat konduktor dan non konduktor. Untuk memisahkan mineral jenis ini diperlukan alat yang disebut High Tension Separator, dan hasil yang didapat adalah mineral konduktor dan non konduktor. 5. Sifat permukaan mineral, Permukaan mineral itu ada yang bersifat senang dan tidak senang terhadap gelembung udara. Mineral yang senang terhadap udara akan menempel pada gelembung udara sedangkan mineral yang senang terhadap air tidak akan menempel pada gelembung udara. Untuk mengubah agar mineral yang senang terhadap air menjadi senang terhadap udara digunakan suatu reagen kimia, yang mana reagen ini hanya menyelimuti permukaan mineral itu saja (tidak bereaksi dengan mineral). Dengan memberi gelembung udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineral yang dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses pemisahan semacam ini disebut dengan flotasi. C. DEWATERING Adalah merupakan proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Proses ini tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan : 1. Thickening, Yaitu merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid = 50%) 2. Filtrasi, Adalah merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring (dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat (% solid = 100%). 3. Drying, Adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan, sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid = 100%). Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 3

D. OPERASI TAMBAHAN Operasi tambahan ini juga sangat besar artinya dalam proses. Pengolahan atau operasi yang sedang dijalankan, yang meliputi : 1. Feeding yaitu merupakan proses memasukkan feed kedalam unit konsentrasi secara tetap dan lancar baik beratnya feed maupun volumenya. 2. Sampling yaitu merupakan proses pengambilan contoh yang sesedikit mungkin tetapi bisa mewakili bijih seluruhnya. Setiap proses konsentrasi selalu dilakukan sampling, ini dengan tujuan untuk mengontrol apakah operasi yang sedang berjalan ini sesuai dengan keinginan atau tidak. Dalam sampling ini hasilnya akan lebih baik jika pengambilan sample dilakukan berkali-kali dalam jumlah yang sedikit dari pada sekali tetapi jumlah yang banyak. Note : Silahkan perhatikan dengan seksama, modul matakuliah Pengolahan Bahan Galian 5.2. Pengolahan Bahan Galian Industri Pengolahan bahan galian industri bertujuan untuk meningkatkan mutu dan berbagai nilai, seperti tingkat konsentrat, kadar suatu unsur kimia, mutu fisik, mutu bentuk dan penampilan. Tabel 5.1. Tujuan dan Sistem Pengolahan Bahan Galian Industri Tujuan Sistem Contoh Pemurnian dengan konsentrasi Alat-alat konsentrasi Feldfar, zirkon Peningkatan kadar suatu unsur Alat konsentrasi dan proses kimia Belerang hasil penyulingan Peningkatan sifat kimia Pembakaran dengan tungku Pengaktifan secara kimia Batukapur bakar (CaO) Zeolit Peningkatan sifat fisik Alat-konsentrasi Kaolin berlapis sifat viskositas - Pemecahan keputihan tinggi - delaminasi Peningkatan bentuk dan Pemolesan dan pembentukan Marmer, batupermata penampilan Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 4

a. Pemurnian dengan konsentrasi Penambangan intan yang dipisahkan dari mineral lain dilakukan dngan konsep konsentrasi berdasarkan atas gaya berar seperti meja goyang (shaking table), dan alat-alat jig. Pemurnian felsfar mempergunakan proses gaya berat dan juga flotasi untuk menghasilkan feldspar bermutu tinggi. Pemurnian fosfat dilakukan dengan cara flotasi, sedangkan barit serbuk yang merupakan hasil pengolahan tailing pertambangan emas di pulau wetar diolah dengan cyclone, classifier dan pengering (dryer). b. Peningkatan kadar suatu unsur Pengolahan belerang dapat dilakukan dengan proses penyulingan (frazer) dalam usaha mendapatkan belerang dalam mutu tinggi. Pemurnian pasir besi dengan memperhatikan perbedaan berat jenis dengan mineral yang lain dan sifat kemagnitannya telah dilakukan di penambangan pasir besi di Cilacap. c. Peningkatan sifat kimia Peningkatan sifat kimia yang sudah dilakukan adalah pembakaran batu gamping untuk mendapatkan kalsium oksida. Peningkatan mutu zeolit dengan pengolahan secara benefisiasi dan kimia telah berhasil meningkatkan nilai jualnya. d. Peningkatan sifat fisika Pengolahan kaolin untuk meningkatkan kehalusan dan keputihan dengan pencampuran (blending) untuk mendapatkan jenis kaolin dengan mutu prima. e. Peningkatan bentuk permukaan Cara ini diterapkan khususnya untuk bahan bangunan dan batuhias. Pengolahan dapat dilakukan dengan pemotongan dan penggosokan (polishing). Nurhakim, Draft Modul BGI Teknik Kimia, Hal. 5 ~ 5