BAB I PENDAHULUAN. dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat. World health organisation

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. 1,2 Hiperglikemia merupakan

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh pemberian ekstrak etanol daun salam terhadap kadar GDS. absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2).

BAB I PENDAHULUAN. Badan Federasi Diabetes Internasional (IDF) memperkirakan

BAB VI PEMBAHASAN. salam dapat menurunkan ekspresi kolagen mesangial tikus Sprague dawley DM.

BAB VI PEMBAHASAN Pengaruh Ekstrak Daun Salam Terhadap Kadar Glukosa Darah

HASIL PENELITIAN Penentuan waktu hewan coba mencapai DM setelah induksi STZ. Kriteria hewan coba mencapai DM adalah apabila kadar GDS 200

Pemberian Ekstrak Etanol Daun Salam Untuk Menurunkan Ekspresi Laminin Mesangial Tikus Sprague Dawley DM

BAB I PENDAHULUAN. meningkat menjadi 300 juta. Jumlah tertinggi penderita diabetes mellitus terdapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jumlah penderita diabetes mellitus (DM) di Indonesia menurut World Health

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary / uji pendahuluan dan proses penelitian ini telah

BAB V HASIL PENELITIAN. Study preliminary dalam penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium

BAB V HASIL PENELITIAN. penelitian ini dilakukan studi preelimenery dengan mengunakan hewan coba yang

BAB I PENDAHULUAN. ketidakmampuan sel tubuh yang memiliki reseptor insulin untuk mengoksidasi

I. PENDAHULUAN. semakin meningkat. Prevalensi DM global pada tahun 2012 adalah 371 juta dan

BAB I PENDAHULUAN. Transisi epidemiologi yang terjadi di dunia saat ini telah mengakibatkan UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus adalah penyakit tidak menular yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya (American Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel mesangial glomerulus bersama dengan matriks disekitarnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

Suharmiati Betty Roosihermiatie Pusat Humaniora, Kebijakan Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Jl. Indrapura 17 Surabaya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

setelah India, China, Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 2000 jumlah penderita Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 8,4 juta.

BAB I PENDAHULUAN. seperti kurang berolahraga dan pola makan yang tidak sehat dan berlebihan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association (ADA), diabetes melitus (DM)

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi di seluruh dunia oleh World Health Organization (WHO) dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik secara mutlak maupun relatif (Schoenfelder, et al., 2006). Terapi insulin dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi minuman ini. Secara nasional, prevalensi penduduk laki-laki yang

Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, diperoleh bahwa penyebab kematian akibat DM pada kelompok usia tahun di daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit degeneratif yang merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1 (kurangnya sekresi insulin) dan tipe 2 (gabungan antara resistensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Transplantasi ginjal merupakan pilihan pengobatan untuk pasien yang

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2007 menjadi 2,1 pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013). Hasil riset tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, termasuk di bidang kedokteran, salah satunya adalah ilmu Anti Aging

Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan. menggunakan pendekatan post test only control group design.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pankreas tidak lagi memproduksi insulin atau ketika sel-sel tubuh resisten

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. DM yaitu DM tipe-1 dan DM tipe-2. Diabetes tipe-1 terutama disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. progresif, ditandai dengan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) terus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diabetes melitus (DM) tipe 1 atau Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experiment menggunakan pendekatan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian true experimental dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data yang diterbitkan dalam jurnal Diabetes Care oleh

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan masyarakat dunia termasuk Indonesia (global epidemic). World

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Diabetes melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang terjadi secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

2016 PENGARUH PEMBERIAN SIMPLISIA DAUN SIMPUR

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODA PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Ekstraksi dan Penapisan Fitokimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. intervensi), Kelompok II sebagai kontrol positif (diinduksi STZ+NA),

BAB I PENDAHULUAN. diderita. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperlambat penuaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu penyakit kronis yang ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. glukosa darah tinggi (hiperglikemia) yang diakibatkan adanya gangguan pada sekresi

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan utama diseluruh dunia dengan prevalensi yang semakin meningkat. World health organisation (WHO) menyatakan lebih dari 180 juta orang diseluruh dunia menderita DM dan secara global menunjukkan adanya peningkatan yaitu 366 juta orang akan menderita DM pada tahun 2030. 1 DM merupakan gangguan metabolik kronik, progresif dengan hiperglikemia sebagai tanda utama karena kekurangan insulin secara absolut (DM tipe 1) atau secara relatif (DM tipe 2). 2 Diagnosa DM ditegakkan jika memenuhi salah satu kriteria sebagai berikut yaitu kadar gula puasa 126 mg/dl (7,0 mmol/l), gula darah sewaktu 200 mg/dl serta adanya gejala khas DM yaitu polifagi, polidipsi, poliuri, penurunan berat badan. 3 DM berpengaruh pada sistem tubuh karena gangguan metabolisme yang disebabkan oleh hiperglikemi. 3 DM penyumbang utama angka kejadian morbiditas dan mortalitas dalam masyarakat. 4 DM menyebabkan komplikasi diantaranya penyakit peripheral arteri, cronic heart failure (CHF), stroke, retinopaty, cronic renal failure (CRF) serta neuropathy yang menyebabkan ulkus pada kaki dan amputasi pada ekstremitas bawah. 5 Penelitian DM secara in vitro menunjukkan adanya perubahan struktur sel mesangial diabetes. Kondisi glukosa yang tinggi mengakibatkan mesangium mengalami pembesaran, tercermin pada peningkatan produksi extracellular

2 matrix (ECM) oleh sel mesangial. 6 Studi laboratorium menunjukkan peningkatan kadar glukosa dalam sel mesangial dan sel tubulus menyebabkan peningkatan secara signifikan sintesis dan akumulasi komponen ECM seperti kolagen tipe IV, laminin, fibronektin dan proteoglikan. 7 Penebalan glomerular basement membrane (GBM) dan peningkatan komponen ECM terjadi pada jangka pendek DM yang disebabkan karena adanya gangguan keseimbangan antara peningkatan produksi atau penurunan serta perlekatan komponen ECM, penelitian lain menyatakan perubahan ECM pada kadar glukosa yang tinggi tidak dapat diobservasi sebelum 2 minggu. 8,9 Keseimbangan antara sintesis dan degradasi ECM merupakan syarat untuk mempertahankan integritas struktural dan fungsional glomerulus. 10 Ekspansi sel mesangial pada tahap lanjut menghilangkan lumen kapiler glomerulus dan permukaan filtrasi sehingga menyebabkan terjadinya penurunan fungsi glomerulus. 9 Kadar glukosa dan glukosamin meningkatkan sintesis laminin. Penelitian terhadap pengaruh kadar glukosa dan glukosami yang tinggi terhadap sintesis laminin dan aktivitas PKC dan PKA menunjukkan terjadi peningkatan sintesis laminin pada sel mesangial dalam waktu 48 jam, hal ini sesuai dengan hasil studi imunoflorescence yang menunjukkan terjadinya akumulasi laminin dan kolagen tipe IV pada mesangial glomerulus dan dinding kapiler pada tikus diabetes, terjadinya perubahan biosintesis laminin dan kolagen tipe IV berperan terhadap berkurangnya selektifitas permeabilitas glomerular pada hewan coba DM. 7,8

3 Mekanisme glukosa meningkatkan produksi ECM disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya formasi advanced glycosylation end products (AGEs), aktivasi protein kinase C (PKC), peningkatan produksi transforming growth factor-β (TGF-β), jalur JNK/NF-κB/NADPH oksidase/reactive oxygen species (ROS), angiotensin II serta hexosamine biosynthesis pathway (HPB). 6,7,8,11 Glukosa tinggi menyebabkan produksi ROS pada sel mesangial melalui aktivasi NADPH oksidase dan metabolisme mitokondria. NADPH oksidase adalah turunan dari ROS yang merupakan sumber oksidan utama pada sel ginjal yang menyebabkan proliferasi sel mesangial. 11 ROS mempercepat empat mekanisme molekuler penting yang terlibat dalam kerusakan jaringan oksidatif yang disebabkan oleh hiperglikemia. Keempat jalur tersebut adalah peningkatan AGEs, peningkatan jalur hexosamine, aktivasi protein kinase C dan peningkatan jalur poliol. 12 Studi kultur sel dan model hewan diabetes menunjukkan penghambatan generasi ROS mencegah amplifikasi sinyal ekspresi gen yang menyebabkan komplikasi vaskular. Pencegahan atau menurunkan produksi ROS dapat menghentikan kerusakan organ mikro dan makrovaskular pada awal DM termasuk nefropati, retinopati, dan aterosklerosis pembuluh darah besar. 13 Perhatian sekarang beralih pada pengembangan antioksidan yang lebih efektif serta dapat digunakan dalam uji klinis pencegahan dan pengobatan komplikasi DM. Antioksidan merupakan zat yang menghambat oksidasi dan menjaga tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas. Antioksidan dapat

4 dikategorikan sebagai antioksidan alami atau buatan. Antioksidan buatan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan meningkatkan bioavailabilitas dan farmakokinetik. 13,14 Flavonoid digambarkan sebagai properti yang paling berguna, dimana hampir semua kelompok flavonoid mempunyai kemampuan sebagai antioksidan. Flavonoid mempunyai efek yang paling kuat melindungi tubuh terhadap ROS serta mampu mencegah cedera akibat radikal bebas melalui berbagai cara salah satunya melalui cara langsung dengan scavening radikal bebas. 14 Daun salam atau (Wight) Walp atau Eugenia polyantha banyak tumbuh dan mudah diperoleh di Indonesia, digunakan sebagai rempah-rempah karena cita rasanya, dimanfaatkan sebagai pelengkap bumbu masak dan dikenal secara tradisional dapat menurunkan kadar kolesterol, diare, hipertensi dan DM. Analisis fitokimia menunjukkan ekstrak etanol daun salam (EEDS) mengandung alkaloid, karbohidrat, tanin, steroid, triterpenoid dan flavonoid serta saponin pada buah salam. Penelitian membuktikan daun salam mempunyai kandungan flavonoid 65,2+1,83 mgce/gram dan mempunyai aktivitas antiradikal. 15,16,17 Hasil penelitian menunjukkan flavonoid sebagai salah satu kelompok senyawa fenolik yang memiliki sifat antioksidatif serta berperan dalam mencegah kerusakan sel dan komponen selularnya oleh radikal bebas reaktif. Bentuk senyawa flavonoid yang berkontribusi sebagai antioksidan adalah gallic acid, eugenol, kaemferol dan quercetin. 15 Hasil uji antioksidan dengan metode difenilpikril hidrasil ( DPPH ) pada EEDS yaitu IC 50 = 89.627, konsentrasi

5 senyawa antioksidan yang terkandung dalam daun salam menyebabkan lebih dari 50% DPPH mengalami penurunan karakter radikal bebas lebih besar dari vitamin C yaitu IC 50 = 7.587 Hasil ekstrak campuran andrographis paniculata dan syzygium dapat menurunkan kadar gula darah puasa secara signifikan. 18 Penelitian lain melaporkan pemberian ekstrak daun salam pada penderita DM mampu menurunkan kadar gula darah serum secara signifikan sebesar 21-26%. 19 Penelitian tentang pengaruh pemberian Morinda citrifolia L terhadap ekspresi laminin mesangial menunjukkan salah satu kandungan dalam Morinda citrifolia L adalah flavonoid. Hasil penelitian menunjukkan ekspresi laminin setelah pemberian Morinda citrifolia L menurun pada kelompok perlakuan. 20 Daun salam mengandung flavonoid yang terdiri dari gallic acid, eugenol, kaemferol dan quercetin. Kandungan Morinda citrifolia L salah satunya adalah flavonoid. Daun salam mempunyai kandungan yang sama dengan Morinda citrifolia L yang dapat menurunkan ekspresi laminin mesangial. Berdasarkan hal tersebut apakah daun salam juga dapat menurunkan ekspresi laminin mesangial pada DM. Interaksi yang kompleks antara kerentangan beberapa gen dan genetik serta faktor lingkungan dan analisis genetik diabetes sulit dipahami pada manusia. Selain itu, penelitian diabetes pada manusia terhambat oleh pertimbangan etika karena stimulus penyakit tidak diperbolehkan pada manusia, sehingga hewan model diabetes sangat berguna pada studi biomedis karena hewan coba dapat memberikan wawasan baru pada manusia dengan DM. 21

6 Model hewan indrid, memiliki latar belakang faktor genetik yang homogen serta lingkungan yang dapat dikendalikan. Penggunaan tikus karena ukuran kecil, selang genetik pendek, pertimbangan ekonomi, selain itu hewan dengan diabetes memiliki karakteristik yang mirip dengan manusia. 21 Streptozotocin (STZ) digunakan untuk menginduksi DM dan perkembangannya yang ditandai dengan adanya komplikasi. Tikus resisten terhadap aksi aloxan karena tingkat stabilitas yang rendah, waktu paruh yang relatif pendek ( kurang dari 1 menit), serta sifat asam solusinya, selain itu angka kejadian ketosis dan kematian pada hewan coba yang diinduksi dengan aloksan tinggi, karena keterbatasan ini penggunaan aloksan saat ini hampir digantikan oleh streptozotocin pada hewan coba laboratorium. 21 Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui efek pemberian ekstrak etanol daun salam (EEDS) terhadap ekspresi laminin mesangial glomerulus tikus Sprague-dawley DM. 1.2. PERUMUSAN MASALAH Apakah ekspresi laminin mesangial pada tikus Sprague-dawley DM yang diberi EEDS lebih rendah dibandingkan dengan ekspresi laminin mesangial pada tikus Sprague-dawley DM yang tidak diberi EEDS.?

7 1.3. ORISINALITAS PENELITIAN Berikut adalah penelitian tentang daun Salam (SP ) yang pernah dilakukan. Tabel.1. Penelitian terkait pemanfaatan daun salam Penelitian Metode Dosis Variabel Hasil Bebas Terikat Suharmiati, Betty Roosihermiatie. Studi pemanfaatan dan keamanan kombinasi metformin dengan ekstrak campuran andrographis paniculata dan syzygium untuk pengobatan DM(Preliminary Study). BPPKK. 2012 January:110-20. Eksperime n disain pre-post test. Sampel sebanyak 30 penderita DM pria atau wanita berusia antara 40 40 tahun dengan kadar gula darah puasa antara 140 220 mg/dl. Pemberian metformin 500 mg pada pagi hari yang diminum 15 menit setelah makan serta 3 kali sehari masing-masing ekstrak herbal campuran Andrographis paniculata dan (1:1) seberat 700 mg Ekstrak herbal campuran Andrographis paniculata dan Kadar Gula darah Ekstrak campuran andrographis paniculata dan syzygium dapat menurunkan gula darah puasa secara signfikan Perumal S, et al. Potential Antiradical Activity and citotoxycity Assesment of Zizipus mauritiana and. Int J Pharmacol 2012;8(6): 535-41 Ekperiment al Daun dan kulit batang Zizipus mauritiana Dan S. dikeringkan pada udara dan digiling menjadi bubuk halus dan dimaserasi secara terpisah dengan rasio 10g bahan tanaman kelompok dalam 100 ml methanol Ekstrak Zizipus mauritiana dan ekstrak daun Total fenolik, flavonoid dan aktivitas antioksidan Ekstrak daun mengandung total fenolik 333,75+1,92 GAEg-1 dan flavonoid 65,2+1,83mgC Eg-1. Ekstrak daun mempunyai aktivitas antioksidan

8 Har LW, Ismail IS. Antioxidant activity, total phenolic and total Flavonoid of (wight) Walp Leaves. Int. J.Med Arom. Plants. 2012;2:219-28. Eksperime ntal HPLC dan LC-MS ekstraksi daun kering (1,5 kg) dilakukan dengan cara perendaman selama 24 jam dalam etanol (5L) disaring melalui lapisan Guaze dan daun itu kembali perendaman dengan metanol segar. Tahap ini diulang 3 kali dan filtrat contined terkonsentrasi dalam vakum pada 40 Ekstrak metanol daun salam Aktivitas antioksidan, total fenolik dan total flavonoid Ekstrak metanol daun salam menunjukkan aktivitas antioksidan. Mayor phenolic acid dalam ekstrak methanol daun salam adalah Gallic acid dan Caffeic Acid dan Quercetin sebagai mayor flavonoid. Khan A et al. Bay Leaves Improve Glucose and Lipid Profile of People with Type 2 Diabetes. J Clin Biochem. 2009 January; 44:52-6. Eksperime ntal (Uji Klinik). 40 Pasien Diabetes tipe 2 diintervens i dengan pemberian ekstrak kering daun salam dosis 1,2 dan 3 gram/hari selama 30 hari 40 Pasien Diabetes tipe 2 diintervensi dengan pemberian ekstrak kering daun salam dosis 1,2 dan 3 gram/hari selama 30 hari Ekstrak Daun salam Kadar glukosa serum dan Total kolesterol Ekstrak Daun salam menurunkan kadar glukosa serum dan total kolesterol Fithriana D. Pengaruh pemberian Morinda citrifolia L terhadap fungsi ginjal diabetes nefropati pada tikus Sprague Eksperime ntal the post test only control group design. Pemberian MC 10 mg/dl/hr, 20 mg/dl/hr, 40 mg/dl/hr, 80 mg/dl/hr. Ekstrak Morinda citrifolia L Kadar albumin urin, NO, ekspresi laminin mesangial Terdapat perbedaan kadar albumin urin, kadar NO dan ekspresi laminin mesangial antara

9 dawley yang diinduksi streptozotocin (STZ) kajian kadar albumin urin, NO, ekspresi laminin mesangial. Tesis magister ilmu biomedik FK Undip. 2011: 1-76. kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan. Orisinalitas dari penelitian ini adalah belum ada penelitian tentang variabel bebas EEDS dan variabel tergantung ekspresi laminin mesangial glomerulus pada tikus Sprague Dawley DM. Berdasarkan data penelitian tersebut perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan pemberian EEDS dapat menurunkan ekspresi laminin mesangial pada DM dengan menggunakan tikus Sprague Dawley DM. 1.4. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi ilmu pengetahuan Memberikan informasi untuk pengembangan IPTEK bidang kedokteran tentang manfaat EEDS sebagai obat alternatif untuk perbaikan fungsi ginjal DM yang dapat terlihat dari indikator ekspresi laminin mesangial. 2. Bagi masyarakat Memberikan informasi manfaat EEDS berdasarkan hasil penelitian ilmiah terhadap perbaikan fungsi ginjal DM yang dapat terlihat dari indikator ekspresi laminin mesangial.

10 3. Bagi peneliti lain Memberikan tambahan kajian ilmiah sebagai dasar penelitian lebih lanjut terhadap DM. 1.5. TUJUAN PENELITIAN 1.5.1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan membuktikan ekspresi laminin mesangial pada tikus Sprague-dawley DM yang diberi EEDS lebih rendah dibandingkan yang tidak diberi EEDS. 1.5.2. Tujuan Khusus 1. Mendeskripsikan ekspresi laminin mesangial pada tikus Spraguedawley DM yang diberi EEDS pada dosis bertingkat 2. Menganalisis perbedaan ekspresi laminin mesangial pada tikus Sprague-dawley DM yang diberi EEDS pada dosis bertingkat.