BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sarana prasarana dan peralatan olahraga, keadaan psikologis atlet,

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB I PENDAHULUAN. sampai maksimal tetapi pada kenyataannya bukan gerak maksimal yang ada tetapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

DONALD HARIANJA J

BAB I PENDAHULUAN. Futsal adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim, yang. masing-masing beranggotakan lima orang. Tujuannya adalah memasukkan

BAB I PENDAHULUAN. basket terbuka antar klub di setiap wilayah yang rata-rata pemainnya

BAB l PENDAHULUAN. cocok untuk ditonton karena biasa dimainkan di ruang tertutup dan hanya. pemain ketika memantulkan atau melempar bola tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Setiap orang tentunya mempunyai tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hingga kehidupan yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Sehat

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Hal ini sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola basket telah dipertandingkan pada PON I di kota Solo.

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Basket merupakan salah satu cabang olahraga yang popular di seluruh dunia. Menurut International Basketball Federation (FIBA) pada tahun 2014, basket

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat popular di dunia. Di

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Permainan bola basket adalah salah satu olahraga permainan yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

BAB I PENDAHULUAN. sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Olahraga merupakan kebutuhan yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 HUBUNGAN ANTARA POWER TUNGKAI, KOORDINASI MATA DAN TANGAN DENGAN KETEPATAN JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP VERTICAL JUMP ATLET BOLA VOLI DI UKM BOLA VOLI PUTERA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... hlm. ABSTRAK... i. LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI... ii. LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI... iii. KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia antara lain taekwondo, karate, kempo, yudho, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan fungsionalnya (Giriwijoyo & Sidik, 2012). Menurut Wibowo et

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia terdiri dari bio, psiko, sosio, dan spiritual, dikatakan unik karena

PENDAHULUAN. Olahraga merupakan hal yang penting dalam kehidupan kita, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing cabang olahraga termasuk Cabang Bulu Tangkis atau

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, dimana harus mempunyai kemampuan fungsi yang optimal

2015 PERBANDINGAN EFEKTIVITAS SHOOTING

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

PERBANDINGAN HASIL TEMBAKAN ANTARA DRIBBLE JUMP SHOOT DENGAN PASSING JUMP SHOOT DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

BAB I PENDAHULUAN. robek pada ligamen,atau patah tulang karena terjatuh. Cedera tersebut

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekolah maupun luar lingkungan sekolah. mulai anak-anak (pemula) hingga dewasa (profesional/atlet).

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan olahraga. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari setiap

BAB I PENDAHULUAN. kelompok. 1 kelompok terdiri dari 6 orang. voli merupakan kegiatan fisik

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah pemainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik motorik, kognitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental. Cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia olahraga saat ini lebih maju dibandingkan masa

BAB I PENDAHULUAN. fisik dengan menggunakan anggota tubuhnya. Biasanya anggota yang. badan, pergerakan tersebut bisa terjadi pada saat beraktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian serta upaya pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. melakukan segala aktifitas dalam kehidupan sehari-hari nya. Sehat adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit maupun ditemukannya penyakit-penyakit baru yang semakin. mengancam penurunan kualitas hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Nuritia Septiantry, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. individual maupun olahraga beregu. Biasanya jenis olahraga yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas. Aktivitas-aktivitas tersebut berlangsung di tempat kerja, sekolah, kampus

BAB I PENDAHULUAN. olahraga, dalam upaya mengembangkan prestasi olahraga yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dengan bangsa yang lain. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kemajuan,

BAB I PENDAHULUAN. tehnik dasar dalam bola voli yaitu ; servis, passing atas, passing bawah, smash,

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

2015 PENGARUH LATIHAN PLYOMETRICS DAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE PYRAMID SYSTEM TERHADAP PENINGKATAN POWER TUNGKAI PEMAIN BASKET

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

PENGARUH LATIHAN LOMPAT GAWANG DENGAN BEBAN DAN TANPA BEBAN TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP ATLET VOLLY

BAB I. Aktivitas fisik setiap orang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

SKRIPSI OLEH : GABRI ZELA CYNTIA NOVITASARI NPM:

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pencapaian prestasi yang maksimal dalam olahraga dapat dilakukan oleh seseorang dengan cara berlatih serta melalui suatu proses latihan yang terprogram, tersusun, sistematis, dilakukan secara berulang-ulang, dan makin hari makin bertambah beban latihannya sesuai dengan prinsip latihan. Dalam setiap program latihan, ada beberapa aspek utama yang perlu mendapat perhatian untuk dibina. Tidak terkecuali pemain basket yang dituntut untuk memiliki kemampuan fisik yang prima serta penguasaan taktik yang baik. Pemain basket diharapkan untuk memiliki kemampuan loncatan atau lompatan maksimal dan lemparan atau tembakan yang baik, sehingga dalam melakukan jump shoot bola basket dapat dilakukan dengan mudah. Dalam sebuah pertandingan pemain basket dituntut untuk memiliki kemampuan daya ledak otot yang berlebih atau adequat, serta kemampuan propioseptif yang baik sehingga mampu mengontrol gerakan lebih baik dibanding saat latihan. Oleh karena itu penambahan intervensi saat pertandingan diperlukan untuk dapat memfasilitasi otot sekaligus memperbaiki kemampuan propioseptif pemain itu sendiri. 1

2 Olahraga basket salah satu jenis olahraga yang sangat diminati oleh kalangan remaja masa kini. Dapat ditemukan dimana saja termasuk di sekolah-sekolah, klub-klub basket, dan sebagainya. Permainan bola basket masuk ke Indonesia sekitar tahun 1929 yang dibawa oleh perantau dari Cina. Pemainan bola basket pertama kali dimainkan pada Pekan Olahraga Nasional (PON I) di Surakarta. Pada tanggal 23 Oktober 1951 berdirilah Persatuan Basket Ball Seluruh Indonesia atau PERBASI. Permainan bola basket sekarang semakin berkembang dan digemari oleh para pelajar dan mahasiswa bahkan diajarkan pada sekolah-sekolah. (Haris, 1998) Adapun pengertian dari bola basket adalah olahraga yang dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke dalam keranjang kelompok lawan2. Masing-masing kelompok beranggotakan satu regu putera atau puteri yang masing-masing regu terdiri dari 5 (lima) orang pemain. Pada permainan basket terdapat beberapa gerakan-gerakan yaitu dribbling, passing, catching, shooting dan pivot. Teknik dasar yang dominan dilakukan dalam bermain basket adalah gerakan lompatan dan gerakan itu disebut juga vertical jump yang merupakan salah satu gerakan yang dapat diukur. Vertical jump adalah suatu kemampuan untuk melompat ke atas melawan gravitasi dengan menggunakan kemampuan otot. Sedangkan definisi vertical jump adalah selisih dari jangkauan lompatan dan jangkauan berdiri. Pada vertical jump terdiri dari beberapa fase yaitu:

3 countermovement, propulsion, flight, landing. Mekanisme dari gerak vertical jump adalah sebagai berikut: vertical jump diawali dengan gerakan countermovement (merupakan awal gerakan dimana pada fase ini diawali dengan berdiri tegak lalu melakukan fleksi hip, knee dan ankle joint), propulsion (merupakan lanjutan dari gerakan counter movement dimana gerakan ini diawali dengan fleksi hip, knee dan ankle joint menuju gerakan take off ), flight (fase ini diawali gerakan take off menuju landing), landing (terdiri dari gerakan landing untuk menuju end of the movement). Dalam melakukan vertical jump memerlukan komponen-komponen pendukung dan salah satunya adalah otot. Otot merupakan salah satu komponen yang dapat menghasilkan gerakan serta kekuatan otot yang maksimal sangatlah penting bagi peningkatan pada vertical jump (Grimshaw,2007). Otot skelet merupakan suatu jaringan yang dapat dieksitasi yang kegiatannya berupa kontraksi, sehingga otot mempunyai kemampuan ekstensibilitas, elastisitas dan kontraktilitas. Karena kemampuannya maka otot skelet dapat menggerakkan bagian-bagian skelet sehinga dapat menimbulkan gerakan. Pada tungkai terdapat beberapa macam otot dan salah satunya adalah otot calf yang berfungsi sebagai penopang, pada saat berjalan, berlari, menendang, melompat, naik turun tangga maupun stabilisasi pada saat melakukan aktifitas ataupun latihan. Otot calf merupakan salah satu otot pada sendi ankle. Terkait dengan fungsinya dalam menghasilkan gerakan plantar fleksi dari ankle dan membantu gerakan fleksi dari knee maka otot

4 ini merupakan otot yang berperan penting secara biomekanik dalam menghasilkan gerakan vertical jump terutama pada fase propulsion dan landing. Oleh karena itu agar dapat melakukan gerakan vertical jump yang maksimal pada atlet basket maka dibutuhkan kekuatan otot calf yang maksimal pula, sehingga menghasilkan penampilan otot yang optimal dan resiko cidera pada saat bermain basket dapat diminimalisir. Menghasikan gerak yang optimal merupakan salah satu peran Fisioterapi sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 80 tahun 2013, yang berbunyi: Fisioterapi merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapis,dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi. Fisioterapi yang berperan sebagai profesi tenaga kesehatan yang profesional harus mempunyai kemampuan dan keterampilan untuk mempromosikan, membimbing, memberikan resep, dan mengupayakan serta mengelola kegiatan olahraga (WCPT,2010) yang dapat berperan aktif dalam memberikan program latihan untuk meningkatkan kemampuan atlet dalam berolahraga,salah satunya dalam olahraga basket. Salah satu modalitas fisioterapi dalam meningkatkan kekuatan otot adalah dengan melakukan latihan dan memberikan alat bantu kerja otot berupa plester elastis (Kinesio Tape). Latihan yg bisa dibrikan pada target

5 otot bantu dalam melakukan vertical jump. Salah satunya adalah otot calf yang terdiri dari otot gastrocnemius dan soleus. Latihan yang tepat untuk otot tersebut berupa latihan calf raise. Calf raise adalah salah satu jenis latihan penguatan fungsional pada ankle. Latihan fungsional adalah latihan yang dilakukan oleh tubuh kita guna menghasikan suatu performance yang lebih baik dari tipe gerakan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Latihan calf raise menggunakan beban dari dalam tubuh sendiri, dengan memaksimalkan kekuatan dari otot sehingga pada otot terjadi peningkatan tonus otot, yang berpengaruh pada peningkatan kekuatan otot. Latihan calf raise pada saraf juga dapat mengaktivasi saraf sehingga proprioceptif juga meningkat, maka dengan latihan ini akan menghasilkan suatu perfomance yang lebih baik.. Latihan calf raise pada ankle ditujukan untuk memulihkan berbagai sendi gerak dan fleksibilitas otot, meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan serta meningkatkan stabilisasi pada ankle. Kinesio Tape, yang dikembangkan oleh Kenzo Kase pada 1970-an, adalah teknik yang telah digunakan dalam pengelolaan klinis pada beberapa kasus tertentu. Taping, yang melekat pada kulit, lebih tipis dan lebih elastis daripada konvensional tape. Kinesiotaping yang dapat ditarik 120-140% dari panjang aslinya memungkinkan meminimalisasi ketidaknyamanan kulit serta pembatasan gerak mekanis. Empat efek yang menguntungkan telah diklaim untuk Kinesio Tape: normalisasi fungsi otot, peningkatan limfatik dan aliran pembuluh darah, pengurangan rasa sakit dan kontribusi untuk memperbaiki kemungkinan misalignments tubuh. (Kase et al, 2003)

6 B. Identifikasi Masalah Teknik dasar yang dominan dilakukan dalam bermain basket adalah gerakan lompatan dan gerakan itu disebut juga vertical jump yang merupakan salah satu gerakan yang dapat diukur. Vertical jump adalah suatu kemampuan untuk naik ke atas melawan gravitasi dengan menggunakan kemampuan otot. Sedangkan definisi vertical jump adalah selisih dari jangkauan lompatan dan jangkauan berdiri. Pada vertical jump terdiri dari beberapa fase yaitu: countermovement, propulsion, flight, landing. Dalam melakukan vertical jump memerlukan komponen-komponen pendukung dan salah satunya adalah otot. Otot merupakan salah satu komponen yang dapat menghasilkan gerakan serta kekuatan otot yang maksimal sangatlah penting bagi peningkatan pada vertical jump. Salah satu modalitas fisioterapi dalam meningkatkan kekuatan otot adalah dengan melakukan latihan calf raise dan pemberian kinesiotaping. Latihan calf raise adalah salah satu jenis latihan penguatan fungsional pada ankle. Latihan fungsional adalah latihan yang dilakukan oleh tubuh kita guna menghasikan suatu performance yang lebih baik dari tipe gerakan yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Latihan calf raise menggunakan beban dari dalam tubuh sendiri, dengan memaksimalkan kekuatan dari otot sehingga pada otot terjadi peningkatan tonus otot, yang berpengaruh pada peningkatan kekuatan otot. Latihan calf raise pada saraf

7 juga dapat mengaktivasi saraf sehingga proprioceptif juga meningkat, maka dengan latihan ini akan menghasilkan suatu perfomance yang lebih baik.. Latihan calf raise pada ankle ditujukan untuk memulihkan berbagai sendi gerak dan fleksibilitas otot, meningkatkan kekuatan otot dan daya tahan serta meningkatkan stabilisasi pada ankle. Kinesio Tape, yang dikembangkan oleh Kenzo Kase pada 1970-an, adalah teknik yang telah digunakan dalam pengelolaan klinis pada beberapa kasus tertentu. Taping, yang melekat pada kulit, lebih tipis dan lebih elastis daripada konvensional tape. Kinesio Tape yang dapat ditarik 120-140% dari panjang aslinya memungkinkan meminimalisasi ketidaknyamanan kulit serta pembatasan gerak mekanis. Empat efek yang menguntungkan telah diklaim untuk Kinesio Tape: normalisasi fungsi otot, peningkatan limfatik dan aliran pembuluh darah, pengurangan rasa sakit dan kontribusi untuk memperbaiki kemungkinan misalignments tubuh. (Kase et al, 2003) Maka dari itu dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui bahwa latihan calf raise dan penambahan Kinesio Tape setelah latihan lebih baik daripada latihan calf raise dalam meningkatkan vertical jump. C. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang tersebut diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah latihan calf raise dapat meningkatkan vertical jump pada pemain basket?

8 2. Apakah penambahan Kinesio Tape setelah latihan calf raise dapat meningkatkan vertical jump pada pemain basket? 3. Apakah penambahan kinesiotaping setelah latihan calf raise lebih baik dalam meningkatkan vertical jump pada pemain basket? D. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui penambahan kinesiotaping setelah latihan calf raise terhadap peningkatan vertical jump pada pemain basket. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui hasil dari pemberian latihan calf raise terhadap peningkatan vertical jump pada pemain basket. b. Untuk mengetahui hasil dari penambahan kinesiotaping setelah latihan calf raise terhadap peningkatan vertical jump pada pemain basket. E. Manfaat Penulisan 1. Bagi pengembangan ilmu pengetahuan a. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi fisioterapi sehubungan dengan manfaat penambahan kinesiotaping setelah latihan calf raise terhadap peningkatan vertical jump pada pemain basket.

9 b. Untuk melihat hasil pemberian kinesiotaping setelah latihan calf raise terhadap peningkatan vertical jump pada pemain basket. 2. Bagi institusi pelayanan a. Sebagai referensi tambahan untuk mengetahui intervensi fisioterapi dengan menggunakan penambahan kinesiotaping setelah latihan calf raise terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. b. Agar fisioterapis dapat memberikan pelayanan fisioterapi yang tepat berdasarkan ilmu pengetahuan fisioterapi. 3. Bagi institusi pendidikan a. Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan informasi untuk program fisioterapi. b. Memberikan informasi terbaru tentang latihan-latihan yang dapat digunakan pada bidang olahraga, khususnya olahraga basket serta dapat dijadikan bahan referensi yang berguna di kemudian hari. 4. Bagi peneliti a. Penelitian ini sangat berguna untuk menambah pengetahuan, pengalaman dan kesempatan bagi penulis untuk mempelajari manfaat penambahan kinesiotaping setelah latihan calf raise terhadap peningkatan vertical jump pada pemain basket. b. Sebagai suatu kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama perkuliahan.