2016 ANALISIS POLA MORAL SISWA SD,SMP,SMA,D AN UNIVERSITAS MENGENAI ISU SAINS GUNUNG MELETUS D ENGAN TES D ILEMA MORAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya fenomena sosial yang terjadi dimasyarakat, khususnya kasus-kasus

BAB 1 PENDAHULUAN. individu membutuhkannya. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS,

I. PENDAHULUAN. memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi. penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu topik yang menarik untuk dibahas, karena

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan sebuah negara. Maka dari itu, jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Pendidikan dapat dimaknai sebagai

BAB I P E N D A H U L U A N. Karakter yang secara legal-formal dirumuskan sebagai fungsi dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lastri Rahayu, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Noviyanto, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan

STRATEGI IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER BERBASIS NILAI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMP NEGERI 3 MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

Banyaknya fenomena penyimpangan perilaku yang bisa dilihat secara. setiap hari, membentuk keprihatinan bahwa bangsa ini sedang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Sesederhana apapun peradaban suatu masyarakat, di dalamnya terjadi atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pertumbuhan budi pekerti tiap-tiap manusia. Orang tua dapat menanamkan benih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Amellya Nisfiatin Barroroh, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan masyarakat Indonesia di era globalisasi ini,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang amat penting dalam suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan. mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia sampai

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

I. PENDAHULUAN. Hal ini sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus sebagai ujung tombak berdirinya nilai-nilai atau norma. mengembangkan akal manusia, mengingat fungsi pendidikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB 1 PENDAHULUAN. kecerdasan, dan keterampialan proses yang diperlukan dalam kehidupan (Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang menyenangkan dan mudah dipahami oleh siswa. Pendidikan berfungsi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJAR YANG MENDIDIK DAN BERKARAKTER

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

2014 IMPLEMENTASI MEDIA TIGA DIMENSI PADA PEMBELAJARAN MENGHIAS KAIN DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia termasuk negara yang sering terjadi bencana alam, seperti banjir, gunung meletus dan lain-lain. Salah satu yang sering terjadi pada tahun 2014 adalah gunung meletus. Sepanjang 2014, banyak terjadi letusan gunung merapi dan abu vulkanik yang melanda Indonesia, seperti gunung sinambung yang meletus 21 Januari 2014, lalu ada Gunung Kelud di Jawa Timur yang mengeluarkan abu vulkanik pada 13 Febuari 2014 dan masih banyak lagi kejadian kejadian bencana khususnya gunung meletus. Sebagai warga Negara Indonesia sudah sepatutnya kita tahu mengenai pengetahuan tentang gunung meletus, minimalnya kita tahu macam-macam status gunung merapi, kapan gunung dianggap normal, waspada, siaga, dan awas. Kawasan mana yang termasuk dalam daerah yang rawan terkena bencana gunung meletus. Lalu bagaimana ciri-ciri gunung akan meletus, apa saja yang harus dilakukan dan disiapkan ketika gunung akan meletus, tindakan apa saja yang harus dilakukan ketika terjadinya gunung meletus dan lain sebagainya yang semua itu menjadi penting ketika kita berapa dalam kawasan yang terdapat banyak gunung berapi. Indonesia merupakan negara dengan penduduk terbanyak ke empat di dunia. Dengan banyaknya penduduk di Negara ini tentu dibutuhkan peraturan dan tata cara agar negara ini menjadi Negara yang baik, maju, dan terus berkembang. Peraturan dan tata cara ini menyangkut semua aspek kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara, salah satu nya adalah peraturan agar negara mampu menjunjung tinggi moral dan etika negara tersebut. Seperti pada UU No.20 tahun 2003 pasal 1 ayat (1) tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dengan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian dan kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan 1

2 Negara. Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pada UU tersebut dapat kita simpulkan bahwa salah satu tujuan pendidikan dibuat agar setiap orang mempunyai moral yang baik. Sehingga pendidikan moral disuatu Negara sangat diperlukan dan harus ada pada setiap Negara. Ketika bencana terjadi, selain tindakan apa saja yang harus dilakukan maka sangat diperlukan kepedulian antar sesama. Kepedulian ini dibangun tentu atas dasar moral yang baik yang dimiliki setiap individunya. Kepedulian itu terjadi tentu jika seseorang itu tahu bahwa menolong sesama itu termasuk perbuatan yang bermoral artinya bahwa seseorang tentu harus mengetahui terlebih dahulu mana yang baik dan mana yang buruk. Setelah seseorang itu tahu bahwa menolong sesama adalah perbuatan yang bermoral, iapun harus mempunyai keinginan dalam dirinya untuk menolong sesama, percuma saja jika seseorang itu tahu mana yang baik dan mana yang buruk jika didalam dirinya tidak punya keinginan untuk berbuat baik dan menghindar dari perbuatan yang buruk. Kemudian belum cukup ketika seseorang itu tahu mana yang baik dan mana yang buruk lalu didalam dirinya berkeinginan untuk menolong sesama tapi tidak melakukan apa-apa. Maka seseorang itu harus melakukan tindakan dari pengetahuan dan keinginannya tersebut. Menurut Thomas Lickona (2013) terdapat sepuluh tanda suatu bangsa akan mendekati suatu jurang kehancuran. Kesepuluh tanda tersebut adalah: (1) meningkatnya kekerasan di kalangan remaja, (2) penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk, (3) pengaruh kelompok yang kuat dalam tindak kekerasan, (4) meningkatnya perilaku merusak diri, seperti narkoba, kekerasan, seks bebas, alkohol, dan lain-lain, (5) semakin kaburnya pedoman moral baik dan buruk, (6) menurunnya etos kerja, (7) semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung jawab

3 individu dan warga negara, (9) membudayanya ketidakjujuran, dan (10) adanya rasa saling curiga dan kebencian antarsesama manusia. Dari 10 hal yang dipaparkan tersebut, semuanya mengacu pada rendahnya moral terlebih para moral remaja. Terbukti dengan adanya bahasabahasa yang digunakan oleh remaja di Indonesia sudah tidak melihat etika berbicara, kata yang seharusnya jangan diucapkan malah dianggap keren, juga dengan maraknya geng motor yang didominasi oleh kalangan muda. Hal ini cukup disayangkan karena di Indonesia terdapat banyak sekali lembaga pendidikan yang seharusnya cukup mampu untuk membentuk karakter baik dalam diri individunya. Hal ini dikarenakan setiap lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab dalam memberikan pendidikan kepada seluruh siswanya. Sistem pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada pengembangan aspek kognitif saja, sedangkan aspek moral sering tidak dianggap terlalu penting diajarkan di sekolah. Seringkali anak dikatakan cerdas jika dia pintar di mata pelajaran, tapi kecerdasan moral yang dimiliki sering kali tidak berkembang. Seharusnya kecerdasan moral berkembang sejalan dengan kemampuan kognitif anak. Tujuan dari pendidikan nasional bangsa Indonesia telah tercantum dalam UUD 1945 yaitu peningkatan iman dan takwa serta pendidikan akhlak yang mulia seluruh warga negara yang mengikuti proses pendidikan. Kemudian muncul Undang-Undang No. 20 tahun 2004 yang menerangkan fungsi dan tujuan dari pendidikan nasional. Fungsi dari pendidikan nasional bangsa yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sedangkan tujuan dari pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengetahui tindakan apa yang harus diberikan, maka kita harus tahu terlabih dahulu seperti apakah moral yang dipunyai individunya. Terdapat satu buah alat tes yang dinamakan tes dilema moral yang dibuat

4 berdasarkan karakter baik yang dikemukakan oleh Thomas Lickona. Dengan menggunakan alat ini, kita bisa mengkategorikan moral seseorang. Tentunya setiap tahapan-tahapan seseorang mempunyai tingkat moral dan treatment yang berbeda-beda pula, dari mulai anak-anak di tingkat sekolah dasar sampai mahasiswa pada tingkat perguruan tinggi. Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pola Moral Siswa SD, SMP, SMA, dan UNIVERSITAS Mengenai Isu Sains Gunung dengan Tes Dilema Moral. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah Bagaimana Pola Moral Siswa SD, SMP, SMA, dan UNIVERSITAS Mengenai Isu Sains Gunung?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti mengajukan beberapa pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana pola moral siswa SD mengenai Isu Sains Gunung? 2. Bagaimana pola moral siswa SMP mengenai Isu Sains Gunung? 3. Bagaimana pola moral siswa SMA mengenai Isu Sains Gunung? 4. Bagaimana pola moral mahasiswa tingkat UNIVERSITAS mengenai Isu Sains Gunung? 5. Bagaimana pola perbedaan moral antar siswa SD, SMP, SMA, dan UNIVERSITAS C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk: 1. Menganalisis pola moral siswa SD mengenai Isu-Isu Sains Gunung 2. Menganalisis pola moral siswa SMP mengenai Isu-Isu Sains Gunung 3. Menganalisis pola moral siswa SMA mengenai Isu-Isu Sains Gunung

5 4. Menganalisis pola moral siswa tingkat UNIVERSITAS mengenai Isu-Isu Sains Gunung 5. Menganalisis pola perbedaan moral antar siswa SD, SMP, SMA, dan UNIVERSITAS D. MANFAAT HASIL PENELITIAN Berdasarkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini dapat diharapkan memberi manfaat berupa: 1. Dari segi teori, penelitian ini diharapkan mampu membuat masyarakat khususnya guru mengetahui instrumen yang bisa melihat bagaimana pola moral anak didiknya. Diharapkan masyarakat khususnya siswa dan mahasiswa bisa mengetahui tindakan yang tepat yang harus dilakukan ketika gunung meletus terjadi. 2. Dari segi kebijakan, penelitian ini diharapkan mampu melihat pola moral siswa dan mahasiswa, baik kekurangan maupun kelebihan pada setiap jenjang pendidikan yang diteliti. Sehingga memudahkan para pembuat kebijakan dalam membuat peraturan dan tindakan. 3. Dari segi praktis, penelitian ini dapat dijadikan untuk acuan dalam melakukan berbagai tindakan dan kebijakan dalam dunia pendidikan sehingga tindakan dan kebijakan yang dilakukan tepat dan sesuai dengan yang diinginkan dari kebijakan tersebut. 4. Dari segi isu serta aksi sosial, penelitian ini dapat dijadikan acuan melakukan tindakan selanjutnya pada anak didiknya.