BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah berada pada ambang kehancuran ekonomi, hampir semua sektor

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. meliputi analisis kuantitatif yang berupa analisis regresi berganda serta

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap variable-variabel dalam penelitian ini. Data-data yang dihasilkan

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dari tiga variabel independen yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini, maka diperlukan gambaran mengenai data-data yang digunakan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah Perbankan Syariah yang ada di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. digunakan dalam penelitian ini serta dapat menunjukkan nilai maksimum, nilai

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. yang telah diperoleh dan dapat dilihat dalam tabel 4.1 sebagai berikut : Tabel 4.1 Descriptive Statistics

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keputusan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan Consumer

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

minimum, nilai rata-rata (mean) serta standar deviasi (α) dari masing-masing variabel.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil yang akurat. Berdasarkan statistik deskriptif diperoleh hasil sebagai berikut :

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, INFLASI DAN BI RATE TERHADAP PENYALURAN KREDIT PADA 10 BANK UMUM TERBESAR DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan atau mendeskripsikan suatu data yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Subjek dan Objek Penelitian

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tabungan wadiah, tabungan mudharabah, deposito mudharabah dan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test N 32. Mean 0E-7

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Rasio Profitabilitas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Likuiditas Terhadap

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

56 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bank syariah di Indonesia pada awalnya diragukan akan sistim operasionalnya, tetapi tidak demikian adanya bank syariah membuktikan eksistensinya dan bank syariah terbukti mengalami kemajuan setelah Indonesia mengalami krisis moneter yang cukup mengkhawatirkan pada tahun 1997 yang berakibat sangat signifikan atas terpuruknya pertumbuhan ekonomi Indonesia. Indonesia telah berada pada ambang kehancuran ekonomi, hampir semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan negatif. Kondisi terparah ditunjukan oleh sektor perbankan yang merupakan salah satu penyumbang dari krisis moneter di Indonesia. Bank Mu amalat Indonesia salah satu dari bank yang dinyatakan sehat oleh pemerintah, karena mampu bertahan dari terpaan krisis ekonomi, yang nyata memiliki sistem tersendiri dari bank-bank lain, yaitu dengan sistem bagi hasil dan sistem jual belinya. Prinsip jual beli merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). Dalam prinsip jual beli disini pihak bank menggunakan pembiayaan antara murabahah dan istishna tergantung dari kebutuhan nasabah. 56

57 Murabahah adalah transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Penjual harus memberitahu harga produk yang dibeli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan. Murabahah, dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. Satu hal yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual dalam murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa lump sum atau berdasarkan persentase. Istishna adalah akad jual beli antara pembeli (al-mustashni) dan as-shani (produsen yang juga pembeli). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan (al-mashnu) sesuai spesifikasi yang diisyaratkan pembeli dan penjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Sebagaimana diketahui bahwa dengan besarnya tingkat pembiayaan yang disalurkan secara efektif dan efesien akan menambah tingkat pendapatan yang diperoleh. Dengan meningkatnya tingkat pendapatan pada akhirnya akan meningkatkan laba bersih (net income), kemudian dengan laba bersih yang besar akan mampu menghadapi persaingan sekaligus melakukan ekspansi pasar dan kontuinitas usaha bank akan lebih terjamin serta meratanya tingkat pendapatan yang diperoleh setiap produk dengan perbandingan tidak terlalu jauh akan

58 membuat posisi bank lebih stabil dan mengoptimalkan peraihan laba, walaupun ada satu produk yang sekiranya bermasalah dan menimbulkan resiko, tetapi resiko itu tentunya tidak secara signifikan mempengaruhi usaha bank dalam menghasilkan laba karena masih terantisipasi oleh produk-produk atau lainnya. Penulis tertarik untuk meneliti seberapa besar pengaruh jual beli dari pembiayaan murabahah dan istishna yang merupakan bagian laba bersih dan penulis mencoba untuk mengungkapkannya dalam sebuah skripsi berjudul Pengaruh Prinsip Jual Beli Pembiayaan Murabahah dan Istishna Terhadap Laba Bersih Yang Diperoleh Bank Syariah (Studi Kasus Pada PT. Bank Syariah Mandiri) B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: Bagaimana pengaruh pendapatan pembiayaan murabahah dan istishna terhadap laba bersih yang diperoleh Bank Syariah Mandiri C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk memperoleh data, informasi atau suatu gambaran mengenai pengaruh pendapatan pembiayaan murabahah dan istishna dengan laba bersih yang diperoleh Bank Syariah Mandiri. Selanjutnya, tujuan dari penelitian ini dapat diuraikan:

59 Untuk mengetahui pengaruh pendapatan pembiayaan murabahah dan istsihna terhadap laba bersih yang diperoleh Bank Syariah mandiri D. Kegunaan penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap masalah ini. Beberapa pihak yang dapat mengambil manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Operasional a. Untuk Perusahaan Bagi perusahaan diharapkan berguna sebagai bahan masukan atau saran dalam menerapkan kebijakan pengelolaan pendapatan pembiayaan murabahah dan istishna, sehingga dapat tercapainya peningkatan laba bersih yang diperoleh perusahaan. b. Untuk Pihak Terkait Bagi pihak terkait dalam hal ini nasabah, dapat dijadikan sebagai tambahan informasi tentang sistem pemberian pembiayaan murabahah dan istishna yang berlandaskan prinsip jual beli. c. Untuk Pihak Lain Bagi pihak lain, kiranya penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana dan bahan pertimbangan dalam menginvestasikan dananya pada bank tersebut.

60 2. Kegunaan Pengembangan Ilmu a. Untuk Penulis Penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman khususnya mengenai pembiayaan murabahah dan istishna dengan prinsip jual beli yang diberikan serta mengenai perhitungan laba bersih yang diperoleh Bank Syariah Mandiri. b. Referensi Untuk Peneliti Lain Bagi pihak lain penelitian ini dapat memberi tambahan pengetahuan dan dapat menjadi bahan khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam penulisan skripsi. c. Untuk Pengembangan Ilmu Menambah wawasan keilmuan dibidang akuntasi khususnya dalam hal pengelolaan pembiayaan murabahah dan istishna dan jual beli yang disepakati.

61 BAB II LANDASAN TEORI A. Hasil Penelitian Sebelumnya Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya oleh orang lain. Penulis ingin melakukan pembahasan dan penelitian terhadap pengaruh prinsip jual beli pembiayaan murabahah dan istishna terhadap laba bersih yang diperoleh oleh bank syariah dengan studi kasus di bank syariah mandiri. Sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh antara pembiayaan murabahah dan istishna di bank syariah mandiri. B. Kerangka Penelitian Pemikiran Kerangka pemikiran ini di fokuskan pada pengaruh prinsip jual beli pembiayaan murabahah dan istishna terhadap laba bersih di bank syariah. Variabel yang digunakan adalah variabel independen dan dependent. Variabel independent pada penelitian ini yaitu terdiri dari pembiayaan istishna dan pembiayaan murabahah. Dan variabel dependent pada penelitian ini adalah laba bersih bank. Untuk Mendukung teori ini penulis menggunakan beberapa teori sebagai landasan berpikir. Beberapa teori yang digunakan antara lain : 1. Teori Umum bank syariah, teori ini digunakan oleh penulis untuk mengetahui pengertian, macam macam produk bank syariah, Perbedaan

62 bank syariah dan bank konvensional serta pengertian jual beli pembiayaan Murabahah dan Istishna. a. Pengertian Bank Syariah Bank syariah, atau Bank Islam, merupakan salah satu bentuk dari perbankan nasional yang mendasarkan operasionalnya pada syariat (hukum) Islam. Bank Islam adalah sebuah bentuk dari bank modern yang didasarkan pada hukum Islam yang sah, dikembangkan pada abad pertama Islam, menggunakan konsep berbagi risiko sebagai metode utama, dan meniadakan keuangan berdasarkan kepastian serta keuntungan yang ditentukan sebelumnya. Sudarsono (2004), Bank Syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah. Definisi Bank Syariah menurut Muhammad (2006), adalah lembaga keuangan yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu-lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya sesuai dengan prinsip syariat Islam. Peranan Bank Syariah adalah: 1) Memurnikan operasional perbankan syariah sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan masyarakat. 2) Meningkatkan kesadaran syariah umat islam sehingga dapat memperluas segmen dan pangsa pasar perbankan syariah.

63 3) Menjalin kerjasama dengan para ulama karena bagaimanapun peran ulama, khususnya di Indonesia, sangat dominan bagi kehidupan umat Islam. Bank syariah karena sifatnya sebagai bank berdasarkan prinsip syariah wajib memposisikan diri sebagai uswatun hasanah dalam implementasi moral dan etika bisnis yang atau melaksanakan etika dan moral agama dalam aktivitas ekonomi. b. Produk Operasional Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya dibank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dan nasabah tersebut kemudian disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha), dengan perjanjian pembagian keuntungan sesuai kesepakatan. Secara garis besar, pengembangan produk bank syariah dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu: 1) Produk Penghimpunan Dana a) Prinsip wadiah Implikasi hukumnya sama dengan qardh, dimana nasabah bertindak sebagai yang meminjamkan uang dan bank bertindak sebagai peminjam. Prinsip wadiah dalam produk bank syariah dapat dikembangkan menjadi dua jenis yaitu: wadiah yad amanah dan wadiah yad dhomanah.

64 b) Mudharabah Muthlaqah Dapat berupa tabungan dan deposito sehingga terdapat dua jenis penghimpunan dana yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Berdasarkan prinsip ini tidak ada pembatasan bagi bank dalam menggunakan dana yang dihimpun. c) Mudharabah Muqayaddah Simpanan penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana usahanya, dimana bank bertindak sebagai perantara yang mempertemukan antar pemilik dan dengan pelaksana usaha. Pemilik dana dapat menerapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi oleh bank dalam mencari kegiatan usaha yang akan dibiayai dan pelaksanaan usahanya. 2) Produk Penyalur Dana Produk penyalur dana di bank syariah dapat dikembangkan dengan tiga model yaitu: a) Transaksi pembiayaan yang ditunjukan untuk memiliki barang yang dilakukan dengan prinsip jual beli. b) Transaksi pembiayaan untuk mendapatkan jasa yang dilakukan dengan prinsip sewa.

65 c) Transaksi pembiayaan yang ditunjukan untuk usaha kerjasama yang ditunjukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. 3) Produk jasa Akad pelengkap dikembangkan sebagai akad pelayanan jasa. Akad ini dioperasionalkan dengan pola sebagai berikut: a) Alih piutang (Al-Hiwalah) Transaksi pengalihan utang piutang. Dalam praktik perbankan fasilitas hiwalah lazimnya digunakan untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya. b) Gadai (Rahn) Untuk memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan. Barang yang digadaikan wajib memenuhi kriteria: i. Milik nasabah sendiri ii. Jelas ukuran, sifat dan nilainya ditentukan berdasarkan nilai rill pasar. iii. Dapat dikuasi namun tidak boleh dimanfaatkan oleh bank. c) Al-Qiradh Pinjaman kebaikan, digunakan untuk membantu keuangan nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Produk ini

66 digunakan membantu usaha kecil dan keperluan sosial. Dana ini diperoleh dari dana zakat, infaq, dan shadaqah. d) Wakalah Bank garansi digunakan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagi rahn. Bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadiah. Bank dapat ganti biaya atas jasa yang diberikan. c. Perbedaan Bank Syariah dan Bank Konvensional Bank syariah adalah bank yang beroperasi berdasarkan syariah atau prinsip agama islam. Sesuai dengan prinsip islam yang melarang sistem bunga atau riba yang memberatkan, maka bank syariah beroperasi berdasarkan kemitraan pada semua aktivitas bisnis atas dasar kesetaraan dan keadilan. Perbedaan Bank Syariah dengan Bank Konvensional 1) Bank Syariah: a) Melakukan investasi - investasi yang halal saja. b) Berdasarkan prinsip bagi hasil, jual beli, atau sewa. c) Profit dan falah oriented. d) Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan. e) Penghimpunan dan penyaluran dana harus dengan fatwa Dewan Pengawas Syariah.

67 2) Bank Konvensional: a) Investasi yang halal dan haram. b) Memakai perangkat bunga. c) Profit oriented. d) Hubungan dengan nasabah dalam bentuk debitur dan kreditur. e) Tidak terdapat dewan sejenis. Dari perbedaan-perbedaan diatas, hal yang paling mendasar yang membedakan antar bank syariah dengan bank konvensional adalah manajemen keuangan, yaitu mengenai konsep bagi hasil yang merupakan sebuah solusi dari sistem bunga yang selama ini diterapkan pada bankbank konvensional. Dengan tegas bank syariah menolak konsep bunga, karena menurut fiqih islam, konsep bunga termasuk pada riba, sedangkan riba itu hukumnya haram. d. Jual Beli Pembiayaan Murabahah dan Istishna 1) Pengertian Jual Beli Prinsip ini merupakan suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin).

68 2) Rukun dan Ketentuan Umum Akad Murabahah dan Istishna Ketentuan umum murabahah dalam bank syariah a) Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba. b) Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariah Islam. c) Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya. d) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba. e) Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara hutang. f) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah (pemesan) dengan harga jual senilai harga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini Bank harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut biaya yang diperlukan. g) Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada jangka waktu tertentu yang telah disepakati. h) Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut, pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

69 i) Jika bank hendak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang, secara prinsip menjadi milik bank. Rukun Istishna terdiri : a) Produsen / pembuat barang (shaani) dan juga menyediakan bahan bakunya b) Pemesan / pembeli barang (mustashni) c) Proyek / usaha barang / jasa yang dipesan (mashnu ) d) Harga (tsaman) e) Shighat / Ijab qabul Ketentuan umum istishna adalah : a) Pihak yang berakal cakap hukum dan mempunyai kekuasaan untuk melakukan jual beli b) Ridha / kerelaan dua belah pihak dan tidak ingkar janji c) Apabila isi akad diisyaratkan Shani hanya bekerja saja, maka akad ini bukan lagi istishna, tetapi berubah menjadi akad ijarah d) Pihak yang membuat menyatakan kesanggupan untuk mengadakan / membuat barang itu e) Mashnu (barang/obyek pesanan) mempunyai kriteria yng jelas seperti jenis, ukuran (tipe), mutu dan jumlahnya f) Barang tersebut tidak termasuk dalam kategori yang dilarang syara (najis, haram, samar/tidak jelas) atau menimbulkan kemudhratan (menimbulkan maksiat)

70 3) Pengertian Pembiayaan Murabahah dan Istishna a) Pembiayaan Murabahah Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. Murabahah, dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. Satu hal yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual dalam murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa lump sum atau berdasarkan persentase. Jika seseorang melakukan penjualan komoditi/barang dengan harga lump sum tanpa memberi tahu berapa nilai pokoknya, maka bukan termasuk murabahah, walaupun ia juga mengambil keuntungan dari penjualan tersebut. Penjualan ini disebut musawamah. b) Pembiayaan Istishna Istishna mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan salam. Istishna adalah akad jual beli antara pembeli (al-

71 mustashni) dan as-shani (produsen yang juga pembeli). Berdasarkan akad tersebut, pembeli menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan (al-mashnu) sesuai spesifikasi yang diisyaratkan pembeli dan penjualnya dengan harga yang disepakati. Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka waktu akad. Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna. Jika bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (sub kontraktor) untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna paralel. Istishna paralel dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut : 1) Akad kedua antara bank dan sub kontraktor terpisah dari akad pertama antara bank dan pembeli akhir, 2) Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah. Kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan berdasarkan istishna berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut (Pasal 13 PBI No.7/46/PBI/2005) : 1) Bank menjual barang kepada nasabah dengan spesifikasi, kualitas, jumlah, jangka waktu, tempat, dan harga yang disepakati;

72 2) Pembayaran oleh nasabah kepada bank tidak boleh dalam bentuk pembebasan hutang nasabah kepada bank; 3) Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya sesuai dengan kesepakatan; 4) Pembayaran oleh nasabah selaku pembeli kepada bank dilakukan secara bertahap atau sesuai kesepakatan. Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari produsen / penjual atas: 1) Jumlah yang telah dibayarkan, dan 2) Penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu. Produsen / penjual mempunyai hak untuk mendapatkan jaminan bahwa harga yang disepakati akan dibayar disepakati tepat waktu. 2. Teori Analisis Statistik Teori ini digunakan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh pendapatan pembiayaan murabahah dan istsihna terhadap laba bersih dengan menggunakan beberapa metode analisis data yang terdiri dari Analisis Statistik Deskriptif, Uji Asumsi Klasik dan Uji Hipotesis.

73 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah PT. Bank Syariah Mandiri Krisis moneter dan ekonomi sejak Juli 1997, yang disusul dengan krisis politik nasional telah membawa dampak besar dalam perekonomian nasional. Krisis tersebut telah mengakibatkan perbankan Indonesia yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami kesulitan yang sangat parah. Keadaan tersebut menyebabkan pemerintah Indonesia terpaksa mengambil tindakan untuk merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia. Lahirnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998, tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, pada bulan November 1998 telah memberi peluang yang sangat baik bagi tumbuhnya bank-bank syariah di Indonesia. Undang-Undang tersebut memungkinkan bank beroperasi sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah. PT Bank Susila Bakti (PT Bank Susila Bakti) yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT Mahkota Prestasi berupaya keluar dari krisis 1997-1999 dengan berbagai cara. Mulai dari langkah-langkah menuju merger sampai pada akhirnya

74 memilih konversi menjadi bank syariah dengan suntikan modal dari pemilik. Dengan terjadinya merger empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, BankExim dan Bapindo) ke dalam PT Bank Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999, rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah (dengan nama Bank Syariah Sakinah) diambil alih oleh PT Bank Mandiri (Persero). PT Bank Mandiri (Persero) selaku pemilik baru mendukung sepenuhnya dan melanjutkan rencana perubahan PT Bank Susila Bakti menjadi bank syariah, sejalan dengan keinginan PT Bank Mandiri (Persero) untuk membentuk unit syariah. Langkah awal dengan merubah Anggaran Dasar tentang nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Sakinah berdasarkan Akta Notaris: Ny. Machrani M.S. SH, No. 29 pada tanggal 19 Mei 1999. Kemudian melalui Akta No. 23 tanggal 8 September 1999 Notaris: Sutjipto, SH nama PT Bank Syariah Sakinah Mandiri diubah menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Pada tanggal 25 Oktober 1999, Bank Indonesia melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. 1/24/KEP. BI/1999 telah memberikan ijin perubahan kegiatan usaha konvensional menjadi kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah kepada PT Bank Susila Bakti. Selanjutnya dengan Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/1999 tanggal 25 Oktober 1999, Bank

75 Indonesia telah menyetujui perubahaan nama PT Bank Susila Bakti menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero). PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di Indonesia. 2. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri a. Visi Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha. b. Misi 1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan 2) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UKM

76 3) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat 4) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal 5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat. 3. Job Description Adapun tanggung jawab dari pekerjaan masing-masing jabatan tersebut adalah sebagai berikut: a. Direktorat Pembiayaan Korporasi dan Komersial. Berperan aktif dalam merencanakan, mengembangkan serta mengelola kesejahteraan pegawi maupun dalam pelaksanaan tugas lainnya. 1) Melakukan koordinasi dengan bagian lain dalam menyusun dan merumuskan rencana bisnis divisi. 2) Mengelola dan mengembangkan kesejahteraan pegawai. 3) Mengelola program pensiun pegawai. 4) Mengelola dan mengembangkan program pemverian bonus/insentif. 5) Mengelola pengadaan tenaga ahli/spesialis sesuai dengan kebutuhan. 6) Mengelola proses pension dan pengunduran diri pegawai. b. Direktorat Pembiayaan Komersial dan Konsumer. 1) Merencanakan, mengembangkan dan mengelola pembiayaan dan penempatan dana yang bersumber dari cabang syariah.

77 2) Menjamin terlaksanaanya aktivitas bagian pembiayaan syariah secara efektif, efisien, akurat dan tepat waktu. 3) Menyusun, merumuskan dan mengevaluasi rencana bisnis bagian pembiayaan syariah. 4) Melakukan pembinaan kepada cabang dalam bidang pembiayaan syariah. 5) Mengelola kolektabilitas pembiayaan syariah. c. Direktorat Treasury dan Jaringan. 1) Mengorganisir, mengkoordinasikan dan mendelegasikan semua tugas dan wewenang pada bagian pembiayaan dan treasury syariah kepada pegawai. 2) Menjamin terlaksanaanya aktivitas bagian pembiayaan dan treasury syariah secara efektif, efisien, akurat dan tepat waktu. 3) Menyusun, merumuskan dan mengevaluasi rencana bisnis bagian pembiayaan dan treasury syariah. 4) Mengelola serta mengembangkan kegiatan usaha treasury. 5) Melakukan pembinaan kepada cabang dalam bidang pembiayaan dan treasury syariah. 6) Mengelola perjalanan dinas pegawai. 7) Mengelola program pensiun pegawai. 8) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan pemimpin bagian pembiayaan dan treasury syariah.

78 d. Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Resiko. 1) Melaksanakan kepatuhan terhadap peraturan Bank Indonesia dan 2) perundang-undangan lainnya serta kebijakan perusahaan. 3) Menyusun, merumuskan dan menembangkan Buku Pedoman Perusahaan (BPP) serta kebijakan bidang kesejahteraan dan administrasi kepegawaian. 4) Memantau pengelolaan administrasi pembiayaan syariah. 5) Mengelola akuntansi usaha syariah. 6) Melakukan pembinaan kepada cabang dalam bidang akuntansi dan umum. e. Direktorat Operasi dan Pendukung. 1) Menyusun, merumuskan dan mengembangkan kebijakan serta strategi pengembangan bisnis syariah. 2) Melakukan koordinasi dengan divisi sarana dan dan logistic untuk pengembangan produk dan jasa syariah. 3) Melakukan koordinasi dengan divisi sistem dan tekhnologi untuk mengembangkan desain serta modifikasi produk dan jasa syariah. 4) Mengelola penerimaan pegawai serta penempatannya. 5) Melakukan koordinasi dengan bagian lain dalam menyusun dan merumuskan rencana bisnis usaha syariah. 4. Kegiatan Usaha Bank Syariah Mandiri Produk Pembiayaan a. Murabahah BSM

79 Adalah suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan. b. Musyarakah BSM Adalah pembiayaan kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. c. Mudharabah BSM Adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya yang menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh sipemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian sipengelola, sipengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. d. Hawalah Adalah akad pemindahan nasabah kepada bank untuk membantu nasabah mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksinya dan bank mendapat imbalan atas jasa pemindahan piutang tersebut.

80 e. Salam Adalah pembiayaan jual beli dimana pembeli memberikan uang terlebih dahulu terhadap barang yang dibeli yang telah disebutkan spesifikasinya dengan pengantaran kemudian. Produk jasa Bank Syariah Mandiri menyediakan produk-produk jasa untuk melayani dan memenuhi kebutuhan transaksi jasa untuk perbankan yang dibutuhkan masyarakat, dengan dukungan sistem on line diseluruh jaringan kantor Bank Syariah Mandiri. Produk jasa Bank Syariah Mandiri yang dapat dimanfaatkan oleh nasabah sebagai berikut: a. Penarikan dan penyetoran on line diseluruh kantor Bank Syariah Mandiri. b. Setoran dan penarikan Cek/Bilyet Giro melalui Kliring,Transfer dan Inkaso antar rekening Bank Syariah Mandiri atau Bank lain. c. Pembuatan Surat Referensi dan Dukungan Bank. d. Penerbitan Surat Jaminan Bank (Bank Garansi), yang terdiri dari Jaminan Tender, Jaminan Pelaksanaan, Jaminan Uang Muka dan jaminan Pelaksanaan.

81 Produk Pendanaan a. Tabungan BSM Tabungan BSM adalah Simpanan dalam mata uang rupiah yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat selama jam kas dibuka di kounter BSM atau melalui ATM. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah. Mudharabah muthlaqah adalah akad antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola (mudharib) untuk memperoleh keuntungan, yang kemudian akan dibagikan sesuai nisbah yang disepakati. Dalam hal ini, mudharib (bank) diberikan kekuasaan penuh untuk mengelola modal atau menentukan arah investasi sesuai syariah 2) Tabungan dengan bagi hasil yang menarik, aman dan terjamin 3) Dapat ditarik/setor setiap saat diseluruh cabang Bank Syariah Mandiri 4) Dilengkapi degan kartu ATM sekaligus Kartu Debet 5) Dilengkapi fasilitas BSM Mobile Banking GPRS dan BSM Net Banking 6) Nasabah dapat menyalurkan zakat, infaq dan sedekah melalui Tabungan BSM.

82 b. Tabungan Berencana BSM Tabungan Berencana BSM adalah simpanan berjangka yang memberikan nisbah bagi hasil berjenjang serta kepastian pencapaian target dana yang telah ditetapkan. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah 2) Periode Tabungan: min. 1 tahun sampai dengan 10 tahun 3) Usia nasabah: min. 18 tahun dan maksimal 60 tahun saat jatuh tempo 4) Setoran bulanan: min. Rp100.000,- atau sebesar target dana dibagi periode (bulan) 5) Target dana: min. Rp1.200.000,- dan maks. Rp200 juta. c. Tabungan Simpatik BSM Tabungan BSM Simpatik adalah Simpanan dalam mata uang rupiah berdasarkan prinsip wadiah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat berdasarkan syarat-syarat tertentu yang disepakati. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip Syariah dengan akad Wadiah 2) Setoran minimal yang ringan 3) Tabungan dengan bonus yang menarik, aman dan terjamin 4) Dilengkapi dengan Kartu ATM sekaligus Kartu Debet ( Optional ) 5) Dapat ditarik/setor setiap saat di seluruh cabang BSM.

83 d. Tabungan BSM Dollar Tabungan BSM Dollar adalah Simpanan dalam mata uang dollar yang penarikan dan setorannya dapat dilakukan setiap saat atau sesuai ketentuan BSM dengan menggunakan slip penarikan. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadi ah yaddhamanah 2) Untuk perorangan 3) Tersedia dalam valuta USD 4) Penarikan menggunakan slip penarikan 5) Sesuai kebijakan Bank, nasabah dapat memperoleh bonus sebagai imbalan terhadap dana yang dititipkan kepada Bank. e. Tabungan Mabrur BSM Tabungan Mabrur BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan membantu masyarakat muslim dalam merencanakan ibadah haji & umrah, tabungan ini dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad mudharabah muthlaqah 2) Tidak dapat dicairkan kecuali untuk melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji/Umrah (BPIH) 3) Setoran awal minimal Rp500.000,00,- 4) Setoran selanjutnya minimal Rp100.000,-

84 5) Saldo minimal untuk didaftarkan ke SISKOHAT adalah Rp20.000.000,- atau sesuai ketentuan dari Departemen Agama. 6) Biaya penutupan rekening karena batal Rp25.000,-. f. Tabungan Kurban BSM Tabungan Kurban BSM adalah simpanan dalam mata uang rupiah yang bertujuan membantu nasabah dalam perencanaan dan pelaksanaan ibadah kurban dan aqiqah. Dalam pelaksanaannya bekerja sama dengan Badan Amil Qurban. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah 2) Hanya dapat diambil pada saat akan melakukan ibadah kurban atau aqiqah 3) Minimum setoran awal Rp50.000,- 4) Minimum setoran berikutnya Rp25.000,- 5) Minimum saldo setelah pelaksanaan Aqiqah dan ibadah Kurban Rp50.000,- g. Tabungan BSM Investa Cendekia Tabungan BSM Investa Cendekia adalah tabungan berjangka dalam valuta rupiah dengan jumlah setoran bulanan tetap (installment) yang dilengkapi perlindungan asuransi. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah mudharabah muthlaqah 2) Periode Tabungan : min. 1 tahun sampai dengan 20 tahun

85 3) Usia nasabah : min. 17 tahun dan maks. 55 tahun (Catatan: usia masuk ditambah periode kontrak sama atau tidak melebihi 60 tahun) 4) Saldo minimal : Rp1.000.000,- 5) Setoran bulanan : min Rp100.000,- s/d Rp4.000.000,-. h. Giro BSM Giro BSM adalah sarana penyimpanan dana yang disediakan bagi nasabah dengan pengelolaan berdasarkan prinsip wadiah yaddhamanah. Dengan prinsip ini, dana giro nasabah diperlalukan sebagai titipan yang dijaga keamanan dan ketersediaanya setiap saat guna membantu kelancaran transaksi usaha. Karakteristik: 1) Berdasarkan prinsip syariah dengan akad wadiah yaddhamanah 2) Tersedia dalam valuta rupiah 3) Penarikan dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro atau alat perintah bayar lainnya 4) Nasabah giro perorangan dapat diberikan fasilitas ATM BSM sebagai sarana penarikan uang tunai 5) Sesuai kebijakan bank, nasabah dapat memperoleh bonus sebagai imbalan terhadap dana yang dititipkan kepada bank.

86 i. Deposito BSM Deposito BSM adalah produk investasi berjangka waktu tertentu dalam mata uang rupiah yang dikelola berdasarkan prinsip Mudharabah Muthlaqah. Karakteristik: 1) Jangka waktu yang fleksibel antara 1, 3, 6 dan 12 bulan 2) Deposito tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo 3) Fasilitas Automatic Roll Over 4) Bagi hasil dapat menambah pokok deposito, ditransfer, atau dipindahbukukan ke rekening tabungan atau giro. B. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara satu atau lebih variable bebas (independent variable) dengan variable terikat (dependent variable), yaitu Pengaruh Prinsip Jual Beli Pembiayaan Murabahah dan Istishna Terhadap Laba Bersih Yang Diperoleh Bank Syariah. C. Hipotesis Berdasarkan hipotesis penelitian serta diopersionalisasi variabel penelitian, maka hipotesis yang diajukan akan diuji menggunakan program SPSS 16. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna sebagai bahan variabel

87 independen (variabel X) dan Laba bersih sebagai variabel dependen (variabel Y). Setelah variabel-variabel penelitian dapat diketahui, maka perumusan H 0 dan H a dapat ditulis sebagai berikut: H 0 : Pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna tidak mempunyai pengaruh dengan laba bersih yang diperoleh Bank Syariah Mandiri. H a : Pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna mempunyai pengaruh dengan laba bersih yang diperoleh Bank Syariah Mandiri. D. Sample Penelitian Sample penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah laporan keuangan (Laba Rugi) bulanan PT Bank Syariah Mandiri dari bulan Januari 2006 Desember 2009. E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya Variable yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Variabel bebas (independent variable) Dalam penelitian ini variable bebasnya (independent variable) adalah pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan angka pada skala rasio menunjukan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur.

88 2. Variabel terikat (dependent variable) Laba bersih yang diperoleh Bank Syariah merupakan variabel terikat (dependent variable). Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio dan angka pada skala rasio menunjukan nilai sebenarnya dari obyek yang diukur. F. Definisi Operasional Variabel 1. Pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna : jumlah pendapatan yang diterima berdasarkan pembagian laba keuntungan proyek yang dijalankan (Abdurrahman, 2003). 2. Laba bersih: selisih antara total pendapatan dikurangi dengan total biaya (Hanafi dan Abdul Halim, 2006) G. Metode Pengumpulan Data 1. Penelitian Kepustakaan Yaitu mengumpulkan data dengan cara membaca literatur-literatur, dan buku-buku mengenai teori-teori dan hal-hal lain yang berhubungan erat baik secara langsung maupun tidak langsung dengan penelitian yang akan dibahas. Penelitian kepustakaan juga bertujuan memenuhi landasan teoritis untuk mendukung penelitian ini.

89 2. Penelitian Lapangan Teknik pengumpulan data melalui penelitian lapangan diperoleh melalui data sekunder yaitu dengan mengambil data-data dari internet melalui situs www.syariahmandiri.co.id H. Metode Analisis Data Data yang diperoleh penulis berupa data dari laporan keuangan yaitu laporan laba rugi, dimana data tersebut adalah data yang diperoleh sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, kemudian dilakukan analisis. Analisis yang dilakukan terdiri dari : 1. Analisis Statistik Deskriptif Merupakan analisis data dengan berdasarkan angka angka prosentase, frekuensi, rata rata, diagram atau grafik dimana untuk mengolahnya dapat digunakan statistic deskriptif. Dalam penelitian ini yaitu dalam menguraikan berupa pertumbuhan laba dan rasio rasio keuangan yang digunakan. 2. Uji Asumsi Klasik Karena uji asumsi klasik cukup kompleks dan bervariasi maka dapat dijelaskan sebagai berikut:

90 a. Uji Normalitas Data Digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak, dimana model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. b. Uji Heteroskedastisitas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinieritas Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variable bebas. Jika variable bebas saling berkorelasi, maka variable ini tidak orthogonal. Variable orthogonal adalah variable bebas yang nilai korelasi antar sesama variable bebas sama dengan nol. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regersi linier ada korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika

91 terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penggangu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lain. Hal ini sering ditemukan pada data runtut waktu atau time series karena gangguan pada individu atau kelompok yang sama pada periode berikutnya. 3. Uji Hipotesis a. Uji F (ANOVA) Digunakan untuk menghitung dan membuktikan bahwa korelasi secara strategic signifikan atau tidak signifikan, maka dilakukan dengan pengujian signifikasi terhadap koefisien korelasi ganda. Jika signifikasi F stat 0,05 ; Ho ditolak, H a diterima Jika signifikasi F stat > 0,05 ; Ho diterima, H a ditolak Dari uji F akan diputuskan untuk menerima atau menolak hipotesa yang diajukan: 1) Bila signifikasi F dihitung < 0,05, maka Ho ditolak dan H a diterima. Ini berarti semua variabel independen secara bersama sama terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Bila signifikan F hitung > 0,05, maka Ho gagal ditolak dan H a gagal diterima. Ini berarti semua variabel independen secara

92 bersama sama tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. b. Uji t (uji individu) Uji individual yaitu uji statistik bagi koefisien regresi dengan hanya satu koefisien regresi yang mempengaruhi Y. Ho Ha : Tidak ada pengaruh antara antara X dan Y : Ada pengaruh antara X dan Y Ho ditolak (Ha diterima) apabila signifikansi to < 0,05 Ho diterima (Ha ditolak) apabila signifikansi to > 0,05 Dari uji-t akan diputuskan untuk menerima atau menolak hipotesa yang diajukan: 1. Bila signifikansi t hitung < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti jika variabel independen diuji secara partial terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Bila signifikansi t hitung > 0,05, maka Ho gagal ditolak dan Ha gagal diterima. Ini berarti jika variabel independen diuji secara partial tidak terdapat pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. c. Uji Regresi Linier Berganda Uji regresi linier berganda digunakan oleh peneliti bermaksud meramalkan bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor

93 prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan nilainya). Jadi uji akan dilakukan bila jumlah variabel independennya minimal 2. Persamaan regresi linier berganda adalah: Dimana: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +... + b n X n Y : Pertumbuhan Laba tahun 2006 sampai 2009 a : Konstanta b 1 X 1... n : Pendapatan jual beli pembiayaan murabahah dan istishna.

94 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif dalam penelitian adalah proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan pengaturan dan penyusunan data dalam bentuk tabel numeric. Ukuran yang digunakan dalam analisis ini adalah banyaknya data (N), Mean (nilai rata-rata) dan Standar Deviasi (simpangan baku). Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pembiayaan Istishna 47 290 2,830 912.15 499.212 Pembiayaan Murabahah 47 36,700 96,300 56,795.72 19,109.474 Laba Bersih 47-13,809 238,630 25,174.67 35,084.551 Valid N (listwise) 47 Sumber : hasil output SPSS Dari tabel 4.1 di atas pada variabel dependen diperoleh rata-rata perubahan laba bersih Rp 25,174.67, nilai minimum perubahan laba bersih Rp - 13.809 nilai maksimum perubahan laba bersih Rp 238.630, sedangkan standar deviasi Rp 35,084.551 dengan jumlah N sebesar 47.

95 Dari tabel 4.1 di atas pada variabel independen diperoleh rata-rata Pembiayaan Istishna Rp 912.15, nilai minimum Pembiayaan Istishna Rp 290, nilai maksimum Pembiayaan istishna Rp 2,830, sedangkan standar deviasi Rp 499.212 dengan jumlah N sebesar 47. Dan untuk rata-rata Pembiayaan Murabahah Rp 56,795.72, nilai minimum Pembiayaan Murabahah Rp 36,700, nilai maksimum Pembiayaan Murabahah Rp 96,300, sedangkan standar deviasi Rp 19,109.474 dengan jumlah N sebesar 47. Analisis dari statistic deskriptif adalah N merupakan jumlah data yang diolah dalam penelitian ini terdiri dari variabel pembiayaan istishna dan pembiayaan murabahah serta variabel laba bersih. 2. Uji Asumsi Klasik Pada penelitian ini saat dilakukan pengujian ternyata data variabel yang dihasilkan tidak normal. Berikut hasil pengolahan data setelah dilakukan unstandardized residual pada data yang akan diolah.

96 Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 47 Normal Mean.0000000 Parameters a Std. Deviation 3.09831519E4 Most Extreme Differences Absolute.318 Positive.318 Negative -.242 Kolmogorov-Smirnov Z 2.182 Asymp. Sig. (2-tailed).000 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil uji normalitas diatas Asymp.sig adalah 0,000 atau probabilitas dibawah 0,05 maka Ho ditolak atau data laba bersih berdistribusi tidak normal. Tabel 4.3 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -28144.742 16609.384-1.695.097 Pembiayaan Istishna -1.797 11.794 -.026 -.152.880 Pembiayaan Murabahah.936.338.465 2.772.008 a. Dependent Variable: Laba Bersih Berdasarkan hasil uji t terlihat dari variabel bebas yaitu pembiayaan istishna memiliki nilai yang tidak signifikan yaitu 0,880 karena berada

97 pada nilai probabilitas > 0,05, sedangkan pembiayaan murabahah memiliki nilai yang signifikan yaitu 0,008 atau berada pada nilai probabilitas < 0,05, dapat disimpulkan apabila pengujian dilakukan akan menghasilkan hasil yang berbeda, yaitu ada data yang signifikan dan tidak signifikan. Jika sebuah variabel mempunyai sebaran data yang tidak normal perlakuan yang dimungkinkan agar data menjadi normal adalah: 1) Menambah jumlah data. Seperti bisa dicari lagi data sekitar 20 atau 30 data baru untuk menambah data. Kemudian dengan jumlah data yang baru dilakukan pengujian sekali lagi. 2) Menghilangkan data yang dianggap penyebab tidak normalnya data. Pengurangan data perlu dipertimbangkan karena bisa mengaburkan tujuan penelitian karena hilangnya data yang seharusnya ada. 3) Melakukan tranformasi data, misal mengubah data ke logaritma atau kebentuk natural (LN) atau bentuk yang lain, kemudian lakukan pengujian ulang 4) Data diterima apa adanya, memang dianggap tidak normal dan tidak perlu dilakukan treatment tertentu. Untuk itu analisis yang dipilih harus diperhatikan. Bisa dilakukan analisis non parametric. (www.google.com) Dalam penelitian ini melakukan transformasi data yaitu menggunakan fungsi Ln dari SPSS. Penggunaan Ln ini bertujuan agar hasil data yang diolah menghasilkan data yang normal. Berikut hasil pengolahan data setelah dilakukan transformasi menggunakan Ln:

98 a. Uji Normalitas data Penelitian ini menggunakan one sample kolmogorov smirnov test untuk menguji keselarasan data dan untuk mengasumsikan distribusi yang kontinyu, dimana suatu sampel dikatakan berdistribusi normal atau tidak. Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 5% atau 0,05, jika signifikasi berada diatas 0,05 maka data berdistribusi normal. Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 44 Normal Mean.0000000 Parameters a Std. Deviation.68300386 Most Extreme Differences Absolute.104 Positive.098 Negative -.104 Kolmogorov-Smirnov Z.692 Asymp. Sig. (2-tailed).724 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa Asym.Sig adalah 0,724 atau probabilitas diatas 0,05 maka Ho diterima atau data Laba Bersih berdistribusi normal.

99 b. Uji Heteroskedastisitas Dari grafik dibawah ini, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu jelas, serta tersebar baik diatas ataupun dibawah angka 0 (nol) pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak memprediksi laba bersih berdasarkan masukan variabel independennya. Gambar 4.1 c. Uji Multikolinieritas Besarnya VIF (Variance Inflation factor) dan Tolerance. Pedoman suatu model regresi yang bebas dari problem multikolinieritas adalah

100 mempunyai nilai VIF disekitar angka 1 (satu) dan mempunyai angka Tolerance mendekati 1 (satu). Table 4.5 Coefficients a Collinearity Statistics Model Tolerance VIF 1 LnMurabahah.976 1.025 LnIstishna.976 1.025 a. Dependent Variable: LnLaba Pada hasil pengolahan data diatas terlihat bahwa untuk kedua variabel independen, angka VIF lebih besar dari angka 1 yaitu 1,025. Demikian juga nilai Tolerance keduanya mendekati 1 yaitu 0,976 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas. d. Uji Autokorelasi Ada beberapa patokan secara umum untuk melihat atau mendeteksi terjadi tidaknya autokorelasi yaitu dengan cara melihat besarnya nilai D-W (Durbin Watson), yaitu: 1) Jika angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif 2) Jika angka D-W -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi 3) Jika angka D-W diatas -2 berarti ada autokorelasi negative

101 Tabel 4.6 Model Summary b Adjusted R Std. Error of Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson 1.543 a.295.261.69946 1.816 a. Predictors: (Constant), LnIstishna, LnMurabahah b. Dependent Variable: LnLaba Angka R adalah besarnya hubungan antara variable pembiayaan istishna dan pembiayaan murabahah terhadap laba bersih yang dihitung dengan koefisien korelasi adalah 0,543 hal ini menunjukan hubungan yang cukup erat (mendekati 1) diantara pembiayaan istishna dan pembiayaan murabahah terhadap laba bersih. Arah hubungan yang positif (tidak ada angka negative pada angka 0,543) hal ini menunjukan bahwa semakin besar pembiayaan istishna dan pembiayaan murabahah akan membuat laba bersih bank meningkat. Angka R square adalah 0,295 (adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0,543 X 0,543 = 0,295). R square bisa disebut koefisien determinasi. Yang dalam hal ini berarti 29,5% laba bersih, bisa dijelaskan oleh variable pembiayaan istishna dan pembiayaan murabahah. Sedangkan sisanya (100% - 29,5% = 70,5%) dijelaskan oleh sebab-sebab yang lain.

102 R square berkisar dari angka 0 sampai angka 1, dengan catatan semakin kecil angka R square, semakin lemah hubungan kedua variable. Standart Error Estimate adalah 0,69946 Dari hasil pengolahan data diatas terlihat bahwa nilai D-W (Durbin Watson) sebesar 1,816, hal ini berarti model regerasi diatas tidak terdapat masalah autokorelasi. 3. Uji Hipotesis a. Uji F (ANOVA) Karena ANOVA merupakan gabungan dari 2 variabel bebas (Independent), yaitu terdiri dari pembiayaan istishna dan pembiayaan murabahah yang secara bersama-sama mempengaruhi variable terikat (dependent) yaitu laba bersih bank. Pada table dibawah terdapat kolom signifikasi dengan nilai sebesar 0,001. Yang merupakan nilai probabilitas < dari 0,05 ini menandakan apabila pengujian dilakukan secara gabungan atau simultan akan menghasilkan nilai yang signifikan, dapat disimpulkan pembiayaan istishna dan pembiayaan murabahah secara simultan mempengaruhi laba bersih bank secara signifikan.

103 Table 4.7 ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 8.404 2 4.202 8.589.001 a Residual 20.059 41.489 Total 28.464 43 a. Predictors: (Constant), LnIstishna, LnMurabahah b. Dependent Variable: LnLaba Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung yaitu: 1. Hipotesis Hipotesis atau kasus ini: H 0 H a : Koefisien regersi tidak signifikan : Koefisien regresi signifikan 2. Dasar pengambilan keputusan a. Berdasarkan perbandingan F hitung dengan F table. 1. Jika statistic hitung (angka F output) > statistic table (table F), maka H 0 ditolak. 2. Jika statistic hitung (angka F output) < statistic table (table F), maka H 0 diterima. Tingkat signifikasi (α) adalah 5% (lihat input data pada bagian option yang memiliki tingkat kepercayaan 95 %). (df 1) Numerator adalah (jumlah variable -1) atau 3 1 = 2

104 (df 2) Denumerator adalah (jumlah sampel jumlah variable) atau 44 3 = 41 Dari table F, didapat angka 8,589 Gambar 4.2 H o ditolak H o ditolak H a diterima H a diterima -3,23 3,23 8,589 Karena F hitung terletak pada daerah H 0 ditolak, maka bisa disimpulkan bahwa koefisien regresi signifikan. b. Berdasarkan nilai probabilitas (tingkat signifikan) Jika probabilitas > 0,05, maka H 0 diterima Jika probabilitas < 0,05, maka H 0 ditolak Keputusan: Terlihat bahwa F hitung adalah 8,589 dengan tingkat signifikan 0,001 karena probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi signifikan atau H a diterima.