BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, ini terlihat dari bab thaharah (bersuci) yang selalu diletakkan di awal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkemampuan, memiliki pengatahuan dan keterampilan untuk memecahkan. masalah-masalah kehidupan yang dihadapi.

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

3BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bagi rakyatnya, sehingga mampu mandiri dan dapat membangun bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan yang berguna dalam menjalani hidup.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya dengan jalan membina potensi yang bersifat rohani (pikir, rasa,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang RI Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3. disebutkan tujuan pendidikan nasional berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Membaca pada dasarnya adalah mengubah lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan kegiatan belajar mengajar, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. semua bidang studi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, berketerampilan, dan berakhlak mulia. hubungan ini tepat sekali ajaran agama Islam yang menjunjung tinggi ilmu

BAB I PENDAHULUAN. nasional sebagaimana yang dirumuskan dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi pendidikan di Indonesia telah dijabarkan dalam Undang-Undang. Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dari yang diharapkan. Banyak siswa yang mempunyai perilaku menyimpang,

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadilah ayat 11:

BAB I PENDAHULUAN. guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan peserta didik atau murid.

BAB I PENDAHULUAN. Shalat fardhu merupakan salah satu ibadah dalam Islam. 1 Ia menempati rukun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Seiring zaman yang selalu berkembang dan dunia pendidikan yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan akhirat. Selain itu, menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap orang dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003 tentang system

BAB I PENDAHULUAN. situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. 1. sangat penting artinya dalam proses pendidikan, karena dia yang bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. secara sistematis dan terencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 1

BAB I PENDAHULUAN. kefitrahan menuju penunaian tugas sebagai khalifah-nya terlaksana secara

BAB I PENDAHULUAN. Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Agama, kerena semakin tinggi kualitas suatu bangsa, semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian manusia yang berjalan seumur hidup. Penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Definisi Operasional. membudayakan manusia. Melalui pendidikan segala potensi sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan suatu Sistem Pendidikan Nasional yang dicantumkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan salah satu faktor utama keberhasilan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan di berbagai negara. Dengan bantuan dari berbagai media, pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. terutama generasi muda sebagai pemegang estafet perjuangan untuk mengisi

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan ibadah shalat yang dilakukan dengan benar-benar akan membentuk. manusia yang beriman dan bertaqwa serta berbudi luhur.

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan hidup secara tepat dimasa akan datang atau dapat juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. sering diterjemahkan dengan tarbiyah yang berarti pendidikan. 1 Istilah

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan bangsa. Pendidikan Agama Islam akan mengenalkan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah,

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. (beribadah) kepada penciptanya. Oleh karena itu Islam memandang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila guru

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Negara Indonesia sebagai negara yang berkembang, telah

BAB I PENDAHULUAN. berikannya sebuah kelebihan tersebut manusia tidak hanya diam. Akan tetapi. wajib melaksanakan segala perintah dan larangan Allah.

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan anak yang lahir dalam keadaan fitrah atau suci :

BAB II KAJIAN TEORI. dengan ibadah-ibadah yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda:

BAB II TUJUAN DAN FUNGSI EVALUASI PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. keinginan-keinginan untuk tetap survive dalam meniti masa depan dan cita-cita.

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses yang disosialisasikan sebagai usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. maknanya, merupakan tujuan pengajaran. Adapun literasi mencakup berpikir,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memiliki akhlak yang mulia.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yg tertulis (dengan

BAB I PENDAHULUAN. tugas sebagai khalifah-nya terlaksana secara bertanggung jawab dan mandiri. 3

BAB I PENDAHULUAN. 2005, Hlm, 28

BAB I PENDAHULUAN. maju. Dalam Al-qur an surah ar-ra du ayat 11 Allah SWT berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Dengan mulai diterapkannya kurikulum KTSP Tahun 2006, dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. Undang RI No. 20 Tahun 2003 pasal 3 yang merumuskan bahwa: mempengaruhi sumber daya manusia (SDM) suatu Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

terdapat pada surat Az-Zumar ayat 9 yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan anak didik dalam praktek ibadah sangat di tuntut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang ideal bagi kehidupan manusia. Tujuan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk hal yang sangat diperhatikan di Indonesia disamping bidang yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan itu Allah Swt berfirman dalam Alquran surah At-Tahrim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

memberikan gairah dan motivasi kepada para siswa. Sesuai dengan Undang dengan visi misi pendidikan nasional dan reformasi pendidikan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. terbelakang. Pendidikan harus benar-benar diarahkan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memahami pengertian dasar tentang IPA yang saling berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik. kedewasaan dan bertanggung jawab atas segala perbuatannya.

BAB I PENDAHULUAN. mentransferkan ilmunya ke siswa, sehingga hasil belajar atau kompetensi yang

mengembangkan berbagai hal, seperti; konsep, prinsip, kreativitas, tanggung

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

ل ل ع قا ب من النا ر")روه مسلم(

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui tuntutan dan kebutuhan pembangunan. Hal ini sesuai dengan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam sejarah peradaban manusia. merupakan salah satu komponen kehidupan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi Pustaka, 2007), hlm Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivistik, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan yang tinggi diperlukan untuk menciptakan kehidupan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran dalam hal ini adalah wudhu sangat penting bagi dilakukan sejak dini, ini terlihat dari bab thaharah (bersuci) yang selalu diletakkan di awal pelajaran fiqih. Allah SWT berfirman dalam Surah Al- Baqarah ayat 222: Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa kebersihan sangat diutamakan dan merupakan sesuatu yang dianjurkan bagi setiap manusia. Dalam Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 2003 menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pasal 1 ayat 1 dinyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Kegiatan belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam 1

situasi edukatif untuk mencapai tujuan kurikulum. Interaksi edukatif bukan hanya menyampaikan pesan berupa materi pembelajaran melainkan juga penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. 1 Hasil dari pembelajaran fiqih dalam hal ini adalah praktik berwudhu siswa sebenarnya dipengaruhi oleh kualitas guru dalam memberikan pengajaran terutama metode yang digunakan. Kemampuan mengajar merupakan pekerjaan profesional oleh karena itu guru perlu menguasai kemampuan mengajar, dan salah satunya adalah dalam kemampuan memilih dan menggunakan metode yang tepat sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan. Pemilihan dan penggunaan metode mengajar merupakan salah satu komponen dalam kegiatan belajar mengajar yang berperan membangun terciptanya interaksi dan aktifitas belajar siswa dikelas. Pemilihan dan penggunaan metode yang berkaitan dengan bentuk teknik yang diterapkan dalam strategi pembelajaran. Dengan demikian strategi pembelajaran merupakan dasar dari penetapan penggunaan metode tau teknik mengajar yang diterapkan guru karena metode mengajar guru di kelas sangat menentukan lancar tidaknya aktifitas belajar siswa yang pada akhirnya juga menentukan hasil belajar siswa, oleh karena itu sangat diharapkan guru bisa memilih dan menggunakan metode atau teknik mengajar sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan. Sejak dulu sampai sekarang, upaya untuk meningkatkan hasil atau kualitas belajar siswa dalam berbagai bidang studi, khususnya bidang studi fiqih dalam pokok bahasan berwudhu harus diperbaiki dengan praktik yang benar dan tepat. Oleh pemerintah ataupun swasta upaya tersebut meliputi penyempurnaan 1 Mohammad Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Jakarta: depdikbud, 1990), h.1 2

kurikulum dan buku ajar, penyetaran dan pelatihan guru bidang studi, kelengkapan media dan alat peraga, peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Penyempurnaan kurikulum dilakukan dalam rangka mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan masa depan dan meningkatkan mutu pendidikan agama Islam. Oleh karena itu Departemen Agama meresponnya dengan cara menyempurnakan kurikulum secara berkelanjutan yang diberi nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP. Penyediaan buku ajar, kelengkapan alat peraga dan peningkatan saran dan prasaran pendidikan terus dilakukan agar siswa bisa belajar dengan penuh konsentrasi, pembinaan guru bidang studi tidak dilupakan melalui pelatihan dan penataran atau Kelompok Kerja Guru (KKG). Adapun selanjutnya adalah tugas guru untuk menciptakan sebuah Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan atau yang biasa disebut Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAIKEM), guru dituntut untuk bisa memilih media, metode dan materi yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa sehingga kegiatan belajar mengajar pada akhirnya dapat mencapai tujuan yang diharapkan secara optimal. Dari uraian diatas tentang sebuah Proses Belajar mengajar yang ideal dapan dilihat bahwa hal ini bertolak belakang dari kenyataan di lapangan yaitu pada siwa kelas I B MIN Harusan Telaga Kecamatan Amuntai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Utara dalam menyampaikan pembelajaran Fiqih khususnya pembelajaran wudhu yang belum memiliki metode atau teknik yang tepat. Guru pada umumnya hanya menggunakan metode ceramah atau teori saja. Dengan teori 3

dan metode ceramah yang diajarkan oleh guru, penulis melihat siswa merasa bosan menggunakan metode yang monoton dan tentu saja sukar untuk menumbuhkan antusias siswa dalam pembelajaran berwudhu. Akan menimbulkan kebosanan bagi siswa yang pada akhirnya menimbulkan kebosanan yang dan berpengaruh bagi hasil dari belajar siswa. Praktik berwudhu siswa jauh dari tujuan yang diharapkan diawal pebelajaran. Upaya untuk mengatasi masalah tersebut guru harus menetapkan metode pembelajaran yang tepat yang bisa diterapkan adalah metode demontrasi. Penulis memilih kelas I B sebagai objek penelitian karena ketidakberhasilan guru dalam mengejarkan wudhu penulis temukan di kelas ini, selain itu, penulis juga merupakan wali kelas dari kelas ini sehingga penulis dapat melihat kemunduran prestasi belajar siswa lebih objektif. Dan pada akhirnya penulis ingin melakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode demontrasi untuk meningkatkan kemampuan berwudhu siswa kelas I B. Istilah demontrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu kerja fisik atau pengoperasian peralatan barang atau benda. Kerja fisik itu telah dilakukan atau peralatan itu telah dicoba lebih dahulu sebelum didemontrasikan. Orang yang mendemontrasikan (guru, peserta didik atau orang luar) mempertunjukan sambil menjelaskan tentang sesuatu yang didemontrasikan. Dalam suatu Hadist pernah Nabi menerangkan kepada umatnya; Sabda Rasulullah S.a.w. : 4

عن أىب ىريرة رضي اهلل عنو قال: أ ص ل ي )رواه البخارى( ر أ ي ت م و ن أن النيب صلى اهلل عليو و سلم يقول:ص ل و ا ك م ا Dari hadits di atas dipahami bahwa dalam mengajarkan praktik-praktik agama, Nabi Muhammad sebagai pendidik agung banyak mempergunakan metode ini. Seperti mengajarkan cara-cara wudhu. shalat, haji dan sebagainya. Seluruh cara-cara ini dipraktikkan oleh Nabi Muhammad, kemudian barulah dikerjakan oleh umatnya. B. Perumusan Masalah Dan Rencana Pemecahannya 1. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagi berikut: Apakah dengan metode demontrasi dapat meningkatkan kemampuan pratik berwudhu siswa?. 2. Rencana Pemecahan Untuk dapat menjawab permasalahan dalam penelitian ini,maka tindakan kelas yang dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Kegiatan Awal 1) Guru memberi salam 2) Presensi siswa 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dikembangkan 5

4) Guru menuliskan judul materi yang akan dikembangkan di papan tulis 5) Guru melakukan apersepsi untuk mengingatkan kembali pengetahuan prasyarat bagi peserta didik dengan metode tanya jawab 6) Peserta didik diberi kesempatan maju ke depan kelas untuk menyebutkan rukun wudhu dan bacaan wudhu. 7) Guru memberi penguatan bila jawaban benar dan memberikan kesempatan kepada peserta didik yang lain bila jawaban salah. b. Kegiatan Inti 1) Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok 2) Guru mendemontrasikan cara berwudhu yang tepat dan benar di depan/kelas 3) Salah satu siswa dari setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempraktikkan cara berwudhu sebagaimana yang guru contohkan. 4) Guru memberi penguatan bila siswa melakukannya dengan benar dan memperbaikinya jika terdapat kesalahan. 5) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menyakan materi yang belum difahami dan member kesempatan kepada siswa yang sudah faham untuk menjawab pertanyaan temannya. 6

6) Menyimpulkan seluruh materi pelajaran yang dilakukan oleh siswa dan dapat oleh guru. c. Kegiatan Akhir 1) Melakukan tes pada setiap peserta didik 2) Memberikan PR sebagai bagian remidi/pengayaan 3) Guru menutup pelajaran C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui efektivitas penggunaan metode demontrasi dalam meningkatkan kemampuan praktik berwudhu siswa dan pemahaman siswa terhadap pelaksanaannya. 2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fiqih terutama untuk praktik wudhu dengan metode demontrasi. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermamfaat bagi: 1. Guru, hasil penelitian ini diarapkan bermamfaat sebagai informasi dalam memilih strategi pembelajaran fiqih yang menyenangkan dan tepat bagi siswa guna melatih cara berwudhu siswa. 7

2. Siswa, penelitian ini dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga pretasinya dalam pembelajaran fiqih pada pokok bahasan wudhu akan meningkat. 3. Sekolah, hasil penelitian akan memberikan kontribusi terhadap perbaikan pembelajaran fiqih pada pokok bahasa wudhu. 8