Disusun oleh : AZALIA SEPTINA WARDANI C

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mempromosikan produknya. perjanjian itu sah, diatur dalam Pasal 1320 Kitab Undang-Undang Hukum

BAB IV KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM PERJANJIAN BERDASARKAN BUKU III BURGERLIJKE WETBOEK

STATUS HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM SISTEM HUKUM KONTRAK ABSTRACT

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

KEDUDUKAN DAN KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DITINJAU DARI SEGI HUKUM KONTRAK

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PENGATURAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM

BAB II ASPEK HUKUM TENTANG MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DAN PERJANJIAN

KEKUATAN MENGIKAT MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) Oleh : Ngakan Agung Ari Mahendra I Ketut Keneng

KEKUATAN HUKUM DARI SEBUAH AKTA DI BAWAH TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. diiringi dengan tingkat hukum yang ketat, aman dan meningkat, serta terwujud

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN BAKU. Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK

KEDUDUKAN HUKUM DARI M.O.U DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. khusus (benoemd) maupun perjanjian umum (onbenoemd) masih berpedoman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konveksi tersebut biasa disebut dengan Clothing Company.

BAB II PENGIKATAN JUAL BELI TANAH SECARA CICILAN DISEBUT JUGA SEBAGAI JUAL BELI YANG DISEBUT DALAM PASAL 1457 KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

TANGGUNG JAWAB HUKUM DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH TOKO (RUKO) 1 Oleh : Cindi Kondo 2

PERBEDAAN ANTARA MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DENGAN KONTRAK NO MEMORANDUM OF UNDERSTANDING KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

Lex Privatum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PERJANJIAN KONSINYASI. dan perikatan itu merujuk pada dua hal yang berbeda, perikatan ialah suatu hal

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

TANGGUNG JAWAB HUKUM TERHADAP SEWA MENYEWA ALAT MUSIK DAN SOUND SYSTEM DI KOTA SURAKARTA

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

SUATU TINJAUAN HUKUM TERHADAP RETUR PENJUALAN DALAM ASPEK-ASPEK HUKUM PERJANJIAN JUAL BELI

EFEKTIVITAS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

BAB I PENDAHULUAN. maupun waktu dalam menjalin bekerja sama. Transaksi-transaksi perdagangan

Lex Administratum, Vol. III/No. 8/Okt/2015

KEKUATAN HUKUM MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MoU) DALAM HUKUM PERJANJIAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkembanganya kerja sama bisnis antar pelaku bisnis. Banyak kerja sama

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI MEMORANDUM OF UNDERSTANDING

KONTRAK BISNIS ANTARA PEMILIK KLUB DENGAN PEMAIN SEPAK BOLA

PERBEDAAN WANPRESTASI DENGAN PENIPUAN DALAM PERJANJIAN HUTANG PIUTANG

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub

BAB 1 PENDAHULUAN. Subekti dan Tjitrosudibio, Cet. 34, Edisi Revisi (Jakarta: Pradnya Paramita,1995), pasal 1233.

PERLINDUNGAN HUKUM PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN BISNIS FRANCHISE

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN WANPRESTASI. Perjanjian atau persetujuan merupakan terjemahan dari overeenkomst,

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERJANJIAN

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

PELAKSANAAN PERJANJIAN ANTARA AGEN DENGAN PEMILIK PRODUK UNTUK DI PASARKAN KEPADA MASYARAKAT. Deny Slamet Pribadi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN JUAL BELI. 2.1 Pengertian dan Pengaturan Perjanjian Jual Beli

BAB III TINJAUAN UMUM KONTRAK DAN PERJANJIAN. Perjanjian, adapun yang dimaksud dengan perikatan oleh buku III KUH

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYEDIAAN JASA CATERING DALAM TEORI DAN PRAKTEK SERTA PROBLEMATIKANYA DI KOTA SURAKARTA

KONSUMEN DAN KLAUSUL EKSONERASI : (STUDI TENTANG PERJANJIAN DALAM APLIKASI PENYEDIA LAYANAN BERBASIS ONLINE)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan era globalisasi yang semakin pesat berpengaruh

PENERAPAN ASAS KEBEBASAN BERKONTRAK DALAM PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM PADA KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) ARTHA JAYA MAKMUR SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB II MENGENAI PERJANJIAN JUAL BELI YANG DIATUR DALAM BUKU III KUH PERDATA

Heru Guntoro. Perjanjian Sewa Menyewa

PEMBATALAN PERJANJIAN MAATSCHAP YANG DIDIRIKAN TANPA JANGKA WAKTU DAN ATAS DASAR WANPRESTASI

TINJAUAN YURIDIS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING (MOU) SEBAGAI DASAR HUKUM DALAM KONTRAK KERJASAMA PRODUKSI DAN PENGGUNAAN MEREK SO KRESSH ARTIKEL ILMIAH

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Lex Privatum, Vol. IV/No. 4/Apr/2016

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI. undang-undang telah memberikan nama tersendiri dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN DAN PENGEMBANG PERUMAHAN

BAB I PENDAHULUAN. jangkauannya. Para pelaku bisnis tidak hanya melakukan kerja sama dengan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN. Menurut ketentuan Pasal 1313 Kitab Undang Undang Hukum Perdata,

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

BAB II KONTRAK PENGADAAN BARANG. A. Pengertian Kontrak Menurut KUHPerdata Didalam perundang-undangan tidak disebutkan secara tegas pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Kontrak Karya merupakan kontrak yang dikenal di dalam pertambangan

KLAUSULA BAKU PERJANJIAN KREDIT BANK RAKYAT INDONESIA DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

TEKNIK PENYUSUNAN KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mendesak para pelaku ekonomi untuk semakin sadar akan pentingnya

PENYELESAIAN SENGKETA WANPRESTASI KARENA FORCEMAJEURE PADA PERJANJIAN KERJASAMA DALAM BIDANG JASA HIBURAN

PERJANJIAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH BERDASARKAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR 54 TAHUN

SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

AKIBAT HUKUM PEMBERIAN WARISAN SAAT PEWARIS MASIH HIDUP BERDASARKAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

ASAS NATURALIA DALAM PERJANJIAN BAKU

AKIBAT HUKUM PENJUALAN TELEPON GENGGAM REPLIKA DALAM KAITANNYA DENGAN KONTRAK JUAL BELI ANTARA PEDAGANG DAN PEMBELI

BAB II PEMBERIAN KUASA DIREKTUR PADA PROYEK PEMBANGUNAN JALAN

PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA PENGUSAHA BESI DENGAN INVESTOR (Studi Kasus Tentang Sengketa pada Perusahaan Dhemes di Sukoharjo)

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengirim. Dimana ekspeditur mengikatkan diri untuk mencarikan pengangkut

AKIBAT HUKUM DARI PERJANJIAN BAKU (STANDART CONTRACT) BAGI PARA PIHAK PEMBUATNYA (Tinjauan Aspek Ketentuan Kebebasan Berkontrak) Oleh:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perjanjian atau persetujuan merupakan terjemahan dari overeenkomst, mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.

PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (Studi Tentang Hubungan Hukum Dalam Perjanjian Di PT. Adira Dinamika. Multi Finance Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas masyarakat yang semakin tinggi di era globalisasi sekarang ini. mengakibatkan kerugian pada konsumen.

SENGKETA JUAL BELI TANAH YANG DILAKUKAN DENGAN AKTA JUAL BELI FIKTIF. (Studi Putusan Pengadilan Negeri Klaten No.50/PDT.G/2012/PN.

BAB I PENDAHULUAN. adalah, kendaraan bermotor roda empat (mobil). kendaraan roda empat saat ini

WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN GANTI RUGI. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Denpasar No.522/Pdt.G/2013/PN.Dps )

A.Latar Belakang Masalah

ANALISIS TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. macam kegiatan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk dapat memenuhi

BAB III TINJAUAN TEORITIS. Dalam Pasal 1233 KUH Perdata menyatakan, bahwa Tiap-tiap perikatan dilahirkan

TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN PENYEDIA JASA AKIBAT PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PEKERJA OUTSOURCING

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V8.i4 ( )

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

PENOLAKAN WARIS BERDASARKAN KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PERDATA

Transkripsi:

ANALISIS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KONTRAK KERJASAMA DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK (Studi Memorandum of Understanding antara Forisntinct dan Partner) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan progam studi Strata I pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Disusun oleh : AZALIA SEPTINA WARDANI C100130157 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

ANALISIS MEMORANDUM OF UNDERSTANDING DALAM KONTRAKKERJASAMA DITINJAU DARI HUKUM KONTRAK (STUDI MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ANTARA FORISNTINCT DAN PARTNER) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan Memorandum of Understanding dalam Kontrak Kerjasama dan akibat hukum pihak-pihak yang mengingkari Memorandum of Understanding. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian normatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Dari hasil penelitian pelaksanaan Memorandum of Understanding dalam kontrak kerjasama dan akibat hukum pihak-pihak yang mengingkari Memorandum of Understanding Forinstinc berpedoman pada Asas Kebebasan Berkontrak. Kesimpulan dari penelitian ini adanya kesesuaian antara pelaksanaan Memorandum of Understanding Forinstinc dengan Asas Kebebasan Berkontrak meskipun demikian Memorandum of Understanding tersebut tidak dapat mengikat para pihak karena tidak sesuai dengan Pasal 1320 KUH Perdata. Kata Kunci: Memorandum of Understanding, Kerjasama, Hukum Kontrak ABSTRACT This study aims to determine the implementation of Memorandum of Understanding in Cooperation Contract and the legal consequences of parties denying Memorandum of Understanding. The research method uses by the researcher is normative research. Type of research uses by the researcher is qualitative research. From the research results of the Memorandum of Understanding in cooperation contract and the legal consequences of the parties denying the Memorandum of Understanding Forinstinc is directived from the Principle of Freedom of Contract. The conclusion of this research is the conformity between the implementation of Memorandum of Understanding Forinstinc and Principle of Freedom of Contract although the Memorandum of Understanding can not bind the parties, because it is not accordance with Article 1320 of Civil Code. Keywords: Memorandum of Understanding, Cooperation, Contract Law 1

1. PENDAHULUAN Perkembangan bisnis di Indonesia sekarang ini sangat pesat, karena munculnya para pembisnis muda yang sangat inovatif dan kreatif di segala bidang. Apalagi bisnis di bidang pakaian, para pembisnis muda tersebut tidak ada habisnya membuat inovasi-inovasi baru agar kualitas produknya tidak kalah saing dengan produk non lokal. Para pembisnis tersebut biasanya melakukan sebuah kerjasama dengan beberapa pihak untuk mempromosikan produknya. Perumusan suatu perjanjian atau kontrak sendiri biasanya diawali dengan negosiasi dari para pihak. Bagi pelaku bisnis modern, negosiasi merupakan bagian yang inheren dengan ritme dan kinerja mereka. 1 Setelah ada kesepakatan dan kesepahaman dalam negosiasi, kemudian para pihak akan mengadakan proses prakontraktual sebelum kontrak, salah satunya dengan pembuatan nota kesepahaman atau sering disebut dengan istilah Memorandum of Understanding (MoU). Dalam hukum Perjanjian di Indonesia, tidak diberikan ketentuan khusus yang mengatur tentang MoU. MoU dapat diberlakukan di Indonesia dengan berdasar pada Asas Kebebasan Berkontrak. Sekarang ini para pembisnis lebih memilih membuat MoU untuk dijadikan dasar hukum dari kontrak kerjasamanya. Seperti yang dilakukan oleh Forinstinct (Distro) dan Partner. Mereka membuat MoU untuk dijadikan dasar kontrak kerjasama promosi produk, yang dibuat atas kesepakatan dan kesepahaman bersama. Namun permasalahannya sekarang apakah MoU yang di buat oleh kedua pihak sebagai kontrak kerjasama tersebut dapat dilaksanakan seperti Kontrak, mengingat bahwa MoU merupakan suatu Pra Kontrak atau nota kesepahaman. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana 1 Muhammad Syaifuddin, 2012, HUKUM KONTRAK Memahami Kontrak Dalam Perspektif Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum Perikatan), Bandung: Mandar Maju, hal. 162 2

pelaksanaan Memorandum of Understanding dalam Kontrak Kerjasama ditinjau dari Hukum Kontrak? (2) Bagaimana akibat hukum bagi pihak-pihak yang mengingkari isi Memorandum of Understanding Forinstinct? Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pelaksanaan Memorandum of Understanding dalam Kontrak Kerjasama ditinjau dari Hukum Kontrak. (2) Untuk mengetahui akibat hukum bagi pihak-pihak yang mengingkari isi Memorandum of Understanding Forinstinct. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian hukum normatif yaitu suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatif. 2 Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 3 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Hukum Normatif yaitu suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatif. 4 Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 5 Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Sukoharjo. Karena ketersediaan data dan pengambilan data lebih mudah. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1 Pelaksanaan Memorandum of Understanding dalam Kontrak Kerjasama Ditinjau dari Hukum Kontrak. 2 Jhony Ibrahim, 2006, Teori dan Metodelogi Hukum Normatif, Malang: Bayu Publishing, hal. 57 3 Lexy J.Meleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 9 4 Jhony Ibrahim, 2006, Teori dan Metodelogi Hukum Normatif, Malang: Bayu Publishing, hal. 57 5 Lexy J.Meleong, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 9 3

Berkaitan dengan usaha penjualan berbagai produk di Distro Forinstinc, Hendy Putra Adi Tama selaku Pemilik Distro (Owner Forinstinc) sepakat melakukan kerjasama dengan Ghufron Prasetyo selaku Photografer yang berkecimpung dalam dunia photografi yaitu menjadi photografer pemotretan model. Kerjasama dilakukan guna kepentingan photo artis dan promosi (promote) Brand Forinstinc, Kerjasama Hendy dan Ghufron dibuat dalam suatu Kontrak Kerjasama berbentuk Memorandum of Understanding. Sudikno Mertokusumo mengartikan kesepakatan adalah persesuaian pernyataan kehendak antara satu orang atau lebih dengan pihak lain. 6 Kesepakatan berkaitan erat dengan Asas Konsensualisme. Asas konsensualisme merupakan asas yang menyatakan bahwa perjanjian pada umumnya tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. 7 Asas tersebut dapat dicermati dari adanya pernyataan kata sepakat kedua pihak dalam kontrak, dengan membuat ketentuan atau janji yang akan dilaksanakan. 8 Dalam Memorandum of Understanding Forisntinc, kata sepakat ditunjukan pada kalimat: Kedua belah pihak sepakat untuk mengikatkan diri dalam Perjanjian Kerjasama photo artist dan promote Brand dengan ketentuan sebagai berikut.... Serta bukti kesepakatan tersebut ditunjukkan dengan tanda tangan kedua belah pihak. Namun dalam Memorandum of Understanding tersebut tidak mencantumkan tanda tangan kedua pihak. Orang-orang yang akan mengadakan perjanjian haruslah orang-orang yang cakap dan mempunyai wewenang untuk melakukan perbuatan hukum, 6 Muhammad Syaifuddin, Op. Cit., hal.112 7 Salim H.S,2014, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika, hal. 10 8 Muhammad Syaifuddin, Op.Cit., hal.79 4

sebagaimana yang ditentukan oleh undang-undang. 9 Orang yang cakap adalah orang yang sudah dewasa, yang telah berumur 21 Tahun atau sudah kawin. Orang yang tidak berwenang untuk melakukan perbuatan hukum: 1.) Anak dibawah umur 2.) Orang yang ditaruh dibawah pengampuan 10 Hendy Putra Adi Tama, Pemilik Distro Forinstinc (Owner Forinstinc), sebagai pihak I. Ghufron Prasetyo, Photografer sebagai pihak II. Perjanjian yang dilakukan pihak I dan pihak II adalah perjanjian kerjasama. Dalam perjanjian ini ketentuan kecakapan melekat pada pihak I karena pada saat ini telah berumur 24 (duapuluh empat) Tahun dan sudah mempunyai identitas diri atau KTP. Akan tetapi pihak II pada saat ini masih berumur 20 (duapuluh) Tahun namun demikian ia sudah menjadi photografer dan sudah mempunyai identitas diri atau KTP, jika seperti itu kecakapan melekat pada pihak II. 11 Selanjutnya KUH Perdata menegaskan bahwa objek atau pokok persoalan tidak perlu ditentukan secara individual, cukup ditentukan jenisnya (vide Pasal 1333 ayat (1)). 12 Objek yang terdapat dalam Memorandum of Understanding Forinstinc adalah Brand (Produk) Forinstinc. Jenis Brand (Produk) yang dijual di Distro Forinstinc yaitu ada kaos, jacket, kemeja (flanel), topi, tas dan produk 13 lainnya. Tugas pihak kedua yaitu Ghufron, Photografer adalah mempromosikan brand tersebut melalui foto artis yang diambil olehnya. Berkaitan dengan hal tersebut, objek yang terdapat dalam Memorandum of Understanding Forisntinc telah memenuhi persyaratan sebagai objek hukum 9 Salim H.S, Op.Cit., hal. 33 10 Ibid, hal. 34 11 Hendy Putra Adi Tama, Pemilik Distro Forinstinc Wawancara Pribadi, Pada Selasa 2 Mei 2017 Pukul13.00 WIB di Distro Forinstinc, Sukoharjo 12 Muhammad Syaifuddin, Op.Cit., hal. 129 13 Hendy Putra Adi Tama, Pemilik Distro Forinstinc Wawancara Pribadi, Pada Selasa 2 Mei 2017 Pukul 13.00 WIB di Distro Forinstinc, Sukoharjo 5

yang terdapat dalam doktrin hukum kontrak dan juga sesuai pasal 1333 ayat (1) KUH Perdata. Dalam Pasal 1320 KUH Perdata tidak dijelaskan pengertian orzaak (causa yang halal). Vollmar memberikan pengertian sebab atau causa yang tidak dilarang sebagai maksud atau tujuan dari kontrak. 14 Sesuai dengan pendapat Vollmar bahwa maksud dibuatnya Memorandum of Understanding Forinstinc yaitu untuk melakukan kerjasama berupa promosi (promote) brand (produk) Forinstinc dan photo artis. Hendy selaku pemilik distro Forisntinc menginginkan Brand dari Distronya dipromosikan oleh Ghufron dan ia juga harus menyerahkan foto artis yang diambil olehnya kepada Hendy. Timbal baliknya, Ghufron mendapatkan pembayaran atas jasa photografernya serta menghendaki agar jasa photografernya dipromosikan oleh Hendy. 15 Dalam pembuatan MoU Forinstinc, Hendy selaku pihak I dan Ghufron selaku pihak II sepakat untuk membuat MoU tersebut guna kepentingan kerjasama bisnis. MoU Forinstinc dibuat hanya oleh pihak I dan pihak II tanpa perantara pejabat yang berwenang dan dibuat dalam bentuk tertulis. Namun MoU tersebut tidak ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan alasan pihak I dan pihak II tidak dalam satu wilayah/daerah yang sama, jarak antara keduanya juga sangat jauh sehingga sulit untuk bertemu. Hendy di Sukoharjo sedangkan Ghufron di Bandung. MoU Forinstinc tersebut hanya atas dasar kesepakatan, persetujuan dan rasa saling percaya antar kedua pihak. 16 14 Muhammad Syaifuddin, Op.Cit., hal 129 15 Hendy Putra Adi Tama, Pemilik Distro Forinstinc Wawancara Pribadi Pada Selasa 2 Mei 2017 Pukul 13.00 WIB di Distro Forinstinc, Sukoharjo 16 Hendy Putra Adi Tama, Pemilik Distro Forinstinc Wawancara Pribadi Pada Selasa 2 Mei 2017 Pukul 13.00 WIB di Distro Forinstinc, Sukoharjo 6

Pembuatan Memorandum of Understanding Forisntinc diserahkan kepada Hendy selaku pihak I. Memorandum of Understanding dibuat 3 halaman. Isi dari MoU yaitu hak dan kewajiban para pihak yang menjadi pokok dalam kontrak kerjasama. Apabila ada hal lain yang belum diatur dalam MoU tersebut akan dimusyawarahkan antar kedua pihak. Jangka waktunya berlakunya adalah 1 bulan. 17 Memang bentuk dan isi MoU Forinstinc sedikit berbeda dengan bentuk atau isi yang telah dicontohkan dalam literatur. Karena pada dasarnya MoU tidak memiliki peraturan khusus yang mengatur tentang bentuk dan isinya, melainkan didasarkan atas Asas Kebebasan berkontrak yang memberikan kebebasan kepada setiap pihak untuk menentukan isi, pelaksanaan, persyaratan, dan bentuk kontrak yang dibuat baik tertulis atau lisan. 3.2 Akibat Hukum Bagi Pihak-Pihak Yang Mengingkari Isi Memorandum of Understanding Forinstinc Perlu diketahui, jika terdapat pihak yang melakukan pengingkaran terhadap Memorandum of Understanding maka dapat dilihat terlebih dahulu dalam klausula MoU nya seperti apa dan bagaimana, apakah terdapat pengaturan mengenai cara penyelesaiannya sengketanya atau tidak, atau dimungkinkan juga pihak yang lainnya dapat mengajukan upaya hukum ke pengadilan dengan gugatan wanprestasi. Wanprestasi menurut Munir Fuady, adalah tidak dilaksanakannya prestasi atau kewajiban sebagaimana mestinya yang dibebankan oleh kontrak terhadap pihak-pihak tertentu yang disebutkan dalam kontrak, yang 17 Hendy Putra Adi Tama, Pemilik Distro Forinstinc Wawancara Pribadi, Pada Rabu 10 Mei 2017 Pukul 16.00 WIB di Distro Forinstinc, Sukoharjo 7

merupakan pembelokan pelaksanaan kontrak, sehingga menimbulkan kerugian yang disebabkan oleh kesalahan oleh salah satu atau para pihak. 18 Seseorang dapat dikatakan dikatakan melakukan pelanggaran terhadap prestasi yang telah disepakati oleh para pihak didalam suatu kontrak yaitu bila tidak melakukan hak dan kewajiban dengan baik sesuai prestasinya, itulah yang dinamakan wanprestasi. Apabila salah satu pihak melakukan pelanggaran terhadap Memorandum of Understanding, maka pihak tersebut dapat dituntut untuk menggantikan kerugian yang telah ditimbulkannya. Ganti rugi yang dimaksud adalah biaya yang telah dikeluarkan, kerugian yang diderita dan keuntungan yang mungkin akan diperoleh. Sanksi yang diperoleh hanya sebatas sanksi moral, karena MoU tidak memiliki sanksi yang bersifat memaksa. Sesuai dengan ketentuan Pasal 1267 KUH Perdata yang pada intinya akibat hukum jika melakukan wanprestasi salah satunya adalah pihak yang wanprestasi harus menerima pemutusan kontrak dan serta membayar sejumlah ganti rugi, tapi dalam Memorandum of Understanding Forisntinc tidak mencantumkan jumlah ganti kerugian yang harus dibayarkan jika pihak II melakukan pelanggaran, dengan alasan ganti kerugian akan dinegosiasikan pihak I dan pihak II dikemudian hari apabila ada yang melanggar, supaya sesuai dengan prestasi yang telah dilanggar. 19 Apabila negosiasi yang dilakukan tidak membuahkan hasil, akan melayangkan gugatan ke pengadilan untuk diselesaikan secara hukum. 20 Sesuai dengan Ketentuan Pasal 1267 jis Pasal 1266 KUH Perdata, telah 18 Muhammad Syaifuddin, Op.Cit., hal.338 19 Hendy Putra Adi Tama, Pemilik Distro Forinstinc Wawancara Pribadi Pada Selasa 2 Mei 2017 Pukul 13.00 WIB di Distro Forinstinc, Sukoharjo 20 Hendy Putra Adi Tama, Pemilik Distro Forinstinc Wawancara Pribadi Pada Selasa 2 Mei 2017 Pukul 13.00 WIB di Distro Forinstinc, Sukoharjo 8

menjelaskan bahwa pihak yang mempunyai hak menerima prestasi dapat memilih mengajukan tuntutan haknya di pengadilan berupa: a) Pelaksanaan kontrak b) Pelaksanaan kontrak disertai ganti kerugian c) Ganti kerugian saja d) Pemutusan kontrak e) Pemutusan kontrak disertai dengan ganti kerugian Dalam hal pengajuan tuntutan ke pengadilan karena adanya wanprestasi yang dilakukan oleh Pihak II maka Hendy selaku pihak I dapat mengajukan tuntutan kepada Ghufron selaku pihak II dapat berupa hal yang tercantum di Pasal 1267 jis Pasal 1266 KUH Perdata yang telah diuraikan di atas ke Pengadilan Negeri Sukoharjo. 4. PENUTUP 4.1 Kesimpulan (1) Bahwa pelaksanaan Memorandum of Understanding Forinstinc dalam kontrak kerjasama ditinjau dari hukum kontrak yaitu Hendy selaku pihak I dan Ghufron selaku pihak II sepakat untuk membuat Memorandum of Understanding yang berisi kesepakatan untuk photo artis serta promosi (promote) Brand Forisntinc guna kepentingan bisnisnya. Memorandum of Understanding Forinstinc dibuat hanya oleh pihak I dan pihak II tanpa perantara pejabat yang berwenang dan dibuat dalam bentuk tertulis. Namun Memorandum of Understanding tersebut tidak ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan alasan pihak I dan pihak II tidak dalam satu wilayah/daerah yang sama, jarak antara keduanya juga sangat jauh sehingga sulit untuk bertemu. Memorandum of Understanding yang dilakukan pihak I dan pihak II didasarkan pada Asas Kebebasan Berkontrak yang dibuat secara tertulis. (2) Bahwa akibat hukum apabila pihak-pihak mengingkari isi 9

Memorandum of Understanding Forisntinc yaitu dengan melihat terlebih dahulu dalam klausula Memorandum of Understanding nya seperti apa dan bagaimana, apakah terdapat pengaturan mengenai cara penyelesaian sengketanya atau tidak, atau dimungkinkan juga pihak yang lainnya dapat mengajukan upaya hukum ke pengadilan dengan gugatan wanprestasi. Memorandum of Understanding yang dibuat kedua pihak memang tidak memenuhi Pasal 1320 KUH Perdata, karena tidak terdapat tanda tangan kedua pihak. Meskipun demikian para pihak menganggap bahwa Memorandum of Understanding yang telah dibuat tetap bersifat mengikat serta tidak ada pihak yang ingin membatalkanya. Jika terjadi wanpretasi atau salah satu pihak merugikan pihak lain, maka akan diselesaikan melalui gugatan wanprestasi ke pengadilan yaitu ke Pengadilan Negeri Sukoharjo sesuai Pasal 1267 jis Pasal 1266 KUH Perdata, didahului dengan negosiasi. Hal ini telah disepakati mereka sebelum dan saat membuat Memorandum of Understanding. 4.2 Saran (1) Memorandum of Understanding tersebut seharusnya ditandatangani dan diberi materai agar sah serta dapat dipertanggungjawabkan oleh kedua pihak yang membuat. (2) Memorandum of Understanding Forimstimc telah disetujui kedua pihak dan tidak ada yang keberatan sehingga tidak ada yang berkeinginan untuk membatalkan, maka dalam hal adanya wanprestasi atau hal yang merugikan pihak seharusnya dalam Memorandum of Understanding dicantumkan Pengadilan mana yang berhak memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan perkara wanprestasi tersebut. 10

DAFTAR PUSTAKA Ibrahim, Jhony, 2006, Teori dan Metodelogi Hukum Normatif, Malang: Bayu Publishing Meleong, Lexy J., 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya S Salim H, 2014, Hukum Kontrak Teori & Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta: Sinar Grafika Syaifuddin, Muhammad, 2012, HUKUM KONTRAK Memahami Kontrak Dalam Perspektif Filsafat, Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum (Seri Pengayaan Hukum Perikatan), Bandung: Mandar Maju Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 11