BAB I KONSEP DASAR. insulin (Engram, 1999:532). Ulkus adalah kehilangan jaringan kulit yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I KONSEP DASAR. kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah disertai lesi membrane

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

Definisi Diabetes Melitus

Gejala Diabetes pada Anak yang Harus Diwaspadai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I KONSEP DASAR. komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang di Indonesia kita kenal dengan nama penyakit gula atau kencing

BAB I KONSEP DASAR. saluran usus (Price, 1997 : 502). Obserfasi usus aiau illeus adalah obstruksi

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

LAPORAN PENDAHULUAN HEPATOMEGALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MAKALAH KOMA HIPERGLIKEMI

ASUHAN KEPERAWATAN TENTANG DIABETES MELLITUS ( DM ) YAYASAN PENDIDIKAN SETIH SETIO AKADEMI KEPERAWATAN SETIH SETIO MUARA BUNGO

DAFTAR TABEL JUDUL. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan usia. Distribusi frekuensi klien DM berdasarkan jenis kelamin

DIABETES MELITTUS APAKAH DIABETES ITU?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut kamus kedokteran tahun 2000, diabetes melitus (DM) adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I KONSEP DASAR A.

ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM TIFOID

A. lisa Data B. Analisa Data. Analisa data yang dilakukan pada tanggal 18 April 2011 adalah sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. fertilitas gaya hidup dan sosial ekonomi masyarakat diduga sebagai hal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. darah yang tinggi yang disebabkan oleh gangguan pada sekresi insulin atau

2. Pengkajian Kesehatan. a. Aktivitas. Kelemahan. Kelelahan. Malaise. b. Sirkulasi. Bradikardi (hiperbilirubin berat)

PATOFISIOLOGI DAN IDK DM, TIROID,PARATIROID

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. manis atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang ditandai

BAB I KONSEP DASAR. sepanjang saluran usus (Price, 1997 : 502). Obstruksi usus atau illeus adalah obstruksi saluran cerna tinggi artinya

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DIABETES INSIPIDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENDAHULUAN Konsep kebutuhan mempertahankan suhu tubuh normal I.1 Definisi kebutuhan termoregulasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, dan kerja

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

Diabetes Mellitus Type II

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

Kekurangan volume cairan b.d kehilangan gaster berlebihan, diare dan penurunan masukan

Penyakit pada Lansia. Gaya Hidup Aktif dan Proses Penuaan dr. Imas Damayanti, M.Kes FPOK-UPI

DIABETES MELLITUS OLEH: AHMAD MUFTI S,KEP

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya

HIPOGLIKEMIA PADA PASIEN DIABETES MELLITUS

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

APPENDISITIS. Appendisitis tersumbat atau terlipat oleh: a. Fekalis/ massa keras dari feses b. Tumor, hiperplasia folikel limfoid c.

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

BAB XII. Kelenjar Pankreas

DIAGNOSIS DM DAN KLASIFIKASI DM

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

OLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI

BAB I PENDAHULUAN. tua, Tipe III disebut Malnutrition Related Diabetes Mellitus (MRDM) dan Tipe IV

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADIA PASIEN GANGGUAN KEBUTUHAN SUHU TUBUH (HIPERTERMI)

TINJAUAN PUSTAKA Definisi Diabetes Mellitus

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

JENIS GANGGUAN ELEKTROLIT

Dr.Or. Mansur, M.S. Dr.Or. Mansur, M.S

Konsep Dasar Diabetes Mellitus (DM) by Aprisal Darwis 1/29/2014 A. Pengertian Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai

KETOASIDOSIS DIABETIK

KETOASIDOSIS DIABETIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang B. Tujuan C. Manfaat

Diabetes Mellitus DEFINISI PENYEBAB

ETIOLOGI : 1. Ada 5 kategori virus yang menjadi agen penyebab: Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B (VHB) Virus Hepatitis C (CV) / Non A Non B

BAB 2 DATA DAN ANALISA. mendukung Tugas Akhir ini, seperti : Literatur berupa media cetak yang berasal dari buku-buku referensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang khas dengan gejala-gejala kadar gula darah tinggi, glukosuria dan setelah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Diabetes Mellitus (DM) (berasal dari kata Yunani διαβαίνειν,

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

ASKEP GAWAT DARURAT ENDOKRIN

Apa Obat Diabetes Untuk Komplikasi Neuropati Otonom?

Fungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit

Data Demografi. Ø Perubahan posisi dan diafragma ke atas dan ukuran jantung sebanding dengan

DM à penyakit yang sangat mudah kerja sama menjadi segitiga raja penyakit : DM CVD Stroke

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASUHAN KEPERAWATAN CA.LAMBUNG

SATUAN ACARA PENYULUHAN DIABETES MELLITUS

BAB I KONSEP DASAR. Berdarah Dengue (DBD). (Aziz Alimul, 2006: 123). oleh nyamuk spesies Aedes (IKA- FKUI, 2005: 607 )

Implementasi Metode Dempster Shafer Pada Sistem Pakar Untuk Diagnosa Jenis-jenis Penyakit Diabetes Melitus

BAB II KONSEP DASAR. normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

Transkripsi:

BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer, 2000:580). Diabetes Melitus yaitu suatu gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol yang dikarakteristikkan dengan hiperglikemia karena defisiensi atau ketidakadekuatan penggunaan insulin (Engram, 1999:532). Ulkus adalah kehilangan jaringan kulit yang dalam dengan tendensi penyembuhan yang buruk (Ramali, 2000:368). B. Etiologi Penyebab Diabetes Melitus menurut Price (1995) dibagi menjadi 2 yaitu: 1. IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus) Penyebab dari jenis IDDM yaitu karena faktor genetik, penyakit ini timbul karena adanya proses perusakan imunologi sel-sel yang memproduksi insulin. 2. NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus) DM jenis ini disebabkan karena kurangnya jumlah tempat reseptor yang responsip insulin pada membran sel, hal ini dapat terjadi karena obesitas. NIDDM ditandai dengan kelainan dalam sekresi insulin dan kerja insulin. 1

2 C. Gambaran Klinis Diabetes Tipe I 1. Hiperglikemia puasa 2. Glukosuria, deuresis osmotic, poliuria, poliphagia, polidipsi 3. Gejala lain termasuk keletihan dan kelelahan 4. Ketoasidosis diabetic menyebabkan tanda dan gejala: nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, koma, kematian Diabetes Tipe II 1. Lambat ( selama tahunan ) 2. Gejala gejala seringkali ringan dan dapat mencakup keletihan, mudah tersinggung, poliuria, polidipsi, poliphagia, luka pada kulit yang sembuhnya lambat, infeksi vaginal, atau penglihatan kabur ( jika kadar glukosa sangat tinggi ), ( Brunner and Suddart, 2000 ). Sedang menurut Mansjoer, 1999. Manifestasi DM dimulai dengan adanya tanda gejala khas berupa polifagia, poliuria, polidipsi, lemas dan BB menurun. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensi pada pria, serta pruritus pada vulva wanita. D. Patofisiologis Insulin adalah hormon yang dibentuk sel beta langerhans yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat bagi sel dalam bentuk insulin yang berfungsi terhadap transparan glukosa, asam amino, asam lemak, di samping itu insulin juga berperan mengaktifkan enzim sehingga

3 meningkatkan metabolisme intra sel. Bermacam-macam penyebab Diabetes Melitus yang berbeda akhirnya akan mengarah ke insufisiensi insulin. Metabolisme karbohidrat yang terganggu akan menyebabkan kelaparan dalam sel hormone counter regulator seperti flukagon, epineprin, non epineprin growth hormon dan kortisel akan dikeluarkan oleh tubuh. Menurunnya proses glikogenesis menyebabkan produksi glukosa dari glikogen meningkat dan glikogenesis akan menurun yaitu pembentukan glukosa dari non karbohidrat seperti asam amino, hal ini akan menyebabkan penurunan pemecahan lemak menjadi keton untuk memberi alternatif sumber energi. Kekurangan insulin akan menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel. Menyebabkan sel mengalami kelaparan. Sel sebagai keadaan krisis dengan mengeluarkan hormon counter regulator untuk tetap memenuhi kebutuhan energi dengan menggunakan sumber energi lain seperti lemak. Akibat tingginya kadar glukosa darah menimbulkan tiga gejala utama poliuria, polidipsi, polifagia. Karena glukosa yang masuk ke tubulus tinggi maka glukosa melampaui ambang ginjal dan glukosa akan dibuang bersama urin dan menyebabkan dehidrasi ruang ekstra sel dan cairan intra sel akan keluar dan menimbulkan mekanisme haus. Polifagia terjadi karena glikogen tidak sampai sel akan mengalami starvasi atau kelaparan dan muncul tanda lapar (Brunner and Suddart).

4 E. Pathways Faktor risiko (usia, obesitas, riwayat penyakit keluarga) Sel beta rusak Insufisiensi insulin Penggunaan glukosa oleh otot, lemak hati menurun Produksi glukosa oleh hati meningkat Hiperglikemia glukosuria Diuresis osmotik Poliuria Risiko defisit cairan Sensasi rasa haus (Polidipsia) Risiko dehidrasi Sakit kepala Kelemahan Pemecahan asam lemak meningkat Asam lemak meningkat Asidosis Selera makan menurun (Anoreksia Resti ggn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan metabolisme protein lemak Menurunnya simpanan kalori Peningkatan selera makan (Polifagia) Resti ggn nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Asietas glukosuria Tindakan keperawatan Pertukaran informasi Risiko misinterpretasi informasi Pasien bertanyatanya Kurang pengetahuan

5 F. Penatalaksanaan Penatalaksanaan penyakit Diabetes Melitus menurut Engram (1999) yaitu: 1. DM tipe I : Insulin 2. DM tipe II : Modifikasi diet, Latihan, dan Agen Hipoglikemia G. Data Dasar Pengkajian Menurut Doenges (2000), pengkajian data dasar Diabetes Melitus adalah: 1. Aktivitas/Istirahat Gejala : lemah, letih, lesu, sulit bergerak atau berjalan, kram oot, gangguan istirahat atau tidur. Tanda : takikardia, dan tachipnea saat istirahat dengan aktivitas penurunan kekuatan otot, letargi. 2. Integritas Ego Data Subyektif : stress, tergantung pada orang lain, tidak berdaya, perasaan putus asa. Data Obyektif : ansietas, peka, kekuatan, marah, menarik diri. 3. Sirkulasi DS : riwayat hipertensi pada ekstremitas, penyembuhan yang lama. DO : takikardia, penurunan tekanan darah postural, hipertensi, distritmia, kulit panas, kering dan kemerahan. 4. Eliminasi DS : poliuria, nokturia, rasa nyeri, atau terbakar, kesulitan berkemih, diare.

6 DO : urin encer, pucat, poliuria, urin berkabut, bising usus, lemah dan menurun, hiperkatif. 5. Makanan/Cair DS : Nafsu makan hilang, mual, muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan GD, haus, penggunaan diuretic. DO : kulit kering, turgor kulit jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah, pembesaran tiroid, aceton. 6. Neurosensori DS : pusing, sakit kepala, kesemutan, kelemahan otot, parestesia, gangguan penglihatan. DO : disorientasi, mengantuk, letargi, stupor (tahap lanjut) gangguan memori (masa lalu). 7. Nyeri/Kenyamanan DS : abdomen yang tegang, nyeri (sedang berat). DO : wajah meringis dengan palpasi, terlihat sangat berhati-hati.. 8. Pernapasan DS : batuk dengan/tanpa sputum. DO : batuk dengan/tanpa sputum (infeksi), frekuensi pernafasan. 9. Keamanan DS : ulkus kulit, kulit kering gatal. DO : demam, diaforesis, lesi/ulserasi parastesia, penurunan rentang gerak.

7 10. Seksualitas DS : Masalah tentang hubungan atau keintiman, masalah impotensi pada pria, kesulitan orgasme pada wanita. 11. Pembelajaran DS : Faktor resiko keluarga Diabetes Melitus: penyakit jantung, stroke, hipertensi, penyembuhan yang lambat, penggunaan obat, steroid, diuretic, dilantin, dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah), memerlukan bantuan dalam perawatan luka, adaptasi terhadap alat bantu ambulansi, kemungkinan aktivitas perawatan diri. H. Fokus 1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotic (Doenges, 2000: 729) : Tanda-tanda vital stabil, turgor kulit baik, input dan output seimbang, kadar elektrolit normal. : a. Pantau tanda-tanda vital b. Pertehankan untuk memberikan cairan + 2500 ml/hari c. Kaji adanya perubahan mental d. Kaji turgor kulit dan nadi perifer e. Catat adanya keluhan, mual, nyeri abdomen, muntah, distensi lambung. f. Kolaborasi dengan dokter dan pemeriksaan laboratorium (hematokrit, natrium, kalium)

8 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, anoreksia, intake nutrisi kurang, mual, muntah (Doenges, 2000:732) : Berat badan stabil atau penambahan ke rentang biasa/yang diinginkan dengan nilai laboratorium yang normal, menuju energi biasa. : a. Timbang berta badan tiap hari b. Tentukan program diet dan pola makan pasien c. Identifikasi makanan yang disukai pasien d. Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen, kembung, mual, muntah. e. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi. f. Kolaborasi pemeriksaan gula darah, pengobatan insulin teratur sesuai indikasi, konsultasi ahli gizi. 3. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang berlebihan (Doenges, 2000:438). : Menunjukkan perubahan pola makan, berat badan stabil. : a. Kaji masukan makanan. b. Diskusikan emosi kejadian sehubungan dengan makanan. c. Buat rencana makan dengan pasien. d. Tekankan pentingnya menghindari diit berlemak.

9 e. Timbang berat badan secara periodik. f. Kolaborasi tim gizi tentang diit yang sesuai. 4. Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic, perubahan kimia darah, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi (Doenges, 2000:737). : Mengungkapkan peningkatan tingkat energi, menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan. : a. Berikan aktivitas alternative dengan periode istirahat yang cukup tanpa diganggu. b. Pantau nadi, frekuensi pernafasan, dan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas. c. Diskusikan cara menghemat kalori selama mandi, berpindah tempat. d. Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas. 5. Gangguan rasa nyaman nyeri: sakit kepala berhubungan dengan hipovolemik (Doenges, 2000:315) : Nyeri hilang atau terkontrol rileks, pasien bisa istirahat. : a. Beri lingkungan yang tenang. b. Tingkatkan tirah baring. c. Berikan kompres dingin. d. Dukung dalam pengambilan posisi nyaman.

10 6. Ansietas berhubungan dengan ancaman konsep diri (Doenges, 2000:480) : Menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat normal dapat ditangani, menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya. : a. Catat petunjuk perilaku (misal: gelisah, menolak, peka rangsang). b. Dorong menyatakan perasaan. c. Tingkatkan perhatian terhadap pasien. d. Berikan informasi yang akurat. e. Berikan lingkungan tenang dan istirahat cukup. 7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi (Doenges, 2000:755) : Menyatakan pemahaman kondisi, pengetahuan pasien bertambah. : a. Kaji ulang proses penyebab atau prognosis dan kemungkinan yang akan dialami. b. Diskusikan tentang penyakitnya. c. Kaji ulang perawatan luka yang tepat. d. Identifikasi tanda-tanda dan gejala-gejala yang memerlukan evaluasi medik.