BAB I PENDAHULUAN. riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSIA KUMALA SIWI PECANGAAN JEPARA. Oleh :

Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Robekan Jalan Lahir Pada Ibu Bersalin

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pada penelitian ini,

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal Di Rsud Dr. Sam Ratulangi Tondano Kabupaten Minahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian wanita yang disebabkan oleh karena kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

Nunung Nurjanah Akademi Kebidanan Muhammadiyah Cirebon, Jawa Barat, Indonesia, ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN KEJADIAN RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN SPONTAN

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dalam Millenium Development Goals (MDGs) yang kelima. Indonesia berada

Primigravida. Relationship With Birth Weight Normal On Labor Perineal Rupture Primigravida

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ibu dan janin sehingga menimbulkan kecemasan semua orang termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

KARAKTERISTIK RESPONDEN YANG MENGALAMI ATONIA UTERI DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. I dan II jarang terjadi perdarahan postpartum. morbiditas lainnya meliputi macam-macam infeksi dan penyakit yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

PENGARUH DERAJAT LASERASI PERINEUM TERHADAP SKALA NYERI PERINEUM PADA IBU POST PARTUM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR DAN PARITAS DENGAN RUPTUR PERINEUM PADA PERSALINAN SPONTAN DI RSIA BUNDA ARIF PURWOKERTO TAHUN 2010

HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN DERAJAT RUPTUR PERINEUM PADA PRIMIPARA DI BPS BENIS JAYANTO TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

HUBUNGAN SENAM HAMIL DENGAN TERJADINYA ROBEKAN PERINEUM SPONTAN DI BPM WIWIK AZIZAH SAID DESA DURIWETAN KECAMATAN MADURAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. khususnya untuk indikator kesehatan ibu (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PARITAS DENGAN KETERATURAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DENGAN DERAJAT LASERASI JALAN LAHIR PADA IBU PRIMIPARA DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dalam pelayanan kesehatan. Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran

HUBUNGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR DAN PARITAS IBU DENGAN ROBEKAN PERINEUM PADA PERSALINAN NORMAL DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL YOGYAKARTA

CUT ROSMAWAR¹ ¹Tenaga Pengajar Pada STIKes U Budiyah Banda Aceh

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan Universitas UBudiyah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. membangun seluruh masyarakat Indonesia menuju masyarakat adil dan makmur

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan Rencana. Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN-N) tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. persalinan dan nifas (Riswandi, 2005). Angka Kematian ibu (AKI) di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 99 persen kasus kematian ibu terjadi di negara berkembang. Hal ini terungkap

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. hamil saat proses melahirkan adalah episiotomi. Episiotomi yaitu tindakan bedah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. yaitu meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat antara lain dengan

HUBUNGAN PELAKSANAAN SENAM HAMIL TERHADAP KEJADIAN KALA II LAMA DI RSUD dr. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

Hubungan antara Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Kejadian Ruptur Perineum Pada Persalinan Normal di RB Harapan Bunda di Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah tinggnya Angka Kematian Ibu.

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana agar penduduk Indonesia hidup dalam lingkungan yang sehat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

Penyebab Terjadinya Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

BAB I PENDAHULUAN. awal minggu gestasi ke-20 sampai akhir minggu gestasi ke-37 (Varney,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan pada 2007 sebesar 228 per kelahiran hidup. Kenyataan

BAB V PEMBAHASAN. terbanyak mempunyai kelompok umur tahun yaitu sebanyak 37

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan reproduksi wanita menjadi perhatian yang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia lebih atau sama dengan 35 tahun. Kelompok usia ini sudah tidak

BAB 1. yang telah ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs), Target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

Kata Kunci: Posisi Dorsal Recumbent, Posisi litotomi, Keadaan Perineum

Yeni Yuniarti 2, Suesti 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN BAYI BARU LAHIR PADA PERSALINAN FISIOLOGIS DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

KARAKTERISTIKIBU BERSALIN DENGAN EPISIOTOMI DIRUMAH BERSALIN MARGA WALUYA SURAKARTA PERIODE 1 JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. wanita. Pada proses ini terjadi serangkaian perubahan besar yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat

HUBUNGAN PERSEPSI PASIEN TENTANG SIKAP TENAGA KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN IBU PERIKSA HAMIL DI PUSKESMAS I GROGOL SUKOHARJO SKRIPSI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU DI BPM HJ. MAHMUDAH, S.S.T KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI RSUD KEBUMEN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate) dan angka. kematian bayi (Neonatal Mortality Rate). (Syaiffudin, 2002).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RUPTUR PERINEUM SPONTAN DI BPM NY. NATALIA KECAMATAN GENUK KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PARTUS LAMA DI RUANG KEBIDANAN RSUD IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

HUBUNGAN GRAVIDITAS DAN RIWAYAT ABORTUS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN DI RSUD

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian ibu merupakan permasalahan global. Tingginya angka kematian ibu

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

HUBUNGAN FAKTOR RESIKO IBU BERSALIN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA DI RSIA NORFA HUSADA BANGKINANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN kelahiran dibandingkan 16 per kelahiran di negara maju. Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kematian ibu masih menjadi permasalahan yang cukup besar di negara-negara berkembang, mulai dari kematian antepartum sampai postpartum. Ternyata masalah tentang kematian ibu sudah sejak lama di riwayatkan dalam hadist. Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadist mengenai mulianya wanita yang meninggal dalam keadaan hamil, yang tertuang dalam HR. Abu Daud 3111 dan dishahihkan al-albani sebagai berikut: : Mati syahid ada 7 selain yang terbunuh di jalan Allah: Orang yang mati karena thaun, syahid. Orang yang mati tenggelam, syahid. Orang yang mati karena ada luka parah di dalam perutnya, syahid. Orang yang mati sakit perut, syahid. Orang yang mati terbakar, syahid. Orang yang mati karena tertimpa benda keras, syahid. Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya. Kemudian menurut WHO (2015), rasio kematian maternal di dunia yang berdasarkan Millenium Development Goals (MDGs) adalah sekitar 190 kasus per 100.000 kelahiran hidup, angka kematian maternal ini terus menurun sejak tahun 1990. Di Indonesia sendiri, persentase kemungkinan kematian (probability dying) wanita berusia antara 15-49 tahun yang disebabkan oleh faktor maternal adalah sekitar 5% (WHO, 2015). Angka 1

2 kematian Ibu (AKI) di Indonesia sejak tahun 1991 hingga 2007 mengalami penurunan dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Pemerintah sejak tahun 1990 telah melakukan upaya strategis untuk menekan AKI dengan pendekatan safe motherhood yaitu memastikan semua wanita mendapatkan perawatan yang dibutuhkan sehingga selamat dan sehat selama kehamilan dan persalinannya. Namun, pada tahun 2012 kembali tercatat kenaikan AKI yang signifikan, yaitu dari 228 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu, pada tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25% (KEMENKES RI, 2015 ). Sedangkan angka kematian ibu di DIY berada pada angka 56 pada tahun 2011 (DINKES DIY, 2012). Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan, dan infeksi. Pada tahun 2012, penyebab tertinggi dalam kematian ibu adalah karena perdarahan yaitu sebesar 30,1% dan yang kedua adalah hipertensi dalam kehamilan yaitu sebesar 26,9%. Pada tahun berikutnya yaitu 2013, penyebab tertinggi dalam kematian ibu juga disebabkan oleh perdarahan yaitu sebesar 30,3% dan kemudian penyebab kedua juga disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan yaitu sebesar 27,1% (KEMENKES RI, 2015). Dari data tersebut sudah jelas bahwa penyebab kematian ibu tertinggi adalah karena perdarahan. Etiologi perdarahan yang tersering

3 adalah atonia uteri dan ruptur perineum adalah etiologi kedua dari perdarahan postpartum. Inilah alasan mengapa ruptur perineum juga perlu mendapatkan perhatian khusus dalam masalah perdarahan (KEMENKES RI, 2015). Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi saat bayi lahir, baik secara spontan maupun dengan alat atau tindakan yang biasa disebut dengan episiotomi. Ruptur perineum biasanya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir terlalu cepat. Ruptur perineum terjadi pada hampir semua primipara (Wiknjosastro, 2008). Sedangkan menurut Siswosudarmo & Emilia (2008), ruptur perineum adalah robeknya perineum pada saat proses melahirkan normal. Robekan ini sifatnya traumatik karena perineum tidak kuat menahan regangan pada saat persalinan. Pada seorang primipara, ketika proses persalinan melalui vagina biasanya tidak dapat meregang dengan kuat sehingga terjadi robekan pada perineum (Prawirohardjo, 2009). Hal ini biasanya disebabkan lapisan mukosa dan kulit perineum pada seorang primipara mudah terjadi ruptur yang bisa menimbulkan perdarahan pervaginam (Wiknjosastro, 2005). Selain itu bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000 gram akan meningkatkan risiko proses persalinan yaitu kemungkinan terjadi bahu bayi tersangkut, bayi akan lahir dengan gangguan nafas dan kadang bayi lahir dengan trauma tulang leher, bahu dan sarafnya. Hal ini terjadi karena berat badan bayi yang terlalu besar akan menyulitkan bayi yang akan lahir

4 melalui panggul dan vagina, sehingga seringkali menyebabkan ruptur perineum pada ibu yang bersalin melalui proses pervaginam (Sekartini, 2007). Hampir seluruh persalinan pertama dapat terjadi ruptur perineum, dan tidak menutup kemungkinan pada persalinan berikutnya pun sering terjadi ruptur Ruptur perineum pada dasarnya tidak membahayakan jika mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat dan baik. Akan tetapi, apabila terjadi ruptur perineum tapi tidak dilakukan penanganan yang baik, dikhawatirkan akan terjadi komplikasi berupa perdarahan hebat dan infeksi sehingga dapat menyebabkan kematian ibu (Prawiroharjo, 2009). Selain itu, menurut Manuaba (2009), penanganan komplikasi dari persalinan yaitu ruptur perineum dapat menyebabkan kematian ibu postpartum mengingat kondisi fisik ibu postpartum masih lemah. Pada kesimpulan, ruptur perineum akan menyebabkan morbiditas postnatal. Identifikasi faktor risiko dan good perineal support sangat diperlukan untuk meminimalkan kejadian (Brohi, et al., 2012). Begitu kompleksnya masalah kebidanan dan kandungan, membuat wanita ditempatkan pada derajat tertinggi di mata Allah SWT. Hal ini sesuai dengan hadist yang diriwayatkan sebagai berikut: : Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam dan berkata, Wahai Rasulullah,

5 kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali? Nabi shalallaahu alaihi wasallam menjawab, Ibumu! Dan orang tersebut kembali bertanya, Kemudian siapa lagi? Nabi shalallaahu alaihi wasallam menjawab, Ibumu! Orang tersebut bertanya kembali, Kemudian siapa lagi? Beliau menjawab, Ibumu. Orang tersebut bertanya kembali, Kemudian siapa lagi, Nabi shalallahu alaihi wasallam menjawab, Kemudian ayahmu.' (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam ini adalah: 1. Bagaimanakah hubungan antara derajat keparahan ruptur perineum dengan berat lahir bayi pada primipara dan multipara? 2. Bagaimanakah gambaran derajat keparahan ruptur perineum dengan melihat faktor berat lahir bayi pada primipara dan multipara? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui gambaran derajat keparahan ruptur perineum dengan melihat faktor berat lahir bayi pada primipara dan multipara. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui gambaran berat lahir bayi yang dapat menyebabkan ruptur b. Melakukan analisis terhadap derajat keparahan ruptur perineum yang berkaitan dengan berat lahir bayi. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan memberikan pengetahuan dan diharapkan dapat bermanfaat pada beberapa pihak diantaranya:

6 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan memberi manfaat sebagai ilmu pengetahuan mengenai ruptur perineum dengan meilhat faktor berat lahir bayi, sehingga dapat diteliti lebih lanjut. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Masyarakat (Ibu Hamil) Dapat memberikan informasi dan menambah pengetahuan masyarakat tentang kejadian ruptur b. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil ini diharapkan dapat membantu petugas kesehatan dalam mengetahui faktor resiko ibu hamil yang mengalami ruptur perineum dan melakukan tindakan yang sesuai apabila terjadi kasus ruptur c. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat memberikan acuan oleh peneliti lain agar dapat dikembangkan selanjutnya.

7 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1. Keaslian Penelitian Nama, Tahun Sakti, B.Y.P. (2014) Sari, A.S. (2014) Rofiasari, L. (2009) Judul Metode Hasil Hubungan Berat Badan Lahir dengan Kejadian Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Puskesmas Mergangsan Tahun 2014 bebas: ibu bersalin normal primigravida. terikat: kejadian ruptur Observasional analitik dengan rancangan cross sectional dan teknik pengambilan sampel adalah dengan totally sampling. Hasil Uji Kendall s tau diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,033 dengan taraf kesalahan 5%. Sehingga ρ value <0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Yang berarti ada hubungan secara bermakna antara berat badan lahir dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal. Perbedaan Tujuan : mengetahui hubungan berat badan lahir bayi dengan kejadian ruptur Subjek : primigravida. Hubungan Antara Paritas dengan Kejadian Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Klinik Utama Asri Medical Center Yogyakarta dan RSUD Panembahan Senopati Bantul paritas. kejadian Cross sectional bebas: terikat: ruptur Ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian ruptur perineum pada persalinan normal (p=0.002). Perbedaan ini adalah menggunakan paritas sebagai variabel bebas. Hubungan Berat Badan Bayi Baru Lahir dengan Derajat Ruptur Perineum pada Persalinan Normal di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Surakarta bebas: berat badan bayi baru lahir. derajat terikat: ruptur Observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Hasil uji statistik juga memperkuat adanya hubungan antara berat badan bayi baru lahir dengan kasus ruptur perineum pada persalinan normal. Hasil uji kendall tau τ = 0,246 dengan Z hitung >Z tabel menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara berat badan bayi baru lahir dengan ruptur Sebagian besar ibu mengalami ruptur perineum derajat 2. Jenis data: Penelitian ini menggunakan data primer yaitu hasil penimbangan berat badan bayi baru lahir dari ibu bersalin yang mengalami ruptur Penelitian ini: Setiawan, O.S. (2017) Gambaran Derajat Keparahan Ruptur Perineum dengan Melihat Faktor Berat Lahir Bayi pada Primipara dan Multipara saat Persalinan Pervaginam di RS PKU Muhammadiyah Gamping bebas: berat lahir bayi. terikat: derajat keparahan ruptur Cross sectional dan menggunakan uji Spearman s rho. Pada primipara, semakin besar angka berat lahir bayi maka semakin besar pula derajat keparahan ruptur Pada multipara, Sehingga, pada multipara tidak dapat dikatakan bahwa semakin besar angka berat lahir bayi maka semakin besar pula derajat keparahan ruptur Penelitian ini membandingkan dua kelompok yaitu primipara dan multipara dalam melihat gambaran hasilnya.