HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD JURNAL PENELITIAN Oleh : 1. Anik Enikmawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep 2. Fatihah Hidayatul Aslamah, Amd.Kep SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD THE CORRELATION BETWEEN WASHING HAND HABIT AND DIARRHEA INSIDENT IN ELEMENTARY SCHOOL Anik Enikmawati 1, Fatihah Hidayatul Aslamah 2 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta Prodi DIII Keperawatan Jl. Tulang Bawang Selatan No. 26 Tegalsari RT 02 RW XXXII Kadipiro Banjarsari Surakarta anikenikmawati@gmail.com ABSTRAK Penyakit diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia. KLB diare pada tahun 2013 terjadi di 6 provinsi dengan penderita terbanyak terjadi di Jawa Tengah yang mencapai 294 kasus. Berdasarkan hasil studi pendahuluan terhadap 15 anak, ditemukan 1 anak yang mengalami diare dalam kurun waktu 3 bulan terakhir di SDN 02 Selokaton. Penelitian ini menggunakan metode korelasi dengan pendekatan cross sectional, populasi yang di teliti adalah seluruh anak kelas V sejumlah 55 anak. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan analisa data menggunakan uji Kendall-tau. Rata-rata perilaku cuci tangan ada 72,7% dengan kejadian diare sebanyak 6 dari 55 anak. Ada hubungan positif dan cukup signifikan antara kedua variabel antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare dengan hasil p value (0,000<0,05). Kata Kunci : Perilaku cuci tangan, kejadian diare ABSTRACT Diarrhea disease is people healthy problem in develops countries like Indonesia. In 2013, 6 provinces were attacked by Diarrhea insident and Central Java became the most sufferer is about 294 cases. Based on the introduction study research in elementary school 2 Selokaton, There were 15 children and was founded 1 child who has been diarrhea disease since 3 months later. This research used correlation method with cross sectional approach. The population that was researched is all of the 5 grades students in elementary school 2 Selokaton that consist of 55 students. The research instrument used questionnaire and Data Analysis using Kendall-tau test. The average of washing hand habit, there are 72, 7 % or 6 of 55 students have diarrhea disease. There is positive correlation and quite significant in these two variables, washing hand habit and diarrhea insident. Thus, the result is p value (0,000< 0,05) Keywords : Washing hand habit, diarrhea insident. 1
1. PENDAHULUAN Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara berkembang seperti di Indonesia, karena masih sering timbul dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB), dan disertai dengan kematian yang tinggi, terutama di Indonesia Bagian Timur. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas dan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih menjadi penyebab utama kematian anak di Indonesia. Penyebab utama kematian akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat dan tepat (Kemenkes RI, 2011). Menurut data WHO pada tahun 2013, diare merupakan penyakit kedua yang menyebabkan kematian pada anak-anak balita (bawah lima tahun). Anak-anak yang mengalami kekurangan gizi atau sistem imun yang kurang baik seperti pada orang dengan HIV sangat rentan terserang penyakit diare. sudah membunuh 760.000 anak setiap tahunnya. Salah satu pencegahan terjadinya penyakit diare adalah dengan menjaga personal hygiene. Personal hygiene merupakan suatu pengetahuan dan usaha kesehatan perseorangan dengan menjaga kebersihan diri. Salah satu cara menjaga kebersihan diri adalah dengan mencuci tangan. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun adalah bagian dari perilaku hidup sehat yang merupakan salah satu dari tiga pilar pembangunan bidang kesehatan yakni perilaku hidup sehat, penciptaan lingkungan yang sehat serta penyediaan layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh semua lapisan (Purwandari, dkk, 2013). Cuci tangan ternyata merupakan sebuah kunci penting dalam pencegahan penularan penyakit. Penyakit menular banyak terjadi karena masalah perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah, salah satunya dalam hal mencuci tangan. Mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit virus, bakteri, dan parasit lainnya pada kedua tangan (Rachmayanti, 2013). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Rosyidah (2014) tentang hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian diare pada siswa di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 02 dengan sampel 56 siswa kelas 4 dan 5 di SDN Ciputat 02 didapatkan hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare. Hasil dari penelitian tersebut adalah semakin baik perilaku mencuci tangan maka kemungkinan terkena diare kecil, sedangkan semakin kurang baik perilaku mencuci tangan maka besar kemungkinan untuk terkena diare. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN 02 Selokaton, terdapat murid yang tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah makan. Hasil studi pendahuluan didapat 1 dari 15 anak mengalami diare pada 3 bulan terakhir. Guru kelas 5 mengatakan bahwa ada siswanya yang tidak masuk sekolah selama 3 hari karena sakit diare. Anak tersebut tidak mencuci tangan sebelum makan. Tempat cuci tangan di SD tersebut baru tersedia satu dan tempatnya di halaman belakang, serta tidak disediakan sabun cuci tangan. Dari uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare pada anak SDN 02 Selokaton Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. 2. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode korelasi karena menghubungkan variabel bebas perilaku cuci tangan dengan variabel terikat kejadian diare. Pada penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan cross sectional di mana data yang menyangkut variabel bebas dan variabel terikat, akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 2
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Usia Frekuensi (%) 10 31 56,4 11 22 40,0 12 2 3,6 Diketahui bahwa sebagian besar usia anak adalah 10 tahun yaitu sebanyak 31 anak (56,4%). Tabel 2. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Jenis Frekuensi (%) Kelamin Perempuan 31 56,4 Laki-laki 24 43,6 Diketahui bahwa mayoritas respoden berjenis kelamin perempuan sebanyak 31 anak (56,4%). Tabel 3. Distribusi Frekuensi Perilaku Cuci Tangan Perilaku Cuci Frekuensi (%) Tangan Kurang Baik 15 27,3 Baik 40 72,7 Diketahui pembagian responden yang terbanyak berperilaku cuci tangan adalah dengan kategori baik sebanyak 40 anak (72,7%). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kejadian Kejadian Frekuensi (%) 6 10,9 Tidak 49 89,1 Diketahui pembagian responden berdasarkan kejadian diare pada anak yaitu paling banyak anak yang tidak terkena diare sebanyak 49 anak (89,1%). Tabel 5. Distribusi Frekuensi Hubungan Perilaku Cuci Tangan Dengan Kejadian Perilaku Cuci Kejadian Total Nilai p Tangan Tidak 6 9 15 0,00 0 Kurang Baik Baik 0 40 40 Total 6 49 55 Berdasarkan tabulasi silang di atas dapat dianalisis responden dengan perilaku cuci tangan kurang baik, proporsi responden dengan kategori diare 6 responden dan tidak diare 9 responden. Responden dengan perilaku cuci tangan baik, proporsi responden dengan kategori diare 0 responden dan tidak diare 40 responden. Tabel 5 memperlihatkan hasil analisis hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian diare dengan menggunakan korelasi Kendall-tau. Berdasarkan analisis di atas didapatkan bahwa probabilitas (p) uji signifikan korelasi kedua variabel adalah sebesar 0,000, sehingga nilai p<0,05 yang berarti bahwa ada hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare. Pembahasan Hasil penelitian di SDN 02 Selokaton Gondangrejo Karanganyar menunjukkan sebagian besar usia anak adalah 10 tahun sebanyak 31 anak (56,4%). Berdasarkan jenis kelamin mayoritas berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 31 anak (56,4%), namun yang mengalami kejadian diare paling banyak adalah anak laki-laki. Jenis kelamin termasuk predisposing factor terjadinya perubahan perilaku seseorang, bahwa perbedaan jenis kelamin mungkin bisa mempengaruhi seseorang dalam melakukan pekerjaan sehingga perlu diukur (Notoadmojo, 2007). Diketahui pembagian responden yang terbanyak berperilaku cuci tangan dengan kategori baik adalah 40 anak (72,7%) dan kurang baik sebanyak 15 anak (27,3%). Dengan demikian paling banyak adalah anak yang berperilaku cuci tangan dengan kategori baik. 3
Pembagian responden berdasarkan kejadian diare pada anak yaitu paling banyak anak yang tidak terkena diare sebanyak 49 anak (89,1%) dan anak yang terkena diare sebanyak 6 anak (10,9%) Hasil tabulasi silang dalam penelitian hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian diare pada anak SD, dari 55 responden terdapat 15 anak yang memiliki perilaku cuci tangan kurang baik dan yang mengalami diare sebanyak 6 anak. Sedangkan terdapat 40 anak yang memiliki perilaku cuci tangan baik dan tidak mengalami diare. Hasil uji dengan menggunakan uji statistik Kendall-tau diperoleh signifikansi sebesar (p = 0,000<0,05). Artinya terdapat hubungan yang signifikan antara hubungan perilaku cuci tangan dengan kejadian diare pada anak SD. Hubungan ini ditunjukkan dengan nilai korelasi sebesar 0,571 (Sugiyono, 2010). Cuci tangan pakai sabun yang dipraktikkan secara tepat dan benar merupakan cara termudah dan efektif untuk mencegah berjangkitnya penyakit seperti diare, tifus, dan bahkan flu burung. Cuci tangan ternyata merupakan sebuah kunci penting dalam pencegahan penularan penyakit. Banyak sekali penyakit menular yang terjadi karena masalah perilaku hidup bersih dan sehat yang rendah, salah satunya dalam hal mencuci tangan. Sudah banyak bukti yang menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan dengan sabun dapat menurunkan tingkat kejadian dan penularan berbagai macam penyakit menular. Dengan mencuci tangan dengan air dan sabun dapat lebih efektif menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit seperti virus, bakteri dan parasit lainnya pada kedua tangan daripada yang hanya mencuci tangan dengan air saja. Oleh karenanya, mencuci tangan dengan menggunakan air dan sabun dapat lebih efektif membersihkan kotoran dan telur cacing yang menempel pada permukaan kulit, kuku dan jari-jari pada kedua tangan (Rachmayanti, 2013). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rosyidah (2014) yang berjudul hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare pada anak SDN Ciputat 02 Kota Tangerang Selatan Banten yaitu menunjukkan adanya hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare. 4. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, sesuai dengan tujuan penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Anak yang terbanyak berperilaku cuci tangan dengan kategori baik ada 72,7% dan kurang baik ada 27,3% 2. Anak yang tidak terkena diare sebanyak 89,1% dan yang terkena diare sebanyak 10,9% 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare. 5. REFERENSI Kementerian Kesehatan RI. 2011. Situasi di Indonesia. http://www.depkes.go.id/pdf.php? id=1694 diakses tanggal 17 Oktober 2016 pukul 09.40 Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Purwandari, R; Ardiana, A; Wantiyah. 2013. Hubungan Antara Perilaku Mencuci Tangan dengan Insiden pada Anak Usia Sekolah di Kabupaten Jember. http://ejournal.umm.ac.id diakses tanggal 22 September 2016 pukul 08.09 Rachmayanti. 2013. Penggunaan Media Panggung Dalam Pendidikan Personal Hygiene Cuci Tangan Menggunakan Sabun di Air Mengalir. www.journal.unair.ac.id/filerpdf/1. %20Penggunaan%20Media %20Panggung%20Boneka.pdf diakses tanggal 13 Oktober 2016 pukul 15.15 Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta 4
Worl Health Organization. 2013. Diarrhoeal Disease. http://www.who.int/mediacentre/facts heets/fs330/en/ diakses tanggal 24 Oktober 2016 pukul 14.37 5