PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN MEKANISME PENYUSUNAN PERATURAN DESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 9 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN KELURAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 06 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 12 TAHUN 2001 PEMBENTUKAN, PEMECAHAN, PENGGABUNGAN, DAN PENGHAPUSAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KUANTAN SINGINGI NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 6 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 7 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INTISARI PP NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN OLEH : SADU WASISTIONO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 60 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR NOMOR 7 TAHUN 2009

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN DESA TEMUSAI, DAYANG SURI DAN SUAK MERAMBAI DI KECAMATAN BUNGARAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAMEKASAN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASER,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SELAYAR NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DI PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 8 TAHUN 2009

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 27 TAHUN 2006 TENTANG K E L U R A H A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

BUPATI PELALAWAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 9 TAHUN 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 10 TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

-2- Dengan Persetujuan Bersama

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 05 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DUSUN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN, DAN PENGGABUNGAN KELURAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 6 TAHUN 2007 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, PEMEKARAN, PENGHAPUSAN DAN/ATAU PENGGABUNGAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN DESA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN,

- 1 - MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 2 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KELURAHAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENATAAN DESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN SUPIORI DI PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 19 TAHUN 2006 SERI : E.12

PEMERINTAH KABUPATEN SINTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan fungsi pemerintahan, meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta memperpendek rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan, dipandang perlu diatur tentang pembentukan, penghapusan dan penggabungan Kecamatan; b. bahwa untuk mewujudkan maksud huruf a di atas dan mensinkronkan dengan perubahan peraturan perundangundangan, maka Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 04 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kecamatan perlu disesuaikan; c. bahwa berdasarkan huruf a dan b di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kecamatan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3902); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389); 3. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 1

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah dilakukan beberapa kali perubahan, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang perubahan ke dua atas Undang- undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggraaan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4503); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4825). Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI dan BUPATI KUANTAN SINGINGI MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Kuantan Singingi. 2. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban Daerah Otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan 2

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4 Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 5 Bupati adalah Bupati Kuantan Singingi. 6 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Badan Legislatif Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. 7 Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan Pemerintah di wilayah kerja kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan pemerintahan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, penyelenggaraan tugas umum pemerintahan. 8 Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah Kabupaten. 9 Pemerintah Kecamatan adalah Camat beserta Perangkat Kecamatan. 10 Pemerintahan Kecamatan adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kecamatan dan Lembaga Kemasyarakatan. 11 Pembentukan Kecamatan adalah penggabungan beberapa Kecamatan, atau bagian Kecamatan yang bersandingan, atau pemekaran dari satu Kecamatan menjadi dua Kecamatan atau lebih. 12 Penghapusan Kecamatan adalah tindakan meniadakan Kecamatan yang ada. 13 Penggabungan Kecamatan adalah penyatuan dua Kecamatan atau lebih menjadi Kecamatan baru. 14 Lingkungan adalah bagian dari wilayah di Kelurahan yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan pemerintahan. 15 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. 16 Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 17 Pemerintah Desa adalah Kepala Desa beserta Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 3

BAB II PEMBENTUKAN KECAMATAN Bagian Pertama Tujuan Pasal 2 Pembentukan Kecamatan bertujuan untuk melaksanakan fungsi pemerintahan, meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta memperpendek rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. Pasal 3 (1) Pembentukan Kecamatan dapat berupa pemekaran satu kecamatan menjadi dua kecamatan atau lebih, dan/atau penyatuan wilayah desa dan/atau kelurahan dari beberapa kecamatan menjadi kecamatan baru. (2) Pembentukan kecamatan dapat diusulkan berdasarkan inisiatif pemerintahan daerah kabupaten dan/atau masyarakat. Bagian Kedua Syarat Pembentukan Pasal 4 Pembentukan Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 harus memenuhi syarat administratif, teknis, dan fisik kewilayahan. Pasal 5 Syarat administratif pembentukan kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, meliputi : a. batas usia penyelenggaraan pemerintahan minimal 5 (lima) tahun; b. batas usia penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan yang akan dibentuk menjadi kecamatan minimal 5 (lima) tahun; c. keputusan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan keputusan Lembaga Kemasyarakatan Kelurahan di seluruh wilayah kecamatan baik yang menjadi calon cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang persetujuan pembentukan kecamatan; d. keputusan Kepala Desa dan Keputusan Lurah di seluruh wilayah kecamatan baik yang akan menjadi cakupan wilayah kecamatan baru maupun kecamatan induk tentang persetujuan pembentukan kecamatan. Pasal 6 (1) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 meliputi : a. jumlah penduduk minimal 7.500 jiwa keseluruhan desa dan kelurahan; b. luas Wilayah minimal 50 Km 2 ; c. rentang kendali penyelenggaraan pelayanan pemerintahan; 4

d. aktivitas perekonomian; e. ketersediaan sarana dan prasarana. (2) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dinilai berdasarkan hasil kajian yang dilakukan pemerintah kabupaten dengan melibatkan unsur Perguruan Tinggi Negeri terdekat yang ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten. (3) kajian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan oleh Tim Teknis yang dibentuk oleh Pemerintah Kabupaten; (4) persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan indikator penilaian syarat teknis sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini. Pasal 7 Syarat fisik kewilayahan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 meliputi : (1) cakupan wilayah paling sedikit 10 Desa/Kelurahan; (2) lokasi calon ibukota memperhatikan aspek tata ruang, ketersediaan fasilitas, aksesibilitas, kondisi dan letak geografis, kependudukan, sosial ekonomi, sosial politik, dan sosial budaya; (3) sarana dan prasarana pemerintahan berupa Kantor Camat dan fasilitas umum yang dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat; (4) persyaratan fisik kewilayahan sesuai indikator sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini. Bagian ketiga Mekanisme dan Tata Cara Pembentukan Kecamatan Pasal 8 (1) Pelaksanaan pembentukan kecamatan difasilitasi oleh kecamatan induk. (2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup: pembentukan panitia pembentukan Kecamatan, penyediaan data, melengkapi persyaratan administrasi, musyawarah. Pasal 9 Pembentukan Kecamatan diusulkan oleh Panitia Pembentukan Kecamatan melalui Camat kecamatan induk atau salah satu dari 2 (dua) kecamatan induk yang wilayahnya masuk di dalam kecamatan baru yang diusulkan kepada Bupati dalam bentuk proposal. Pasal 10 (1) Panitia Pembentukan Kecamatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 dibentuk oleh masyarakat kecamatan yang akan dibentuk yang 5

keanggotannya terdiri dari unsur masyarakat yang bersangkutan sesuai dengan kebutuhan. (2) Pembentukan panitia sebagaimana dimaksud pad ayat (1) dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat. (3) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertugas melakukan persiapan dan pengusulan pembentukan kecamatan. Pasal 11 Proposal sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 juga memuat; a. urgensi pembentukan kecamatan; b. nama-nama desa yang termasuk ke dalam kecamatan baru; c. nama kecamatan; d. nama Ibukota kecamatan; e. sarana dan prasarana pemerintahan yang tersedia; f. fasilitas umum yang telah tersedia; g. peta letak/lokasi Ibukota kecamatan; h. wilayah kecamatan yang akan dibentuk termasuk kecamatan induk dengan skala 1: 50.000; i. batas-batas wilayah administrasi pemerintahan yang jelas; j. Bukti kesepakatan peletakan batas wilayah. Pasal 12 (1) Proposal sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dibahas oleh tim teknis. (2) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari unsur perangkat daerah yang terkait dan unsur perguruan tinggi yang pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati. (3) Tim teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) melakukan pengkajian teknis yang mencakup; jumlah penduduk, kewilayahan, rentang kendali pelayanan, aktifitas perekonomian dan ketersediaan sarana dan prasarana. Pasal 13 Hasil penilaian dari Tim Teknis terhadap usulan pembentukan Kecamatan, dituangkan dalam bentuk rekomendasi yang selanjutkan disampaikan kepada Bupati sebagai dasar pertimbangan dibentuknya Kecamatan baru. Pasal 14 Bupati menyampaikan kepada Gubernur usulan pembentukan Kecamatan yang memenuhi persyaratan untuk mendapatkan rekomendasi. Pasal 15 Bupati menyampaikan rancangan Peraturan Daerah tentang pembentukan kecamatan yang telah mendapatkan rekomendasi dari Gubernur kepada DPRD 6

BAB III PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN Pasal 16 (1) Kecamatan yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak lagi memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 sampai dengan pasal 7 dapat dihapus atau digabung. (2) Penghapusan dan Penggabungan Kecamatan dilakukan setelah adanya pengkajian. (3) Pengkajian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mengacu kepada tidak terpenuhinya lagi ketentuan pasal 4 sampai dengan pasal 7. BAB IV PENETAPAN Pasal 17 (1) Pembentukan, penghapusan, dan penggabungan Kecamatan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. (2) Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sekurangkurangnya memuat: nama Kecamatan, nama ibukota Kecamatan, batas wilayah Kecamatan, nama Desa dan/atau Kelurahan, jumlah penduduk dan peta wilayah. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 18 (1) Pemerintah Daerah berkewajiban melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap Pembentukan, Penghapusan, dan Penggabungan Kecamatan. (2) Pembinaan teknis operasional dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah yang membidangi perangkat daerah dan organisasi tata laksana yang meliputi: penetapan peraturan pedoman teknis, pelaksanaan evaluasi dan pengawasan, memberikan bimbingan, supervisi, dan konsultasi. (3) Pembinaan teknis operasional dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang dilaksanakan oleh Camat meliputi: memfasilitasi musyawarah di tingkat masyarakat, penyiapan data, kelengkapan administrasi tata pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan pendayagunaan aset daerah di Kecamatan, penetapan batas wilayah administrasi pemerintahan. 7

BAB VI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 19 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini atau yang berkenaan dengan teknis pelaksanaannya akan diatur atau ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati atau Keputusan Bupati. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Kuantan Singingi Nomor 04 Tahun 2002 tentang Pembentukan, Penghapusan dan Penggabungan Kecamatan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pasal 21 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kuantan Singingi. Disahkan di Teluk Kuantan Pada tanggal 19 Juli 2010 BUPATI KUANTAN SINGINGI, H. SUKARMIS Diundangkan di Teluk Kuantan pada tanggal 19 Juli 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI, Drs.H. ZULKIFLI, M. Si LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI TAHUN 2010 NOMOR. 8

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAHKABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN PENGGABUNGAN KECAMATAN I. PENJELASAN UMUM Pembentukan, penggabungan dan penghapusan kecamatan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta memperpendek rentang kendali penyelenggaraan pemerintahan. Oleh karenanya dalam proses tersebut harus memperhatikan potensi yang dimiliki dan persyaratan yang ditentukan baik administrasi, teknis dan kewilayahan. Persyaratan administrasi didasarkan atas aspirasi sebagian besar masyarakat setempat atau kebijakan pemerintah daerah dalam pengembangan kawasan tertentu yang ditindaklanjuti dengan melakukan analisa/kajian terhadap rencana pembentukan, penggabungan dan penghapusan kecamatan. Persyaratan teknis didasarkan pada faktor kemampuan dan aktivitas ekonomi, potensi, sosial budaya, kependudukan, luas wilayah sedangkan syarat fisik kewilayahan didasarkan pada cakupan wilayah, lokasi calon ibu kota serta sarana dan prasarana pemerintahan. Selain berbagai persyaratan tersebut perlu juga mempertimbangkan faktor pendukung lainnya, faktor pendukung tersebut antara lain meliputi pertimbangan kemampuan keuangan daerah, ketersediaan aparatur pemerintah, potensi disparitas antar wilayah dan pertimbangan kemampuan kecamatan induk setelah dimekarkan. Dengan persyaratan dimaksud diharapkan kecamatan yang baru dibentuk baik yang berasal dari pemekaran, penghapusan atau penggabungan kecamatan dapat tumbuh dan berkembang serta mampu meningkatkan penyelenggaraan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat. II PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 9

Pasal 3 Pasal 4 Pembentukan kecamatan tidak boleh menyebabkan kecamatan induk berkurang penduduknya dan wilayahnya 50 % Pasal 5 Pasal 6 Ayat (1) Ayat (2) Kajian pembentukan kecamatan dilakukan oleh pemerintah kabupaten dengan melibatkan unsur Perguruan Tinggi Negeri terdekat yang berkompeten dalam hal kajian pemerintahan dan kemasyarakatan. Ayat (3) Tim teknis terdiri dari unsur perangkat daerah terkait dan unsur Badan Pertanahan Nasional. Ayat (4) Pasal 7 Ayat (1) dan (2) cukup jelas Ayat (3) Sarana dan prasarana pemerintahan meliputi bangunan dan lahan untuk kantor camat, fasilitas umum seperti; lapangan olah raga, masjid, pasar, dan lain-lain.yang dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ayat (4) Pasal 8 Susunan kepanitiaan sekurang-kurangnya terdiri dari: - Ketua - Sekretaris - Anggota Pasal 9 Pasal 10 10

Pasal 11 Unsur masyarakat sekurang-kurangnya terdiri dari: Pemerintah Desa, BPD, LKD/LSM, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Wanita, Tokoh Adat dan Tokoh Pemuda Huruf a Urgensi adalah latar belakang atau alasan alasan penting dibentuknya kecamatan yang bersangkutan. Huruf a s/d j Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17 Pasal 18 Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 11