UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pertanian meliputi sub-sektor perkebunan, perikanan, dan perikanan.

BAB IV GAMBARAN UMUM. tersebut bisa dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Terlampir

BAB I PENDAHULUAN. bahwa hampir semua masyarakat telah menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang

BAB I PENDAHULUAN. nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Perbankan di Indonesia termasuk Hukum Perbankan Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI. 10 November 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi tersebut harus dapat diusahakan dengan kemampuan dan

PEMBAHASAN. 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pengembalian Kredit. Karakteristik responden baik yang lancar maupun yang menunggak dalam

I. PENDAHULUAN. Sipil. Ada juga beberapa orang yang bekerja di perusahaan-perusahaan sebagai

III. METODE PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 301/KMK.01/2002 TENTANG PENGURUSAN PIUTANG NEGARA KREDIT PERUMAHAN BANK TABUNGAN NEGARA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PAKPAK BHARAT

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

VI. MEKANISME PENYALURAN KUR DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Modal tanah, tenaga kerja dan manajemen adalah faktor-faktor produksi,

BAB I PENDAHULUAN. maupun dalam rangka investasi. Bank sebagai salah satu perusahaan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang memiliki fungsi utama menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk berlomba-lomba untuk terus berusaha dalam memajukan ekonomi masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. tahan yang kuat dalam kondisi krisis. Dengan keunggulan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi suatu negara menjadi lebih maju dan usaha-usaha berkembang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kreditor dengan nasabah sebagai debitor. Sesuai kesepakatan antara

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik meskipun perekonomian global mengalami ketidakpastian dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan, perkembangan, dan kemajuan internasional yang terjadi

PENDAHULUAN. modal kerja dan usaha, perdagangan, dan distribusi banyak ditentukan oleh ada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat, menyalurkan dana kepada masyarakat, dan juga

BAB I PENDAHULUAN. yang mencolok agar anak-anak tertarik untuk mengisinya dengan tabungan

BAB I PENDAHULUAN. orang. Manfaat bagi kegiatan setiap orang yakni, dapat mengakomodasi

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

VI. KERAGAAN USAHATANI KENTANG DAN TOMAT DI DAERAH PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata banyaknya rit dan jumlah penumpang yang diamati Trayek Rata-rata Rit per 9 Jam

BAB I PENDAHULUAN. Bank. Kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. jasa yang perlu mengutamakan kualitas pelayanan. Apabila bank tidak mampu

: MARINA RUMONDANG P. TAMPUBOLON NPM :

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

dapat diperoleh dengan dana kredit yang ditawarkan oleh bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

PENYELESAIAN KREDIT MACET DENGAN HAK TANGGUNGAN PADA PT. BPR ARTHA SAMUDRA DI KEDIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 35 SERI E

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

Ringkasan Informasi Produk/Layanan

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 32 SERI E

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkan pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

FAKTOR-FAKTOR PENDORONG PENGUSAHA UMKM DALAM MENGAMBIL ATAU MENGGUNAKAN KREDIT USAHA RAKYAT (BRI) DI KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kredit kepada para nasabahnya.

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

PENGARUH LABA USAHA DAN NILAI JAMINAN KREDIT TERHADAP KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam berbagai kegiatan, berbagai macam kebutuhan selalu

dan jumlah tanggungan keluarga berpengaruh negative terhadap tingkat pengembalian kredit TRI. Penelitian Sarianti (1998) berjudul faktor-faktor yang

BAB 5 SUKU BUNGA A. Pengertian Suku Bunga B. Faktor yang mempengaruhi suku bunga

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

BAB I PENDAHULUAN. jasa perbankan atau keuangan. Dalam hal ini, perbankan merupakan inti dari

II. TEVJAUAN PUSTAKA

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendukung dan penggerak laju pertumbuhan ekonomi. Kebijakan-kebijakan

Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan. strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.10 tahun 1998 dikatakan bahwa bank adalah badan usaha. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

hampir selalu merujuk pada maksimalisasi profit. Perekonomian yang telah mendominasi kehidupan sosial membuat segala sesuatunya dinilai dengan

BAB I PENDAHULUAN. perorangan maupun badan usaha adalah untuk mengangkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. Besar Haluan Negara (GBHN), dipaparkan secara tegas bahwa pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

A B S T R A K S I. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Negara Republik Indonesia ditujukan bagi seluruh

BAB I PENDAHULUAN. melindungi segenap Bangsa Indonesia, berdasarkan Pancasila dan Undangundang

5 KETERLIBATAN TENGKULAK DALAM PENYEDIAAN MODAL NELAYAN

Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

SURVEI KREDIT PERBANKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

Transkripsi:

Jurnal Dinamika, April 2012, halaman 1-11 ISSN 2087-7889 Vol. 03. No. 1 UPAYA PEMANFAATAN KREDIT PEDAGANG BUAH DI PUSAT NIAGA PALOPO KELURAHAN DANGERAKKO KECAMATAN WARA KOTA PALOPO Rahmat Masri Bandaso Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penyaluran kredit kreditor kepada pedagang buah, proses pengembalian kredit oleh pedagang buah dan tingkat volume usaha serta pendapatan pedagang buah sebelum dan sesudah memanfaatkan kredit di Pusat Niaga Palopo. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Niaga Palopo di Kota Palopo, yang berlangsung dari bulan Maret sampai dengan Juni 2011. Penentuan responden dengan menggunakan metode sensus yaitu dengan mengambil jumlah populasi pedagang buah di Pusat Niaga Palopo yang mengunakan bantuan kredit dalam meningkatkan volume usaha dan pendapatannya sebanyak 20 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara yaitu Data Primer, yaitu data yang diperoleh dari pedagang buah yang memanfaatkan kredit dengan mengunakan kuisioner dan Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari koperasi yang memberikan pinjaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem penyaluran kredit pada pedagang buah di Pusat Niaga Palopo relatif tidak sulit karena persyaratan yang diajukan tidak memberatkan. Sistem pengembalian kredit pada pedagang buah di Pusat Niaga Palopo tidak mengalami hambatan. Usaha yang dijalankan responden setelah memanfaatkan kredit mengalami peningkatan volume usaha, yaitu sebesar Rp. 169.480 / hari (70,35%) dan peningkatan pendapatan usaha sebesar Rp. 87.020,- / hari (81,83%). Kata kunci: Kredit, pedagang buah, pusat niaga PENDAHULUAN Pertanian merupakan sektor yang penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup dan bekerja di sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari produk pertanian (Mubyart o,1991). Untuk mewujudkan taraf hidup masyarakat dan pemerataan kesempatan untuk berusaha, maka peranan perbankan dan koperasi sangat diharapkan untuk memperbesar dan memperluas fasilitas perkreditan bagi pengusaha-pengusaha kecil dan meningkatkan usaha dan kegiatan produksinya. Bank umum pemerintah memiliki tugas dan usahanya diarahkan kepada perbaikan ekonomi rakyat dan pembangunan ekonomi nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam hal ini bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan aktivitas perekonomian dan perdagangan dengan mengutamakan masyarakat kecil yang sangat membutuhkan bantuan permodalan dalam upaya pengembangan volume 1

Rahmat Masri Bandaso (2012) usahanya. Kebijaksanaan perkreditan merupakan kelanjutan dari kredit usaha kecil yang mempunyai tujuan untuk meringankan syarat-syarat per kreditan khusus bagi pengusaha atau pedagang ekonomi lemah. Sasaran kebijaksanaan perkreditan ini yaitu untuk meratakan hasil pembangunan serta memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada pengusaha kecil dan menengah guna memperluas dan meningkatkan usahanya. Kesempatan ini mencakup bantuan permodalan, meningkatkan keahlian dan kesempatan untuk memasarkan hasil produk. (Muljono, 1997). Kebanyakan kredit yang digunakan oleh pedagang disediakan oleh pelepas uang (kredit) perorangan, anggota, kerabat, dan saudagar. Meskipun sumber-sumber kredit telah ada namun pedagang sering sekali masib terus meminjam dari kredit perorangan untuk usahanya karena masih dirasakan lebih -sederhana dan biasanya dilakukan oleh pedagang yang tidak bermodal kuat. Pusat Niaga Palopo (PNP) dikenal sebagai salah satu pusat perdagangan buah di Kota Palopo. Dalam upaya meningkatkan volume usaha dan pendapatannya, maka para pedagang buah tentunya sangat membutuhkan bantuan permodalan dalam bentuk kredit. Baik kredit itu didapat dari pelepas uang perorangan, bank, koperasi, saudagar, maupun dari anggota keluarga untuk mengembangkan usahanya. Tetapi hampir semua pedagang sayursayuran mengunakan jasa koperasi sebagai sebagai tempat pengambilan kredit. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penyaluran kredit kreditor kepada pedagang buah-buahan, proses pengembalian kredit oleh pedagang buah-buahan dan tingkat volume usaha serta pendapatan pedagang buah-buahan sebelum dan sesudah memanfaatkan kredit di Pusat Niaga Palopo Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai Informasi bagi Pusat Niaga Palopo dalam mengelolah kredit simpan pinjam para pedagang buahbuahan, Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang pertanian, khususnya dalam pemasaran buah-buahan. METODE PENELITIAN a. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Niaga Palopo di Kelurahan Dangerakko, Kecamatan Wara Kota Palopo, dengan pertimbangan sebagian besar pedagang buah-buahan di Pusat Niaga palopo memanfaatkan kredit untuk meningkatkan usahanya. Waktu yang digunakan dalam penelitian ini berlangsung dari bulan tiga sampai juni 2011. b. Penentuan Responden Penentuan responden dalam penelitian ini dengan menggunakan metode sensus, dengan mengambil semua pedagang yang mengunakan bantuan kredit dalam meningkatkan volume usaha dan pendapatannya Jumlah populasi pedagang buah-buahan di Pusat Niaga Palopo yang 20 orang. 2

Upaya Pemanfaatan Kredit Pedagang Buah c. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpul berasal dari dua sumber yaitu 1. Data Primer, yaitu Data yang diperoleh dari pedagang buah-buahan yang memanfaatkan kredit di Pusat Niaga Palopo dengan mengunakan daftar pertanyaan atau kuisioner. 2. Data Sekunder, yaitu Data yang diperoleh dari koperasi yang memberikan pinjaman pedagang buah di Pusat Niaga Palopo Kelurahan Dangerakko Kecamatan Wara Kota Palopo. d. Metode Analisis Metode Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, yaitu menjelaskan lebih terperinci tentang sistem penyaluran kredit oleh kreditor dan mengembalikan kredit oleh debitor; serta menjelaskan mengenai tingkat volume usaha, dan pendapatan perdagangan buah sebelum dan sesudah memanfaatkan kredit. pertimbangan dalam menerima ide-ide baru tersebut. Umur responden diukur dari tahun kelahirannya. Tabel 1 menunjukkan bahwa responden yang berumur 25-35 tahun sebanyak 13 orang atau 52%, 36-46 tahun sebanyak 8 orang atau 32%, 47-57 tahun sebanyak 1 orang atau 4%, 58-68 tahun sebanyak 2 orang atau 8%, serta yang berumur 68-75 tahun sebanyak 1 orang atau 4%. Pada kisaran umur tersebut, responden memilki pola pikir dan kemampuan fisik yang cukup memadai. Cara berfikir dalam kaitannya dengan usaha penjualannya adalah penggunaan kredit untuk pengembangan usahanya. Begitu pula dalam kemampuan fisik, semakin bertambah umur maka semakin tinggi tingkat produktifitas kerjanya, tetapi kemampuan tersebut mempunyai titik jenuh yakni setelah umur seseorang telah mencapai. umur produktif, maka kemampuannya akan menurun. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Identitas Responden Identitas responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan pengalaman berdagang buah. 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pengelolaan suatu cabang usaha. Pedagang yang berusia muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik dan lebih cepat ide untuk pengembangan usaha penjualan buah. Sebaliknya pedagang yang berusia lebih tua mempunyai banyak 3

Rahmat Masri Bandaso (2012) Tabel 1. Tingkat umur responden di Pusat Niaga Palopo No Umur (Tahun) Jumlah ( Orang) Persentase ( % ) 1. 2 5-3 5 13 52 2. 3 6-4 6 8 32 3. 4 7-5 7 1 4 4. 5 8-6 8 2 8 5. 69-75 1 4 Total 25 100 Tabel 2. Tingkat Pendidikan Responden di Pusat Niaga Palopo No Pendidikan Responden Jumlah ( Orang) Persentase (% ) 1. SD 7 28 2. SMP 10 40 3. SMA 8 32 Total 25 100 2. Tingkat Pendidikan Tingkat pendidikan formal yang pemah di peroleh responden akan membentuk watak serta pola berpikir yang selama ini dilakukan oleh para pedagang buah di Pusat Niaga Palopo. Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap hasil penjualan secara kuantitas maupun kualitas. Pedagang yang tidak memilki pendidikan formal tidak dapat mengadopsi secara maksimal kemajuan-kemajuan terutama dalam pengembangan usahanya. Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang berpendidikan SD sebanyak 7 orang atau 28%, SMP sebanyak 10 orang atau 40%, dan SMA sebanyak 8 orang atau 32%. Keberhasilan responden tidak hanya di tunjang oleh pendidikan formal saja, tetapi pendidikan non formal pun sangat berpengaruh seperti mendengarkan penyuluhan dari badan perkreditan yang berkaitan dengan pengembangan usaha jualan buah yang mereka geluti. Dengan demikian mereka akan mengetahui kekurangan hingga memberikan motivasi baru untuk memperbaiki kekurangan tersebut. 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga responden bervariasi tergantung yang menjadi tanggung jawab moral baginya. Semakin banyak tanggungan keluarga maka semakin tinggi beban moral yang dipikulnya dikarenakan dorongan jiwa untuk menghidupi dan menjamin kelurganya baik berupa jaminan pangan, sandang, maupun kebutuhan lainnya. Tanggungan keluarga responden 4

Upaya Pemanfaatan Kredit Pedagang Buah umumnya meliputi istri dan anakanaknya. Tanggungan lainnya adalah keluarga dekat yakni mertua dan kemenakan yang tinggal dan menetap lama bahkan membantu mencari nafkah. Jumlah tanggungan keluarga responden di Pusat Niaga Palopo tahun 2011 dapat dilihat pads Tabel 3. Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai tanggungan keluarga 1-3 orang sebanyak 8 responden atau 32%, 4-8 orang sebanyak 17 responden atau 68%. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga responden di Pusat Niaga Palopo sebanyak 4 orang. Hal ini berarti terdapat lebih banyak responden yang memilki beban moral dan tanggung jawab untuk menghidupi istri dan anaknya. Makin besar tanggungan keluarga berdampak pada biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Di lain pihak makin besar pula sumbangan tenaga kerja yang tersedia. Dengan demikian tuntutan pemenuhan kebutuhan hidup keluarga merupakan motivasi bagi responden dalam meningkatkan produktivitas kerja untuk memaksimalkan penjualannya. Tabel 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden di Pusat Niaga Palopo No Tanggungan Keluarga Jumlah (orang) Persentase (%) 1 2 1-3 4-6 T o t a l 2 5 1 0 0 8 17 3 2 6 8 Tabel 4. Pengalaman responden berdagang buah- buahan di Pusat Niaga Palopo No Pengalaman ( tahun) Jumlah ( orang) Persentase ( % ) 1. 3-6 5 2 0 2. 7-1 0 0 3 6 3. 1 1-1 4 3 12 4. 1 5-2 5 8 32 T o t a l 25 100 4. Pengalaman Berdagang Secara umum kegiatan dan manajemen pengelolaan usaha penjualan buah banyak dipengaruhi oleh pengalaman selama menggeluti usaha penjualan buah. Pedagang dalam mengambil mengenai usahanya selalu mempertimbangkan resiko yang mungkin terjadi. Terdapat perbedaan kemampuan pada setiap pedagang dalam menerima resiko usaha, yang dipengaruhi oleh lamanya waktu usaha pedagang tersebut. Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengalaman 5

Rahmat Masri Bandaso (2012) berdagang 3-6 tahun sebanyak 5 responden atau 20%; 7-10 tahun sebanyak 9 responden atau 36%; 11-14 tahun sebanyak 3 responden atau 12%; dan 15-25 tahun sebanyak 8 responden atau 32%. Rerata pengalaman berdagang responden di Pusat Niaga Palopo adalah 11 tahun. Hal ini berarti responden telah mempunyai pengalaman berdagang yang cukup di dalam mengelola usahanya. Kegagalan yang dialami selama melaksanakan usahanya akan dijadikan pengalaman berharga dalam pengembangan usaha menjual buah. Demikian pula dengan keberhasilan yang telah dicapai tentu akan memberikan semangat berusaha yang lebih tinggi. 5. Prosedur Penyaluran dan Pengembalian Kredit Pengambilan kredit oleh pedagang buah di Koperasi tidak terlalu sulit dibandingkan dengan pengambilan kredit pada lembaga perkreditan lainnya. Menurut para responden bahwa syarat untuk pengambilan kredit di koperasi memenuhi antara lain mengajukan permohonan dan memperlihatkan bukti jaminan (surat kios/surat pasar/surat tanah). Perjanjian pinjaman meliputi: prosedur dilaksanakan yaitu pembayaran angsuran kredit dilaksanakan setiap hari selama 100 hari; bunga kredit sebesar 20% dari jumlah kredit pokok; denda dikenakan bagi debitor apabila pembayaran tidak sesuai dengan perjanjian sebesar 3% dari jumlah kredit pokok setiap hari. Bunga kredit sebesar 20% yang dibebankan koperasi kepada responden tidak seluruhnya milik koperasi, akan tetapi setelah responden melunasi kredit yang dipinjam kepada koperasi akan dikembalikan 10% kepada responden dalam bentuk tabungan sehingga secara tidak langsung responden menabung pada koperasi tersebut, sedangkan sisanya 10% adalah milik koperasi sebagai keuntungan koperasi dari pinjaman kredit responden. 6. Modal pinjaman dan Bunga Kredit Untuk lebih meningkatkan usaha para pedagang buah di Pusat Niaga Palopo maka responden meminjam uang / mengambil kredit di koperasi dengan syarat lunak sehingga responden terdorong untuk meningkatkan usahanya yang selama ini digeluti untuk menopang kehidupannya atau untuk meningkatkan kebutuhan sehari. harinya. Kredit yang dipinjam oleh responden bervariasi antara satu responden dengan responden lain. Adapun jumlah modal pinjaman responden pada koperasi dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang mengambil kredit sebanyak Rp.1.000.000 Rp.2.000.000 terdapat 13 orang atau 52%, Rp.2.100.000 Rp.3.000.000 terdapat 8 orang atau 32%, Rp.3.100.000 Rp.4.000.000 terdapat 1 orang atau 4% sedangkan responden yang mengambil kredit sebanyak Rp.4.100.000 Rp.5.000.000 terdapat 3 orang atau 12 %. Rata rata jumlah kredit dari 25 responden di Pusat Niaga Palopo sebesar Rp. 2.600.000,-. Hal ini berarti responden telah mempergunakan kredit yang cukup untuk mengembangkan usahanya. Kredit yang diambil oleh pedagang buah tidak merasa diberatkan oleh besarnya bunga kredit, bunga kredit koperasi sebesar 20% dari jumlah kredit pokok yang diambil dan 6

Upaya Pemanfaatan Kredit Pedagang Buah besarnya nilai bunga kredit responden bervariasi tergantung besarnya kredit yang dipinjam. Adapun bunga kredit responden pada koperasi yang hares dibayar tiap harinya dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 5. Jumlah modal pinjaman responden pada koperasi No Modal Pinjaman (Rp) Jumlah ( orang) Persentase ( % ) 1. 1.000.000 2.000.000 13 52 2. 2.100.000 3.000.000 8 32 3. 3.100.000 4.000.000 1 4 4. 4.100.000 5.000.000 3 12 T o t a l 25 100 Tabel 6. Jumlah bunga kredit responden pada koperasi No Bungs Kredit (Rp/Hari) Jumlah (orang) Persetase ( % ) 1. 2.000 4.000 13 52 2. 4.100 6.000 8 32 3. 6.100 8.000 1 4 4. 8.100 10.000 3 12 T o t a l 25 100 7. Pemanfaatan Kredit oleh Pedagang Kredit koperasi yang dipinjam oleh responden untuk usaha penjualan buah telah dimanfaatkan secara optimal oleh responden di Pusat Niaga Palopo. Bahkan beberapa responden merasa belum cukup dengan keadaan dagangan sekarang ini sehingga bila kredit yang dipinjam telah lunas, mereka berkeinginan mengambil kembali kredit yang besar dari yang diambil sebelumnya. Usaha penjualan buah- para responden sebelum mengambil kredit koperasi masih sedikit dan jenisnya terbatas hanya pada buah-buahan tertentu saja seperti jeruk, salak, pisang, dan pepaya. Setelah responden mengambil kredit maka usaha tersebut telah bertambah dengan volume yang lebih besar, serta mereka menambah jualan buah -buahannya dengan buah yang lain seperti apel, anggur, lengkeng, melon, semangka, pir, langsat, rambutan, dan durian. Sehingga secara nyata mereka mengoptimalkan usahanya dari buahbuahan tertentu saja menjadi bermacam buah lainnya. Jumlah pinjaman/kredit yang diinvestasikan sebagai modal usaha penjualan buah oleh responden bervariasi 7

Rahmat Masri Bandaso (2012) antara satu responden dengan responden yang lain. Adapun jumlah pinjaman kredit yang diinvestasikan oleh responden dapat dilihat pada tabel 7. Pada tabel 7, menunjukkan bahwa responden yang memanfaatkan modal kredit untuk usaha penjualan buah sebanyak Rp.800.000-Rp.1.500.000 rupiah terdapat 13 orang atau 52%, Rp.1.600.000 Rp.2.500.000 rupiah sebanyak 6 orang atau 24%, Rp.2.600.000 Rp.4.000.000 terdapat 6 orang atau 24%. Rata rata penggunaan kredit untuk usaha jualan buah buahan dari 25 responden di Pusat Niaga Palopo adalah sebesar Rp. 1.904.000,- Berdasarkan rata rata penggunaan kredit untuk usaha penjualan buah dari 25 responden, maka dapat dihitung tingkat penggunaan kredit koperasi oleh responden dengan formulasi sebagai berikut : Penggunaan = Rerata kredit yang diinvestasikan Rerata kredit yang diterima x 100% Penggunaan = Rp. 1.904.000 Rp. 2.600.000 x 100% = 73,23% Hasil perhitungan diperoleh. nilai 73,23%, seharusnya pinjaman yang diterima diinvestasikan dan digunakan seluruhnya sebagai tambahan modal usaha buah, namun sisanya sebesar 26,77% digunakan untuk menjaga kemungkinan apabila ada kebutuhan mendesak yang menggunakan uang tunai. 8. Analisis Pendapatan Responden Pendapatan usaha adalah selisih anatra total penerimaan usaha dan total pengeluaran (biaya -biaya). Adapun pendapatan usaha responden sebelum dan setelah memanfaatkan modal kredit dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 memperlihatkan rata-rata penerimaan yang diperoleh responden sebelum mengambil kredit sebesar Rp. 240.000,- per hari dan setelah memanfaatkan kredit diperoleh sebesar Rp. 410.000,- per hari. Berati terjadi peningkatan sebesar Rp. 170.000,-. Peningkatan ini disebabkan oleh adanya kesadaran responden untuk memanfaatkan dengan maksimal kredit yang diberikan oleh koperasi. Sedangkan rata-rata pengeluaran sebelum pengambilan kredit adalah Rp. 134.000,- per hari. Besarnya pengeluaran setelah pemanfaatan kredit disebabkan oleh semakin besarnya biaya yang diikeluarkan terutama untuk pembelian buah sehingga biaya lainnya pun ikut meningkat seperti biaya transportasi, kantong plastik, bunga kredit dan retribusi pasar. Selanjutnya rata rata pendapatan bersih pedagang buah buahan sebelum pengambilan kredit koperasi adalah sebesar Rp. 106.340,- per hari. Sedangkan sesudah pengambilan kredit koperasi adalah sebesar Rp. 198.160,- perhari. Jadi 8

Upaya Pemanfaatan Kredit Pedagang Buah terdapat peningkatan pendapatan usaha responden sebesar Rp.87.180,- per hari. 9. Perkembangan Usaha Usaha penualan buah oleh responden mengalami peningkatan setelah menerima modal kredit, baik volume usaha maupun pendapatan. Meskipun terlihat nilai pengeluaran, yang lebih besar setelah memanfaatkan kredit, namun volume usaha bertambah besar sehingga pendapatan pedagang dalam usaha jualan buah akan bertambah besar pula dibanding sebelum mengambil kredit. Adapun rata rata peningkatan volume usaha dan pendapatan usaha responden sebelum dan setelah memanfaatkan kredit dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 memperlihatkan perkembangan nilai volume sebesar 70,35% Sebelum memanfaatkan kredit, sedangkan pendapatan usaha juga mengalami perkembangan sebesar 81,83% sebelum memanfaatkan kredit. Hal ini berarti perkembangan yang terjadi baik volume usaha maupun pada pendapatan usaha cukup besar, dan bahkanpada pendapatan usaba dua kali lebih besar dibanding perkembangan volume usaha. Ini disebabkan akhir akhir ini harga. buah buahan meningkat seiring dengan meningkatnya barang barang lain di pasar dibandingkan sebelum pengambilan kredit. Tabel 8. Rata rata peningkatan Volume Usaha dan Pendapatan Usaha Responder Sebelum dan Setelah memanfaatkan Kredit No Uraian Mai (Rp/Hari) Persentase ( % ) 1. 2. Volume Usaha : - Sebelum - Setelah - Peningkatan Pendapatan Usaha - Sebelum - Sesudah - Peningkatan 240.920 410.400 169.480 106.340 193.360 87.020 70,35 % 81,83 % Tabel 9. Tanggapan Responder Terhadap penyaluran Kredit di Pusat Niaga Palopo No Uraian Responden Persentase ( % ) 1. Syarat pengambilan Kredit - Mudah - Sulit 20 5 80 20 2. Waktu pencairan Dana : - Cepat - Lambat 23 2 92 8 9

Rahmat Masri Bandaso (2012) Tabel 10. Tanggapan Responden Terhadap pengembalian Kredit di Pusat Niaga Palopo No Uraian Responden Persentase ( % ) 1. 2. 3. Cara pengembalian Kredit : - Memberatkan - Tidak memberatkan Waktu pengembalian kredit - Tepat Waktu - Tidak Tepat waktu Benda 3 % Tingkat Suku Bunga - Tinggi - Rendah 3 22 20 5 2 23 12 88 80 20 8 92 Pada tabel 9, dijelaskan bahwa tanggapan responden terhadap penyaluran kredit untuk syarat pengambilan kredit dengan mudah memiliki proporsi yang terbesar yakni 20 responden atau 80%, sedangkan yang lainnya mengatakan sulit karena harus melampirkan persuratan,' sementara mereka masih ada yang belum memilkinya. Selanjutnya tanggapan responden tentang pengembalian kredit yang dilakukan oleh koperasi dapat dilihat pada tabel 10. Pada tabel 10 dijelaskan bahwa tanggapan responden terhadap pengembalian kredit untuk cara pengembalian dengan tidak memberatkan memilki proporsi yang terbesar yakni 22 responden atau 88%. Sedangkan waktu pengembalian kredit tepat waktunya juga memilih proporsi yang tertinggi yakni 20 responden atau 80%. Sedangkan yang tidak tepat dalam pengembaliannya terdapat 5 responden atau 20.% karena kesibukan mereka sehingga terlambat menyetornya. Untuk suku bunga rendah yang memilki proporsi tertinggi yakni 23 responden. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sistem penyaluran kredit pada pedagang buah buahan di Pusat Niaga Palopo relatif tidak sulit karena persyaratan yang diajukan tidak memberatkan. 2. Sistem pengembalian kredit pada pedagang buah buahan di Pusat Niaga Palopo tidak mengalami hambatan. 3. Usaha yang dijalankan responder setelah memanfaatkan kredit mengalami peningkatan, yaitui ter adi peningkatan volume usaha sebesar Rp. 169.480/hari (70,35%) dan peningkatan pendapatan usaha sebesar Rp. 87.020,/ hari(81,83%). Untuk itu penulis menyarankan agar semua pedagang buah di Pusat Niaga Palopo disatukan lokasinya untuk lebih mengoptimalkan usahanya. DAFTAR PUSTAKA Abdurahman, 1990, Manaiemen Usaha Tani, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta 10

Upaya Pemanfaatan Kredit Pedagang Buah Hadiwigeno,S. dan Fariet,W, 1990. Lembaga lembaga Keuangan dan Bank. Yogyakarta, BPPE. Mubyarto, 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian, Yogyakarta. Muchdarwarsyah, S, 1995, Uang dan Bank, PT Bina Aksara, Jakarta Muljono,T.P., 1997, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersial, Yogyakarta. Praptowo,M. dan Anhari,A.1990. Kredit Investasi Kecil Untuk Kemajuan Usaha Anda, Penerbit Balai Asara, Jakarta. Reksodiprojo,S., 1996. Pengantar Ekonomi Bank dan Kredit PT. Pembangunan, Jakarta. 11