BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. perdagangan internasional termasuk jasa pelayanan kesehatan. Badan Layanan Umum Daerah RSUD.

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA TASIKMALAYA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 86 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 41 TAHUN 2008 T E N T A N G

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BUPATI JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI. PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 56 TAHUN 2008

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 65 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SITUBONDO

BUPATI HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN INDRAMAYU

BAB II DESKIPSI PERUSAHAAN

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 114 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 113 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 39 TAHUN 2017

BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KELAS B KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2015

PEMERINTAH KOTA SURABAYA TENTANG ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB 1 PENDAHULUAN. LAKIP RSUD dr. HASRI AINUN HABIBIE PROV GORONTALO 2016 I-1

NOMOR : 6 TAHUN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA

PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

INSPEKTUR INSPEKTUR PEMBANTU WILAYAH II PEMBANGUNAN PEMERINTAHAN SEKSI PENGAWAS PEMERINTAH BIDANG KEMASYARAKATAN SEKSI PENGAWAS PEMERINTAH BIDANG

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI PURWOREJO TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJI MUHAMMAD PARIKESIT

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 59 TAHUN 2008

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 37 TAHUN 2017

PERATURAN DAERAH KOTA KOTAMOBAGU NOMOR 03 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA KOTAMOBAGU

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 01 TAHUN 2006 TENTANG

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 30 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMBAWA.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2011

Masing-masing Sub Bagian sebagaimana dimaksud dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris.

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 3 Tahun 2006 Seri D Nomor 13 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 3 TAHUN 2006

PEMERINTAH KOTA MADIUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 86 TAHUN 2001 SERI D.83 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG

-1- PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL DAERAH KABUPATEN BOVEN DIGOEL BUPATI BOVEN DIGOEL,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR :194 TAHUN : 2015 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA TEKNIS DAERAH KOTA CIMAHI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 115 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM NEGARA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2018 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN

BUPATI MANDAILING NATAL

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BLITAR

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 21 TAHUN : 1999 SERI : D.4.

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 31 SERI D

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 62 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AJIBARANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 22 TAHUN 1994 TENTANG

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG ATAS RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI ACEH UTARA,

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dididikan pada tahun 1920 dengan kelas tipe C, dengan luas tanah yang dimiliki 6,6 Ha terdiri dari 9.702 meter persegi bangunan yang sebagian besar bangunan jaman penjajahan Belanda. Lingkungan rumah sakit sekarang ini sudah berubah dengan adanya semangat deregulasi penggalakan investasi dan perdagangan internasional termasuk jasa pelayanan kesehatan. RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi harus melayani golongan masyarakat bawah, menengah dan atas sekaligus. Dari sistem pelayanan ini diharapkan ada subsidi silang dari yang kaya ke yang miskin. Dengan demikian RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi berwajah ganda. Disatu sisi berorientasi kepada pelayanan masyarakat, di sisi lain berorientasi bisnis yang etis. Hal ini ditandai dengan adanya konversi RSUD menjadi Badan Layanan Umum Daerah RSUD. RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi saat ini telah mengalami perubahan dari perencanaan pelayanan kesehatan menjadi perencanaan strategis yang menyerupai perencanaan perusahaan. Kompetisi pelayanan semakin ketat membuat RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi mengatur kembali internal programnya antara lain : manajemen umum, manajemen 42

43 keuangan, proses pelayanan klinik, costumer service serta penelitian dan pengembangan pelayanan, berkeinginan tetap yang menghidupi karyawannya. 2. Visi, Misi dan Tujuan a. VISI Visi RSUD Dr. Soeroto Kabupaten Ngawi adalah Menjadi Rumah Sakit yang ramah dan terpercaya bagi masyarakat. b. MISI 1) Menujudkan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang ramah, bermutu, memuaskan dan terjangkau semua lapisan masyarakat dengan SDM yang professional. 2) Menjamin ketersediaan sarana dan prasarana Rumah Sakit 3) Mewujudkan pelayanan administrasi perkantoran yang professional 4) Mewujudkan Rumah Sakit yang indah, bersih, tertib dan aman dalam rangka menciptakan rumah sakit yang berwawasan lingkungan. c. TUJUAN 1) Terwujudnya pelayanan kesehatan yang terjangkau segala lapisan masyarakat, berkualitas dari sisi teknis sesuai dengan Standart Pelayanan Rumah Sakit, memuaskan dari sisi non teknis (responsiveness/cepat tanggap, communication/komunikasi,

44 tangible/tampilan fisik, dsb) dan kemudahan pelayanan administrasi. 2) Terwujudnya peningkatan ketersediaan sarana dan prasarana Rumah Sakit 3) Terwujudnya pelayanan administrasi perkantoran rumah sakit yang lebih baik 4) Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana aparatur rumah sakit 5) Terwujudnya rumah sakit yang indah, bersih, tertib, aman dan berwawasan lingkungan. 3. Tugas Pokok dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soeroto Kabupaten Ngawi yang mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya-upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu dan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, RSUD dr. Soeroto Kabupaetn Ngawi mempunyai fungsi : a. Penyelenggaraan pelayanan medis b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis c. Penyelenggaraan asuhan keperawatan d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan e. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

45 f. Pengelenggaraan penelitian dan pengembangan g. Penyelenggaraan pelayanan administrasi dan keuangan 4. Susunan Organisasi Susunan Organisasi RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi terdiri dari : a. Direktur Rumah Sakit b. Bagian Tata Usaha c. Sub. Bag. Kepegawaian d. Sub. Bag. Umum e. Sub. Bag Rekam Medis f. Bidang Keuangan g. Seksi Mobilisasi Dana h. Seksi Penyusunan Anggaran dan Perbendaharaan i. Bidang Penunjang j. Seksi Penunjang Medik k. Seksi Penunjang Non Medik l. Bidang Pelayanan m. Seksi Pelayanan Keperawatan n. Seksi Pelayanan Medik o. Kelompok Jabatan Fungsional 5. Kedudukan RSUD dr. Soeroto RSUD dr. Soeroto merupakan unsur pendukung tugas Bupati yang dipimpin oleh seorang Direktur yang berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Ngawi melalui Sekretaris Daerah.

46 RSUD Dr. Soeroto mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya pengobatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Dalam melaksanakan tugas, RSUD dr. Soeroto menyelenggarakan beberapa fungsi yaitu : a. Perumusan kebijaan teknis di bidang kesehatan b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraaan pemerintah daerah di bidang kesehatan c. Pembiaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan dan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6. Komponen Organisasi RSUD dr. Soeroto Secara organisasi RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi terdiri dari beberapa bagian sebagai berikut : a. Bagian Tata Usaha Bagian Tata Usaha mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, mengendalikan dan melaksanakan pengawasan dalam kegiatan umum, kepegawaian dan rekam medik serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya.

47 Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : 1) Perencanaan kegiatan umum, logistic dan perlengkapan kerumahtanggan, kepegawaian dan rekam medik 2) Pengkoordinasian kegiatan umum, logistic dan perlengkapan kerumahtanggan, kepegawaian, dan rekam medik 3) Penggerakan kegiatan umum, logistic, dan perlengkapan kerumahtanggan, kepegawaian dan rekam medik 4) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan umum, logistic, dan perlengkapan kerumahtanggan, kepegawaian dan rekam medik 5) Pengelolaan barang dan jasa inventaris 6) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Tata Usaha membawahkan : 1) Sub. Bag. Umum 2) Sub. Bag. Rekam Medik 3) Sub. Bag Kepegawaian Sub Bagian Umum mempunyai tugas : 1) Melaksanakan surat menyurat tata naskah dinas dan tata kearsipan 2) Melaksanakan pemeliharaan sarana kebersihan dan keamanan 3) Melaksanakan keprotokolan, dan urusan rumah tangga 4) Melaksanakan pengadaan barang-barang keperluan rumah sakit 5) Melaksanakan pengelolaan administrasi inventaris

48 6) Melaksanakan administrasi surat perintah perjalanan dinas 7) Menyiapkan bahan untuk penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan di lingkungan rumah sakit 8) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya. Sub Bagian Rekam Medik mempunyai tugas : 1) Melakukan kegiatan rekam medik 2) Menyajikan data dan informasi rekam medik 3) Menghimpun, memelihara dan membuat sistematika dalam pencatatan rekam medik rumah sakit umum 4) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya. Sub Bagian Kepegawaian mempunyai tugas : 1) Melaksanakan administrasi kepegawaian 2) Menyiapkan bahan penyusunan untuk pengembangan kelembagaan dan kebutuhan tenaga 3) Menyusun dan memelihara data perencanaan serta pengembangan pegawai 4) Melaksanakan adminsitrasi kepegawaian, kebutuhan rekruitmen, mutasi dan pemberhentian pegawai 5) Menyiapkan dan melakukan upaya peningkatan disiplin pegawai serta mengurus kesejahteraan dan kedudukan hokum pegawai

49 6) Menyusun dan menyiapkan perencanaan bagi pegawai untuk mengikuti penataran, kursus, pendidikan, pelatihan, tugas belajar dan lainnya yang berhubungan dengan peningkatan mutu dan ketrampilan serta mengembangkan karier pegawai, dan 7) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bagian Tata Usaha sesuai dengan bidang tugasnya. b. Bidang Pelayanan Bidang Pelayanan mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, melaksanakan, melakukan pengawasan dan pengendalian kegiatan pelayanan medis dan pelayanan keperawatan serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Pelayanan mempunyai fungsi : 1) Pelaksanaan perencanaan kegiatan di bidang pelayanan medis dan asuhan keperawatan 2) Pengkoordinasian kegiatan di bidang pelayanan medis dan asuhan keperawatan 3) Penggerakan kegiatan di bidang pelayanan medis dan asuhan keperawatan 4) Pelaksanaan pengawasan dan penegndalian kegiatan di bidang pelayanan medis dan asuhan keperawatan 5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberiakn Direktur sesuai dengan bidng tugasnya.

50 c. Bidang Penunjang Bidang penunjang mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan, menggerakkan, melaksanakan serta melakukan pengawasan, pengendalian pelayanan penunjang medis maupun non medis serta tuga-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Penunjang mempunyai fungsi : 1) Merencanakan, mengkoordinasikan dan menggerakkan kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang 2) Melaksnakan pengawasan dan pengendalian kegiatan dan kebutuhan pelayanan penunjang 3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. d. Bidang Keuangan Bidang Keuangan mempunyai tugas merencanakan, melaksnakan, menggerkkan, melakukan pengawasan dan pengendlian anggaran keuangan serta tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Keuangan mempunyai fungsi : 1) Perencanan, pengkoordinasian dan menggerakkan kegiatan anggaran keuangan, mobilisasi, akuntansi, penyusunan perbendaharaan dan mobilisasi dana

51 2) Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kegiatan penyusunan anggaran, perbendaharaan, mobilisasi dana 3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direktur sesuai dengan bidang tugasnya. B. Analisis Uji Hipotesis Penelitian ini telah mengajukan beberapa hipotesis untuk diuji kebenaran tentang jawaban sementara atas rumusan masalah yang menjadi pokok permasalahan yang diteliti. Untuk itu dilakukan analisis uji hipotesis menggunakan uji chi square dengan bantuan software SPSS 17.0. Data yang digunakan untuk menguji hipotesis ini berasal dari penyebaran kuesioner pada karyawan RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi dalam kurun waktu tanggal 4 sampai dengan 9 Pebruari 2013. Hasil penyebaran kuesioner tersebut kemudian ditabulasikan sebagai bahan utama olah data yang akan dilakukan. Tabulasi selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 2. Adapun langkah analisis uji hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Sebelum dilakukan perhitungan menggunakan uji chi square ini, berikut merupakan tabulasi frekuensi hasil penyebaran kuesioner pada variabel kinerja karyawan seperti Tabel 4.1.

52 Tabel 4.1 Frekuensi Jawaban Responden Pada Kuesioner Kinerja Karyawan RSUD dr. Soeroto Ngawi. Pernyataan Sangat Setuju Setuju Jawaban Responden Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju 1 20 26 9 8 0 2 13 26 18 4 2 3 11 25 18 7 2 4 10 29 18 6 0 5 10 32 13 5 3 6 10 33 15 4 1 7 18 24 11 8 2 Jumlah 92 195 102 42 10 Sumber : Hasil Olah Data SPSS 17.0 Hasil tabulasi data penyebaran kuesioner terhadap variabel kinerja karyawan dihitung berdasarkan skor menggunakan skala likert 5 jenjang. Dari hasil kuisioner dapat diketahui bahwa skor terkecil adalah 13 dan yang tertinggi adalah 33. Dengan demikian untuk range rata-ratanya (33-13) : 3 = 6,66667 7. Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka variabel kinerja ini dibagi dalam tiga kategori dengan ketentuan sebagai berikut : a. Total skor sebesar 13-19, diberi value = 1 termasuk dalam kategori rendah. b. Total skor sebesar 20 26, diberi value = 2 termasuk dalam kategori sedang. c. Total skor sebesar 27 33, diberi value = 3 termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan pembagian kategori di atas, maka diketahui total skor tanggapan responden dengan kategori rendah sebanyak 9. Jumlah total skor tanggapan responden yang menjawab tingkat persetujuan dengan

53 kategori sedang sebanyak 23, sedangkan untuk kategori tinggi adalah sebesar 31. Sementara itu hasil penyebaran kuesioner pada variabel pendidikan dan pelatihan (Lampiran 2) ditemukan jumlah total jawaban dari 63 responden adalah sebanyak 170 kali. Rata-rata responden mengikuti diklat sebanyak 2,698 3 kali. Nilai rata-rata ini digunakan sebagai dasar pembagian kategori variabel diklat ini. Dengan demikian pengujian pengaruh variabel pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) terhadap kinerja karyawan ini dibagi ke dalam tiga kategori yaitu : a. Frekuensi mengikuti diklat sebanyak 1 dan 2, diberi value = 1 termasuk dalam kategori rendah. b. Frekuensi mengikuti diklat sebanyak 3, diberi value = 2 termasuk dalam kategori sedang. c. Frekuensi mengikuti diklat sebanyak 4 dan 5, diberi value = 3 termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan kategori yang telah ditentukan di atas, maka dari jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini diketahui jumlah responden yang termasuk dalam kategori rendah adalah sebanyak 26 orang, sedangkan untuk kategori sedang adalah sebanyak 27 orang responden, adapun kategori tinggi terdiri dari 10 orang responden. Selanjutnya dilakukan perhitungan uji chi square untuk mengetahui nilai Asympyotic Significance (Asymp. Sig.) yang menunjukan ada tidaknya hubungan antara dua faktor yang diteliti dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2.

54 Tabel 4.2 Hasil Uji Chi Square Variabel Diklat Terhadap Kinerja Karyawan Value Df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 36,812 a 4 0,000 Likelihood Ratio 46,673 4 0,000 Linear-by-Linear Association 30,648 1 0,000 N of Valid Cases 63 Sumber : Hasil Olah Data SPSS 17.0 Berdasarkan data pada Tabel 4.2 di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. adalah sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata/signifikan antara pendidikan dan pelatihan dengan kinerja karyawan pada Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) di RSUD dr. Soeroto Ngawi pada tingkat signifikan 5%. 2. Pengaruh Remunerasi Terhadap Kinerja Karyawan Hasil penyebaran kuesioner pada variabel remunerasi (Lampiran 2) ditemukan bahwa penerimaan remunerasi terendah adalah sebesar Rp. 215.000, sedang yang tertinggi adalah sebesar Rp. 2.856.650,-. Jumlah Kategori yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah range kategori. Untuk itu dihitung selisih antara nilai remunerasi terendah dan tertinggi yaitu sebesar Rp. 2.641.650,-. Nilai ini kemudian dibagi 3 untuk menentukan kategori yang digunakan untuk membagi variabel remunerasi ini dan diperoleh hasil sebesar Rp. 880.550,-. Berdasarkan hasil perhitungan ini, maka variabel remunerasi ini dibagi dalam tiga kategori dengan ketentuan sebagai berikut :

55 a. Remunerasi sebesar Rp. 215.000,- sampai dengan Rp. 1.095.550,- diberi value = 1, termasuk dalam kategori rendah. b. Remunerasi sebesar Rp. 1.095.550,- sampai dengan Rp. 1.976.100,-, diberi value = 2, termasuk dalam kategori sedang. c. Remunerasi sebesar Rp. 1.976.100,- sampai dengan Rp. 2.856.650,-, diberi value = 3, termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan kategori di atas, maka jumlah responden yang menerima remunerasi dalam kategori rendah adalah sebanyak 54 orang, sedangkan responden yang menerima remunerasi dalam kategori sedang adalah sebanyak 4 orang, adapun responden yang menerima remunerasi dalam kategori tinggi adalah sebanyak 5 orang. Selanjutnya dilakukan perhitungan uji chi square untuk mengetahui nilai Asympyotic Significance (Asymp. Sig.) yang menunjukan ada tidaknya hubungan antara dua faktor yang diteliti dengan menggunakan bantuan program SPSS 17.0 dan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.3. Tabel 4.3 Hasil Uji Chi Square Variabel Remunerasi Terhadap Kinerja Karyawan Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square 10,839 a 4 0,028 Likelihood Ratio 14,323 4 0,006 Linear-by-Linear Association 7,624 1 0,006 N of Valid Cases 63 Sumber : Hasil Olah Data SPSS 17.0

56 Berdasarkan data pada Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. adalah sebesar 0,028 < 0,05. Dengan demikian Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan nyata/signifikan antara remunerasi dengan kinerja karyawan pada Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) di RSUD dr. Soeroto Ngawi pada tingkat signifikan 5%. C. Pembahasan 1. Hubungan Antara Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di RSUD dr. Soeroto melalui peningkatan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan terhadap karyawan mampu meningkatkan kinerja karyawan di RSUD dr Soeroto Ngawi. Pemberian pendidikan dan pelatihan yang lebih sering seiring terjadinya peningkatan kemampuan RSUD dalam hal pembiayaan pembinaan sumber daya manusia yang ada membuat pengetahuan dan keterampilan karyawan dalam menjalankan tugasnya mengalami peningkatan. Kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan kompetensi karyawan ini tentu akan membuat karyawan semakin mudah menyelesaikan tanggungjawab pekerjaannya. Hal ini membuat kualitas dan produktivitas kerja karyawan juga semakin tinggi. Kondisi ini memberi dampak terjadinya peningkatan kinerja karyawan.

57 2. Hubungan Antara Remunerasi Terhadap Kinerja Karyawan Hasil pengujian hipotesis ditemukan bahwa pemberian remunerasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di RSUD dr. Soeroto melalui pemberian remunerasi terhadap karyawan mampu meningkatkan kinerja karyawan di RSUD dr Soeroto Ngawi. Sebelum Penerapan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum di RSUD dr. Soeroto, karyawan hanya mendapatkan gaji dan tambahan berupa jasa medis yang nilainya belum sebesar remunerasi yang diterima karyawan saat ini. Penerimaan remunerasi juga lebih lancar karena pendapatan rumah sakit tidak disetorkan pada kas daerah melainkan dikelola sendiri oleh rumah sakit. Kondisi ini tentu membuat motivasi kerja karyawan semakin baik dan berdampak pada peningkatan kinerja karyawan di RSUD dr. Soeroto Kabupaten Ngawi.