BAB I PENDAHULUAN. persoalan yang cukup menyita waktu, khususnya persoalan pribadi yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

I. PENDAHULUAN. dan undang-undang yang berlaku. Meskipun menganut sistem hukum positif,

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. dimana keturunan tersebut secara biologis berasal dari sel telur laki-laki yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan hukum akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk dilaksanakan oleh semua pihak tanpa memandang bulu. Dan bagi yang

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan norma serta

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana diatur dalam. Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945

I. PENDAHULUAN. berlainan tetapi tetap saja modusnya dinilai sama. Semakin lama kejahatan di ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. sangat merugikan dan meresahkan masyarakat, ialah tindak pidana asusila yang. keluarga terutama seorang ayah terhadap anaknya.

BAB I PENDAHULUAN. dan kodratnya. Karena itu anak adalah tunas, potensi dan generasi muda penerus

I. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PENCABULAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK. 1. Ketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

I. PENDAHULUAN. dengan alat kelamin atau bagian tubuh lainnya yang dapat merangsang nafsu

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

I. PENDAHULUAN. dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh dan, berkembang, dan

ANALISA YURIDIS PEMIDANAAN PADA TINDAK PIDANA PERSETUBUHAN TERHADAP ANAK DI BAWAH UMUR (STUDI KASUS PUTUSAN NO.85/PID.SUS/2014/PN.DPS.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya krisis moral. Krisis moral ini dipicu oleh ketidakmampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

I.PENDAHULUAN. Kejahatan merupakan salah satu masalah kehidupan masyarakat

I. PENDAHULUAN. berkaitan satu sama lainnya. Hukum merupakan wadah yang mengatur segala hal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pasal 1 angka 11 Bab 1 tentang Ketentuan Umum Kitab Undang-Undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

I. PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus cita-cita bangsa, oleh karena itu komitmen dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

I. PENDAHULUAN. tidak sesuai dengan perundang-undangan. Sebagai suatu kenyataan sosial,

BAB I PENDAHULUAN. ada juga kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak. Anak yaitu seorang yang belum berumur 18 tahun dan sejak masih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tindak pidana kriminal di samping ada pelaku juga akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepolisian Republik Indonesia merupakan salah satu lembaga atau

I. PENDAHULUAN. usahanya ia tidak mampu, maka orang cenderung melakukanya dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannyalah yang akan membentuk karakter anak. Dalam bukunya yang berjudul Children Are From Heaven, John Gray

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN PENCABULAN MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002

I. PENDAHULUAN. Pembunuhan berencana dalam KUHP diatur dalam pasal 340 adalah Barang

BAB I PENDAHULUAN. karena kehidupan manusia akan seimbang dan selaras dengan diterapkannya

BAB I PENDAHULUAN. kurang atau tidak memperoleh kasih sayang, asuhan bimbingan dan

BAB II. PENGATURAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM HUKUM PIDANA INDONESIA A. Tindak Pidana Kekerasan Dalam Hukum Pidana

I. PENDAHULUAN. nyata. Seiring dengan itu pula bentuk-bentuk kejahatan juga senantiasa mengikuti perkembangan

Bab XIV : Kejahatan Terhadap Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. tercipta pula aturan-aturan baru dalam bidang hukum pidana tersebut. Aturanaturan

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (trafficking) merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. dampak yang buruk terhadap manusia jika semuanya itu tidak ditempatkan tepat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ilmu pengetahuan hukum dikatakan bahwa tujuan hukum adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang telah tercakup dalam undang-undang maupun yang belum tercantum dalam

BAB I PENDAHUULUAN. terjadi tindak pidana perkosaan. Jika mempelajari sejarah, sebenarnya jenis tindak

BAB I PENDAHULUAN. untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. perlindungan dalam rangka menjamin pertumbuhan dan perkembangan fisik,

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman-pengalaman tentang bagaimana memenuhi kebutuhan pokok primary

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara hukum ( rechtstaats), maka setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum, termasuk anak bisa melakukan tindakan yang melawan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sebagai makhluk individual manusia memiliki kepentingan masing-masing

I. PENDAHULUAN. Saat ini tindak pidana perkosaan merupakan kejahatan yang cukup mendapat

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan yang buruk, yang akan membimbing, dan mengarahkan. jawab atas semua tindakan yang dilakukannya.

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. 36 Tahun Pemerintah juga telah menerbitkan Undang-Undang Nomor 3

II. TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa batasan umur sebagai pengertian mengenai anak menurut peraturan

I. PENDAHULUAN. dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yang menyatakan sebagai berikut bahwa : Pemerintah

BAB. I PENDAHULUAN. atau kurangnya interaksi antar anggota keluarga yang mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. mendapatkan suatu perlindungan khusus agar kelak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut, aturan-aturan tersebut disebut juga normanorma

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ANAK PELAKU TINDAK PIDANA PENCABULAN. 1. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun,

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF ANTARA HUKUM POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEDOFILIA

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sangatlah membutuhkan pembangunan yang merata di

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan yang besar. Perubahan tersebut membawa dampak, yaitu munculnya problema-problema terutama dalam lingkungan pada

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

"PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEREMPUANSEBAGAI KORBAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN LUWU TIMUR" BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Disparitas pidana tidak hanya terjadi di Indonesia. Hampir seluruh Negara di

BAB I PENDAHULUAN. perzinaan dengan orang lain diluar perkawinan mereka. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan strategis dan mempunyai ciri-ciri dan sifat khusus, memerlukan pembinaan dan pengarahan dalam rangka menjamin

I. PENDAHULUAN. kerap kali menjadi korban tindak pidana pencabulan atau perkosaan dan tak jarang

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN HUKUM TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PEMERKOSAAN TERHADAP ANAK KANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

I. PENDAHULUAN. dengan tindakan ancaman dan kekerasan. Perkosaan sebagai salah satu bentuk kejahatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia adalah Negara hukum berdasarkan Pancasila

BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Hakim Dalam Menjatuhkan Putusan No.13/Pid.B/2011/PN.

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945

II. TINJAUAN PUSTAKA. pidana. Dalam hal penulisan penelitian tentang penerapan pidana rehabilitasi

I. PENDAHULUAN. Perkembangan masyarakat merupakan suatu gejala yang biasa dan bersifat umum

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Perlindungan Anak

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DIBAWAH UMUR. A. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)

I. PENDAHULUAN. hukum serta Undang-Undang Pidana. Sebagai suatu kenyataan sosial, masalah

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI ABORSI YANG DILAKUKAN OLEH ANAK DIBAWAH UMUR

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Pembuktian dan Hukum Pembuktian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG PORNOGRAFI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perjalanan tahun ini, kita telah dihadapi dengan bermacammacam persoalan yang cukup menyita waktu, khususnya persoalan pribadi yang terjadi pada kehidupan kita, yang pada dasarnya persoalan tersebut adalah merupakan hukum yang mulai berkembang serta menemui tempatnya di alam pembangunan dewasa ini. Jadi jelasnya bahwa pembangunan hukum telah mendapat tempat untuk lebih mewujudkan dengan secepatnya hukum nasional yang selalu kita dambakan. Karena hal ini juga sangat membantu di dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan hukum yang setiap hari terjadi di lapisan masyarakat. Kita mengetahui bahwa di dalam kehidupan sehari-hari hukum sangat mempunyai peranan yang berarti, jadi sangatlah tepat bila pada tahun-tahun mendatang pembangunan dibidang hukum sangat diprioritaskan seperti yang digariskan pemerintah. Dan yang sangat penting adalah cara menyampaikannya kepada masyarakat luas, sehingga masyarakat dapat memahami produk-produk hukum tersebut tanpa harus memikirkan sesulit mungkin. Manusia sebagai bagian dari masyarakat sangat menaruh disiplin tinggi terhadap hukum, bila hukum itu dapat membentuk gambaran yang tepat 1

2 bagaimana seharusnya mentaati suatu hasil yang dinamakan hukum. Hal ini tidak berjalan dengan semestinya bila aparat penegak hukum sendiri tidak mematuhi akan hukum itu, jadi semuanya memiliki suatu ikatan yang saling hidup menghidupi sehingga dapat berjalan dengan semestinya. Bila hal ini dapat berlangsung maka kesadaran hukum di masyarakat akan nampak bertambah, kedisiplinan tidak diragukan lagi, dan ini merupakan tantangan bagi para ahli, khususnya ahli hukum dan berapa ahli yang mempunyai kaitan dengan hukum. 1 Jadi benarlah bahwa hukum itu memang turut campur dalam seluruh gerak hidup kita dan seakan-akan kita bersamanya untuk menghadapi segala persoalanpersoalan yang terjadi. Tinggal manusianya saja yang harus mengerti mengenai kepentingan dari hukum tersebut, dalam hal ini kesadaran hukum memang sangat dibutuhkan untuk bersama-sama menjajaki segala persoalan yang terjadi. Di dalam era pembangunan hukum sekarang ini, masyarakat diwajibkan untuk menghargai segala peraturan pemerintah, menghargai dalam arti tunduk pada segala peraturan pemerintah khususnya di bidang hukum, karena pihak pemerintah telah mencanangkan peraturan hukum yang tepat bagi seluruh warga negaranya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin canggih, kesadaran akan pentingnya mentaati hukum dan peraturan-peraturan yang telah dicanangkan pemerintah nampaknya mulai berkurang. Tingkat 1 Soerjono Soekanto, dkk. Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum, h. 113

3 kriminalitas yang tinggi menjadi suatu gejala penyimpangan terhadap aturan hukum. Di beberapa kota dewasa ini, telah terlihat bahwa masyarakat pada umumnya belum memiliki kesadaran hukum yang dapat membawa segala permasalahannya ke arah positif sehingga tidak akan terjadi kasus-kasus seperti pembunuhan, perampokan, dan penganiayaan. Contoh lain yang banyak terjadi dalam kehidupan manusia dewasa ini adalah bentuk kriminalitas seperti pemerkosaan atau bisa juga disebut pencabulan. Soal pencabulan sebenarnya hanya merupakan suatu bagian yang kecil saja dari pada soal yang lebih besar, yang dihadapi oleh seluruh peri kemanusiaan sekarang ini, yaitu runtuhnya nilai-nilai yang mengakibatkan krisis kebudayaan. Dalam hal ini segala sesuatu yang kita alami di negeri kita hanya merupakan suatu gejala daripada suatu kejadian yang meliputi seluruh dunia. 2 Tindakan asusila seperti pemerkosaan, merupakan wujud penindasan dan kejahatan yang dilakukan seseorang kepada orang lain, kelompok tertentu kepada kelompok lain, orang dewasa kepada anak-anak, majikan kepada pembantunya dan laki-laki kepada perempuan, yang menjadi korban atau pihak yang lemah. Pemerkosaan khususnya terhadap kaum perempuan belakangan ini marak dibicarakan, karena perbuatan ini termasuk ke dalam suatu tindak kejahatan yang melanggar hak-hak asasi manusia. Dan tindak kejahatan ini merupakan 2 Simandjuntak, Patologi Sosial. h. 91

4 pelanggaran terhadap norma-norma hukum. Di lain pihak merupakan gangguan bagi kesejahteraan sosial. Adapun faktor-faktor yang menyebutkan anti group yang dapat berwujud kejahatan adalah physical environment, social environment dan individual reaction. 3 Jika kita berbicara soal kejahatan perkosaan, ada baiknya jika kita menelaah terlebih dahulu tentang makna kejahatan. Kejahatan adalah suatu tindakan sengaja atau omissi. Dalam pengertian ini seseorang tidak dapat dihukum hanya karena pikirannya, melainkan harus ada suatu tindakan atau kealpaan dalam bertindak. Kegagalan untuk bertindak dapat juga dikatakan sebagai suatu tindak kejahatan, jika terdapat suatu kewajiban hukum untuk betindak dalam kasus tertentu, disamping itu pula, harus ada niat jahat (criminal intent, men s area). 4 Di Indonesia perhatian dalam bidang perlindungan anak menjadi salah satu tujuan pembangunan. Hal ini dapat diketahui dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara Bab II B. Disadari dalam kaitannya dengan persoalan perlindungan hukum, Undang-Undang Dasar 1945, ditegaskan pengaturannya dengan dikeluarkannya UU no. 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak. Pengertian kesejahteraan anak dalam UU No. 4 tahun 1979 tersebut adalah anak yang dapat 3 Imam Asyari, Patologi Sosial. hal. 36 4 Mulyana W. Kusumah, Kriminologi dan Masalah Kejahatan. Hal. 20

5 menjamin pertumbuhan dan perkembangan dengan wajar baik secara rahasia, jasmani maupun sosial. 5 Dengan demikian, anak perlu upaya perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraannya agar ia mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh. Terhadap wanita yang belum dewasa ini perlu adanya perlindungan khusus, sehingga setiap pria yang berniat bersetubuh dengannya mengetahui dan memahami resiko yang besar, hal ini disebut statutory rape. 6 Sedangkan menurut pasal 3 UU no. 23 tahun 2002, perlindungan anak bertujuan untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan partisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi, demi terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas mulia dan sejahtera. 7 Untuk itu dalam kasus perkosaan terhadap anak di atur dalam UU no 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak yakni pasal 81 ayat 1 dan 2: Pasal 81 ayat (1) : setiap orang yang sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksakan anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, dipidana dengan penjara paling lama 15 (Lima Belas) tahun dan paling singkat 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) dan paling sedikit Rp. 60.000.000 (enam pulun juta rupiah). Ayat (2) : ketentuan pidana sebagaimana dimaksudkan dalam ayat (1) berlaku pula bagi setiap orang yang dengan 5 Irma Setyowati Sumitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, hal. 16 6 Leden Marpaung, Kejahatan Terhadap Kesusilaan dan Masalah Prevensinya. Hal.40 7 Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak, hal. 16

6 sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan perestubuhan dengannya atau dengan orang lain. Melalui penelitian teresbut, penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam memutus kasus tersebut dan apakah sanksi yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Sidoarjo sudah sesuai dan memenuhi nilai-nilai yang baik dari pihak korban maupun terdakwa. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas maka yang menjadi permasalahan pokok sebagai berikut: 1. Bagaimana deskripsi tindak kejahatan perkosaan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Sidoarjo? 2. Bagaimana pertimbangan hukum hakim dalam memutuskan perkara tindak perkosaan terhadap anak di bawah umur di Sidoarjo? 3. Bagaimana analisis hukum Islam terhadap kasus tersebut? C. Kajian Pustaka Penulisan skripsi mengenai tindak pidana pemerkosaan memang telah banyak dibahas, namun penelitian yang dilakukan sebelumnya tetap menjadi bahan rujukan atau masukan dalam penulisan penelitian ini. Berikut buku yang menjadi acuan dalam penulisan penelitian ini:

7 1. Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan anak 2. Waluyadi, Hukum Perlindungan Anak. Adapun karya yang berbentuk skripsi antara lain: 1. Mifafi Dzaturriza, Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo No. 527/Pid.B/2004/PN.Sda tentang perkosaan yang dilakukan oleh laki-laki dewasa terhadap wanita dibawah umur dalam perspektif hukum Islam. Yang intinya skripsi ini membahas tentang putusan hakim pada pelaku tindak pidana perkosaan tersebut telah melanggar pasal 285 KUHP jo pasal 64 ayat 1, yang dijatuhi hukuman relatif meringankan pelaku. 8 2. Miftahul Ulum, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Keturutsertaan Korban Sebagai Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Sanksi Pelaku Perkosaan (studi kasus No. 264/Pid.B/2003/PN.Sda di Pengadilan Negeri Sidoarjo). Yang intinya skripsi tersebut membahas tentang pandangan hukum pidana Islam terhadap keturutsertaan dan sanksi pelaku. 9 Sedangkan dalam penulisan skripsi ini yang penulis bahas lebih terfokus pada apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam memutus perkara dan apa saja dasar hukumnya, serta telah sesuaikah dengan Undang-Undang perlindungan anak tersebut. 8 Mifafi Dzaturriza, Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo No. 527/Pid.B/2004/PN.Sda tentang Perkosaan yang Dilakukan oleh Laki-laki Dewasa Terhadap Wanita Dibawah Umur Dalam Perspektif Hukum Islam, Skripsi Fakultas Syariah Jurusan SJ tahun 2005 9 Miftahul Ulum, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Keturutsertaan Korban Sebagai Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Memutuskan Sanksi Pelaku Perkosaan (studi kasus No. 264/Pid.B/2003/PN.Sda di Pengadilan Negeri Sidoarjo). Skripsi Fakultas Syariah jurusan SJ tahun 2005

8 D. Tujuan Penelitian Adapun maksud peneliti membahas masalah ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui bagaimana deskripsi tindak pidana perkosaan terhadap anak di bawah umur. 2. Mendeskripsikan pertimbangan hukum hakim Pengadilan Negeri Sidoarjo dalam menyelesaikan perkara tindak pemerkosaan terhadap anak di bawah umur. 3. Menganalisis tinjauan hukum pidana Islam terhadap putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo tentang tindak pidana perkosaan terhadap anak di bawah umur. E. Kegunaan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sekurang-kurangnya untuk: 1. Aspek teoritis Hasil studi ini diharapkan mampu menambah dan memperkaya wawasan serta keilmuan terutama di akademisi khususnya Pengadilan Negeri Sidoarjo terhadap tindak pidana perkosaan terhadap anak di bawah umur, selain itu dapat dijadikan bahan referensi dalam menyusun penelitian selanjutnya. 2. Aspek praktis

9 Sebagai sumbangsih informasi bagi masyarakat tentang betapa pentingnya perlindungan terhadap kaum perempuan khususnya anak-anak dari segala kekerasan yang terjadi terutama pemerkosaan. F. Definisi Operasional Skripsi dengan judul Studi Analisis Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo No. 189/Pid.B/2009/PN.Sda Tentang Perkosaan Terhadap Anak di Bawah Umur. Untuk mempermudah pembahasan, maka di bawah ini akan dijelaskan pengertian beberapa kata yang dipandang perlu diberi penjelasan: 1. Perkosaan adalah seorang pria yang memaksa seorang wanita bukan istrinya untuk melakukan persetubuhan dengannya dengan ancaman kekerasan, diharuskan kemaluan pria masuk ke dalam kemaluan wanita dengan mengeluarkan air mani. 10 2. Pasal 45 KUHP mendefinisikan anak dibawah umur apabila belum berumur 16 tahun (menderjaring) pada saat ia melaksanakan suatu tindak pidana. 11 Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 pasal 7 ayat 1 menjelaskan bahwa batas usia minimal melakukan suatu perkawinan adalah 16 tahun untuk pihak wanita, dan 19 tahun untuk pria. Undang-Undang tersebut menganggap orang di atas usia tersebut bukan anak-anak, sehingga sudah boleh menikah. 12 10 Wiryono Prodjodikoro, Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, h. 117 11 KUHP, h. 22 12 Undang-Undang Perkawinan di Indonesia, h. 33

10 G. Metode Penelitian 1. Data yang dikumpulkan a. Data tentang putusan Pengadilan Negeri Sidoarjo terhadap tindak pidana pemerkosaan terhadap anak di bawah umur No. 189/Pid.B/2009/PN.Sda b. Data tentang berita acara pemeriksaan oleh kepolisian 2. Sumber data a. Sumber data primer Antara lain data berupa: 1) Berkas acara penyidikan kepolisian Sidoarjo 2) Putusan hakim yang oleh pihak Pengadilan Negeri Sidoarjo tidak diperkenankan untuk digandakan karena alasan dokumen rahasia. 3) Al-Qur'an 4) Hadis b. Sumber data sekunder Literatur yang berhubungan dengan pembahasan kasus ini, antara lain: 1) Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak 2) R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta Komentarkomentarnya 3) Ahmad Mawardi Muslich, Hukum Pidana Islam 4) Erma Setyowati Sumitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak

11 5) Al-Hafiz Ibnu Hajar al-as qalani, Bulug al-marram. 6) Haliman, Hukum Pidana Syariah Menurut Ahli Sunnah. 3. Teknik pengumpulan data Untuk memperoleh data dalam penyusunan skripsi ini diperlukan teknik pengumpulan data. Adapun teknik pengumpulan data pada skripsi ini adalah dengan metode dokumentasi. Yaitu mencatat catatan-catatan data yang ada di Pengadilan Negeri Sidoarjo yang terkait dengan pokok permasalahan serta mengkaji berkas acara kepolisian terutama tuntutan jaksa, serta putusan hakim terhadap tindak pidana pemerkosaan di Pengadilan Negeri Sidoarjo. Semua data yang terkumpul kemudian diolah dengan cara sebagai berikut: a. Editing, yaitu memeriksa kembali data yang diperoleh terutama dari segi kelengkapan, kejelasan makna, kesesuaian dan keselarasan antara yang satu dengan yang lain. b. Organizing, yaitu menyusun dan mensistematiskan data yang telah diperoleh dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan. c. Analyzing, yaitu menganalisa data yang telah dideskripsikan dan kemudian ditarik suatu kesimpulan.

12 4. Teknik analisis data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif analitis dalam arti menguraikan kasus tentang hukuman tindak pidana perkosaan terhadap anak di bawah umur yang diputuskan oleh Pengadilan Negeri Sidoarjo secara keseluruhan, mulai dari deskripsi kasus, landasan hukum yang dipakai oleh hakim sampai dengan isi putusannya, kemudian dilakukan analisis analogis, maksudnya menganalisis kasus berdasarkan berkas-berkas yang ada dan menilai secara analogi dengan hukum Islam. 13 H. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah pembahasan masalah-masalah dalam studi ini dan agar dapat dipakai untuk menjawab permasalahan, maka disusun dalam bab-bab yang masing-masing bab mengandung sub bab sehingga tergambar keterkaitan yang sistematis. Maka untuk pembahasannya disusun sebagai berikut: Bab I : bab ini berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, kajian pustaka, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Bab II : bab ini berisi kerangka konseptual yang membahas tentang tindak pidana pemerkosaan terhadap anak di bawah umur menurut KUHP 13 Etik Indriyati, Menulis Karya Ilmiah, h. 26

13 dan hukum Islam yang membahas tentang pengertian perkosaan, unsur-unsur perkosaan, dasar hukum perkosaan serta kriteria anak di bawah umur. Bab III : bab ini memuat deskripsi berkenaan dengan hasil penelitian tentang wilayah hukum dan struktur Pengadilan Negeri Sidoarjo terhadap tindak pidana pemerkosaan terhadap anak di bawah umur. Bab IV : bab ini membahas tentang uraian analisis terhadap pertimbangan hukum yang dipakai hakim Pengadilan Negeri Sidoarjo tentang pidana perkosaan terhadap anak di bawah umur. Bab V : adalah bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.