I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang utama untuk membentuk karakter siswa yang

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

ABSTRAK PENGARUH BUDAYA DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA. Oleh. (Okta Darmayati, Irawan Suntoro, Hermi Yanzi)

VISI DAN STRATEGI PENDIDIKAN KEBANGSAAN DI ERA GLOBAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gerakan yang lahir dan mengakar di bumi Nusantara merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. suatu upaya melalui pendidikan. Pendidikan adalah kompleks perbuatan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan negaranya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yanti Nurhayati, 2013

Salah satu faktor yang memengaruhi memudarnya sikap nasionalisme adalah kurangnya pemahaman siswa tentang sejarah nasional Indonesia.

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam (Undang-Undang Dasar 1945 Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1) yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

KURIKULUM Kompetensi Dasar. Mata Pelajaran PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN. Untuk KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

PLEASE BE PATIENT!!!

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PEDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. khas sekaligus aset bagi bangsa Indonesia. Generasi muda sudah banyak

I. PENDAHULUAN. karakter bangsa (National and Character Building). Konsekuensinya dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Demokrasi menjadi bagian bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia untuk mempertahankan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan suatu upaya penanaman nilai-nilai karakter

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

BAB I PENDAHULUAN. SMA Negeri 9 Bandar Lampung pada awalnya merupakan SMPP 51. (Sekolah Menengah Perintis Pembangunan), yang mulai melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara baik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bagian penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Secara detail, penyebab

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang tercantum

BAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

A. Pengertian dan Kategori Nasionalisme

PENANAMAN NILAI-NILAI NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (Studi Kasus di MTs Negeri Surakarta II Tahun 2013)

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan Nasional merupakan salah satu tujuan dari kemerdekaan

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI KEBANGKITAN NASIONAL TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bermacam-macam kebudayaan, diantaranya bahasa daerah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

PERANAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENGEMBANGKAN SIKAP PATRIOTISME. (Studi Kasus Di SMP Negeri 1 Girimarto Tahun Pelajaran 2012/2013)

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

KISI-KISI MATERI PLPG MATA PELAJARAN PPKn

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi telah membuat perubahan yang signifikan, semakin

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai peranan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketidak-konsistenan antara pendidikan dan keberhasilan kehidupan

I. PENDAHULUAN. butuhkan, baik dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan ekonomi. Semua

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN BANGSA DAN KARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP SIKAP NASIONALISME SISWA

I. PENDAHULUAN. Budaya kekerasan dan kemerosotan akhlak yang menimpa anak-anak usia

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

NASKAH PUBLIKASI KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DAN PATRIOTISME PADA SYAIR LAGU PERJUANGAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pancasila merupakan dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

I. PENDAHULUAN. Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Repubik Indonesia,

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari berbagai keragaman sosial, suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa, agama, aspirasi politik dan lain-lain. Oleh karena itu, prinsip negara Indonesia adalah sebagai negara bhinneka tunggal ika yang mencerminkan bahwa meskipun Indonesia adalah negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, kelompok etnis, budaya, adat istiadat, bahasa dan agama, tetapi terintegrasi dalam keikaan dan kesatuan. Ajaran tentang kebangsaan sebagai suatu pergerakan perjuangan kemerdekaan memperoleh landasan kultural yang mendalam, sehingga pergerakkan kemerdekaan dan pembangunan bangsa itupun merupakan bagian daripada kebudayaan sebagai perjuangan. Kebudayaan itu untuk mempersatukan dan tidak memecah belah. Namun pelestarian kebudayaan Indonesia masih lemah dan pertumbuhan peradaban kebudayaan global berkembang dengan amat cepat. Dengan adanya hal ini, rasa kebanggaan terhadap identitas nasional sangat dibutuhkan. Rasa kebanggaan ini akan menimbulkan sikap nasionalisme. Nasionalisme merupakan suatu paham kebangsaan yang mengandung makna sebagai suatu kesadaran dan semangat cinta tanah air, kebanggaan atas bangsanya, memelihara

2 kehormatan bangsa serta memiliki rasa persatuan dan kesatuan. Sikap nasionalisme ini akan tergambar dalam perilaku menghormati, memajukan, melestarikan, melindungi serta menjaga segala sesuatu yang dimiliki oleh negaranya. Berdasarkan cita-cita luhur dan tujuan nasional bangsa Indonesia, maka untuk mengisi dan meneruskan hasil kemerdekaan saat ini, dibutuhkan sikap nasionalisme yang tinggi dari setiap warga negara. Untuk memaknai penanaman sikap nasionalisme tersebut dibutuhkan suatu upaya dari bangsa Indonesia untuk berperilaku yang mengarah pada nilai-nilai Pancasila. Terkait dengan penanaman sikap nasionalisme pada era globalisasi saat ini, salah satu lembaga formal yang ikut bertanggung jawab adalah satuan pendidikan yaitu sekolah. Sekolah dan lingkungannya adalah tempat di mana orang-orang yang datang dari berbagai tempat, asal-usul, dan latar belakang, baik suku, ras, agama, kepercayaan, bahkan bahasa. Pengetahuan yang di dapatkannya juga sangat memungkinkan bagi siswa untuk melihat persoalan hubungan sosial. Pendidikan dalam penanaman sikap nasionalisme bertujuan untuk menciptakan generasi-generasi yang sadar akan kebersamaan yang menjunjung tinggi rasa cinta tanah air (nasionalisme). Dalam hal ini, pentingnya sikap nasionalisme bagi generasi muda untuk menjunjung tinggi identitas nasional, sangat membutuhkan penanaman sikap nasionalisme yang tinggi. Adanya karakter siswa yang berbeda-beda mengakibatkan

3 munculnya pandangan dan pemikiran yang berbeda-beda pula yang akan mengakibatkan lunturnya sikap nasionalisme. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan siswa-siswi SMK Negeri 2 Bandar Lampung ditemukan bahwa masih banyak kendala yang berkaitan dengan pembentukan serta penanaman sikap nasionalisme. Secara umum persoalan tersebut meliputi: masih rendahnya pembentukan sikap nasionalisme siswa mulai dari diri sendiri maupun di dalam lingkungan sekolah. Salah satu contohnya yaitu dari lima siswa yang dites menyanyikan lagu kemerdekaan, empat siswa diantaranya menyanyikan dengan lirik yang terbalik yaitu pada lirik kita tetap setia tetap sedia mempertahankan Indonesia, kita tetap setia tetap sedia membela negara kita. tetapi mereka menyanyikan dengan lirik kita tetap setia tetap setia mempertahankan Indonesia, kita tetap setia tetap setia membela negara kita., dan kurang tertibnya siswa dalam mengikuti upacara bendera setiap hari senin. Penurunan sikap nasionalisme dapat terjadi karena banyak faktor seperti: budaya sekolah, lingkungan sekolah yang berupa kurangnya implementasi nilai-nilai nasionalisme di sekolah, pemahaman siswa terhadap nilai-nilai nasionalisme, media yang banyak memberikan informasi nilai asing. Lingkungan sekolah merupakan sarana pendidikan yang paling penting dalam pembangunan nasional dan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia baik dalam bidang kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (keterampilan). Oleh sebab itu, peranan sekolah sangat besar

4 dalam menumbuh kembangkan sikap nasionalisme siswa, karena sekolahlah yang berperan dalam mengembangkan potensi siswa untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. Hal ini tercantum dalam UUD RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 yang berbunyi: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. hal ini bermakna bahwa pendidikan harus dapat mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Dalam perkembangan dan arus globalisasi, sikap nasionalisme bangsa saat ini sangat memprihatinkan, terutama bagi siswa yang cepat mendapat pengaruh dari dalam negeri maupun luar negeri. Budaya luar dianggap lebih modern dibandingkan dengn budaya lokal dan melupakan budaya bangsa sendiri. Rasa kebangsaan serta nasionalisme dari suatu bangsa terbentuk dalam rasa cinta tanah air sangatlah penting dalam menjaga ketahanan dan keamanan negara. Rasa cinta terhadap tanah air (nasionalisme) dapat ditumbuhkan dengan memberi pengetahuan dan implementasi tentang nilainilai nasionalisme serta pengembangan sikap nasionalisme melalui pembelajaran di kelas dan melalui ekstrakurikuler, salah satu contohnya yaitu ekstrakurikuler Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA).

5 Melalui pendidikan dan kebiasaan yang dilakukan di dalam lingkungan sekolah, sikap nasionalisme siswa akan tumbuh dan berkembang. Sikap nasionalisme dapat ditunjukan dengan adanya rasa bersatu antar warga sekolah yang beraneka ragam suku dan agama yang secara bersama-sama membangun nilai-nilai, semangat, dan patriotisme yang diletakan dalam semangat pembelaan dan cinta terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan dengan mempertahankan kedaulatan, integritas, dan identitas bangsa yang diterapkan di sekolah. Dengan adanya budaya sekolah yang berupa budaya tertib dan kebiasaan di dalam sekolah seperti upacara bendera setiap hari senin, perayaan hari-hari besar nasional, kesopan santunan siswa terhadap guru dan orang yang lebih tua yang berada di dalam lingkungan sekolah harus dipertahankan dan rasa cinta tanah air akan tumbuh dalam diri masing-masing siswa untuk selalu menghargai, menghormati, dan mempertahankan kedaulatan, integritas, dan identitas bangsa Indonesia yang diterapkan dalam lingkungan sekolah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, masalah pokok penelitian ini adalah rendahnya sikap nasionalisme, hal tersebut dapat diidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu: 1. Budaya sekolah dalam melatih sikap Nasionalisme. 2. Pengetahuan siswa tentang pentingnya sikap Nasionalisme. 3. Kesadaran siswa terhadap sikap cinta tanah air (Nasionalisme). 4. Peranan dan tugas sekolah dalam menumbuhkan sikap Nasionalisme.

6 5. Lingkungan sekolah yang membentuk sikap Nasionalisme. 6. Mendidik dalam membantu menumbuhkan sikap Nasonalisme. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penelitian ini dibatasi pada: 1. Sikap Nasionalisme 2. Budaya sekolah 3. Lingkungan sekolah D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini: 1. Apakah terdapat pengaruh budaya sekolah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015? 2. Apakah terdapat pengaruh lingkungan sekolah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Apakah terdapat pengaruh budaya dan lingkungan sekolah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Bedasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan: 1. Pengaruh budaya sekolah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015.

7 2. Pengaruh lingkungan sekolah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. 3. Pengaruh budaya dan lingkungan sekolah terhadap sikap nasionalisme siswa kelas X SMK Negeri 2 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015. F. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini berguna untuk memperkaya konsep ilmu pendidikan khususnya Pendidikan Kewarganegaan yakni dalam lingkup wilayah kajian pendidikan nilai moral Pancasila yang memberikan pengetahuan tentang pentingnya peranan sekolah serta pelestarian budaya sebagai identitas bangsa yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap nasionalisme siswa. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini berguna bagi: 1. Peneliti, untuk memperkaya suplemen bahan atau materi kelas X tentang ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan dalam membangun integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika. 2. Siswa, untuk membentuk diri menjadi bangsa yang mencintai segala sesuatu yang dimiliki oleh negaranya. 3. Guru, membantu guru dalam menciptakan proses pembelajaran yang mengembangkan sikap cinta tanah air (nasionalisme) siswa terhadap negaranya.

8 4. Sekolah, membantu tewujudnya pendidikan berkarakter sebagai tujuan pendidikan di Indonesia. G. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup ilmu pendidikan khususnya pendidikan kewarganegaraan dalam bidang kajian pendidikan nilai moral Pancasila tentang pembentukan sikap nasionalisme siswa yang berkaitan dengan budaya dan lingkungan sekolah yang bertindak sebagai wadah perkembangan sikap siswa. 2. Ruang Lingkup Subjek Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Negeri 2 Bandar Lampung. 3. Ruang Lingkup Objek Objek penelitian ini adalah budaya sekolah, lingkungan sekolah dan sikap nasionalisme siswa. 4. Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Bandar Lampung. 5. Ruang Lingkup Waktu Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan surat izin penelitian pendahuluan yang dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sampai dengan selesainya penelitian ini.