BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. usaha yang dapat mendorong membangkitkan, mengembangkan dan membina

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. sehingga dengan mempelajari taekwondo, pikiran, jiwa dan raga kita secara

I. PENDAHULUAN. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang berakar pada tradisi dan

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

BAB II KAJIAN TEORITIS. lambang IPSI. Ketiga trisula melambangkan unsur seni, beladiri dan olahraga dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

2015 PENGARUH LATIHAN BARBELL LUNGES D AN D UMBELL ONE-ARM SHOULD ERS PRESS TERHAD AP HASIL TOLAK PELURU

BAB I PENDAHULUAN. sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi (Noya, 1983 : 5).

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Permainan sepakbola yang searah dengan filosofi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

METODE MELATIH TEKNIK DAN TAKTIK DALAM PENCAK SILAT. Oleh: Awan Hariono

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk meningkatkan keterampilan (kemahiran) dalam berolahraga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan. Didalam hidup manusia dituntut untuk dapat menjaga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. olahraga prestasi yang dipertandingkan baik di tingkat nasional maupun

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang sangat digemari. masyarakat, di desa maupun di kota sering kali dijumpai orang yang

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

KONTRIBUSI POWERTUNGKAI DAN KEKUATAN LENGAN TERHADAP HASIL TEKNIK ANGKATAN SATU KAKI PADA CABANG OLAHRAGA GULAT

2016 PERBAND INGAN LATIHAN LARI UPHILL D AN LARI D OWNHILL TERHAD AP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PAD A ATLET FUTSAL

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dijadikan sebagai sarana atau media untuk berekreasi, mata pencaharian, pendidikan, kesehatan,

Makalah Penjaskes Pencak Silat

BAB I PENDAHULUAN. badan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Manusia sadar dengan

(Wulanda Paulutu, Risna Podungge, Syarif Hidayat)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. terarah dan berkesinambungan. Karate adalah satu dari sekian banyak olahraga

BAB I PENDAHULUAN. yang lemah dan pada keduanya ada kebaikan, sebagai seorang muslim wajib

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

TINJAUAN KEMAMPUAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMAL (VO2 MAX) ATLET PENCAK SILAT PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) SUMATERA BARAT TAHUN 2015 JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang sepak bola bagi sebahagian orang tidak hanya

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

2015 PENGARUH LATIHAN SQUAT D AN LATIHAN PNF TERHAD AP HASIL SMASH KED ENG PAD A PERMAINAN SEPAKTAKRAW

B. Kategori Tunggal Kategori yg menampilkan seorang Pesilat memperagakan kemahirannya dalam Jurus Tunggal Baku secara benar, tepat dan mantap, penuh

BAB I PENDAHULUAN. internasional dan membangkitkan rasa kebangaan nasional. Pendidikan

meningkatkan prestasi dalam pertandingan kumite dan kata. Kata adalah jurus

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Heri Muhammad Saefullah, 2013

35-46 HUBUNGAN KELENTUKAN DENGAN KEMAMPUAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT BINAAN DISPORA ACEH (PPLP DAN DIKLAT) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan

Disusun oleh : Rihandoyo A BAB I PENDAHULAUAN. A. Latar Belakang. Atlet-atlet juara yang mampu memperoleh prestasi tertinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola (SSB) di berbagai daerah yang merupakan wujud perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB I PENDAHULUAN. diyakini oleh para pakar dan pendekarnya pencak silat.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencak silat merupakan cabang olahraga yang menuntut berbagai bentuk gerakan. Untuk dapat melakukan gerakan pada olahraga pencak silat seperti gerakan pukulan, hindaran dan tendangan dibutuhkan kondisi otot yang kuat. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan fleksibilitas persendian tubuh, karena hampir semua gerakan dalam olahraga sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat. Iskandar (1992 : 23 ) mengungkapkan pencak silat adalah beladiri tradisional indonesia yang berakar dari budaya melayu dan bisa di temukan hampir di wilayah seluruh Indonesia. Dan setiap daerah memiliki kekhasan ciri geraknya sendiri-sendiri. Penampilan seorang pesilat dituntut untuk menguasai teknik dasar yang memegang peranan seperti yang dikemukakan Iskandar (1992 : 69 ) a) langkah dan pola langkah, b) sikap pasng pengembangannya, c) teknik elakan, d) teknik serangan, e) teknik jatihan, dan f) teknik kuncian. Gerak dalam pencak silat adalah gerakan yang terencana, terarah, terkoordinasi dan terkendali yang mempunyai empat aspek yang merupakan sebagai satu kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek bela diri, aspek olahraga dan aspek seni budaya. Selain itu untuk memungkinkan pesilat mencapai prestasi, latihan fisik, teknik, taktik, dan mental juga adalah aspek yang sangat perlu diberikan kepada pesilat. 1

2 Dalam pertandingan pencak silat kategori yang dipertandingkan adalah kategori tanding, kategori tunggal, kategori ganda dan kategori regu. Namun kategori yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah kategori tanding. Kategori tanding adalah kategori yang menampilkan dua pesilat dari kubu yang berbeda. Keduanya saling berhadapan menggunakan unsur gerakan pembelaan dan serangan, yaitu ; melakukan serangan (pukulan,tendangan, sikuan, sapuan dan sirkelan), tangkisan, elakan, dan jatuhan. Gugun A.G (2007 :14) dalam pertandingan pencak silat pemain dilangsungkan 3 babak, setiap babak waktunya 2 menit diantara babak satu dan yang lain terdapat waktu istirahat 1 menit. Melihat pentingnya prestasi olahraga untuk mengharumkan nama daerah, negara, utamanya di tingkat pelajar, maka beberapa klub olahraga atau bahkan di sekolah-sekolah membuka cabang perguruan pencak silat khususnya Perguruan Pencak Silat Teratai Suci Indonesia (PPSTSI) Kabupaten Samosir. Perguruan ini telah dibuka sejak 19 Agustus 1994 di Pangururan (ujar bpk Parman Sinurat sebagai Pelatih perguruan). Berdasarkan informasi, observasi/wawancara yang diperoleh dari pelatih pencak silat perguruan PPSTSI yang bernama Drs.Parman Sinurat. Atlet yang dilatih pada saat ini, kecepatan tendangannya masih sangat kurang. Hal ini disebabkan masih lemahnya kemampuan dalam melakukan tendangan pada pesilat remaja perguruan PPSTSI. Itu dapat dilihat dari latihan menendang yang dilakukan. Ketika melakukan latihan tendangan yang dilakukan tidak akurat dan tidak cepat mengenai sasaran. Ketika peneliti melakukan latihan bersama dengan pesilat remaja perguruan PPSTSI Kabupaten Samosir, ada

3 beberapa hal yang lebih mempengaruhi kurangnya kemampuan kecepatan tendangan yang dilakukan oleh pesilat tersebut. Yakni keseimbangan badan ketika melakukan tendangan tidak stabil, putaran pinggang ditahan atau kurangnya kelenturan pada pinggang, anatomi tubuh saat melakukan tendangan sabit, putaran pada tumpuan kaki saat melakukan tendangan, yang mengakibatkan tendangan yang dilakukan menjadi lambat dan mudah di tangkap oleh lawan. Menurut Johansyah Lubis (2014 : 61) serangan dengan kaki atau tendangan yang dinilai adalah serangan yang masuk pada sasaran (body) menggunakan teknik serangan dengan kaki atau tendangan yang bertenaga, cepat dan tepat, tidak disertai tangkapan/pegangan, dan tanpa terhalang oleh tangkisan atau elakan. Melihat model latihan yang monoton dilakukan, yaitu latihan menendang paching bad, dan latihan tendangan tanpa sasaran, dan bentuk latihan itu dilakukan berkali-kali hingga menimbulkan kebosanan pada pesilat, peneliti tertarik untuk memberikan bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan kecepatan tendangan yakni melakukan latihan di pantai yang meliputi sprint pendek di landasan pasir, lari di air kedalaman 1 meter. Untuk mendapatkan tendangan yang tepat dan cepat diperlukan kondisi fisik yang mengarah kepada pelaksanaan teknik tersebut. Diantaranya adalah power yang dapat menunjang pelaksanaan teknik tendangan pada pertandingan pencak silat. Untuk itu latihan yang akan diterapkan oleh peneliti adalah latihan di pantai yang meliputi latihan sprint di landasan pasir dan latihan lari di dalam air. Dengan latihan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kecepatan

4 tendangan dalam pencak silat. Untuk mencapai kemampuan kecepatan tendangan yang cepat dan tepat mengenai sasaran, diperlukan kondisi fisik yang mendukung keterampilan dalam melakukan tendangan maka sangan diperlukan mengetahui sistem energi danpower otot tungkai. Dalam hal ini, latihan yang dilakukan harus mampu mengembangkan kekuatan otot, terutama otot tungkai. Adapun otot-otot yang perlu dikembangkan adalah otot-otot paha bagian depan yaitu sartorius,tensor fasciae latae, adductor, longus, rectus femoris, vastus laterralis dan vastus medialis, serta otot-otot paha bagian belakang yaitu semitendinosus, semimembranosus, bicep femoriis, adductor magnus dan adductor brevis.otot-otot paha tersebut merupakan penggerak anggota gerak tubuh bagian bawah terutama untuk melakukan tendangan dalam olahraga pencak silat. Kondisi fisik yang maksimal dan produktif untuk mencapai gerakan secara maksimal dibutuhkan program latihan yang dapat mempengaruhi seseorang dalam melakukan koordinasi gerak yang baik. Menurut Harsono (1988:153) kondisi fisik yang dimaksud ialah kemampuan, kekuatan, kelenturan, stamina, kecepatan dan lain-lain komponen kondisi fisik dan hal ini juga tidak terlepas dari teknik dan taktik dalam pencak silat.disamping harus menguasai teknik pencak silat secara baik dan benar harus pula didukung oleh kesegaran jasmani dan kondisi fisik yang baik. Karena serangan yang sah dalam pencak silat adalah serangan yang bertenaga, serangan tepat pada sasaran (body), dan tidak terhalang oleh tangkisan atau tepisan.

5 Pengetahuan tentang sistem energi sangat diperlukan untuk menentukan metode, bentuk dan materi latihan yang akan diterapkan dalam proses berlatih melatih. Kesalahan dalam mamprediksikan sistem energi yang dominan pada cabang olagraga pencak silat akan mengakibatkan dampak negatif terhadap keberhasilan atlet dalam meraih prestasi puncak. Untuk itu sistem energi (ATP- PC) sangat penting bagi olahraga yang membutuhkan kecepatan dan power, serta membutuhkan waktu yang sangat singkat dalam pelaksanaannya. Tanpa sistem posfagen, kecepatan dan daya ledak (power) tidak dapat dilaksanakan, karena kegiatan semacam ini memerlukan suplai ATP yang cepat. Sistem posfagen menggambarkan penyediaan ATP yang paling cepat untuk dipergunakan oleh otot (Junusul Hairy, 1989:76). Secara relatif sistem aerobik dan anaerobik ikut mendukung pengeluaran seluruh energi. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka diperoleh gambaran tentang permasalahan yang dihadapi. Dalam penelitian ini masalah yang diteliti dapat diidentifikasi sebagai berikut :Apakah dengan unsur-unsur fisik yang baik dapat mempengaruhi kemampuan kecepatan tendangan dalam pencak silat? Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kemampuan kecepatan tendangan dalam pencak silat? Bagaimana cara meningkatkan kemampuan kecepatan tendangan dalam pencak silat? Adakah pengaruh latihan di pantai yakni latihan sprint di landasan pasirdan lari di dalam air terhadap peningkatan kemampuan kecepatan tendangan dalam pencak silat?

6 C. Pembatasan Masalah Dari sekian banyak masalah yang ada dan untuk mempermudah peneliti dalam menjalankan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan di teliti. Adapun masalah yang akan diteliti ialah tentang pengaruh latihan di pantai terhadap peningkatan kemampuan kecepatan tendangan sabit pada pesilat remaja Perguruan Pencak Silat Teratai Suci Indonesia Kabupaten Samosir Tahun 2016. D. Rumusan Masalah Masalah yang akan diteliti dalam hal ini dapat di rumuskan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh dari latihan yang di lakukan di pantai terhadap peningkatan kemampuan kecepatan tendangan sabit pada kaki kanan pada pesilat remaja putra Perguruan Pencak Silat Teratai Suci Indonesia Kabupaten Samosir tahun 2016? 2. Apakah ada pengaruh dari latihan yang di lakukan di pantai terhadap peningkatan kemampuan kecepatan tendangan sabit padakaki kiri pada pesilat remaja putra Perguruan Pencak Silat Teratai Suci Indonesia Kabupaten Samosir tahun 2016? 3. Apakah ada perbedaan pengaruh dari latihan yang di lakukan di air pantai terhadap peningkatan kemampuan kecepatan tendangan sabit antara kaki kanan dengan kaki kiri pada pesilat remaja putra Perguruan Pencak Silat Teratai Suci Indonesia Kabupaten Samosir tahun 2016?

7 E. Tujuan Penelitian Ada pun tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui sejauh mana pengaruh latihan yang di lakukan di pantai terhadap peningkatan kemampuan kecepatan tendangan sabit kaki kanan pada pesilat remaja putra Perguruan Pencak Silat Teratai Suci Indonesia Kabupaten Samosir tahun 2016. 2. Mengetahui sejauh mana pengaruh latihan yang di lakukan di pantai terhadap peningkatan kemampuan kecepatan tendangan sabit kaki kiri pada pesilat remaja putra Perguruan Pencak Silat Teratai Suci Indonesia Kabupaten Samosir tahun 2016. 3. Mengetahui sejauh mana perbedaan pengaruh latihan yang di lakukan di air pantai terhadap peningkatan kemampuan kecepatan tendangan sabit antara kaki kanan dengan kaki kiripada pesilat remaja putra Perguruan Pencak Silat Teratai Suci Indonesia Kabupaten Samosir tahun 2016. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi pelatih dan pembina olahraga. Ada pun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai kontrol bagi para pesilat di dalam menjalankan program latihan yang benar, khususnya untuk meningkatkan kemampuan kecepatan tendangan. 2. Memperkaya ilmu pengetahuan tentang olahraga khususnya tendangan sabit dalam olahraga bela diri pencak silat. 3. Memberi kontribusi bagi kemajuan pembinaan dan meningkatkan prestasi cabang olahraga khususnya pencak silat.

8 4. Bagi peneliti dapat memperkaya wawasan ilmu pengetahuan keolahragaan 5. Sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti untuk melakukan penelitian berikutnya supaya lebih baik. 6. Diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pelatih dalam upaya peningkatan kemampuan kecepatan tendangan sabit.