BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat menjamin kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia mampu mewujudkan potensi yang dimilikinya. Tirtarahardja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia menjadi penghela ilmu pengetahuan (carrier of knowledge).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Pembelajaran dan pendidikan merupakan sarana yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. dengan dilakukannya proses pembelajaran manusia akan mampu berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat menemukan hal-hal baru yang dapat dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun tinta hitam tergantung yang menuliskannya. No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari beragam etnis yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

garis awal atau start sampai dengan finish atau rencana dan pengaturan tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan juga merupakan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL. Rahmatiah SMP Negeri 33 Makassar Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan kehidupan di masa datang. Untuk menyukseskan tujuan di atas, maka

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Dalam pelaksanaannya, proses pendidikan membutuhkan kesiapan,

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN PENGGUNAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS Fitri Fajar SMA Negeri 1 Makassar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu sistem yang berperan sebagai pusat bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maulida Zahara, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam menyerap materi pendidikan. Guru sebagai fasilitator, menyampaikan ilmunya melalui bentuk-bentuk ajaran

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Pembentukan karakter bangsa perlu dilakukan penataan terhadap sistem

BAB I PENDAHULUAN. satu kegiatan yang sangat sulit. Tidak dapat dipungkiri di negara kita ini masih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Hal ini dikarenakan melalui sektor pendidikan dapat dibentuk

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Arti penting itu bertolak

BAB I PENDAHULUAN. hidup negara dan bangsa. Pendidikan merupakan suatu cara membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. daya pendidik dan peserta didik. Usaha peningkatan mutu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tempat untuk mengembangkan dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk merubah suatu bangsa ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan suatu bangsa dapat dilihat dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpenting di sekolah yang pada dasarnya menekankan siswa untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari kata courier yang berarti berlari (to run). Kurikulum berarti suatu

NILAI-NILAI SIKAP TOLERAN YANG TERKANDUNG DALAM BUKU TEMATIK KELAS 1 SD Eka Wahyu Hidayati

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh anggota

2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO DENGAN PENERAPAN PENDEKATAN KOMUNIKATIF PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Seperti yang dikemukakan di berbagai media massa, bahwa melalui pengembangan Kurikulum 2013 kita akan menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat didemostrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena itu, peserta didik

2 peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan karakter tertentu, sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi dan karakter berikutnya. Untuk mencapai tujuan tersebut menuntut perubahan pada berbagai aspek lain, terutama dalam implementasinya di lapangan. Pada proses pembelajaran, dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu, sedangkan pada proses penilaian, dari berfokus pada pengetahuan melalui penilaian output menjadi berbasis kemampuan melalui penilaian proses, portofolio dan penilaian output secara utuh dan menyeluruh, sehingga memerlukan penambahan jam pembelajaran. Pada hakikatnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Sekaitan dengan hal itu Kurikulum 2013 harus menguasai aspek berbahasa khusus dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dan aspek kebahasaan yang terdiri dari kemampuan menyimak, berbicara, membaca dan menulis pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia keempat aspek tersebut merupakan keterampilan berbahasa yang harus dicapai siswa. Setiap keterampilan berbahasa yang harus dikuasai tersebut memiliki tingkat kesulitan masing-masing dan erat kaitannya dengan proses kebahasaan. Menyimak, membutuhkan tingkat konsentrasi yang tinggi serta diharuskan situasi tempat seseorang berada diharuskan dalam kondisi yang kondusif.

3 Mengingat betapa sulitnya proses menyimak, maka seorang penyimak harus mencatat hal-hal yang sekiranya penting Berbicara, membutuhkan penguasaan diksi, itonasi, mimik, struktur kalimat yang baik dan benar. Karena proses berbicara adalah lisan maka seseorang harus berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dipahami agar pendengar mampu memahami maksud pembicara. Membaca, membutuhkan pemahaman pada bahan bacaan, untuk itu agar seseorang memahami pada saat membaca maka proses membaca sebaiknya dilakukan hingga bahan bacaan tersebut selesai, sehingga makna yang tersampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca. Menulis, membutuhkan pemahaman mengenai ejaan, pemilihan kata, dan struktur kalimat. Pada saat seseorang menulis harus menyusun setiap paragraph dengan baik, agar pembaca dapat memahami tulisan terseb. Maka dari itu tingkat kesulitan menulis sangat sulit, bila seseorang tak terbiasa menulis. Menyunting termasuk dalam aspek menulis, membutuhkan keterampilan, dalam penguasaan ejaan, diksi dan struktur kalimat. Selama ini seseorang menganggap bahwa menyunting adalah hal yang mudah. Akan tetapi, pada kenyataannya menyunting diperlukan keterampilan ketelitian dan kesabaran untuk menelaah setiap tulisan yang salah. Selain itu, kurangnya kreativitas guru dalam memberikan model ataupun metode pembelajaran sehingga kurangnya motivasi siswa dalam pembelajaran masih rendah. Berhubungan dengan menyunting, ada beberapa pandangan para ahli mengenai definisi menyunting, salah satunya menurut Eneste sebagai berikut.

4 Eneste (2012:8) mengemukakan pengertian menyunting adalah menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat); mengedit. Dengan demikian penyuntingan naskah adalah proses, cara, atau perbuatan menyunting naskah. Proses menyunting bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan oleh setiap orang karena memerlukan kesabaran dan ketelitian. Orang yang melakukan pekerjaan menyunting naskah disebut penyunting naskah. Istilah penyunting naskah lazim dipadankan dengan kopieditor yang berasal dari bahasa Inggris copyeditor. Dapat disimpulkan, menyunting adalah proses seseorang dalam memperbaiki suatu tulisan dari segi penyajian, isi dan bahasa menjadi baik. Sebelum menyunting naskah, seorang penyunting naskah harus mengetahui terlebih dahulu dasar-dasar penyuntingan yang mencakup kode etik penyuntingan naskah, pra penyuntingan naskah, ruang lingkup penyuntingan naskah. Selain itu, seorang penyunting naskah harus tahu syarat-syarat untuk menjadi penyunting naskah diantaranya menguasai ejaan, menguasai tata bahasa, bersahabat dengan kamus, memiliki kepekaan kebahasaan, memiliki pengetahuan luas, memiliki ketelitian dan kesabaran, memiliki keluwesan, memiliki kemampuan menulis, dan menguasai bahasa asing. Sehubungan dengan menyunting, dalam Kurikulum 2013 banyak materi dan keterampilan menyunting. Salah satunya adalah menyunting teks eksplanasi kompleks pada siswa kelas XI. Memyunting bagi siswa bukanlah hal yang mudah dibutuhkan kesabaran dan ketelitian.

5 Kosasih (2014:178) mengemukakan pengertian teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses terjadinya sesuatu (secara lengkap). Teks eksplanasi menggunakan banyak fakta ataupun mengandung pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas). Teks eksplanasi biasanya berupa fenomena alam, sosial, budaya ataupun kesejarahan. Dapat disimpulkan bahwa teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan sebuah peristiwa alam, budaya ataupun sejarah, dalam penulisannya teks eksplanasi biasanya mengandung sebab-akibat. Salah satu teknik pembelajaran yang mengajak siswa aktif dalam mengembangkan aspek keterampilan menyunting adalah dengan menggunakan teknik peer editing. Peer Editing membantu mengajari siswa cara mengidentifikasi fitur-fitur tulisan yang baik dan buruk dalam pekerjaan orang lain sehingga bisa mengembangkan keterampilan evaluasi kritis yang dapat mereka terapkan pada tulisan mereka sendiri. Teknik ini juga memberikan kritisme positif pada siswa pembuat tulisan supaya mereka dapat meningkatkan kualitas tulisan mereka. Namun teknik ini juga mempunyai kelemahan yaitu siswa terkadang enggan untuk mengomentari tulisan temannya karena dianggap tulisannya itu sudah baik. Kesejarahan adalah hal atau yang berhubungan dengan kesejarahan. Sejarah berasal dari bahasa Yunani yang berarti penyelidikan, pengetahuan yang diperoleh melalui penelitian, adalah studi tentang masa lalu, khususnya bagaimana kaitannya dengan manusia. Sejarah juga dapat mengacu pada bidang akademis yang menggunakan narasi untuk memeriksa dan menganalisis urutan peristiwa masa lalu, dan secara objektif menentukan pola sebab-akibat.

6 Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul Pembelajaran Menyunting Teks Eksplanasi Kompleks Kesejarahan dengan Menggunakan Teknik Peer Editing pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Soreang Tahun Ajaran 2015/2016. B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitian yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa dikatakan penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum dapat diidentifikasi melalui pengamatan lapangan ataupun lainnya. Dalam identifikasi masalah dilakukan untuk menemukan ruang lingkup masalah tertentu. Hendaknya masalah yang dipilih mempunyai nilai yang sangat penting untuk dipecahkan. Seperti yang penulis lakukan bahwa masalah yang ditemukan adalah dalam bidang pendidikan. Penulis menemukan permasalah mengenai pembelajaran menyunting. Untuk itu, berdasarkan latar belakang, masalah-masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) perlunya pengembangan kreativitas dalam pembelajaran, sehingga dapat memotivasi dan siswa lebih aktif; 2) banyaknya metode serta model pembelajaran yang dapat digunakan guru Bahasa Indonesia teknik peer editing guna meningkatkan kualitas pembelajaran siswa; 3) perlunya pengayaan wawasan pengetahuan dan kreativitas siswa, sebab keduanya adalah modal dalam meningkatkan hasil belajar;

7 4) pemanfaatan teknik pembelajaran peer editing sebagai cara untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran; Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat simpulkan bahwa dalam pembelajaran menyunting adapun masalah yang mempunyai nilai yang sangat penting. untuk dipecahkan. Masalah tersebut telah penulis rumuskan sebelumnya. Dari beberapa identifikasi masalah yang penulis kemukakan perlunya kreativitas guru dalam mengembangkan metoe atau teknik. C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah rumusan persolan yang perlu dipecahkan atau pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Pertanyaan penelitian yang umumnya disusun dalam bentuk kalimat tanya, pertanyaan-pertanyaan tersebut akan menjadi arah peneliti apa saja yang akan dikaji. Masalah perlu dirumuskan dengan jelas, karena dengan perumusan yang jelas diharapkan peneliti mengetahui variabel-variabel apa yang akan diteliti. Dengan rumusan masalah yang jelas, akan dijadikan penuntun bagi langkah selanjutnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang dikembangkan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut. a. Mampukah penulis merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan dengan teknik peer editing pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Soreang? b. Mampukah siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Soreang menyunting teks eksplanasi kompleks berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan kaidah penulis-

8 an dengan menggunakan teknik peer editing? c. Efektifkah teknik peer editing digunakan dalam pembelajaran menyunting teks eksplanasi kesejarahan pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Soreang? Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat simpulkan bahwa di dalam rumusan masalah dalam pembelajaran menyunting terdapat pertanyaan-pertanyaan permasalahan yang perlu dipecahkan persolannya. 2. Batasan Masalah Pembatasan masalah berkaitan dengan pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah diidentifikasi. Ruang lingkup masalah atau membatasi ruang lingkup masalah yang terlalu luas sehingga penelitian lebih bisa fokus untuk dilakukan. Hal ini dilakukan agar pembahasan tidak terlalu luas pada aspek-aspek yang jauh dari relevan. Hendaknya pembatasan masalah dituliskan dengan jelas sehingga mudah dipahami. Dengan demikian, masalah akan dibatasi menjadi lebih khusus sehingga mudah untuk peneliti amati dan lebih fokus serta terarah. Dalam penelitian ini penulis membuat batasan masalah sebagai berikut: a. Kemampuan penulis diukur melalui kemampuan merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan dengan teknik peer editing; b. Kemampuan siswa kelas XI IPA 1 diuji melalui tes menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan berdasarkan dengan struktur, ciri kebahasaan, dan kaidah penulisan.

9 c. Teknik pembelajaran yang digunakan adalah teknik peer editing yang diterapkan dalam proses pembelajaran menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan berdasarkan struktur, ciri kebahasaan, dan kaidah penulisan; d. Keefektifan teknik peer editing diuji melalui statistik hasil tes tertulis yang diperoleh melalui postes dan pretes. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat simpulkan bahwa di dalam batasan masalah dalam pembelajaran menyunting terdapat pemilihan masalah dari berbagai masalah yang telah diidentifikasi. D. Tujuan Penelitian Penelitian mempunyai tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti ada beberapa tujuan yang hendak dicapai diantaranya memperoleh informasi baru biasanya akan berhubungan dengan informasi atau data yang masih baru jika dilihat dari aspek si peneliti, mengembangkan dan menjelaskan data pnelitian, memecahkan permasalahan dengan tidak menginginkan terjadinya pengulangan kerja. Dengan demikian, tujuan penelitian mengungkapkan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti. Dalam penelitian ini, penulis mempunyai tujuan yang hendak dicapai, yaitu: 1. untuk mengukur kemampuan penulis dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam pembelajaran menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan dengan teknik peer editing pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Soreang; 2. untuk mengukur kemampuan siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Soreang dalam menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan berdasarkan struktur

10 ciri kebahasaan, dan kaidah penulisan; 3. untuk mengukur keefektifan teknik peer editing digunakan dalam pembelajaran menyunting teks ekplanasi kompleks kesejarahan pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Soreang; Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat simpulkan bahwa di dalam tujuan penelitian dalam pembelajaran menyunting ada beberapa tujuan yang hendaknya dapat dicapai untuk memperoleh informasi. Tujuan penelitian mempunyai fungsinya masing-masing sesuai sasaran yang hendak dicapai. E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian menunjukan pada pentingnya penelitian dilakukan baik untuk pengembangan ilmu dan referensi penelitian lebih lanjut. Penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang bersangkutan dalam penelitian ini, baik manfaat praktis maupun secara teoritis. Setelah diuraikan tujuan penelitian yang terarah, penelitian ini mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Bagi penulis Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman, serta keterampilan penulis di dalam pembelajaran menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan dengan menggunakan teknik peer editing. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi mengasah keterampilan menulis penulis dengan baik. Sehingga penulis dapat terus memperbaiki tulisan dengan baik bila ada kesalahan.

11 2. Bagi siswa Hasil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan dengan menggunakan teknik peer editing. Siswa juga dapat meningkatkan kualitas tulisan menjadi lebih baik. Sebab menyunting bukanlah hal yang mudah, dibutuhkaan kesabaran dan ketelitian dalam menyunting. 3. Bagi guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan salah satu alternatif teknik pembelajaran keterampilan menyunting, terutama menyunting teks eksplanasi kompleks kesejarahan dengan menggunakan teknik peer editing. 4. Bagi peneliti lanjutan Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan salah satu alternatif untuk peneliti lainnya sebagai acuan pembelajaran. Serta kiranya hasil ini bisa menambah wawasan bagi pembaca. 5. Bagi lembaga FKIP Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sarana untuk menambah serta mengembangkan ilmu bagi semua mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat simpulkan bahwa di dalam manfaat penelitian dalam pembelajaran menyunting ada beberapa manfaat yang hendaknya bisa dijadikan untuk pengembangan ilmu untuk siapapun. Serta manfaat dari penelitian tersebut bisa dijadikan pedoman bagi peneliti lain yang akan mengadakan sebuah penelitian.

12 F. Definisi Operasional Definisi operasional adalah aspek penelitian yang memberikan informasi kepada seseorang tentang bagaimana mengukur variabel. Dapat disimpulkan definisi operasional adalah informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional dikembangkan dengan menggunakan bahasa yang baik dan ringkas sehingga seseorang yang membaca akan memhami dengan jelas sebagai bahan informasi dalam melakukan sebuah penelitian. Maka dari itu, definisi operasional haruslah memperhatikan segi kebahasaan yang baik dan benar agar pembaca dapat memahami. Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian dapat didefinisikan sebagai berikut. 1. Pembelajaran adalah interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana antara keduanya terjadi komunikasi yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Menyunting adalah menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi dan struktur kalimat). 3. Teks eksplanasi kompleks adalah teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses terjadinya sesuatu). 4. Kesejarahan adalah hal atau yang berhubungan dengan sejarah. 5. Teknik peer editing adalah teknik yang mengajari siswa cara mengidentifikasi fitur-fitur tulisan yang baik dan buruk dalam pekerjaan orang lain sehingga

13 bisa mengembangkan keterampilan evaluasi kritis yang dapat mereka terapkan pada tulisan mereka sendiri. Berdasarkan uraian di atas penulis dapat simpulkan bahwa dalam definisi operasional seseorang dapat memperoleh informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Definisi operasional dikembangkan dengan menggunakan bahasa yang baik dan ringkas sehingga seseorang yang membaca akan memhami dengan jelas sebagai bahan informasi dalam melakukan sebuah penelitian. G. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dari skripsi mulai dari bab I sampai bab V. Struktur oraganisasi ini gambaran lebih jelas menganai isi skripsi yang penulis lakukan. Bab I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi oeprasional dan struktur organisasi skripsi. Bab II Kajian Teoretis dan Kerangka Pemikiran terdiri dari kajian teori yang berkaitan dengan pembelajaran yang akan diteliti seperti kajian kurikulum, materi pembelajaran mengenai teks eksplalansi, dan teknik dalam pembelajaran menyunting, hasil-hasil penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, asumsi dan hipotesis. Bab III Metode Penelitian, terdiri dari metode penelitian,desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan rancangan analisis data.

14 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari deskripsi hasil dan temuan penelitian berupa mendeskripsikan hasil dan temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah dan atau pertanyaan penelitian yang ditetapkan, dan pembahasan penelitian berupa membahas tentang hasil dan temuan penelitian yang hasilnya sudah disajikan sesuai dengan teori. Bab V Simpulan dan Saran. Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian. Berdasarakan uraian di atas, maka penulis dapat simpulkan bahwa dalam struktur organisasi terdiri dari Bab I sampai Bab V. Masing-masing Bab mempunyai perincian tersendiri sehingga pembaca dapat memahami struktur skripsi yang penulis buat.

15