BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan kesempatan kerja yang ada. Kondisi yang demikian akan menjadi. kebutuhan masyarakat termasuk penyediaan kesempatan kerja.

KAWASAN LUMBUNG IKAN NASIONAL MALUKU AKAN DI KEMBANGAKAN

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. GAMBARAN UMUM Letak Geogafis dan Wilayah Administratif DKI Jakarta. Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi DKI Jakarta, berdasarkan SK Gubernur

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telepon, jaringan gas dan pemadam kebakaran. Utilitas umum ini membutuhkan

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2006

I. PENDAHULUAN * 2009 ** Kenaikan ratarata(%)

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Luas keseluruhan dari pulau-pulau di

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

I. PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ekonomi Kota Bandar Lampung menunjukkan

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Geografis Kabupaten Indragiri Hulu. yang meliputi wilayah Rengat dan Tembilahan di sebelah Hilir.

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi meningkat (Atmanti, 2010). perekonomian. Secara lebih jelas, pengertian Produk Domestik Regional Bruto

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Morowali merupakan salah satu daerah otonom yang baru

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB. SUBANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan kinerja

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2012

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari belasan ribu

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh negara-negara berkembang

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN. batas-batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara dengan Sumatera Barat. - Sebelah Barat dengan Samudera Hindia

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB. IV KONDISI PEREKONOMIAN KAB.SUBANG TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan dan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM. 15 Lintang Selatan dan antara Bujur Timur dan dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat bertambah sehingga akan meningkatkan kemakmuran masyarakat

IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAMBI. Undang-Undang No. 61 tahun Secara geografis Provinsi Jambi terletak

IV. GAMBARAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN ARU

BAB IV KONDISI PEREKONOMIAN JAWA BARAT TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kab. Lamandau Tahun 2013 /

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh masyarakatnya. Pembangunan

GAMBARAN SINGKAT TENTANG KETERKAITAN EKONOMI MAKRO DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DI TIGA PROVINSI KALIMANTAN. Oleh: Dr. Maria Ratnaningsih, SE, MA

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat dimanfaatkan untuk menuju Indonesia yang maju dan makmur. Wilayah

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama pembangunan ekonomi di negara berkembang adalah

I. PENDAHULUAN. (agribisnis) terdiri dari kelompok kegiatan usahatani pertanian yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis dan Demografis Provinsi Kalimantan Timur

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

I. PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan negara kepulauan. terbesar di dunia yang mempunyai lebih kurang pulau.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi atau penanaman modal merupakan salah satu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyak penduduknya maka semakin besar pula kesempatan kerja yang dibutuhkan.

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Katalog BPS :

5 KONDISI PERIKANAN TANGKAP KABUPATEN CIANJUR

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan jumlah pulau sebanyak yang dikelilingi oleh laut seluas 7,7

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Pada bab IV ini Penulis akan menyajikan Gambaran Umum Obyek/Subyek yang meliputi kondisi Geografis, kondisi ekonomi, kondisi ketenagakerjaan, kondisi penanaman modal dan pengeluaran pemerintah. Maluku merupakan salah satu provinsi di kawasan Timur Negara Republik Indonesia yang memiliki posisi strategis, karena kedudukannya berada antara sebagian wilayah barat dan tengah indonesia dengan Papua di bagia Timur, serta menjadi penghubung wilayah selatan yakni Negara Australia dan Timor Leste dengan wilayah Utara yaitu Maluku Utara dan Sulawesi. Selain itu, provinsi maluku berada pada jalur lintas Internasional yaitu dilalui oleh tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Posisi ini mempunyai arti yang sangat strategis di bidang ekonomi, perdagangan dan investasi. A. Kondisi Geografis Provinsi Maluku Secara geografis, Profinsi Maluku berbatasan dengan Provinsi Maluku Utara di bagian Utara, Provinsi Papua Barat dibagian Timur, Negara Timor Leste dan Negara Australia dibagian selatan, serata Provinsi Sulawesi Tenggara di bagian dan Sulawesi Tengah di bagian Barat. Sedangkan secara astronomi, Provinsi Maluku terletrak antara 2o30-8o30 LS dan 123o- 135o30 BT. 53

54 Iklim di wilayah kepulauan Maluku dipengaruhi oleh iklim tropis dan iklim musim, yang disebabkan oleh kondisi kepulauan maluku yang terdiri dari pulau-pulau dan dikelilingi oleh lautan. Berdasrkan data klimatologi hasil pencatatan Stasiun Meteorologi dan Geofisika di Provinsi Maluku, maka suhu rata-rata di Provinsi Maluku tahun 2012 adalah 26,7oC dengan curah hujan 264,4 mm. Sebagian daerah kepulauan, Provinsi Maluku memiliki luas wilayah 712.480 km2, terdiri dari 92,4% dan 7 6% daratan dengan jumlah pulau yang mencapai 1.412 pulau dan panjang garis pantai 10.662 km. Sejak tahun 2008, Provinsi Maluku terdiri atas 9 Kabupaten dan 2 Kota dengan Kota Ambon sebagai ibukota Provinsi Maluku. Provinsi Maluku terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota dengan masing-masaing luas wilayah terdiri dari : a. Kabupaten Maluku Tengah dengan luas wilayah 7,953.81 km² b. Kabupaten Maluku Tenggara dengan luas wilayah 1,031.81 km² c. Kabupaten Maluku Tenggara Barat dengan luas wilayah 4,465.79 km² d. Kabupaten Buru dengan luas wilayah 4,932.32 km² e. Kabupaten Seram Bagian Timur dengan luas wilayah 6,429.88 km² f. Kabupaten Seram Bagian Barat dengan luas wilayah 5,033.38 km² g. Kabupaten Kepulauan Aru dengan luas wilayah 8,152.42 km² h. Kabupaten Maluku Barat Daya dengan luas wilayah 4,581.06 km² i. Kabupaten Buru Selatan dengan luas wilayah 3,780.56 km²

55 j. Kota Ambon dengan luas wilayah 298.61 km² k. Kota Tual dengan luas wilayah 254.39 km² Dari data di atas, maka Kabupaten dengan luas wilayah terbesar adalah Kepulauan Aru dan Kabupaten dengan luas wilayah terkecil adalah Kabupaten Maluku Tenggara, sedangkan Kota dengan luas wilayah terbesar adalah Kota Ambon dan Kota dengan luas wilayah terkecil adalah Kota Tual. B. Ketenagakerjaan Provinsi Maluku Jumlah penduduk Provinsi Maluku tahun 2010 mencapai 1.475.070 jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,14% jumlah tersebut mendiami wilayah seluas 54.185 km2, yang tersebar di 9 Kabupaten dan 2 Kota se Provinsi Maluku dengan kepadatan penduduk 27 jiwa per km2. Dari sisi tenaga kerja, jumlah angkatan kerja di Provinsi Maluku pada Tahun 20010 mencapai 596.030 orang, yang bekerja sebanyak 533.015 orang (89,43%) dan sisanya yaitu 10,57% merupakan pencari kerja. Apabila dibedakan menurut lapangan pekerja utama, maka persentase terbesar penduduk Provinsi Maluku bekerja pada Sektor Pertanian yaitu sebesar 56,28%, kemudian Sektor Jasa dan Sektor Perdagangan masing-masing sebesar 13,57% dan 12,63%.

56 C. Kondisi Perekonomian Provinsi Maluku Secara makro ekonomi, kondisi perekonomian Maluku cenderung membaik setiap tahunnya. Salah satu indikatornya antara lain, adanya peningkatan nilai PDRB. Kondisi perekonomian Provinsi Maluku dalam kurun waktu 2010-2014 mengalami pertumbuhan rata-rata 5,18% selama kurun waktu tersebut, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Maluku menunjukan peningkatan secara konsisten. PDRB Provinsi Maluku tahun 2010 atas dasar harga konstan adalah Rp. 3,99 triliyun. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB Provinsi Maluku selama lima tahun terakhir, dengan nilai kontribusi rata-rata per tahun 32,56%. Kondisi geografis Provinsi Maluku bila dilihat dari sisi strategis peluang investasi bisnis dapat diprediksi bahwa sumber daya alam di sektor perikanan dan kelautan dapat dijadikan primadona bisnis di Maluku, selain sektor lainnya seperti pertanian sub sektor peternakan dan perkebunan, sektor perdagangan dan sektor parawisata serta sektor jasa yang seluruhnya memiliki nilai jual dan potensi bisnis yang cukup tinggi D. Potensi-potensi Sumber Daya di Provinsi Maluku Luas sumber daya darat di Maluku adalah sebesar 54.185 km2, dengan potensi sumber daya hutan : a. Hutan Konvesrsi : 475.433 Ha b. Hutan Lindung : 774.618 Ha

57 c. Hutan Produksi Terbatas : 865.947 Ha d. Hutan Produksi Tetap : 908.702 Ha Adapun daerah penghasilan tambang dan mineral di Provinsi Maluku : a. Emas : Pulau Buru, Wetar, Ambon, Haruku dan Pulau Romang b. Mercuri : Pulau Damar c. Perak : Pulau Romang d. Logam Dasar : Pulau Haruku dan Nusa laut e. Kuarsa : Pulau Buru f. Minyak Bumi : Bula (Pulau Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan cadangan minyak di Maluku Barat Daya g. Manggan : Laut Banda Provinsi Maluku di tetapkan oleh Mentri KKP (Fadel Mohammad) sebagai Lumbung Ikan Nasional 2030 sejak digelarnya Sail Banda 2010. Maluku merupakan kepulauan bahari terbesar di wilayah Nusantara memang layak dijadikan lumbung ikan nasional karena potensi perikanan yang luar biasa banyaknya disertai laut yang kaya dan masih terjaga dari campur tangan manusia. berikut : Sumber daya perairaan 658.294,69 km2 dengan potensi sebagai - Laut Banda : 277.890 ton/tahun - Laut arafura : 771.500 ton/tahun

58 - Laut Seram : 590.640 ton/tahun Berbagai jenis ikan yang ditangkap dan terdapat di Maluku antara lain: ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi. Sementara untuk potensi budidaya laut yang penyebarannya terdapat pada Laut Seram, Manipa, Buru, Kep. Aru, Kep. Kei, Yamdena pulau-pulau terselatan dan wetar adalah kakap putih, kerapu, rumput laut, tiram, mutiara, teripang, lobster dan kerang-kerangan. Untuk potensi budidaya payau adalah bandeng dan udang windu. E. Perkembangan Variabel Penelitian 1. Perkembangan Investasi di Provinsi Maluku Provinsi Maluku merupakan daerah kepulauan yang terdiri darri pulau-pulau besar dan kecil, dengan bentangan laut yang sangat luas menyimpan kekayaaan berbagai jenis biota, serta daratan yang menyimpan kekayaan sumberdaya alam berlimpah. Namun sebagian besar dari sumberdaya tersebut belum tersentuh dan belum dimanfaaatkan secara optimal. Rendahnya realisasi investasi disebabkan karena beberapa kendala yang merupakan hambatan, antara lain kondisi geografis daerah yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi, terbatas dan belum memadai infrastruktur pendukung kegiatan investasi, terbatasnya kualitas sumberdaya manusia, sulitnya memperoleh lahan disebabkan karena status kawasan hutan di Kabupaten/Kota, terbatasnya pasokan listrik untuk kegiatan investasi dan

59 socio-culture masyarakat setempat yang belum menerimamasuknya investasi, sebagai akibat dari kurangnya sosialisasi tentang pentingnya investasi dalam menciptakan lapangan pekerjaan Untuk mengatasi kendala yang menjadi hambatan investasi, maka kebijakan yang dibentuk oleh Pemda, antara lainadalah percepatan pembangunan dan penyiapan infrastruktur penunjang kegiatan investasi, menciptakan iklim investasi dan usaha yang lebih kondusif di daerah, memberikan pelayanan perijinan penanaman satu pintu, mengembangkan sumberdaya manusia, baik pelaku pemerintah maupun pelaku usaha daerah, melaksanakan efektifitas kegiatan pelaksanaan promosi investasi dalam dan luar negeri, pelayanan informasi melalui internet, sosialisasi kepada masyarakat, meningkatkan pengendalian dan pengawasan penanaman modal di daerah, serta meningkatkan kualitas data dan informasi penanaman modal di daerah. Tabel 4.1 Perkembangan Investasi Tahun Formal Investasi Non formal 2010 49.496.693 19.829.728 2011 48.508.093 19.302.078 2012 47.694.393 18.814.078 2013 46.090.393 18.146.078 2014 46.244.393 17.951.078 Sumber : BPS Maluku Dalam Angka

60 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Perkembangan Investasi di Provinsi Maluku secara Formal tahun 2011 perkembangan formal mengalami kenaikan sebesar 0,01 % dari tahun 2010. Lain halnya dengan perkembangan perusahaan pada sektor non formal, pada tabel di atas dapat dilihat adanya persentase atau jumlah yang tinggi pada tahun 2010 dan nilai terendah pada tahun 2013. Lain halnya pada perkembangan sektor Informal, pada table diatas dapat dilihat adanya persentase/ jumlah yang tinggi pada Tahun 2010. Nilai perkembangan perusahan terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu senilai 0,71 %. 2. Perkembangan Tingkat Upah di Provinsi Maluku Upah minimum berlaku bagi setiap pekerja lajang, non skill, yang berstatus ttidak tetap, tetap, harian lepas, masih dalam masa percobaan, jabatan terendah dan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun. Bagi para pekerja diluar ketentuan di atas besarnya upah harus lebih tinggi dari Upah Minimum disesuaikan dengan struktur dan skala upah yang sesuai dan berlaku. Tabel 4.2 Perkembangan Tingkat Upah Tahun Tingkat Upah 2010 Rp. 840,000 2011 Rp. 900.000 2012 Rp.975.000

61 Tahun Tingkat Upah 2013 Rp.1.275.000 2014 Rp.1.415.000 Sumber : BPS Maluku Dalam Angka Dari tabel diatas adapat dilihat tingkat upah tahun 2010 hingga 2014 provinsi Maluku. Tingkat Upah pada setiap Kabupaten/Kota memiliki Perbedaan yang cukup signifikan. Pada Tahun 2010 Tingkat Upah Provinsi Maluku sebesar 840.000 dan meningkat 0,88 % pada Tahun 2011 hingga 2014. Dari table di atas dapat dilihat Tingkat Upah tahun 2010 hingga 2014 Provinsi Maluku yang di tetapkan Oleh Guburnur Maluku. Tingkat upah pada setiap Kabupaten Kota memiliki perbedaan yang cukup signifikan, hal ini disebabkan karena kebutuhan setiap kabupaten yang berbeda-beda. 3. Perkembangan Inflasi di Provinsi Maluku Dalam ekonomi, inflasi adalah meningkatnya harga-harga secara terus menerus. Tingkat inflasi diukur dengan perubahan dalam indeks harga konsumen. Di Maluku inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi akan menyebabkan produksi turun dan penawaran total (aggregate supply) berkurang yang pada akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga. Kenaikan biaya produksi dapat berasal dari kenaikan bahan baku industri, perjuangan serikat buruh yang berhasil menuntut kenaikan upah dan lain-lain. Kenaikan biaya produksi pada gilirannya akan menaikan harga dan turunnya produksi

62 Tabel 4.3 Perkembangan Inflasi Provinsi Maluku Tahun Inflasi 2010 8,78 2011 2,85 2012 6,73 2013 8,81 2014 6,81 Sumber : Bank Indonesia Berdasarkan tabel diatas Inflasi paling tinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 8,81 % hal itu terjadi di karenakan pemerintah mengajukan kenaikan harga bahan bakar namun kegelisahan sosial dan oposisi politik di parlement menyebabkan peningkatan harga. Selain itu, fenomena tersebut dapat menyebabkan terciptanya biaya-biaya ekonomi, seperti biaya peminjaman yang lebih tinggi di Negara ini (Domestik dan Internasional) dibandingkan dengan Negara-negara berkembang lainnya. Selain itu, tingkat inflasi terendah terjadi pada tahun 2011 sebesar 2,85 %. 4. Perkembangan PDRB di Provinsi Maluku Kinerja pertumbuhan ekonomi daerah yang diukur dari besarnya PDRB per kapita di maluku selama kurun waktu 2010-2012 cenderung meningkat, yang menunjukan meningkatnya tingkat kesejahteraan di Provinsi Maluku walaupun masih jauh dari rata-rata Nasional pada periode tersebut. Jika pada tahun 2010 rasio anatara PDRB per kapita Maluku dan PDB Nasional sebesar 41,53 persen, maka pada tahun 2014 rasionya meningkat

63 menjadi 45,12 persen. Apabila pertumbuhan penduduk antar provinsi tidak terlalu berbeda jauh, ini menunjukan kinerja rata-rata provinsi lain berkembang lebih pesat dari Maluku. Tantangan yang di hadapi pemerintah daerah adalah meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan landasan ekonomi daerah yang memperluas kesempatan kerja dan mempercepat peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Tabel 4.4 Perkembangan PDRB Tahun Kabupaten 2010 2011 2012 2013 2014 Maluku Tenggara Barat 9,27 9,84 10,46 10,91 11,47 Maluku Tenggara 12,04 12,71 13,53 14,29 15,13 Maluku Tengah 9,73 10,20 10,87 11,32 12,03 Buru 8,74 8,93 9,11 9,22 9,49 Kep. Aru 15,93 16,50 17,51 18,26 19,24 Seram Bagian Barat 7,21 7,58 8,02 8,35 8,82 Seram Bagian Timur 13,25 14,12 14,42 14,63 15,60 Maluku Barat Daya 8,55 9,03 9,63 10,15 11,66 Kabupaten Buru Selatan 9,93 10,18 10,52 10,87 11,35 Kota Ambon 17,71 18,17 18,86 19,17 19,50 Kota Tual 15,03 15,45 16,19 16,63 17,18 Sumber : BPS Maluku Dalam Angka Dari table diatas, dapat dilihat adanya perbedaan nilai PDRB dari masing-masing Kabupaten yang ada di Provinsi Maluku nilai terbesar terdapat pada Kota Ambon, hal ini disebabkan karena tingkat produktifitas yang tinggi, dan Kota Ambon merupakan Ibu Kota Provinsi.

64 Dari table diatas dapat dilihat bahwa perkembangan jumlah PDRB lebih sering mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan adanya tingkat produktifitas masyarakat di Kepulauan Maluku yang semakin hari semakin bertambah.