Analisis kebutuhan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri di sekolah menengah atas

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KEBUTUHAN PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEACHING GAME TEAM BERBASIS GUIDED INQUIRY

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun

Pengembangan Modul Pembelajaran Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR KELAS VII C SMP NEGERI 1 KUSAN HILIR DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN INKUIRI BEBAS TERMODIFIKASI BERMEDIA LABORATORIUM RIIL DAN VIRTUAL KELAS XI POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS PEMENUHAN STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DAN RELEVANSINYATERHADAP KEBUTUHAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KABUPATEN SRAGEN

Pengembangan modul IPA fisika berbasis inkuiri terbimbing untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman mengajar, permasalahan seperti siswa jarang

Kemampuan berpikir analitis mahasiswa dalam pembelajaran menggunakan model inkuiri bebas

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sangat penting bagi siswa. Seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Pengembangan modul berbasis discovery learning untuk meningkatkan pemahaman konsep

Penerapan pembelajaran fisika dengan inkuiri terbimbing untuk meningkatkan hasil belajar kognitif

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PAIKEM PADA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI DIFERENSIAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA3 SMAN I PALOPO

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERAN KOMUNIKASI ILMIAH DALAM PEMBELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD 6

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X3 SMA PGRI 6 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI PADA MATERI PERUBAHAN LINGKUNGAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING. Eko Wahyuningtyas 1, Aminuddin PP 2

BAB I PENDAHULUAN. itu, siswa dituntut untuk lebih aktif dan berpikir kritis untuk mencari media

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG PERISTIWA BENDA PADAT DALAM AIR MELALUI KEGIATAN PRAKTIKUM

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap percaya diri. 1

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

Penggunaan Hands On Lerning Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa

Abas. Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan PMIPA FKIP UNIB ABSTRAK

Pembelajaran Fisika Dengan Menerapkan Model Inkuiri Terbimbing Dalam Menumbuhkan Kemampuan Berfikir Logis Siswa di SMA Negeri 8 Bengkulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

Pengembangan modul pembelajaran fisika berbasis PBL (problem based learning)

pembelajaran. Sedangkan guru dalam pembelajaran ini hanya membantu dan mengarahkan siswa dalam melakukan eksperimen jika siswa mengalami kesulitan.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

Tahap Awal Pengembangan Media Pembelajaran Mobile Learning Berbasis Android Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 10 BANJARMASIN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

Menurut Wina Sanjaya (2007 : ) mengemukakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama dari metode inkuiri, yaitu :

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI

2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

2016 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-BASED SCIENCE INQUIRY (ABSI) TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI SISWA SMA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar IPA di MTs Negeri Jeketro,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desy Mulyani, 2013

PENGEMBANGAN LKS PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA KELAS XI IPA SMA

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

BAB V ANALISA. Pembelajaran yang diterapkan pada kelompok sampel (kelas X IA-4)

BAB I PENDAHULUAN. tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 19 ayat (1) tentang Standar Proses, pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebaiknya

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mengamati, menentukan subkompetensi, menggunakan alat dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Atamik B, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

Pembelajaran Grafik Fungsi Trigonometri Berbantu Aplikasi Geogebra untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Students misconception about archimedes law

Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VII

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran di kelas tidak bisa dilepaskan dari adanya media

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Nisfa Rahadiani Sajdah, 2013

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Disposisi Matematis Siswa SMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. peningkatan hasil belajar matematika dan ketrampilan berpikir kritis siswa di MI

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

VOLT. Jurnal Ilmiah Pendidikan Teknik Elektro. Journal homepage: jurnal.untirta.ac.id/index.php/volt Vol. 2, No. 1, April 2017, 11-16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Denok Norhamidah, 2013

2014 PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE KUIS TIM UNTUK ENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS DAN SELF-CONFIDENCE SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses dimana seseorang memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPILAN MERENCANAKAN EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 SIMO

TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Inkuiri dalam Pembelajaran IPA. menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN: e-issn: Vol. 2, No 8 Agustus 2017

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Soedjadi (dalam FM Fransiska, 2008:1) mengatakan bahwa: untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Jurnal Titian Ilmu Vol. IX, No. 1, 2015

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK USAHA DAN ENERGI KELAS VIII MTS N-3 MEDAN

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA III 2017 "Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa" Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, UNIVERISTAS PGRI Madiun Madiun, 15 Juli 2017 192 Makalah Pendamping Etnosains dan Peranannya Dalam Menguatkan Karakter Bangsa ISSN : 2527-6670 Analisis kebutuhan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri di sekolah menengah atas Halimatus Sa diyah 1, Sarwanto 2, Sukarmin 3 1, 2, 3) Magister Pendidikan Sains, FKIP, Universitas Sebelas Maret Email: nenghalim.nh@gmail.com 1) Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri. Subjek penelitian ini adalah siswa X IPA 4 SMA N Sambungmacan Sragen dengan jumlah 30 siswa. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi proses pembelajaran, angket tanggapan siswa, serta wawancara singkat dengan siswa. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif. Pembelajaran fisika berbasis inkuiri memiliki delapan tahap, yaitu: orientasi, perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, kesimpulan, penerapan kesimpulan dan generalisasi, serta refleksi. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengidentifikasi tahap pembelajaran inkuiri yang belum diterapkan pada siswa dalam mata pelajaran fisika. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagain besar tahapan pembelajaran inkuiri belum diterapkan pada siswa. Tahapan pembelajaran tersebut merupakan kebutuhan siswa yang harus terpenuhi agar pembelajaran fisika berbasis inkuiri dapat dilaksanakan dengan utuh. Tahapan pembelajaran inkuiri yang masih dibutuhkan oleh siswa tersebut adalah perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, kesimpulan, penerapan kesimpulan dan generalisasi, serta refleksi. Kata Kunci: Kebutuhan Siswa, Pembelajaran Fisika, Inkuiri PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan penuh atas dampak perkembangan zaman dan teknologi. Perkembangan zaman yang sangat pesat ini memaksa pemerintah untuk melakukan pengembangan di berbagai aspek pendidikan. Pemerintah melalui Permendikbud no 22 tahun 2016 sudah menjabarkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan harus membuat siswa aktif, kreatif, dan inovatif agar memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa sehingga diharapkan siswa menemukan pengetahuannya. Tindaklanjut dari Permendikbud ini adalah pembaharuan kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Dampak Avaliable online at : http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/snpf

ISSN: 2557-8944 193 pembaharuan ini adalah masalah yang konkret menjadi pekerjaan rumah untuk subjek utama dalam pendidikan yaitu siswa dan guru. Dalam penjabaran Wina Sanjaya (2008:216), rancangan pembelajaran dapat berupa langkah-langkah sistematis yang dilakukan guru dan siswa agar pembelajaran menjadi efektif dan efisien. Proses ini sejalan dengan landasan berfikir inkuiri yang dijelaskan oleh Wahyudin, Isa A dalam JPFI vol 6 (2010) 56-62 yaitu sebagai konsep pembelajaran dimana guru tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi siswa harus membangun pengetahuannya sendiri dalam benaknya. Pembelajaran Fisika merupakan salah satu proses pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam menunjang ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemahaman terhadap konsep Fisika dapat dijadikan bekal untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi serta mengembangkan sikap kritis, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Salah satu yang dapat dilakukan agar membuat pembelajaran Fisika lebih bermakna adalah guru mengembangkan pembelajaran Fisika berbasis inkuiri. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui kebutuhan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri. LANDASAN TEORI 1. Proses Pembelajaran Sesuai Permendikbud No 22 tahun 2016, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan. 2. Model Pembelajaran Inkuiri Analisis Kebutuhan Siswa Terhadap Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri di Sekolah Menengah Atas (Halimatus Sa diyah)

194 ISSN: 2527-6670 Inkuiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi (Trianto, 2007: 135 dalam Pramesti dan Retnawati, 2016) menyatakan bahwa inkuiri adalah perluasan dari proses discovery yang digunakan lebih mendalam. Dalam pembelajaran inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual saja tetapi memuat potensi yang lain, termasuk aspek afektif. Model inkuiri merupakan salah satu model pembelajaran yang menitikberatkan kepada aktifitas siswa dalam proses belajar. Pembelajaran dengan model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman tahun 1962 (Joyce, 2000). Ia menginginkan agar siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian ia mengajarkan pada siswa mengenai prosedur dan menggunakan organisasi pengetahuan dan prinsip-prinsip umum. Siswa melakukan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisa data, sampai akhirnya siswa menemukan jawaban dari pertanyaan itu. Selanjutnya Sanjaya (2008:196) menyatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. 3. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri Model pembelajaran inkuiri mengikuti langkah-langkah (sintaks). Berikut perbandingan langkah-langkah inkuiri dari beberapa peneliti dengan langkah-langkah dalam penelitian ini. Tabel 1. Perbandingan Sintaks Inkuiri Sanjaya Gulo UIUC Peneliti Orientasi Merumuskan masalah Ask (bertanya) Orientasi Merumuskan Merumuskan jawaban Investigate Merumuskan masalah Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika IIIJuli 2017: 192 199

ISSN: 2557-8944 195 masalah sementara (hipotesis) Merumuskan hipotesis Menguji jawaban tentatif Create (mencipta) Mengumpulkan Menarik kesimpulan Discuss data (diskusi) Menguji hipotesis Menerapkan kesimpulan dan Reflect generalisasi (refleksi) Merumuskan Menulis laporan kesimpulan Merumuskan hipotesis Mengumpulkan data Menguji hipotesis Merumuskan kesimpulan Menerapkan kesimpulan dan generalisasi Refleksi METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan research and development atau penelitian dan pengembangan yang bertujuan untuk untuk menganalisis kebutuhan siswa SMA N Sambungmacan Sragen terhadap pembelajaranfisika berbasis inkuiri pada kelas X.Subjek penelitian ini adalah siswa X IPA 4 SMA N Sambungmacan Sragen dengan jumlah 30 siswa. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi proses pembelajaran, angket tanggapan siswa, serta wawancara singkat dengan siswa. Data yang diperoleh merupakan data kualitatif. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengumpulan data dari proses pembelajaran Fisika berbasis inkuiri di kelas X IPA 4 SMA Sambungmacan dengan observasi proses pembelajaran, angket tanggapan siswa, serta wawancara singkat dengan siswa. Berdasarkan hasil observasi proses pembelajaran didapatkan hasil bahwa belum adanya langkah apersepsi di awal pembelajaran, perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, perumusan kesimpulan, penerapan kesimpulan dan generalisasi, serta refleksi. Berdasarkan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran fisika berbasis inkuiri didapatkan hasil yang dinyatakan dalam grafik sebagai berikut: Analisis Kebutuhan Siswa Terhadap Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri di Sekolah Menengah Atas (Halimatus Sa diyah)

Presentase 196 ISSN: 2527-6670 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Grafik Tanggapan Siswa Presentase Ya Presentase Tidak Langkah Inkuiri Gambar 1. Presentase Skor Tanggapan Siswa Berdasarkan pengamatan grafik tanggapan siswa, siswa yang sebagian besar menjawab iya telah diberikan langkah inkuiri dalam pembelajaran fisika berbasis inkuiri hanya pada langkah orientasi sebesar 57%, sedang pada ketujuh langkah lainnya sebagian besar siswa menjawab tidak diterapkan, yaitu dengan besar presentase anak yang menjawab iya telah diberikan langkah inkuiri dalam pembelajaran fisika berbasis inkuiri 33% untuk perumusan masalah, 17% untuk permusan hipotesis, 37% pengumpulan data, 23% pengujian hipotesis, 33% perumusan kesimpulan, 20% penerapan kesimpulan dan generalisasi, serta 23% refleksi. Berdasarkan wawancara dengan siswa, siswa kesulitan belajar dalam penentuan konsep, pemahaman konsep, dan pengerjaan soal matematis. Dari hasil observasi proses pembelajaran, angket tanggapan siswa, serta wawancara singkat dengan siswa maka analisis kebutuhan siswa dapat dinyatakan bahwa siswa memerlukan pembelajaran Fisika berbasis inkuiri untuk membantu mereka dalam perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, perumusan kesimpulan, penerapan kesimpulan dan generalisasi, serta refleksi. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika IIIJuli 2017: 192 199

ISSN: 2557-8944 197 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan observasi proses pembelajaran, angket tanggapan, dan wawancara dengan siswa dapat dinyatakan bahwa siswa memerlukan pembelajaran Fisika berbasis inkuiri untuk membantu mereka dalam perumusan masalah, perumusan hipotesis, pengumpulan data, pengujian hipotesis, kesimpulan, penerapan kesimpulan dan generalisasi, serta refleksi. Sedangkan sebagian siswa saja yang membutuhkan untuk tahap orientasi pada langkah pembelajaran fisika berbasis inkuiri. Saran Guru dan siswa perlu menerapkan pembelajaran Fisika berbasis inkuri dengan memperhatikan beberapa hal ini. Dalam pembelajaran Fisika berbasis inkuiri ini ada 8 kegiatan yang harus dilaksanakan, guru harus bisa membagi waktu dengan baik agar semua kegiatan dapat terlaksana dengan maksimal. Dengan diketahuinya tingkat kebutuhan siswa terhadap pembelajaran Fisika berbasis inkuiri ini maka sangat diperlukan penelitian lanjutan tentang bagaimana pengembangan desain media pembelajaran yang dapat dibuat dan membantu siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, misalnya dengan modul pembelajaran fisika yang berbasis inkuri. Analisis Kebutuhan Siswa Terhadap Kebutuhan Pembelajaran Fisika Berbasis Inkuiri di Sekolah Menengah Atas (Halimatus Sa diyah)

198 ISSN: 2527-6670 REFERENSI Gulo, W. (2004). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo. Isa, A. (2010). Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia (Indonesian Journal of Physics Education), 6(1): 58-62. Joyce, B, Weil, M. & C. (2000). Model of Teaching. 6 th Edition. New Jerseey: Prentice-Hall Inc. Permendikbud no 22 tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran. Pramesti, T. I., & Retnawati, H. (2016). Pengembangan Perangkat Pembelajaran dengan Model Inquiry untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah. (Doctoral dissertation, UNY). Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana Prenada Media Grup. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika IIIJuli 2017: 192 199