BAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak

dokumen-dokumen yang mirip
HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

Prinsip-prinsip dan Hak-hak Mendasar di Tempat kerja. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

Tujuan UUK adalah kesejahteraan tenaga kerja: Memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja.

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2001 TENTANG KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG EKPLOISTASI PEKERJA ANAK. A. Pengaturan Eksploitasi Pekerja Anak dalam Peraturan Perundangundangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEKERJA ANAK. Dibahas dalam UU NO 13 Tahun 2003 Bab X Perlindungan, Pengupahan, dan Kesejaterahan Bagian 1 Paragraf 2.

BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Memahami Pekerja Anak. Foto: Peguyuban Uud Danum

BAB I PENDAHULUAN

KOMITE AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK.BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA

BAB II TINJAUAN UMUM PERLINDUNGAN HUKUM PEKERJA ANAK DI KOTA DENPASAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II KETENTUAN HUKUM TENTANG ANAK DAN PEKERJA ANAK

KONVENSI DASAR ILO dan PENERAPANNYA DI INDONESIA

K182 PELANGGARAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

Oleh : Amin Budiamin

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG KOMITE AKSI ACEH PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

WALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG ZONA BEBAS PEKERJA ANAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

PERATURAN DAERAH PROPINSI SUMATERA UTARA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK BAGI ANAK

Pekerja Rumah Tangga Anak (PRTA)

KONVENSI KETENAKERJAAN INTERNASIONAL KONVENSI 182 MENGENAI PELARANGAN DAN TINDAKAN SEGERA PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

BAB I KETENTUAN U M U M

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA AKSI NASIONAL PENGHAPUSAN BENTUK-BENTUK PEKERJAAN TERBURUK UNTUK ANAK

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK PEKERJA ANAK DALAM SEKTOR INFORMAL DI INDONESIA 1 Oleh : Heski Kalangie 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut KHA definisi anak secara umum adalah manusia yang umurnya belum

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

WALI KOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR... TAHUN... T E N T A N G

BAB III DESKRIPSI PENELANTARAN ANAK DALAM RUMAH TANGGA MENURUT UU NO.23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak negatif bagi generasi penerus bangsa. terhadap pemenuhan hak-haknya serta adanya

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

K105 PENGHAPUSAN KERJA PAKSA

BAB I PENDAHULUAN. Usia Pekerja Jumlah Pekerja Tahun Survei Tahun Tahun ±

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

K138 USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PENANGGULANGAN PEKERJA ANAK

Pengertian Anak dan Pentingnya Mendefinisikan Anak Secara Konsisten dalam Sistem Hukum 1 Oleh: Adzkar Ahsinin

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN (STUDI KASUS DI KOTA PALU)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan. Pekerja rumah tangga, seperti juga pekerja-pekerja lainya, berhak atas kerja layak.

K 95 KONVENSI PERLINDUNGAN UPAH, 1949

Kajian Teoritik Hukum dan HAM tentang Surat Edaran Kabaharkam Nomor B/194/I/2013/Baharkam, yang Melarang Satpam Berserikat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

15B. Catatan Sementara NASKAH REKOMENDASI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perdagangan orang merupakan bentuk modern dari perbudakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengikat maka Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Kedudukan

K189 Konvensi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Tangga, 2011

15A. Catatan Sementara NASKAH KONVENSI TENTANG PEKERJAAN YANG LAYAK BAGI PEKERJA RUMAH TANGGA. Konferensi Perburuhan Internasional

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan

R201 Rekomendasi tentang Pekerjaan Yang Layak bagi Pekerja Rumah Rangga, 2011

file://\\ \web\prokum\uu\2003\uu htm

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

R-111 REKOMENDASI DISKRIMINASI (PEKERJAAN DAN JABATAN), 1958

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2010 TENTANG PEKERJA RUMAH TANGGA

UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG PENGESAHAN KONVENSI ILO NO. 138 MENGENAI

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

ANAK INDONESIA. Adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan

BAB II DATA & ANALISA. Konvensi PBB tahun 1989 tentang Hak-hak Anak dan Konvensi ILO no 182 tahun 1999

K 183 KONVENSI PERLINDUNGAN MATERNITAS, 2000

K29 KERJA PAKSA ATAU WAJIB KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

KONVENSI NO. 138 MENGENAI USIA MINIMUM UNTUK DIPERBOLEHKAN BEKERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR: 3 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ORANG DI JAWA BARAT

NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN TERHADAP HAK-HAK ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 7 TAHUN 2013

K177 Konvensi Kerja Rumahan, 1996 (No. 177)

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

Wujud Perlindungan Buruh Anak Dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perdagangan perempuan dan anak (trafficking) telah lama terjadi di muka

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kepolisian Negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa Kepolisian bertujuan untuk

PENGARUSUTAMAAN HAK HAK ANAK: TINJAUAN HUKUM HAM

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERLINDUNGAN PEKERJA RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia, Menimbang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2004 T E N T A N G ZONA BEBAS PEKERJA ANAK DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1999 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1999 TENTANG

Institute for Criminal Justice Reform

R-188 REKOMENDASI AGEN PENEMPATAN KERJA SWASTA, 1997

Transkripsi:

BAB III INKONSISTENSI KETENTUAN HUKUM PEKERJA ANAK 3.1. Kontradiksi Pengaturan Tentang Pekerja Anak Terkait dengan ketentuan hukum mengenai pekerja anak telah diatur di dalam peraturan perundang undangan, dimana masing masing perundang undangan tersebut walaupun menjelaskan mengenai pekerja anak tetapi terdapat perbedaan mengenai peraturan tersebut. Dimana peraturan, peraturan yang membahas mengenai pekerja Anak. Di dalam peraturan perundang undangan terkait dengan pekerja anak, di Indonesia telah diatur dengan beberapa peraturan perundang undangan. Yang diantaranya adalah Konvensi ILO Nomor 182 yang diratifikasi dengan Undang undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang tindakan segera untuk menghapus dan mengurangi bentuk bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, Undang undang Nomor 1 tahun 1951 yang merupakan dasar kebijakan perlindungan pekerja anak, undang undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak, undang undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan, serta Peraturan Mentri Tenaga Kerja Nomor 01/MEN/1987 Tentang Perlindungan Anak Yang terpaksa Bekerja. Adapun pasal pasal daari masing masing perundang undangan di atas yang menjelaskan mengenai pekerja anak, antara lain : a. Pasal 5 ayat (1), ayat (2) ayat (3), ayat dan (4) Undang Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tindakan Segera Penghapusan Bentuk Bentuk 34

Pekerjaan Terburuk Untuk Anak yang di dalam penjelasannya adalah sebagai berikut : Pasal 5 ayat (1) Segala bentuk perbudakan atau praktek sejenis perbudakan seperti penjualan dan perdagangan anak, kerja ijon (debt bondage) dan perhambaan, serta kerja paksa atau wajib untuk dilaksanakan dalam konflik bersenjata. 33 Pasal 5 ayat (2) Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelacuran, untuk produksi pornografi atau pertunjukanpertunjukan porno 34 Pasal 5 ayat (3) Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan terlarang, khususnya untuk produksi dan perdagangan obat-obatan sebagaimana diatur dalam perjanjian internasional yang relevan 35 Pasal 5 ayat (4) Pekerjaan yang sifat atau keadaan tempat pekerjaan itu dilakukan dapat membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak - anak. 36 b. Undang Undang Nomor 1 Tahun 1951 yang Merupakan Dasar Kebijakan Perlindungan Pekerja Anak. Pasal 7 Anak-anak tidak boleh menjalankan pekerjaan di perusahaan jenis apapun 37 c. Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Dalam Penjelasannya. Pasal 17 setiap anak berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial, setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran, setiap anak berhak menyatakan dan didengar pendapatnya, setiap anak berhak untuk beristirahat dan 33 Undang Undang Nomor 1 Tahun 2000 tentang Tindakan Segera Penghapusan Bentuk Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak Pasal 5 ayat (1). 34 Ibid Pasal 5 Ayat (2). 35 Ibid pasal 5 Ayat (3). 36 Ibid pasal 5 Ayat (4). 37 Undang undang Nomor 1 tahun 1951 yang merupakan dasar kebijakan perlindungan pekerja anak. Pasal 7. 35

memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan anak yang sebaya, berkreasi dan berekreasi 38. Dalam penjelasan di dalam pasal ini adalah hak anak tidak untuk bekerja. Apabila terdapat anak yang bekerja menurut Pasal 17 Undang Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak adalah sebagai bentu pelanggaran hak anak. d. Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Pasal 69 Anak berumur antara 13 (tiga belas) tahun dan 15 (lima belas) tahun dapat, di bawah ketentuan - ketentuan tertentu yang ketat, melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak menghambat atau menganggu perkembangan fisik, mental, dan sosial anak yang bersangkutan. Pengusaha yang mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi persyaratan berikut: Pengusaha harus mendapatkan izin tertulis dari orang tua atau wali; b. Harus ada perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali; c. Pengusaha tidak boleh mengharuskan anak untuk bekerja lebih dari 3 (tiga) jam sehari d. Pengusaha hanya dibenarkan mempekerjakan anak pada siang hari tanpa mengganggu waktu sekolah anak yang bersangkutan; e. Dalam mempekerjakan anak, pengusaha harus memenuhi syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja; f. Adanya hubungan kerja yang jelas (antara pengusaha dan pekerja anak yang bersangkutan/ orang tua atau walinya); dan g. Anak berhak menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku; h. Beberapa ketentuan di atas dikecualikan bagi anak yang bekerja pada usaha keluarganya. 39 Pasal 70 Anak dapat diperbolehkan melakukan pekerjaan di tempat kerja sebagai bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan sekolah yang disahkan oleh pejabat yang berwenang. Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit berumur 14 (empat belas) tahun. Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat diberikan kepada anak dengan syarat: a. diberi petunjuk yang jelas tentang cara pelaksanaan 38 undang undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak Pasal 17. 39 Undang - undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 69. 36

pekerjaan serta bimbingan dan pengawasan dalam melaksanakan pekerjaan.b. diberi perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja. 40 e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja: Pasal 1 Anak yang terpaksa bekerja adalah anak-anak yang berumur di bawah 14 tahun karena alasan sosial ekonomi terpaksa a. bekerja untuk menambah penghasilan baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga. b. Anak yang terpaksa bekerja harus mendapat ijin dari orang tua / wali. 41 Pasal 4 Bahwa tidak dapat dipungkiri, karena tuntutan keadaan maka anak akan melakukan pekerjaan, untuk itu pengusaha harus memberikan perlindungan terhadap anak yang terpaksa bekerja dengan jalan : a. Tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam sehari: b. Tidak mempekerjakan pada malam hari ; c Memberikan upah sesuai dengan peraturan yang berlaku ; d. Memelihara daftar nama, umur dan tanggal lahir mulai dari bekerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan. 42 Kontradiksi menurut kamus besar Indonesia adalah dua hal yang saling bertentangan. 43 dalam kaitannya dengan skripsi ini yaitu kontradiksi atau pertentangan dalam sebuah peraturan perundang undangan yang menyingung masalah pekerja anak antara UU No. 23 Tahun 2002 dan undang undang lain yang berisi larangan anak untuk bekerja dan UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang dimana undang undang ini memperbolehkan anak untuk bekerja. 40 Ibid. Pasal 70. 41 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak yang Terpaksa Bekerja Pasal 1. 42 Ibid. Pasal 49. 43 Kamus besar bahasa Indonesia arti kontradiksi. 37

Pekerja anak memiliki sejarah panjang dan umumnya itu dipandang sebagai bentuk pelanggaran hak-hak anak. Seperti orang tua mereka, anak-anak juga mempunyai hak-hak mereka sendiri. Anak tidak boleh menjalankan pekerjaan. 44 larangan ini bersifat mutlak tanpa pengecualian, jadi apapun alasannya anak tidak boleh menjalankan pekerjaan dalam suatu hubungan kerja antara pengusaha / majikan dengan pekerja / buruh. Kenyataan menunjukkan bahwa banyak anak yang semestinya masih harus menempuh pendidikan di sekolah, mereka terpaksa bekerja untuk membantu meringankan beban orang tua, atau bahkan untuk mencukupi kebutuhan mereka sendiri. Pada prinsipnya di dalam Pasal 2 Undang undang nomor 13 tahun 2003 pengusaha dilarang mempekerjakan anak. Tetapi karena kondisi ekonomi masyarakat yang kurang menguntungkan belum memungkinkan melarang anak untuk tidak melakukan pekerjaan. Peraturan perundangan-undangan dibidang ketenagakerjaan masih memperbolehkan anak melakukan pekerjaan pada pekerjaan ringan, sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosial. Pengusaha yang akan mempekerjakan anak pada pekerjaan ringan harus memenuhi syarat sebagai berikut : 1) Izin tertulis dari orang tua atau wali. 2) Perjanjian kerja antara pengusaha dengan orang tua atau wali. 3) Waktu kerja maksimal 3 (tiga) jam sehari. 4) Dilakukan pada siang hari dan tidak mengganggu waktu sekolah. 44 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1948 tentang Tenaga Kerja, Pasal 2. 38

5) Dijaga keselamatan dan kesehatan kerjanya. 6) Adanya hubungan kerja yang jelas. 7) Menerima upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku Disamping anak dapat melakukan pekerjaan ringan dengan persyaratan tertentu, anak juga diperbolehkan melakukan pekerjaan untuk mengembangkan bakat dan minat. Pengusaha yang mempekerjakan anak untuk mengembangkan bakat dan minat wajib memenuhi syarat sebagai berikut : a. Di bawah pengawasan langsung dari orang tua atau wali, dilakukan dengan cara: 1) Orang tua atau wali mendampingi setiap kali anaknya melakukan pekerjaan, 2) Orang tua atau wali mencegah perlakuan eksploitatif terhadap anaknya. 3) Orang tua atau wali menjaga keselamatan, kesehatan dan moral anaknya selama melakukan pekerjaan. b. Waktu kerja paling lama 3 (tiga) jam sehari. c. Kondisi dan lingkungan kerja tidak mengganggu perkembangan fisik, mental sosial dan waktu sekolah. Sesuai dengan Kepmenakertrans No. Kep-115/Men/VII/2004 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Melakukan Pekerjaan Untuk Mengembangkan Bakat dan Minat telah dirinci lebih lanjut tentang kewajiban pengusaha yang mempekerjakan anak untuk mengembangkan bakat dan minat, yaitu: a. membuat perjanjian kerja secara tertulis dengan orang tuanya/wali yang mewakili anak yang memuat kondisi dan syarat kerja. 39

b. mempekerjakan anak diluar waktu sekolah c. waktu kerja paling lama 3 jam sehari dan 12 jam seminggu d. melibatkan orang tua/wali di lokasi tempat kerja untuk melakukan pengawasan langsung, e. Menyediakan tempat dan lingkungan kerja yang bebas dari peredaran dan penggunaan narkotika, perjudian, minuman keras, prostitusi dan hal-hal sejenis yang dapat memberikan pengaruh buruk terhadap perkembangan fisik, mental dan sosial anak. f. menyediakan fasilitas tempat istirahat selama waktu tunggu, g. melaksanakan syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948 yang dipertegas dengan Undang Undang Nomor 1 Tahun 1951 dengan jelas dan tegas melarang keberadaan pekerja anak, tidak mempunyai kekuasaan hukum apapun karena ternyata masih banyak pekerja anak, padahal Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1948 tersebut sampai saat ini tidak pernah dicabut dan oleh karena itu seharusnya tetap memiliki kekuatan hukum yang mengikat baik untuk pemerintah, pengusaha maupun masyarakat sebagai Warga Negara Republik Indonesia. Tindakan mempekerjakan anak semestinya diberlakukan sebagai tindakan melawan Undang- Undang yang sah dan dapat dikenai sanksi hukum. Selain itu masih banyaknya pekerja anak menunjukkan ketidak berhasilan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, tentang sistem pendidikan nasional yang menekankan wajib belajar 9 tahun. Konvensi ILO No 182 Tahun 1999 tentang Larangan dan Tindakan Segera Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk Pekerja Anak disahkan oleh Undang - 40

undang Nomor 01 Tahun 2000. Sebagai tindak lanjut dari ratifikasi, Komite Aksi Nasional (KAN) untuk Penghapusan Bentuk-bentuk Terburuk dari Buruh Anak dibentuk melalui Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2001. KAN kemudian membentuk Rencana Aksi Nasional (RAN) yang bertujuan untuk mencegah dan menghapuskan anak-anak terlibat dalam semua jenis bentuk-bentuk terburuk pekerja anak. 45 Terkait dengan upaya perlindungan terhadap anak-anak dari pengaruh pekerjaan yang buruk, Keppres 59 Tahun 2002 telah mengidentifikasi 13 jenis pekerjaan terburuk untuk anak, yaitu : a. Mempekerjakan anak-anak sebagai pelacur, b. Mempekerjakan anak-anak di pertambangan, c. Mempekerjakan anak-anak sebagai penyelam mutiara, d. Mempekerjakan anak-anak di bidang konstruksi. e. Menugaskan anak-anak di anjungan penangkapan ikan lepas pantai (yang di Indonesia disebut jermal). f. Mempekerjakan anak-anak sebagai pemulung. g. Melibatkan anak-anak dalam pembuatan dan kegiatan yang menggunakan bahan peledak. h. Mempekerjakan anak-anak di jalanan. i. Mempekerjakan anak-anak sebagai tulang punggung keluarga. j. Mempekerjakan anak-anak di industri rumah tangga (cottage industries). k. Mempekerjakan anak-anak di perkebunan. 45 Badan Pusat Stastistik Organisasi Perburuhan Internasional. Pekerja Anak di Indonesia. PT. Sigma Sarana 2009. hlm 5. 41

l. Mempekerjakan anak-anak dalam kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan usaha penebangan kayu untuk industri atau mengolah kayu untuk bahan bangunan dan pengangkutan kayu gelondongan dan kayu olahan. m. Mempekerjakan anak-anak dalam berbagai industri dan kegiatan yang menggunakan bahan kimia berbahaya. Peraturan terbaru pada anak-anak adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 tentang Anti Perdagangan manusia. Pasal 1 peraturan mengharuskan bahwa seorang anak adalah seseorang yang belum berumur 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak-anak yang masih dalam kandungan ibu. Singkatnya, ada cukup banyak peraturan perundang-undangan baik di tingkat nasional dan global yang mempromosikan hak-hak anak-anak dan untuk melindungi mereka dari segala jenis perlakuan buruk. Meskipun demikian, karena masalah dalam penegakan hukum, dalam kenyataannya ada banyak anak-anak yang bekerja yang tidak selalu mendapat perlindungan dengan baik. 46 Undang-Undang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa pengusaha dilarang mempekerjakan anak (kecuali perusahaan keluarga). Larangan tersebut jika ditinjau dari segi kemanusiaan dan kedayagunaannya merupakan tindakan dan kebijaksanaan yang tepat mengingat: a. Anak-anak dan mereka yang berusia muda di bawah 18 tahun masih harus mendapat bimbingan dari orang tuanya dan memperoleh pendidikan yang cukup bagi kehidupan masa depannya. 46 Ibid., hlm 6. 42

b. Tenaga dan akal fikiran mereka (terutama anak-anak) belum memungkinkan untuk mengemban kerja, mereka masih lemah tenaga dan akal fikirannya yang sesungguhnya mereka masih harus mendapat perlindungan dari orang tuanya. c. Cara bekerja mereka sesungguhnya belum bisa diandalkan karena usia sangat muda itu sepantasnya mereka masih suka bermain-main yang kemungkinan jika mereka itu dipekerjakan akan timbul kecerobohan - kecerobohan yang dapat mengakibatkan kecelakaan bagi dirinya sendiri ataupun tidak dapat diharapkan tanggung jawabnya atas hasil pekerjaan yang ditanganinya. 47 Dengan demikian jelaslah bahwa mempekerjakan tenaga anak - anak dan mereka yang masih muda sekali tentunya bertentangan dengan usaha mewujudkan tenaga kerja yang cerdas, terampil tidak nakal guna melangsungkan pelaksanaan pembangunan selanjutnya. Kekawatiran terhadap pekerja anak karena anak cenderung mengalami ketegangan emosional, antara lain: sangat sensitif dan mudah tersinggung, sering melakukan penentangan, sopan santun dan tata karma buruk, sering menarik diri dari pergaulan, keinginan menyendiri kuat, senang berkhayal atau berfantasi, sering tampak gelisah, mulai tertarik dengan lawan jenis, terdapat ketidak seimbangan koordinasi fungsi-fungsi tubuh, mudah jenuh atau bosan, tingkat konsistensi rendah, mudah konflik dengan orang lain dan disiplin hidup rendah. 47 Kartasapoetra, G, Hukum Perburuhan Di Indonesia Berlandaskan Pancasila, (Jakarta: Bina Aksara, 1992), hal. 38. 43

3.2. Kontradiksi Kententuan Hukum Batasan Kedewasaan Anak Pada dasarnya undang undang di Indonesia yang menjelaskan mengenai batasan umur antara undang undang satu dengan undang undang lain berbeda penjelassannya. Kita lihat mengenai batasan umur anak antara undang undang KUHperdata kedewasaan anak adalah umur 21 tahun 48 sedangkan di dalam undang undang No 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, adalah 18 tahun. 49 Salah satunya hal inilah yang menjadi alasan bagi penulis untuk merumuskan sebuah kontradiksi dari peraturan yang menjelaskan mengenai batasan kedewasaan anak. Tetapi hal perbedaan penjelasan peraturan satu sama lain di Negara kita ini khususnya untuk merumuskan batasan umur anak tidak di buat repot, padahal bahasannya sama tetapi penjelasannya berbeda. Untuk merumuskan batasan umur anak di Indonesia mengacu kepada KHA, karena KHA merupakan lek sepesialis untuk merumuskan batasan umur anak. 50 Maka dari itu Negara tidak ambil pusing mengenai batasan Umur Anak. Tetapi di dalam bab ini penulis ingin menyajikan ke tidak cocokan antara Undang undang dengan peraturan pelaksanaan atau PP. yang menjadi salah satu amatan penulis di sini adalah Batasan Umur anak di dalam Undang undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan anak dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja.di dalam pasal 1 UU No. 23 tahun 2002 pasal 1 menjelaskan bahwa anak 48 KUHPerdata Pasal 330. 49 Pasal 1 Undang-Undang No 23 tahun 2002. 50 Konvensi Internasional Hak Anak (KHA) adalah Konvensi Internasional yang khusus melindungi hak asasi manusia yang berumur di bawah 18 tahun, diadopsi oleh PBB tanggal 20 November 1989, mulai berlaku pada tanggal2 September 1990, ratifikasi oleh 193 Negara (2009). 44

adalah berusia di bawah 18 tahun termasuk yang masih di dalam kandungan, sedangkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja di dalam pasal 1 yang termasuk anak adalah di bawah 16 Tahun. Jadi apabila kita tarik kesimpulan dari undang undang tersebut, anak adalah di bawah usia 18 tahun, karena undang undang tersebut merupakan perlindungan anak, batasan usia anak di dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja adalah 16 tahun tentunya harus mendapatkan perhatian khusus untuk mendapatkan perlindungan. Tetapi di dalam perakteknya anak anak yang berusia 16 tahun dan melakukan pekerjaan, seolah olah perlindungan untuk anak tersebut tidak tersentuh oleh tangan pemerintah. 3.3. Kontradiksi Kententuan Hukum Pekerjaan Anak dan Pekerja Anak Antara Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan undang undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Di dalam ketentuan peraturan perundang undangan manapun yang mengatur mengenai pekerja anak di dalam implementasinya memang tidak ada satu peraturan yang mengkhususkan mengenai larangan anak untuk bekerja. Tetapi dari teori teori baik itu di dalam buku, literatur maupun peraturan perundang undangan penulis menemukan suatu keadaan dimana menurut penulis merupakan suatu kontradiksi. Yaitu peraturan perundang undangan Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak dan Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Di mana di dalam kedua undang undang tersebut sangat jelas 45

saling bertentangan. Adapun pasal pasal yang saling bertentangan adalah sebagai berikut : anak. Pasal 4 undang undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pasal 70 ayat (1) Undang undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang KetenagaKerjaan Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang Dalam asumsi penulis dalam kedua ketentuan peraturan perundang undangan tersebut merupakan kontradiksi dari Perlindungan Hukum bagi anak yang bekerja, karena di dalam prakteknya anak tidakhanya bekerja di lingkup bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang saja, melainkan terdapat anak yang bekerja di perusahaan misalnya, dimana perusahaan tersebut tidak mempertimbangkan faktor keselamatan kerja untuk anak yang bekerja. Padalah di dalam peraturan mengenai perlindungan anak dalam implementasinya merupakan perlindungan untuk semua anak atau peraturan yang mutlak untuk melindungi anak dari kehidupannya, baik pada khususnya perlindungan anak yang bekerja. 3.4. Kontrasiksi Ketentuan Hukum Jenis Pekerjaan Anak Yang DiPerbolehkan. Di dalam beberapa ketentuan hukum mengenai jenis pekerjaan Anak tidak selamanya berjalan lurus seperti apa yang telah diharapkan oleh pembuat undang undang, terdapat kontradiksi atau ketidak cocokan antara peraturan satu dengan 46

peraturan yang lainnya. Adapun peraturan yang terdapat kontradiksi antara lain. Antara undang undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pembentukan Komite Aksi Daerah, Penetapan Rencana Aksi Daerah, Dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak. Adapun peraturan tersebut adalah : 1. Undang Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Di dalam ketentuan peraturan undang undang ini anak di perbolehkan melakukan pekerjaan yang mengacu kepada Pasal 70 73: Pasal 70 ayat (1) Anak dapat melakukan pekerjaan di tempat kerja yang merupakan bagian dari kurikulum pendidikan atau pelatihan yang disahkan oleh pejabat yang berwenang Pasal 70 ayat (2) Anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) paling sedikit berumur 14 (empat belas) tahun. Pasal 70 ayat (3) Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan syarat : a). di bawah pengawasan langsung dari orang tua atau wali; b.) waktu kerja paling lama 3 (tiga) jam sehari; dan c.) kondisi dan lingkungan kerja tidak mengganggu perkembangan fisik, mental, sosial, dan waktu sekolah. 2. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja. a. Anak yang terpaksa bekerja adalah anak-anak yang berumur di bawah 14 tahun karena alasan sosial ekonomi terpaksa bekerja untuk menambah penghasilan baik untuk dirinya sendiri maupun keluarga. 47

b. Anak yang terpaksa bekerja harus mendapat ijin dari orang tua / wali. 51 Bahwa tidak dapat dipungkiri, karena tuntutan keadaan maka anak akan melakukan pekerjaan, untuk itu pengusaha harus memberikan perlindungan terhadap anak yang terpaksa bekerja dengan jalan : a. Tidak mempekerjakan lebih dari 4 jam sehari b. Tidak mempekerjakan pada malam hari c. Memberikan upah sesuai dengan peraturan yang berlaku d. Memelihara daftar nama, umur dan tanggal lahir mulai dari bekerja dan jenis pekerjaan yang dilakukan. 52 Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 01 / MEN / 1987 tentang Perlindungan Bagi Anak Yang Terpaksa Bekerja disebutkan bahwa usia minimum untuk diperbolehkan bekerja adalah tidak kurang dari 15 tahun, tetapi untuk dapat bekerja pada tempat yang berbahaya minimal berusia 18 tahun. 3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pembentukan Komite Aksi Daerah, Penetapan Rencana Aksi Daerah, Dan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Penghapusan Bentuk-Bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak. Bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak antara lain : a. perbudakan atau praktek sejenis perbudakan seperti penjualan dan perdagangan 51 Permenaker Nomor 01 Tahun 1987 tentang Perlindungan bagi Anak yang Terpaksa Bekerja, Pasal 1. 52 Ibid., Pasal 4. 48

anak, kerja ijon (debt bondage), dan perhambaan serta kerja paksa atau wajib kerja, termasuk pengerahan anak secara paksa atau wajib untuk dimanfaatkan dalam konflik bersenjata; b. pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelacuran, untuk produksi pornografi, atau untuk pertunjukan-pertunjukan porno; c. pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan terlarang, khususnya untuk produksi dan perdagangan obat-obatan sebagaimana diatur dalam perjanjian internasional yang relevan; dan d. pekerjaan yang sifat atau keadaan tempat pekerjaan itu dilakukan dapat membahayakan kesehatan, keselamatan, atau moral anak-anak. 53 Bentuk bentuk pekerjaan terburuk untuk anak di dalam undang undang ini meliputi : a. Segala bentuk perbudakan atau praktek sejenis perbudakan seperti penjualan dan perdagangan anak, kerja ijon (debt bondage) dan perhambaan, serta kerja paksa atau wajib untuk dilaksanakan dalam konflik bersenjata; b. Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk pelacuran, untuk produksi pornografi atau pertunjukan-pertunjukan porno; c. Pemanfaatan, penyediaan atau penawaran anak untuk kegiatan terlarang, khususnya untuk produksi dan perdagangan obat-obatan sebagaimana diatur dalam perjanjian internasional yang relevan; 53 Pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2009. 49

d. Pekerjaan yang sifat atau keadaan tempat pekerjaan itu dilakukan dapat membahayakan kesehatan, keselamatan atau moral anak - anak. Dari masing masing yang membahas mengenai jenis pekerjaan Anak yang diperbolehkan itu berbeda beda atau berkontradiksi satu sama lain di dalam undang undang nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, anak diperbolehkan bekerja, seperti dijelaskan di dalam pasal 70 73. Di dalam pasal 70 ayat (1) Anak dapat melakukan pekerjaan, asalkan sesuai dengan syarat dari kurikulum yang diberikan oleh instansi pendidikan terkait dalam hal ini adalah sekolahan dimana anak dapat mengembangkan bakat minatnya. Di dalam peraturan menteri nomor 01/men/1987 Anak boleh melakukan pekerjaan asal memuat syarat sebagaimana yang telah ditentukan di dalam Permen tersebut, yaitu anak di pekerjakan tidak lebih dari 4 jam dalam sehari, tidak mempekerjakan pada malam hari. Menurut penulis dari masing masing peraturan yang membahas mengenai pekerja anak sangat efektif, tetapi dilain sisi terdapat suatu perbedaan satu sama lain. Yang dimana menurut hemat penulis hal tersebut merupakan akar dari masalah kontradiksi itu muncul. Dimana pengertian kontradiksi pada umumnya adalah dua atau lebih hal yang saling bertolak belakang atau bertentangan, seperti di dalam topik ini, dimana di dalam peraturan mengenai pekerja anak ini terdapat perbedaan. 50