BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. Tabel 2.1 Daya tumbuh benih kedelai dengan kadar air dan temperatur yang berbeda

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir BAB II DASAR TEORI

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Cooling Tunnel

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir 2012 BAB II DASAR TEORI

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Blood Bank Cabinet

BAB II DASAR TEORI. Tugas Akhir Rancang Bangun Sistem Refrigerasi Kompresi Uap untuk Prototype AHU 4. Teknik Refrigerasi dan Tata Udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MULTIREFRIGERASI SISTEM. Oleh: Ega T. Berman, S.Pd., M,Eng

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori. Gambar 2.1 Florist Cabinet (Sumber Gambar: Althouse, Modern Refrigeration and Air Conditioning Hal.

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu mesin refrigerasi akan mempunyai tiga sistem terpisah, yaitu:

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 sistem Blast Chiller [PT.Wardscatering, 2012] BAB II DASAR TEORI

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

BAB II DASAR TEORI 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB II LANDASAN TEORI. Refrigerasi merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

SISTEM REFRIGERASI KOMPRESI UAP

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN AKHIR FISIKA ENERGI II PEMANFAATAN ENERGI PANAS TERBUANG PADA MESIN AC NPM : NPM :

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 diagram blok siklus Sistem Refrigerasi Kompresi Uap

Tugas akhir Perencanan Mesin Pendingin Sistem Absorpsi (Lithium Bromide) Dengan Tinjauan Termodinamika

BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka

BAB III PERENCANAAN PABRIK ES

BAB II DASAR TEORI. BAB II Dasar Teori

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. temperatur di bawah 123 K disebut kriogenika (cryogenics). Pembedaan ini

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Vaksin

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK PIPA KAPILER DAN KATUP EKSPANSI TERMOSTATIK PADA SISTEM PENDINGIN WATER-CHILLER

BAB V HASIL DAN ANALISIS

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perbaikan Dan Uji Kebocoran Mesin Pendingin Absorpsi

BAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

IV. METODE PENELITIAN

STUDI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN REFRIJERAN R-12 DENGAN HYDROCARBON MC-12 PADA SISTEM PENDINGIN DENGAN VARIASI PUTARAN KOMPRESOR. Ir.

BAB VI PENGOLAHAN DATA dan ANALISIS DATA

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUJIAN UNJUK KERJA SOLAR ASSISTED HEAT PUMP WATER HEATER. MENGGUNAKAN HFC-134a DENGAN VARIASI INTENSITAS RADIASI

Seminar Nasional Mesin dan Industri (SNMI4) 2008 ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA REFRIGERATOR KAPASITAS 2 PK DENGAN REFRIGERAN R-12 DAN MC 12

BAB II DASAR TEORI LAPORAN TUGAS AKHIR. 2.1 Blast Chiller

Gambar 5. Skematik Resindential Air Conditioning Hibrida dengan Thermal Energy Storage

PENENTUAN EFISIENSI DAN KOEFISIEN PRESTASI MESIN PENDINGIN MERK PANASONIC CU-PC05NKJ ½ PK

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Air-Water System

TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG MESIN AC SPLIT 2 PK. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mencapai Gelar Strata Satu ( S-1 ) Teknik Mesin

Momentum, Vol. 13, No. 2, Oktober 2017, Hal ISSN ANALISA PERFORMANSI REFRIGERATOR DOUBLE SYSTEM

TUGAS 2 REFRIGERASI DASAR (TEORI)

PENGARUH KECEPATAN UDARA PENDINGIN KONDENSOR TERHADAP KOEFISIEN PRESTASI AIR CONDITIONING

PERBANDINGAN UNJUK KERJA FREON R-12 DAN R-134a TERHADAP VARIASI BEBAN PENDINGIN PADA SISTEM REFRIGERATOR 75 W

BAB III SISTEM REFRIGERASI DAN POMPA KALOR

Pengaruh Pipa Kapiler yang Dililitkan pada Suction Line terhadap Kinerja Mesin Pendingin

Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin Pendingin. Galuh Renggani Wilis, ST.,MT

Maka persamaan energi,

BAB II DASAR TEORI.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung ( Indirect Cooling System 2.2 Secondary Refrigerant

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Sistem Pendinginan Tidak Langsung (Indirect System)

BAB II DASAR TEORI. 1. Sistem refrigerasi kompresi uap. 2. Sistem refrigeasi absorbsi. 3. Sistem refrigerasi udara

BAB II DASAR TEORI 2.1 Cooling Tunnel

ROTASI Volume 7 Nomor 3 Juli

Pengaruh Penggunaan Katup Ekspansi Termostatik dan Pipa Kapiler terhadap Efisiensi Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PEMBUAT ES BALOK KAPASITAS 2 TON PERHARI UNTUK MENGAWETKAN IKAN NELAYAN DI PANTAI MEULABOH ACEH

EFEK UDARA DI DALAM SISTEM REFRIGERASI

Bab IV Analisa dan Pembahasan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis penggunaan water cooled condenser pada mesin pengkondisian udara paket (AC window)

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Debit Udara Kondenser terhadap Kinerja Mesin Tata Udara dengan Refrigeran R410a

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA KINERJA MESIN REFRIGERASI RUMAH TANGGA DENGAN VARIASI REFRIGERAN

BAB II. Prinsip Kerja Mesin Pendingin

BAB II DASAR TEORI. Pengujian sistem refrigerasi..., Dedeng Rahmat, FT UI, Universitas 2008 Indonesia

Heroe Poernomo 1) Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Indonesia

BAB III PERHITUNGAN DAN PEMILIHAN PERALATAN

HANIF BADARUS SAMSI ( ) DOSEN PEMBIMBING ARY BACHTIAR K.P, ST, MT, PhD

LANDASAN TEORI. P = Pc = P 3 = P 2 = Pg P 5 P 4. x 5. x 1 =x 2 x 3 x 2 1

TUGAS AKHIR REDESIGN OF SIMPLE REFRIGERATION SIMULATOR

EFEK PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA AIR PENDINGIN PADA KONDENSOR TERHADAP KINERJA MESIN REFRIGERASI FOCUS 808

Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage

PENDINGINAN KOMPRESI UAP

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Komponen mesin pendingin

TUGAS 2 REFRIGERASI DASAR (TEORI)

UNJUK KERJA MESIN PENDINGIN KOMPRESI UAP PADA BEBERAPA VARIASI SUPERHEATING DAN SUBCOOLING

SILABUS MATA KULIAH D4 REFRIGERASI DASAR KURIKULUM 2011 tahun ajaran 2010/2011. Materi Tujuan Ket.

Transkripsi:

BAB V PEMILIHAN KOMPONEN MESIN PENDINGIN 5.1 Pemilihan Kompresor Kompresor berfungsi menaikkan tekanan fluida dalam hal ini uap refrigeran dengan temperatur dan tekanan rendah yang keluar dari evaporator dikompresikan sehingga menjadi uap refrigeran yang bertemperatur dan bertekanan tinggi. Uap refrigeran yang keluar dari kondensor untuk didinginkan sehingga menjadi cairan refrigeran. Komponen yang digunakan dalam desain ini disesuaikan dengan refrigeran yang digunakan (R717) Amonia yaitu kompresor torak (Reciprocating Compressor). Spesifikasi pabrik es di antaranya: Ukuran ruangan: 30.500 mm 3.400 mm Ukuran Tangki pembeku: Aprox 8500 0000 L 1050 D Motor penggerak kompresor Merk : Mitsubishi Super Line Jenis : Motor induksi, 6 kutub Tipe : 3B FH Putaran : 970 rpm Tegangan : 380 Volt, 39 Ampere Fasa : 3 fasa Daya : 15 kw Efisiensi motor : 75 % W η : 15 0,75 93,75 kw C W el mot tot Pabrik pembuat : Mitsubishi Electric Coorporation Japan. 5. Proses Refrigerasi Dalam siklus refrigerasi yang dilukiskan adalah suatu siklus refrigerasi saturasi teoritis dengan mengasumsikan uap refrigerasi meningkatkan evaporator dalam keadaan uap jenuh pada tekanan dan temperatur evaporasinya, serta keluar 68

ke kondensor dalam keadaan cair jenuh pada tekanan dan temperatur kondensasinya. Panas di buang dikondensor Jatuh tekan melalui katup ekspansi 3 4 1 Efek refrigerasi Gambar 5.1. Proses refrigerasi Kerja kompresor 5.3 Proses Evaporasi Proses evaporasi ditunjukan oleh garis 4-1, yang terjadi di dalam evaporator, proses ini berlangsung dalam keadaan temperatur dan tekanan konstan dari tabel properties zat pendingin R-NH 3 (Amonia) didapat data sebagai berikut: Temperatur T 1 T e -15 o C Tekanan P 1 P e 0,35 MPa Entalpi h 1 481,5 kj/kg Entropi S 1 10,56 kj/kg-k 5.4 Proses Kompresi Proses kompresi ditunjukan oleh garis 1-, proses ini dilakukan oleh kompresor secara isentropik dengan menaikkan tekanan evaporasi menjadi tekanan kondensasi dari diagram P-h untuk NH 3 (Amonia) didapatkan data sebagai berikut: Temperatur T T k 40 o C 69

Tekanan P P k 1,555 MPa Entalpi h 750 kj/kg Kerja spesifikasi yang diperlukan selama proses kompresi sama dengan selisih besarnya entalpi uap zat pendingin, seksi keluar evaporator dan seksi masuk kondensor, kerja spesifik inilah yang harus ditanggung oleh kompresor selama proses kompresi sehingga besarnya kerja kompresor spesifik ini adalah: W comp h h 1 (750 481,5) kj/kg 68,48 kj/kg W m. c W comp 0,8814 68,48 36,638 kj/s 36,638 kw 5.5 Proses Kondensasi Proses kondensasi ditunjukkan oleh garis -3, proses ini terjadi di kondensor pada tekanan konstan, uap zat pendingin yang keluar dari kompresor dalam keadaan panas lanjut diturunkan temperaturnya sampai temperatur kondensasi dari tabel properties zat pendingin NH 3 (Amonia) didapatkan data sebagai berikut: Temperatur T 3 T k 40 o C Tekanan P 3 P k 1,555 MPa Entalpi h 3-571,638 kj/kg Besarnya kalor spesifik yang dilepaskan kondensor ke media pendinginnya adalah sebagai berikut: Q k h h 3 750 (-571,638) kj/kg 131,638 kj/kg 70

Q kondensor 3 4 1 Q refrigerasi Q kompresor Gambar 5.. Proses Kondensasi 5.6 Proses Ekspansi Proses ekspansi ditunjukan oleh garis 4-1, proses ini terjadi di dalam alat ekspansi, tekanan dan temperatur kondensasi zat pendingin diturunkan sampai mencapai tekanan dan temperatur evaporasi. Dari tabel properties dan diagram P-h zat pendingin NH 3 (Amonia) didapatkan data: Temperatur T 4 T e -15 o C Tekanan P 4 P e 0,35 MPa Entalpi h 4 h 3-571,638 kj/kg 5.7 Efek Refrigerasi Besarnya kalor yang diserap oleh sejumlah massa zat pendingin dalam siklus ini sama dengan besar selisih entalpi titik 1 dan titik 4. Q r h 1 h 4 481,5 (-571,638) kj/kg 1053,158 kj/kg 71

5.8 Laju Aliran Massa Zat Pendingin Laju alir massa pada zat pendingin dapat ditentukan dengan menggunakan metoda persamaan berikut: m r Q Q tot r 98,558 kw 1053,158 kj / kg 98,558 kj s 1053,158 kj kg 0,8814 kg/s 5.9 Koefisien Prestasi (COP) Koefisien prestasi atau COP (Coefficient Of Performance) didefinisikan pada refrigerasi bermanfaat sama dengan perpindahan kalor pada proses 4-1 dan daerah garis -3 menyatakan kalor yang dikeluarkan dari daur. Perbedaan antara kalor yang dikeluarkan dari daur dan kalor yang ditambahkan adalah kalor bersih. Koefisien prestasi siklus Carnot secara keseluruhan merupakan fungsi batasanbatasan suhu dan dapat bervariasi dari nol hingga tak terhingga. COP aktual Qr m P comp r 1053,158 kj kg 0,8814 kg 500 kj s s 1,856 Dari hasil perhitungan equipment, kompresor yang terpasang pada sistem refrigerasi ini adalah kompresor dengan data spesifikasi data sebagai berikut : Merk : Surely Jenis : Reciprocating Compressor Multi Cylinder Model : VZ 6A x 4 set Jumlah silinder : 8 silinder Diameter silinder : 13 mm Panjang langkah torak : 106 mm 7

Putaran : 1000 rpm Jumlah tingkat tekanan : Satu tingkat Refrigeran : Amonia (NH 3 ) Kapasitas refrigerasi : 57.100 kcal/jam/set 57.100 4,184 1.075.706,4 kj/jam 98,8073333 kj/s 98,8073 kw Minyak pelumas : Clavus Oil 46 Pabrik pembuat : Hasegawa Refrigerating Industries, LTD Osaka Japan Karena menggunakan 4 buah kompressor maka motor penggerak yang digunakan juga berjumlah 4 buah maka : W η 15 0,75 93,75 kw C W el mot tot 93,75 kw 4 375 kw 5.10 Pemilihan Evaporator (Unit Cooler) Evaporator berfungsi menyerap panas dari ruangan yang kita kondisikan. Prinsip kerja evaporator, cairan refrigeran yang bertemperatur dan bertekanan dalam evaporator menyerap panas dari ruangan yang bertemperatur lebih tinggi sehingga cairan refrigeran menguap. Uap refrigeran bertekanan rendah yang keluar dari evaporator masuk ke kompresor, untuk dinaikkan tekanannya hingga mencapai tekanan kondensor (condensing pressure). Dalam perencanaan ini dipakai evaporator dengan prinsip perpindahan panas secara konveksi, karena ada tiga buah brine tank yang akan dikondisikan. Maka dipilih Evaporator dengan spesifikasi sebagai berikut : Type : Herring Bone Coil Jumlah : 3 set Coil : STPG 38 SCH (JIS g3454) Luas permukaan : 1 1/4 dia 1.336,5 m lenght 73

5.11 Pemilihan Kondensor Kondensor berfungsi untuk melepaskan panas yang dikandung oleh uap refrigeran yang keluar dari kompresor, sehingga uap refrigeran berubah wujud menjadi cairan refrigeran. Dalam desain ini, kondensor yang digunakan adalah kondensor jenis evaporator kondensor. Beban kalor yang harus dibuang di kondensor Q cond beban kalor + Daya motor kompresor 98,558811 kw + (15 kw 4) 1.48,558811 kw Q cond m air. C p (T air keluar T air masuk ) Qcond m air C p ( Tair keluar Tair masuk ) 1.48,558811kW o o 4,175 kj kg. C (35 C 30 o ( ) C) 1.48,558811kJ s 4,175 kj 68,41944 kg/s o o o ( kg. C) (35 C 30 C) o o ρ air. 35 C + ρair.30 C ρ rata rata 995,6+ 993,95 994,605 kg/m 3 Laju alir volumetrik (volumetric flow rate) Q r m air ρ air 68,41944kg / s 3 994,605 kg / m 0,068791 m 3 /s 47,6476 m 3 /jam 74

Berdasarkan data perhitungan di atas, maka dipilih kondensor dengan spesifikasi sebagai berikut : Type Jumlah Coil : Evaporator Condensor : 4 set : 0 A STPG 10 ST 63 ROW 3,850 m Luas permukaan : 06, m Bahan Fan Motor Kapasitas Tekanan statis : Galvanis : 3,5 DS 3 set, Sirocco Fan : 3,7 kw 380 volt, 50 Hz, 3 set : 960 m 3 /menit : 16 mm Aq Casing : SPG (3 t, 3 t ) Flux of water : 900 l/min (with head of 10 m Aq) 5.1 Pemilhan Penerima Cairan Penerima cairan berfungsi menampung sementara refrigeran cair dan kondensor sebelum masuk ke katup ekspansi. alat ini dipasang dengan maksud mengatasi kenaikkan beban pendinginan yang tiba-tiba. Dengan adanya cadangan refrigeran cair, unit cooler dapat mengatasi beban pendinginan tersebut. Selain itu penerima cairan berfungsi menyimpan refrigeran pada saat mesin direparasi atau berhenti bekerja. Dari data-data equipmen diketahui: Type : Horisontal dan Cylinder Refrigeran : Amonia (NH 3 ) Design pressure Design temperatur : 16 kg/cm 1,57 MPa : 43 o C Material Jumlah Diameter Panjang Shell plate End plate : SM. 418 : 1 set : 1538 mm : 6000 mm 75

Shell plate thicknkess : 19 mm End plate thickness : 19 mm 5.13 Pemilihan Pemisah Minyak Pelumas (Oil Separator) Pemisahan minyak pelumas adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan minyak pelumas yang tercampur dalam refrigeran dan mengembalikannya ke kompresor. Pemilihan pemisah minyak pelumas untuk kompresor bertekanan. Dari data-data equipment yang ada yaitu: Maka dipilih pemisah minyak pelumas yang ada dengan spesifikasi sebagai berikut: Tipe Refrigeran Design Pressure Design Temperatur : Vertical dan Cylinder : Amonia : 16 kg/cm 1,57 MPa : 140 o C Material Shell plate End plate SM.418 SM.418 Banyak Diameter Panjang : 3 set : 618 mm : 1400 mm Shell plate thickness : 9 mm End plate thickness : 9 mm 5.14 Perencanan Sistem Perpipaan Zat Pendingin (R-717) Sistem perpipaan zat pendingin berfungsi menghubungkan komponenkomponen mesin refrigerasi, sehingga proses operasi siklus refrigerasi dapat berlangsung. Sistem perpipaan zat pendingin dirancang dan dioperasikan dengan maksud: a. Diperoleh kesesuaian jumlah zat pendingin masuk ke evaporator. b. Diperoleh ukuran pipa yang tepat tanpa mengakibatkan jatuh tekanan berlebihan. 76

c. Jumlah minyak pelumas yang terjebak dalam sistem tidak terlalu besar. d. Melindungi kompresor dari kekurangan pelumas. e. Sistem selalu berada dalam keadaan bersih dan kering. f. Mencegah zat pendingin cair atau gumpalan pelumas masuk ke dalam kompresor selama mesin beroperasi. 5.15 Jalur Hisap (Suction Line) Pada jalur hisap dirancang agar jatuh ekivalen tidak melebihi antara 0,5-1,5 K dan dipilih sebesar 1,5 K (Sumber: ASHRAE Handbook Refrigeration, 1998 p. 3.10) perubahan pada saturation temperatur. Perancangan dimaksudkan agar: a. Tersedia jatuh tekanan minimum pada beban penuh. b. Mengembalikan/mengalirkan minyak pelumas dari evaporator ke kompresor pada kondisi opersai minimum. c. Mencegah minyak pelumas mengalir dari evaporator yang beroperasi menuju evaporator yang tidak berfungsi. 5.16 Perhitungan untuk Jalur Hisap (Suction Line) Beban pendinginan: Ice making Room 98,558 kw Diasumsikan panjang pipa untuk jalur hisap pada Ice making adalah 15 m: Panjang pipa: 15m Tambah 50% untuk perkiraan awal panjang total ekivalen: 1,5 15,5m Kapasitas refrigerasi untuk Φ 100mm 897,8 kw (Sumber: ASHRAE Handbook Refrigeration, 1998) Aktual t drop t L (Kapasitas beban pendinginan/kapasitas refrigerasi) 1,8 t 0,0,5 (98,558/897,8) 1,8 0,477849 K < 1,5K Keputusan: aman memakai pipa Φ 100 mm 77

5.17 Jalur Tekan (Discharge Line) Tiga pertimbangan dalam merancang jalur tekan adalah : 1. Pada kondisi operasi beban penuh, jatuh tekan harus dalam batas-batas yang wajar.. Pada beban minimum sirkulasi minyak pelumas harus dapat dipertahankan. 3. Perancangan dan tata letak peralatan harus dibuat agar pada saat shut down tidak terjadi akumulasi zat pendingin atau minyak pelumas di dalam kepala silinder kompresor. Perhitungan untuk jalur tekan (discharge line): Diasumsikan panjang pipa untuk jalur tekan pada ice making adalah 30 m. a. panjang pipa: 30 m b. Tambah 50% untuk perkiraan awal panjang total ekivalen: 1,5 30 45 m Kapasitas refrigerasi untuk Φ 80 mm 1043,1 K/m Actual t drop t L (Kapasitas beban pendinginan/kapasitas refrigerasi) 1,8 t 0,0 45 (98,558/1043,1) 1,8 0,795 K < 1,5K Keputusan: aman memakai pipa Φ 80 mm Panjang pipa: 30m Line drop aktual: t 0,0 30 (98,558/1043,1) 1,8 0,4863 K < 1,5 K Keputusan: aman untuk memakai pipa Φ 80 mm 5.18 Jalur Cair (Liquid Line) Perhitungan untuk jalur cair (liquid line) Diasumsikan panjang pipa untuk jalur cair pada ice making adalah 50m a. panjang pipa 50 m b. Tambah 50% untuk panjang ekivalen total: 1,5 50 75 m c. Untuk liquid line dengan kecepatan (velocity) 0,5 m/s 78

Kapasitas refrigerasi pipa Φ 5 mm adalah 473,4 kw (Sumber: ASHRAE Handbook Refrigeration, 1998) Aktual t drop t L (Kapasitas beban pendinginan/kapasitas refrigerasi) 1,8 t 0,0 75 (98,558/473,4) 1,8 1,6340 K Panjang ekivalen aktual 50 m Line drop aktual: t 0,0 50 (98,558/473,4) 1,8 1,0893 K < 1,5K Keputusan: aman memakai pipa Φ 5 mm 5.19 Perencanaan Sistem Perpipaan Air dan Pemilihan Pompa Jenis pompa yang dipergunakan adalah jenis pompa sentrifugal Data perencanaan: Kapasitas aliran air dari kondensor ke cooling tower adalah: 47,07 m 3 /jam (data operasi pabrik) Diameter pipa (D l ),5 inch 0,0635 m Perhitungan untuk head total pompa H T H d + H s + losses H T H d + H s V + + g 1 V f.. Dd g dengan: H T head total (m) H d tinggi hantar (m) H s tinggi hisap (m) f faktor gesekan pipa l panjang pipa (m) g gravitasi (9,81 m/s) D d diameter pipa dalam (m) V kecepatan aliran air (m/s) 79

Kecepatan aliran air dalam pipa berdiameter, D d 0,04 m adalah V CT1 Q A CT1 in (0,01306 m π (0,04) 9,431m / s 3 / 4 / s) m Dari tabel rapat massa dan viskositas air pada berbagai suhu didapat data: T ( o C) Viskositas (mpa.s) Rapat massa (kg/m 3 ) 30 40 0,803 0,656 995,64 99, Viskositas air pada 38 o C ρ 38 o C 80