BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dididikan pada tahun 1920 dengan kelas tipe C, dengan luas tanah yang dimiliki 6,6 Ha terdiri dari 9.702 meter persegi bangunan yang sebagian besar bangunan jaman penjajahan Belanda. Lingkungan rumah sakit sekarang ini sudah berubah dengan adanya semangat deregulasi penggalakan investasi dan perdagangan internasional termasuk jasa pelayanan kesehatan. RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi harus melayani golongan masyarakat bawah, menengah dan atas sekaligus. Dari sistem pelayanan ini diharapkan ada subsidi silang dari yang kaya ke yang miskin. Dengan demikian RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi berwajah ganda. Disatu sisi berorientasi kepada pelayanan masyarakat, di sisi lain berorientasi bisnis yang etis. Hal ini ditandai dengan adanya konversi RSUD menjadi Badan Layanan Umum Daerah RSUD. RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi saat ini telah mengalami perubahan dari perencanaan pelayanan kesehatan menjadi perencanaan strategis yang menyerupai perencanaan perusahaan. Kompetisi pelayanan semakin ketat membuat RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi mengatur kembali internal programnya antara lain : manajemen umum, manajemen 42
43 keuangan, proses pelayanan klinik, costumer service serta penelitian dan pengembangan pelayanan, berkeinginan tetap yang menghidupi karyawannya. 2. Visi, Misi dan Tujuan a. VISI Visi RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi adalah Menjadi Rumah Sakit yang ramah dan terpercaya bagi masyarakat. b. MISI 1) Menujudkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang ramah, bermutu, memuaskan dan terjangkau semua lapisan masyarakat dengan SDM yang professional. 2) Menjamin ketersediaan sarana dan prasarana Rumah Sakit 3) Mewujudkan pelayanan administrasi perkantoran yang professional 4) Mewujudkan Rumah Sakit yang indah, bersih, tertib dan aman dalam rangka menciptakan rumah sakit yang berwawasan lingkungan. c. TUJUAN 1) Terwujudnya pelayanan kesehatan yang terjangkau segala lapisan masyarakat, berkualitas dari sisi teknis sesuai dengan Standart Pelayanan Rumah Sakit, memuaskan dari sisi non teknis (responsiveness/cepat tanggap, communication/komunikasi,
44 tangible/tampilan fisik, dsb) dan kemudahan pelayanan administrasi. 2) Terwujudnya peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana Rumah Sakit 3) Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran rumah sakit yang lebih baik 4) Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana aparatur rumah sakit 5) Terwujudnya rumah sakit yang indah, bersih, tertib, aman dan berwawasan lingkungan. 3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Kabupaten Ngawi yang mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya-upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, RSUD dr. Soeroto Kabupaetn Ngawi mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan pelayanan medis b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis c. Penyelenggaraan asuhan keperawatan d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan e. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
45 f. Pengelenggaraan penelitian dan pengembangan g. Penyelenggaraan pelayanan administrasi dan keuangan 4. Susunan Organisasi Susunan Organisasi RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi terdiri dari : a. Direktur Rumah Sakit b. Bagian Tata Usaha c. Sub. Bag. Kepegawaian d. Sub. Bag. Umum e. Sub. Bag Rekam Medis f. Bidang Keuangan g. Seksi Mobilisasi Dana h. Seksi Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan i. Bidang Penunjang j. Seksi Penunjang Medik k. Seksi Penunjang Non Medik l. Bidang Pelayanan m. Seksi Pelayanan Keperawatan n. Seksi Pelayanan Medik o. Kelompok Jabatan Fungsional 5. Kedudukan RSUD dr. Soeroto RSUD dr. Soeroto merupakan unsur pendukung tugas Bupati yang dipimpin oleh seorang Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Ngawi melalui Sekretaris Daerah.
46 RSUD Dr. Soeroto mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya pengobatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Dalam melaksanakan tugas, RSUD dr. Soeroto menyelenggarakan beberapa fungsi yaitu : a. Perumusan kebijaan teknis di bidang kesehatan b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraaan pemerintah daerah di bidang kesehatan c. Pembiaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6. Komponen Organisasi RSUD dr. Soeroto Secara organisasi RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut : a. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, mengendalikan dan melaksanakan pengawasan dalam kegiatan umum, kepegawaian dan rekam medik serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya.
47 Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : 1) Perencanaan kegiatan umum, logistic dan perlengkapan kerumahtanggan, kepegawaian dan rekam medik 2) Pengkoordinasian kegiatan umum, logistic dan perlengkapan kerumahtanggan, kepegawaian, dan rekam medik 3) Penggerakan kegiatan umum, logistic, dan perlengkapan kerumahtanggan, kepegawaian dan rekam medik 4) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan umum, logistic, dan perlengkapan kerumahtanggan, kepegawaian dan rekam medik 5) Pengelolaan barang dan jasa inventaris 6) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Tata Usaha membawahkan : 1) Sub. Bag. Umum 2) Sub. Bag. Rekam Medik 3) Sub. Bag Kepegawaian Sub Bagian Umum mempunyai tugas : 1) Melaksanakan surat menyurat tata naskah dinas dan tata kearsipan 2) Melaksanakan pemeliharaan sarana kebersihan dan keamanan 3) Melaksanakan keprotokolan, dan urusan rumah tangga 4) Melaksanakan pengadaan barang-barang keperluan rumah sakit 5) Melaksanakan pengelolaan administrasi inventaris
48 6) Melaksanakan administrasi surat perintah perjalanan dinas 7) Menyiapkan bahan untuk penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di lingkungan rumah sakit 8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya. Sub Bagian Rekam Medik mempunyai tugas : 1) Melakukan kegiatan rekam medik 2) Menyajikan data dan informasi rekam medik 3) Menghimpun, memelihara dan membuat sistematika dalam pencatatan rekam medik rumah sakit umum 4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas : 1) Melaksanakan administrasi kepegawaian 2) Menyiapkan bahan penyusunan untuk pengembangan kelembagaan dan kebutuhan tenaga 3) Menyusun dan memelihara data perencanaan serta pengembangan pegawai 4) Melaksanakan adminsitrasi kepegawaian, kebutuhan rekruitmen, mutasi dan pemberhentian pegawai 5) Menyiapkan dan melakukan upaya peningkatan disiplin pegawai serta mengurus kesejahteraan dan kedudukan hokum pegawai
49 6) Menyusun dan menyiapkan perencanaan bagi pegawai untuk mengikuti penataran, kursus, pendidikan, pelatihan, tugas belajar dan lainnya yang berhubungan dengan peningkatan mutu dan ketrampilan serta mengembangkan karier pegawai, dan 7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya. b. Bidang Pelayanan Bidang Pelayanan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, melaksanakan, melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Pelayanan mempunyai fungsi : 1) Pelaksanaan perencanaan kegiatan di bidang pelayanan medis dan asuhan keperawatan 2) Pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan medis dan asuhan keperawatan 3) Penggerakan kegiatan di bidang pelayanan medis dan asuhan keperawatan 4) Pelaksanaan pengawasan dan penegndalian kegiatan di bidang pelayanan medis dan asuhan keperawatan 5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberiakn Direktur sesuai dengan bidng tugasnya.
50 c. Bidang Penunjang Bidang penunjang mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, melaksanakan serta melakukan pengawasan, pengendalian pelayanan penunjang medis maupun non medis serta tuga-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Penunjang mempunyai fungsi : 1) Merencanakan, mengkoordinasikan dan menggerakkan kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang 2) Melaksnakan pengawasan dan pengendalian kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang 3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. d. Bidang Keuangan Bidang Keuangan mempunyai tugas merencanakan, melaksnakan, menggerkkan, melakukan pengawasan dan pengendlian anggaran keuangan serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Keuangan mempunyai fungsi : 1) Perencanan, pengkoordinasian dan menggerakkan kegiatan anggaran keuangan, mobilisasi, akuntansi, penyusunan perbendaharaan dan mobilisasi dana
51 2) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan penyusunan anggaran, perbendaharaan, mobilisasi dana 3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. B. Analisis Uji Hipotesis Penelitian ini telah mengajukan beberapa hipotesis untuk diuji kebenaran tentang jawaban sementara atas rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan yang diteliti. Untuk itu dilakukan analisis uji hipotesis menggunakan uji chi square dengan bantuan software SPSS 17.0. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini berasal dari penyebaran kuesioner pada karyawan RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dalam kurun waktu tanggal 4 sampai dengan 9 Pebruari 2013. Hasil penyebaran kuesioner tersebut kemudian ditabulasikan sebagai bahan utama olah data yang akan dilakukan. Tabulasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2. Adapun langkah analisis uji hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Sebelum dilakukan perhitungan menggunakan uji chi square ini, berikut merupakan tabulasi frekuensi hasil penyebaran kuesioner pada variabel kinerja karyawan seperti Tabel 4.1.
52 Tabel 4.1 Frekuensi Jawaban Responden Pada Kuesioner Kinerja Karyawan RSUD dr. Soeroto Ngawi. Pernyataan Sangat Setuju Setuju Jawaban Responden Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1 20 26 9 8 0 2 13 26 18 4 2 3 11 25 18 7 2 4 10 29 18 6 0 5 10 32 13 5 3 6 10 33 15 4 1 7 18 24 11 8 2 Jumlah 92 195 102 42 10 Sumber : Hasil Olah Data SPSS 17.0 Hasil tabulasi data penyebaran kuesioner terhadap variabel kinerja karyawan dihitung berdasarkan skor menggunakan skala likert 5 jenjang. Dari hasil kuisioner dapat diketahui bahwa skor terkecil adalah 13 dan yang tertinggi adalah 33. Dengan demikian untuk range rata-ratanya (33-13) : 3 = 6,66667 7. Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka variabel kinerja ini dibagi dalam tiga kategori dengan ketentuan sebagai berikut : a. Total skor sebesar 13-19, diberi value = 1 termasuk dalam kategori rendah. b. Total skor sebesar 20 26, diberi value = 2 termasuk dalam kategori sedang. c. Total skor sebesar 27 33, diberi value = 3 termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pembagian kategori di atas, maka diketahui total skor tanggapan responden dengan kategori rendah sebanyak 9. Jumlah total skor tanggapan responden yang menjawab tingkat persetujuan dengan
53 kategori sedang sebanyak 23, sedangkan untuk kategori tinggi adalah sebesar 31. Sementara itu hasil penyebaran kuesioner pada variabel pendidikan dan pelatihan (Lampiran 2) ditemukan jumlah total jawaban dari 63 responden adalah sebanyak 170 kali. Rata-rata responden mengikuti diklat sebanyak 2,698 3 kali. Nilai rata-rata ini digunakan sebagai dasar pembagian kategori variabel diklat ini. Dengan demikian pengujian pengaruh variabel pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhadap kinerja karyawan ini dibagi ke dalam tiga kategori yaitu : a. Frekuensi mengikuti diklat sebanyak 1 dan 2, diberi value = 1 termasuk dalam kategori rendah. b. Frekuensi mengikuti diklat sebanyak 3, diberi value = 2 termasuk dalam kategori sedang. c. Frekuensi mengikuti diklat sebanyak 4 dan 5, diberi value = 3 termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan di atas, maka dari jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diketahui jumlah responden yang termasuk dalam kategori rendah adalah sebanyak 26 orang, sedangkan untuk kategori sedang adalah sebanyak 27 orang responden, adapun kategori tinggi terdiri dari 10 orang responden. Selanjutnya dilakukan perhitungan uji chi square untuk mengetahui nilai Asympyotic Significance (Asymp. Sig.) yang menunjukan ada tidaknya hubungan antara dua faktor yang diteliti dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2.
54 Tabel 4.2 Hasil Uji Chi Square Variabel Diklat Terhadap Kinerja Karyawan Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 36,812 a 4 0,000 Likelihood Ratio 46,673 4 0,000 Linear-by-Linear Association 30,648 1 0,000 N of Valid Cases 63 Sumber : Hasil Olah Data SPSS 17.0 Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. adalah sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata/signifikan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja karyawan pada Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) di RSUD dr. Soeroto Ngawi pada tingkat signifikan 5%. 2. Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Karyawan Hasil penyebaran kuesioner pada variabel remunerasi (Lampiran 2) ditemukan bahwa penerimaan remunerasi terendah adalah sebesar Rp. 215.000, sedang yang tertinggi adalah sebesar Rp. 2.856.650,-. Jumlah Kategori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah range kategori. Untuk itu dihitung selisih antara nilai remunerasi terendah dan tertinggi yaitu sebesar Rp. 2.641.650,-. Nilai ini kemudian dibagi 3 untuk menentukan kategori yang digunakan untuk membagi variabel remunerasi ini dan diperoleh hasil sebesar Rp. 880.550,-. Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka variabel remunerasi ini dibagi dalam tiga kategori dengan ketentuan sebagai berikut :
55 a. Remunerasi sebesar Rp. 215.000,- sampai dengan Rp. 1.095.550,- diberi value = 1, termasuk dalam kategori rendah. b. Remunerasi sebesar Rp. 1.095.550,- sampai dengan Rp. 1.976.100,-, diberi value = 2, termasuk dalam kategori sedang. c. Remunerasi sebesar Rp. 1.976.100,- sampai dengan Rp. 2.856.650,-, diberi value = 3, termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan kategori di atas, maka jumlah responden yang menerima remunerasi dalam kategori rendah adalah sebanyak 54 orang, sedangkan responden yang menerima remunerasi dalam kategori sedang adalah sebanyak 4 orang, adapun responden yang menerima remunerasi dalam kategori tinggi adalah sebanyak 5 orang. Selanjutnya dilakukan perhitungan uji chi square untuk mengetahui nilai Asympyotic Significance (Asymp. Sig.) yang menunjukan ada tidaknya hubungan antara dua faktor yang diteliti dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Chi Square Variabel Remunerasi Terhadap Kinerja Karyawan Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 10,839 a 4 0,028 Likelihood Ratio 14,323 4 0,006 Linear-by-Linear Association 7,624 1 0,006 N of Valid Cases 63 Sumber : Hasil Olah Data SPSS 17.0
56 Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. adalah sebesar 0,028 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata/signifikan antara remunerasi dengan kinerja karyawan pada Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) di RSUD dr. Soeroto Ngawi pada tingkat signifikan 5%. C. Pembahasan 1. Hubungan Antara Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di RSUD dr. Soeroto melalui peningkatan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap karyawan mampu meningkatkan kinerja karyawan di RSUD dr Soeroto Ngawi. Pemberian pendidikan dan pelatihan yang lebih sering seiring terjadinya peningkatan kemampuan RSUD dalam hal pembiayaan pembinaan sumber daya manusia yang ada membuat pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam menjalankan tugasnya mengalami peningkatan. Kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kompetensi karyawan ini tentu akan membuat karyawan semakin mudah menyelesaikan tanggungjawab pekerjaannya. Hal ini membuat kualitas dan produktivitas kerja karyawan juga semakin tinggi. Kondisi ini memberi dampak terjadinya peningkatan kinerja karyawan.
57 2. Hubungan Antara Remunerasi Terhadap Kinerja Karyawan Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa pemberian remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di RSUD dr. Soeroto melalui pemberian remunerasi terhadap karyawan mampu meningkatkan kinerja karyawan di RSUD dr Soeroto Ngawi. Sebelum Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di RSUD dr. Soeroto, karyawan hanya mendapatkan gaji dan tambahan berupa jasa medis yang nilainya belum sebesar remunerasi yang diterima karyawan saat ini. Penerimaan remunerasi juga lebih lancar karena pendapatan rumah sakit tidak disetorkan pada kas daerah melainkan dikelola sendiri oleh rumah sakit. Kondisi ini tentu membuat motivasi kerja karyawan semakin baik dan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan di RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi.