BAB I PENDAHULUAN. bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pusat bengkel yang ada di daerah Jakarta Selatan adalah Pusat Onderdil

BAB I PENDAHULUAN. Khususnya di Provinsi Jawa Barat, terdapat banyak objek wisata yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Cirebon dan banyak diminati wisatawan-wisatawan lokal maupun mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. penduduk cukup beragam suku bangsanya. Suku Minahasa yang paling banyak

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ferdinand de Saussure, tanda adalah bentuk dari penggabungan signifier

BAB I PENDAHULUAN. Semarang, dekat Tugu Muda. Pada awalnya bangunan ini dibangun oleh

BAB I PENDAHULUAN. Museum Indonesia mempunyai banyak tempat bersejarah dan banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral

BAB I PENDAHULUAN. mencakup daerah kepulauan seperti daerah Kepulauan Seribu dan Raja Ampat.

BAB I PENDAHULUAN. populasi kucing bahkan mencapai ekor ( 5 Mei 2014).

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat dimana berbagai informasi yang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana suatu kota mengawasi dan mengenalkan wilayahnya serta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri pariwisata di Indonesia kian meningkat pesat setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konvensional ke media digital online. Teknologi memiliki internet sebagai media

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. 2 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, tuntutan akan kebutuhan informasi pun

BAB I PENDAHULUAN. ini. Dapat dilihat dari pagelaran-pagelaran fashion yang kini mulai ramai. memahami bahasa atau istilah yang digunakan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang populer, di antaranya Dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bali, yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan daya tarik yang

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta sebagai kota metropolis menjadi sebuah melting pot bagi industri kuliner,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, merupakan negara kepulauan terbesar menyimpan kekayaan karang

BAB I PENDAHULUAN. perumahan menjadi gersang dan panas (Oloan, 2011). cara bertahan hidup yang paling awal (Aninditya, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. beribadah, gereja juga dijadikan sebagai tempat untuk melakukan ziarah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Lingkungan hidup tidak dapat terlepas dari aktivitas berbagai makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tempat tinggal. Dalam 2-3 tahun terakhir ini, isu mengenai

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki beragam kebudayaan, museum menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tempat yang sangat penting dalam pembentukan sejarah negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi untuk hati hati, keberadaan sign system atau yang biasa disebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Memelihara hewan peliharaan merupakan kegiatan yang semakin digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Wayang, dan Museum Seni Rupa dan Keramik menurut Gubernur Jakarta, Basuki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Anak usia dini merupakan generasi penerus bangsa sehingga orang tua perlu

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wisata museum menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tempat penyimpanan barang yang cukup rentan terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. target pasar bagi perusahan-perusahan bakery di Indonesia untuk meraih profit di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pada umumnya banyak manusia yang takut pada ular, karena memiliki racun atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Malabar (diluar negeri dikenal dengan Java Preanger) ini berjeniskan arabika dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap produk memiliki suatu image yang unik untuk dijual ke pasar, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak revolusi industri, seni dan desain merupakan dua hal yang memiliki kaitan.

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi memengaruhi arus informasi yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya tipografi Swiss yang dikenal dengan International Typographic Style

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemunculan usaha rumah produksi atau biasa disebut dengan production house

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, dan kenyamanan. Taman kota juga dapat difungsikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. seringkali diwakilkan ke dalam identitas visual perusahaan. Salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN. dikenal masyarakat. Hal ini biasanya telah dikemas dalam bentuk brand dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemandirian penting bagi anak guna membentuk kepribadiannya di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Tanjung Bira terletak di Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Bulukumba

BAB I PENDAHULUAN. bertambah. Terlebih lagi saat bulan Ramadhan tiba, angka gelandangan dan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu ( diakses pada tanggal 12 Maret 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era digital ini, teknologi semakin berkembang. Banyak teknologi baru

BAB III KONSEP PERANCANGAN VISUAL

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi Kreatif dalam situs tempo.co (2014: 29 April 2014) bahwa pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia mempunyai kebudayaan dan adat istiadatnya sendiri. Dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia perhotelan di negara Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia

BAB I PENDAHULUAN ,05 Juta ,23 Juta ,75 Juta ,31 Juta ,23 Juta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Penekanan Desain Arsitektur Ekologis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. UNESCO, warisan budaya merupakan warisan yang diturunkan dari generasi ke

BAB I PENDAHULUAN. penting yang dibutuhkan oleh banyak orang ( Teknologi Informasi Merata Adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah swasta merupakan bisnis pendidikan yang tidak berbeda dengan bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

Data Kungjungan Wisatawan Mancanegara

BAB I PENDAHULUAN. CV Teroka Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat Internasional yang dikenal dengan Tour de Singkarak. (Kompas, 2012 : 2

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI DAN PERANCANGAN KARYA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencahayaan alami yang berasal dari matahari sebagai sumber cahaya utama (natural

BAB I PENDAHULUAN. Syafputri (2014). Data ini diperkuat oleh pernyataan Badan Pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Banyak cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk lebih meningkatkan pendapatan negara ini, tidak hanya dalam bidang perdagangan, bidang lain yang juga kerap di jadikan sebagai lahan investasi untuk negara adalah bidang pariwisata. Pariwisata sudah menjadi salah satu pilar penopang perekonomian di Indonesia, apalagi dengan banyaknya ragam budaya yang dimiliki di dalamnya. Seobagyo (2012) menjelaskan bahwa sejak tahun 1978, pemerintah terus berusaha untuk memajukan dan meningkatkan kualitas dari pariwisata Indonesia. Hal tersebut dijelaskan dalam TAP MPR No. IV/MPR/1978, yaitu bahwa pariwisata perlu ditingkatkan dan diperluas untuk meningkatkan penerimaan devisa, memperluas lapangan kerja dan memperkenalkan kebudayaan. Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 tercatat kurang lebih 312 tempat wisata yang tersebar di seluruh bagian Jakarta. Salah satu tempat wisata tersebut ialah Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan. Kawasan tersebut merupakan adalah sebuah perkampungan yang ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian kebudayaan betawi. Kawasan dengan luas kurang lebih 32 hektar ini terletak dibilangan Jakarta Selatan. Tempat ini merupakan kawasan wisata yang cukup mumpuni untuk hiburan berbudaya dan edukasi. Namun penulis menemukan suatu masalah yang mempunyai dampak yang 1

cukup besar dalam paket lengkap kawasan wisata ini, yakni tidak tersedianya penunjuk arah atau sign system dalam kawasan wisata. Permasalahan tersebut dinyatakan pula oleh 20 pengunjung Perkampungan Budaya Betawi yang berkunjung kesana. Dengan melakukan riset melalui kuesioner pada tanggal 4 Oktober 2015 kemarin, didapati bahwa 11 pengunjung dengan jarak umur 16-50, pria maupun wanita menyatakan sudah berkali-kali datang berkunjung ke Kampung Betawi untuk sekedar bersantai maupun hanya untuk mengisi perut sisanya 9 orang baru pertama kali berkunjung ke tempat tersebut.walaupun beberapa responden sudah sering datang kesana, tetapi 12 responden menyatakan bahwa mereka pernah tersesat dan harus menanyakan arah serta tujuan lokasi kepada penduduk setempat, terlebih lagi 15 orang responden menjawab bahwa tidak mengetahui letak persis beberapa tempat seperti toilet, mushola, museum ataupun kantor lembaga Kampung Betawi, kecuali danau atau tempat makan yang memang berlokasi diruangan terbuka. Minimnya sign system diakui oleh 20 responden tersebut dan mereka setuju bahwa penggunaan sign system itu penting dan harus ada agar mempermudah wisatawan yang ingin berkunjung dan menghabiskan waktu luang mereka. Melihat permasalahan yang terjadi di atas, menurut penulis, sign system dapat mempermudah para wisatawan untuk mencari jalan serta mengetahui tempat-tempat yang ingin di singgahi. Maka dari itu, penulis merancang pembuatan sign system demi kemudahan para wisatawan Kampung Betawi, Setu Babakan. 2

1.2. Rumusan Masalah Pertanyaan seputar isu yang penulis angkat yang akan dirangkum dalam rumusan masalah, adapun pertanyaan tersebut adalah : 1. Bagaimana merancang sebuah sign system yang efektif dan informatif untuk pengunjung tempat wisata Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan? 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan masalah yang dihadapi baik yang telah dijelaskan pada latar belakang dan rumusan masalah, maka masalah akan dibatasi agar penulisan laporan tugas akhir ini tidak menyimpang dari tujuan semula. Adapun batasan-batasannya sebagai berikut : 1. Segmentasi Segmentasi dapat dijabarkan dengan beberapa faktor yakni : a. Demografis Pria dan wanita yang berumur diatas 12 tahun sampai 50 tahun, biasanya meluangkan waktu senggang mereka untuk menikmati fasilitas didalam Perkampungan Budaya Betawi b. Geografis Pengunjung yang berdomisili di Jabodetabek terutama Jakarta dan sekitar daerah Perkampungan Budaya Betawi c. Psikografis Target secara psikografis sudah jelas wisatawan pada era ini yang dapat memahami simbol maupun penunjuk arah 3

2. Targeting Target yang dinilai paling potensial dalam perancangan sign system untuk Kampung Betawi ini adalah pengunjung yang biasanya meluangkan waktu libur mereka untuk berkunjung bersama teman maupun keluarga. Umumnya memang keluarga maupun orang yang sudah bekerja dengan ekonomi menengah. 3. Positioning Perancangan sign system ini ditargetkan sebagai sign yang efektif dan informatif, serta tepat dan sesuai dengan target. Dengan adanya sign system pada Perkampungan Budaya Betawi, diharapkan kawasan wisata ini dapat lebih berkembang dan pengunjung akan senantiasa untuk pengunjungi satu-satunya pelestarian kebudayaan Betawi di Jakarta. 4. Perancangan sign sytem dibatasi hanya pada pembuatan : a. Pembuatan Directional Sign sangat dibutuhkan pada Kampung Betawi, Setu Babakan ini, karena memang tidak ada sama sekali penunjuk arah ke suatu tempat dalam area tersebut b. Pembuatan Orientational Sign juga dibutuhkan untuk memperlihatkan keseluruhan Kampung Betawi dengan penjelasan tempat yang ada pada pintu masuk kawasan wisata ini. c. Pembuatan Identification Sign dibutuhkan untuk memberikan informasi serta menjelaskan mengenai suatu lokasi agar pengunjung lebih lebih mengetahui dan tidak kebingungan. 4

1.4. Tujuan Tujuan dari perancangan tugas akhir ini adalah membuat sebuah sign system yang efektif dan informatif untuk Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat dari perancangan sign system untuk tugas akhir ini adalah : 1. Untuk Pengunjung Melalui perancangan sign system untuk kawasan ini, diharapkan pengunjung dapat terbantu dengan masalah penunjuk arah yang tidak tersedia sebelumnya pada kawasan wisata ini, pengunjung akan lebih mudah menemukan lokasi yang ini mereka tuju, menikmati keindahan yang ditawarkan oleh kawasan ini serta tidak membuang waktu mereka hanya karena tersesat dalam area tersebut. 2. Untuk Penulis Dengan melakukan perancangan ini, penulis dapat lebih memahami seperti apa wayfinding dan sign system itu sendiri baik penempatan, material, terlebih lagi, penulis mampu menerapkan ilmu desain untuk kepentingan umum. 3. Untuk Universitas Untuk kampus sendiri yakni Universitas Multimedia Nusantara, perancangan ini dapat menjadi salah satu referensi mengenai perancangan sign system kawasan wisata serta menjadi eksperimen baru mengenai cara mendesain sebuah sign system. 5

1.6. Metode Pengumpulan Data Mencari serta mengumpulkan data-data informasi yang ada akan sangat berguna pada perancangan Tugas Akhir ini. Data-data yang sudah dikumpulkan akan menunjang serta membantu penulis dalam penyusunan strategi perancangan Tugas Akhir. Adapun cara-cara yang akan dilakukan menurut buku yang berjudul Media and Communication Research Metodhs (Berger,2011) adalah sebagai berikut : 1. Studi Pustaka Pengumpulan data dengan menggunakan metode ini akan sangat membantu penulis untuk mencari data-data yang tidak dapat ditemukan hanya dengan melakukan wawancara ataupun kuesioner. Biasanya, data tersebut berkaitan dengan sistematika pembuatan Sign System tersebut, seperti prinsip desain, layout, tipografi, material yang digunakan dsb. 2. Observasi Lapangan Observasi adalah proses pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan semua indera guna meneliti suatu fenomena (hlm. 189). Teknik ini dilakukan penulis untuk lebih fokus dalam meneliti lingkungan dari lokasi yang akan dirancangkan sign system 3. Survei Pencarian data yang paling memungkinkan penulis untuk mencangkup lingkup target atau para pengunjung Kampung Betawi adalah dengan melakukan survey. Survei adalah proses pengumpulan data dengan mengambil sampel pada suatu daerah maupun populasi menggunakan teknik kuesioner, dapat 6

dilakukan secara online atau offline (hlm. 221) Metode ini digunakan agar penulis mendapatkan angka dan hasil yang pasti untuk data yang ingin dicari. 4. Wawancara Tentu saja pencarian data dengan metode kuesioner tidak akan cukup, maka metode terakhir yang dilakukan adalah dengan teknik wawancara. Wawancara adalah proses pengumpulan data secara langsung dengan narasumber terkait (hlm 135). Penulis akan melakukan wawancara ke beberapa ahli yang memang bergelut dalam bidang dari data yang ingin penulis dapatkan, seperti mengenai Kampung Betawi itu sendiri. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih terperinci dan jelas. 5. Studi Visual Studi visual dilakukan melalui pengamatan terhadap sign system yang terdapat di beberapa objek-objek wisata budaya yang ada di tempat lain. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mencari sebanyak mungkin referensi yang akan berguna dalam melakukan perancangan desain. 1.7. Metode Perancangan Dalam membuat Tugas Akhir Perancangan Sign System Kampung Betawi Setu Babakan penulis melakukan beberapa langkah perancangan sebelum akhirnya membuat sign tersebut. Mengacu pada Signage and Wayfinding Design, Calori (2007) menjabarkan beberapa langkah tersebut adalah : 7

1. Riset Pendahuluan Sebelum melakukan brainstorming untuk membuat Sign System tersebut maka dari itu penulis akan melakukan riset pendahuluan terlebih dahulu. Penulis akan menannyakan seluruh data dan informasi yang dibutuhkan pada ahlinya serta melakukan pencarian data melalui kuesioner ke wisatawan yang datang berkunjung. 2. Sketsa Langkah kedua yang perlu penulis lakukan adalah desain skematik atau pembuatan sketsa tentang apa saja yang harus penulis pelajari dan tinjau. Hal terpenting yang penulis harus dapatkan poinnya adalah mengenai sign system, pada tahap ini, desainer dituntut untuk mengeluarkan ide sebanyak mungkin. Tujuan terpenting dari tahap ini adalah memberikan gambaran konsep visual 3. Design Development Setelah pembuatan sketsa seluruhnya dari desain sign, tahapan selanjutnya yang dilakukan adalah pengembangand desain atau design development, pada tahapan ini desain harus sudah disetujui oleh berbagai pihak dan perencangan berbagai informasi sudah harus ditetapkan, seperti informasi dan detail apa yang harus diletakan ditempat ini, lokasinya, tipenya, material dan sebaginya. 4. Proses Eksekusi dan Evaluasi Untuk proses terakhir dalam pembuatan karya ini adalah dengan mencetak Sign tersebut dan setelah itu penulis akan melakukan evaluasi final untuk mengecek apakah semua yang telah disebutkan di atas seperti warna dan font 8

yang di gunakan, tata letak atau desain sudah memenuhi persyaratan dan tujuan awal perancangan Sign System tersebut. 9

1.8. Skematika Perancangan 10