BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB III STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Limbah padat atau sampah padat merupakan salah satu bentuk limbah

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

Gambar 2.1 organik dan anorganik

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. Penyusunan Rencana Induk Sistem Pengelolaan Air Limbah Kabupaten Kubu Raya

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

BANTAENG, 30 JANUARI (Prof. DR. H.M. NURDIN ABDULLAH, M.Agr)

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

BAB I PENDAHULUAN I- 1

1. Pendahuluan ABSTRAK:

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MURUNG RAYA.

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

Buku Putih Sanitasi Kota Makassar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI POLEWALI MANDAR

BAB I PENDAHULUAN. tidak diperlukan lagi. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

Tentang Lingkungan Hidup. Wan Muhamad Idris Baros Management

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BAB II GAMBARAN UMUM GAMBARAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH DI JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA BENGKULU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BENGKULU,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

BUPATI LUWU TIMUR PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir di seluruh negara dan

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. fasilitas perkotaan di beberapa kota besar di Indonesia timbul berbagai masalah yang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH ORGANIK MENJADI BRIKET ARANG DAN ASAP CAIR

SAMPAH SEBAGAI SUMBER DAYA

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

PERATURAN DAERAH KOTA BAU-BAU NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BAU-BAU,

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang bersih dan sehat merupakan dambaan setiap individu maupun masyarakat, karena lingkungan yang bersih dan sehat menjamin mahluk hidup yang tinggal dilingkungan tersebut tidak akan mudah terserang penyakit. Kebersihan lingkungan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh setiap individu, baik masyarakat maupun pemerintah demi tercapainya kualitas lingkungan hidup yang baik dan sehat dalam menunjang kelangsungan hidup manusia.kualitas lingkungan hidup yang sehat dan bersih harus dijaga kelestariannya agar kesejahteraan dan mutu hidup generasi mendatang lebih terjamin. Menurut Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 BAB XI Tentang Kesehatan Lingkungan Lingkungan Sehat mencakup : lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi serta tempat dan fasilitas umum, bebas dari unsur-unsur yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Banyak faktor-faktor yang menjadi penyebab suatu lingkungan dikatakan kurang sehat dan tidak bersih, salah satunya adalah sampah.sampah adalah bagian dari kehidupan sehari-hari dan merupakan sesuatu hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan setiap orang, baik individu maupun keluarga serta kehidupan

masyarakat. Tetapi kerap kali kita mendengar banyak permasalahan yang ditimbulkan sampah mulai dari proses penanganan sampah yang berasal dari masyarakat, pengangkutan, sampai pengolahan sampah. Sehingga sampah perlu ditangani secara serius, karena bila tidak sampah dapat menimbulkan masalah seperti pencemaran lingkungan, sarang penyakit, kerusakan alam yang diakibatkan oleh sampah plastik, serta menimbulkan bencana seperti banjir. Kebersihan dan keindahan lingkungan haruslah diperhatikan oleh pemerintah, dan salah satu caranya adalah mengurangi penyebab kerusakan lingkungan, contohnya sampah.secara umum masalah sampah masih dianggap sebagai masalah sederhana dan kurang mendapat perhatian padahal jika ditelusuri lebih dalam, masalah sampah tersebut memberikan dampak yang cukup besar bagi kehidupan manusia, dimana sampah dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, menimbulkan penyakit, kerusakan alam serta menimbulkan bencana. Kemajuan ilmu pengetahuan maupun teknologi telah merubah pola kehidupan manusia dari yang sebelumnya hidup tradisional kemudian menjadi hidup modern, dengan berubahnya pola kehidupan dan aktivitas masyarakat pada akhirnya ikut merubah pula terhadap volume dan komposisi produksi sampah dewasa ini. Di waktu lalu sampah padat biasanya berasal dari sumber domestik (rumah tangga), namun hari ini berasal dari sumber industri dan pasar yang makin meningkat serta sampah dewasa ini justru lebih banyak mengandung bahan-bahan plastik, bebeda dengan pola lama yang umumnya hanya bahan-bahan organik yang mudah dimusnahkan.

Banyaknya masalah-masalah yang ditimbulkan sampah seperti pencemaran lingkungan sampai kepada terjadinya bencana sehingga menjadikan sampah tersebut sebagai suatu gangguan. Kondisi tersebut memaksa pemerintah pusat maupun pemerintah daerah saat ini untuk memacu kemampuan dalam mengelola sampah dengan baik dan benar, namun sayang niat pemerintah tersebut masih jauh dari memadai bila diukur dari sistem dan metode pengelolaan sampah yang efektif, aman, sehat, ramah lingkungan, dan ekonomis. Dapat dilihat dari masih banyaknya kota-kota besar yang belum bisa menangani dan mengelola masalah persampahan-persampahan di daerahnya, contohnya yang baru-baru ini menjadi bahan pembicaraan publik karena bermasalah dalam penanganan pengelolaan sampah yaitu daerah Provinsi DKI Jakarta, dimana tidak adanya TPA yang dijadikan tempat pemrosesan akhir sampah, sehingga sampah tertumpuk di TPS dan menyebabkan gangguan-gangguan yang merugikan. Evaluasi terhadap pengelolaan sampah dibutuhkan untuk dapat memberikan masukan mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dalam pengelolaan sampah agar terlaksana pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan.hal ini menjadi semakin penting untuk direalisasikan karena adanya UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah. Menurut UU No. 18/2008 Tentang Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah [Pasal 1 ayat 5]. Pengelolaan sampah bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah sebagai sumber daya (Pasal 4).

Pada saat ini banyak kota-kota besar yang kewalahan dalam pengelolaan dan penanganan sampah, hal ini bisa disebabkan semakin bertambahnya volume sampah yang harus dikelola daerah, sedangkan kondisi tempat atau lokasi pembuangan akhir sampah sudah over capacity, serta sarana dan prasarana yang dibutuhkan masih kurang memadai, dan banyak kendala-kendala lain baik dari masyarakat maupun para pelayan publik yang mengelola kebersihan lingkungan. Perkembangan penduduk di kota Medan yang sangat pesat tidak terlepas dari pengaruh dorongan berbagai kemajuan teknologi, transportasi dan sebagainya. Pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat telah meningkatkan jumlah timbulan sampah, jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap berbagai jenis bahan pokok dan hasil teknologi serta meningkatnya usaha atau kegiatan penunjang pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga memberikan kontribusi yang besar terhadap kuantitas dan kualitas sampah yang dihasilkan.. Medan merupakan kota terbesar di wilayah Provinsi Sumatera Utara, Kota Medan tergolong salah satu kota besar di Indonesia dengan luas wilayah lebihkurang 26.510 Km 2 yang dibagi atas 21 Kecamatan serta mencakup 151 Kelurahan, dengan jumlah penduduknya mencapai sekitar 2.135.516 Jiwa tahun 2013, serta menghasilkan jumlah timbulan sampah sekitar 1.543 ton perharinya (Data BPS Kota Medan, 2013). Timbulan sampah tersebut berasal dari sampah rumah tangga, sekolah atau lembaga pendidikan, perkantoran, industri, maupun pusat perdagangan. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan dalam suatu tempat yang disebut Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sebelum diangkut oleh

petugas kebersihan untuk dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), beda halnya dengan sampah yang berserakan di jalan, parit, atau tempat-tempat umum yang membutuhkan jasa-jasa petugas kebersihan untuk menangani masalah tersebut. Berikut ini tabel Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan dari Tahun 1997-2012. Tabel 1.1 Peningkatan Volume Sampah di Kota Medan Tahun 1997-2012, Data BPS Kota Medan, 2013. Dari tabel tersebut dijelaskan bagaimana perkembangan volume timbulan sampah dari tahun ke tahun, sehingga dapat disimpulkan bahwa volume timbulan sampah akan meningkat seiring berjalannya waktu, hal ini dapat disebabkan oleh kemajuan teknologi dan ilmu pendidikan yang menunjang tingginya konsumsi masyarakat akan produk-produk yang menghasilkan sampah, baik sampah

organik, an-organik, maupun sampah industri. Sehingga dibutuhkan peran serta lembaga-lembaga pemerintah maupun non-pemerintah, serta masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga serta meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan terutama masalah sampah. Dinas Kebersihan merupakan salah satu lembaga pemerintah daerah yang bertugas untuk menangani dan mengelola masalah-masalah kebersihan lingkungan, Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan salah satu badan yang menyediakan pelayanan publik bagi masyarakat dalam meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan, salah satunya adalah menangani dan mengelola sampahsampah yang berada di sekitar lingkungan masyarakat maupun yang berasal dari masyarakat sehingga tidak menyebabkan gangguan bagi masyarakat, dan masyarakat juga harus untuk membayar retribusi yang dikenakan oleh pemerintah, sebagai bentuk kewajiban dan bantuan masyarakat dalam meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan. Salah satu lembaga pemerintah daerah Kota Medan yang memiliki tugas dan fungsi dalam menjaga kualitas lingkungan yang bersih dan sehat yaitu Dinas Kebersihan Kota Medan, dengan demikian peneliti tertarik untuk melihat bagaimana Peran dan Kinerja Dinas kebersihan Kota Medan dalam meningkatan kualitas kebersihan lingkungan daerah Kota Medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah, khususnya di Kecamatan Medan Baru.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan masalah yang dijadikan peneliti untuk memperjelas penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Baru? 2. Apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru? 3. Bagaimana kinerja Dinas Kebersihan Kota Medan dalam pengelolaan dan penanganan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru? 4. Apa saja kedala-kendala yang dihadapi Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari Penelitian ini, yaitu : 1. Mengetahui bagaimana masalah sampah di Kota Medan khususnya di Kecamatan Medan Baru, 2. Mengetahui apa saja peran dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru, 3. Mengetahui bagaimana kinerja dari Dinas Kebersihan Kota Medan dalam penanganan dan pengelolaan sampah khususnya di Kecamatan Medan Baru, serta

4. Apa saja yang menjadi kendala-kendala Dinas Kebersihan dalam pengelolaan dan penanganan sampah di kota Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini, yaitu : 1. Secara ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat melatih dan mengembangkan kemampuan peneliti dalam menulis karya ilmiah berdasarkan kajian teori-teori yang diperoleh dari proses perkuliahan. 2. Secara akademis, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang ingin melakukan penelitian berikutnya yang berhubungan dengan penelitian ini. 1.5 Kerangka Teori 1.5.1 Pelayanan Publik Menurut UU No. 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik. Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan pendududuk atas barang, jasa, atau pelayanan adminsitratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Menurut Kumorotomo (2004) pelayanan publik adalah pelayanan yang disediakan untuk publik, apakah disediakan secara umum atau disediakan secara khusus.pelayanan publik ditafsirkan sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditunjukkan untuk kepentingan masyarakat.menurut Kementrian

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/2003, pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan perundang-undangan.pada hakekatnya, pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur Negara sebagai abdi masyarakat. Menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik, adapun asas asas pelayanan publik adalah: 1. Kepentingan Umum, yaitu: Pemberian pelayanan tidak boleh mengutamakan kepentingn pribadi/golongan. 2. Kepastian Hukum, yaitu: Jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam penyelenggaraan pelayanan. 3. Kesamaan Hak, yaitu: Pemberian pelayanan tidak membedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi. 4. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, yaitu: Pemenuhan hak harus sebanding dengan kewajiban yang harus dilaksanakan, baik oleh pemberi maupun penerima pelayanan. 5. Keprofesionalan, yaitu: Pelaksana pelayanan harus memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas. 6. Partisipatif, yaitu: Peningkatan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat. 7. Persamaan perlakuan/ tidak diskriminatif, yaitu: Setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil. 8. Keterbukaan, yaitu: Setiap penerima pelayanan dapat dengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenai pelayanan yang diinginkan. 9. Akuntabilitas, yaitu: Proses penyelenggaraan pelayanan harus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. 10. Fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, yaitu: Pemberian kemudahan terhadap kelompok rentan sehingga tercipta keadilan dalam pelayanan. 11. Ketepatan waktu, yaitu: Penyelesaian setiap jenis pelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan. 12. Kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan, yaitu: Setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah, dan terjangkau.

Selain itu, Menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, pelayanan publik dikelompokkan dalam beberapa jenis yang didasarkan pada ciri-ciri dan sifat kegiatan dalam proses pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan, sebagai berikut: 1. Pelayanan Administratif, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan pencatatan, penelitian, pengambilan keputusan, dokumentasi dan kegiatan tata usaha lainnya yang secara keseluruhan menghasilkan produk akhir berupa dokumen misalnya sertifikasi, izin izin rekomendasi, keterangan tertulis, pembayaran pajak, dan lain lainnya. Contoh jenis pelayanan ini adalah pelayanan sertifikasi tanah, pelayanan IMB, pelayanan administrasi kependudukan (KTP, akta kelahiran/ kematian). 2. Pelayanan Barang, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa kegiatan penyediaan dan atau pengolahan bahan berwujud fisik termasuk distribusi dan penyampaiannya kepada konsumen langsung sebagai unit atau individual atau satu sistem. Secara keseluruhan kegiatan tersebut menghasilkan prodk akhir berwujud benda (berwujud fisik) atau yang dianggap benda yang memberikan nilai tambah secara langsung bagi penerimanya. Contoh pelayanan ini adalah pelayanan listrik, pelayanan air bersih, pelayanan telepon. 3. Pelayanan Jasa, yaitu: jenis pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan berupa penyediaan sarana dan prasarana serta penunjangnya. Pengoperasiannya berdasarkan suatu sistem pengoperasian tertentu dan

pasti. Produk akhirnya berupa jasa yang mendatangkan manfaat bagi penerimanya secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu. Contoh jenis pelayanan ini adalah angkutan darat, laut, dan udara, pelayanan kesehatan, pelayanan perbankan, pelayanan pos, dan pelayanan pemadaman kebakaran. Dinas Kebersihan merupakan lembaga atau badan yang bergerak dalam pelayanan jasa, dimana Dinas Kebersihan menyediakan jasa untuk menjaga, mengelola dan meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan masyarakat agar terciptanya masyarakat yang hidup sehat dan bersih. Dinas Kebersihan memiliki beberapa bidang tugas dalam menjalankan perannya sebagai pelayan publik di bidang lingkungan, yaitu penanganan sampah dan juga tinja. 1.5.2 Sampah Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat (Undang-Undang No.18/2008). Menurut Notoatmodjo (2003:166), sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh manusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Dari batasan ini jelas bahwa sampah adalah hasil kegiatan manusia yang dibuang karena sudah tidak berguna. Berubahnya pola kehidupan dan aktivitas masyarakat pada akhirnya ikut merubah pula terhadap volume dan komposisi produksi sampah dewasa ini, di waktu lalu sampah padat biasanya berasal dari sumber domestik (rumah tangga), namun hari ini berasal dari sumber industri/pabrik dan pasar yang makin

meningkat. Sampah dewasa ini justru lebih banyak mengandung bahan-bahan plastik, berbeda dengan pola lama yang umumnya hanya bahan-bahan organik yang mudah dimusnahkan (Riadi, 1989 : 47). Sampah bila dikelola dengan benar dan tepat maka akanberguna bagi manusia dan lingkungannya, seperti kompos, daur ulang sampah untuk digunakan kembali, dan juga menghasilkan barang dari sampah dengan kreativitas yang bernilai ekonomi. Tetapi apabila tidak ditangani dan dikelola, sampah-sampah tersebut akan menjadi gangguan dan masalah bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. 1.5.2.1 Jenis-Jenis Sampah Menurut Gelbert dkk. (1996) sampah dikelompokan berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai: a. Sampah Organik, terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,perikanan atau yang lain. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besar merupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisa tepung, sayuran, kulit buah, dan daun b. Sampah Anorganik, berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses industri. Beberapa dari bahan ini tidak terdapat di alam seperti plastik dan aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam, sedang sebagian lainnya hanya dapat diuraikan dalam waktu yang sangat lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa botol, botol plastik, tas plastik, dan kaleng. Karakter sampah dapat dikenali sebagai berikut: (1) tingkat produksi sampah, (2) komposisi dan kandungan sampah, (3) kecenderungan perubahannya dari waktu ke waktu. Karakter sampah tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat

pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran serta gaya hidup dari masyarakat. Menurut Sastrawijaya (2000), berdasarkan sumbernya sampah dapat digolongkan menjadi a. Sampah domestik misalnya sampah rumah tangga, sampah pasar, sekolah dsb, b. Sampah non domestik misalnya sampah pabrik, pertanian, perikanan, industri dan sebagainya. 1.5.2.2 Sumber-Sumber Timbulan Sampah Timbulan sampah adalah kumpulan sampah yang dihasilkan dari sumber sampah,.menurut Gelbert dkk. (1996), sumber-sumber timbulan sampah adalah sebagai berikut: a. Sampah permukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, gelas, kain, sampah kebun/halaman, dan lain-lain. b. Sampah pertanian dan perkebunan, sampah kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk. Untuk sampah bahan kimia seperti pestisida dan pupuk buatan perlu perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang c. Sampah dari sisa bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya: kayu, bambu, triplek. Sampah anorganik, misalnya: semen, pasir, spesi, batu bata, ubin, besi dan baja, kaca, dan kaleng. d. Sampah dari perdagangan dan perkantoran. Sampah yang berasal dari daerah perdagangan seperti: toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan ini terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik

termasuk sampah makanan dan restoran. Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis. e. Sampah rumah sakit merupakan sampah khusus karena sampah tersebut memerlukan penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya karena merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan (misalnya pisau bedah yang dibuang), botol infus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil, obat bius, vitamin). Semua sampah ini mungkin terkontaminasi oleh bakteri, virus dan sebagian beracun sehingga sangat berbahaya bagi manusia dan makhluk lainnya. 1.5.2. Penanganan dan Pengelolaan Sampah Penanganan dan pengelolaan sampah merupakan dua kegiatan yang berbeda, dimana untuk kegiatan penanganan sampah dimulai dari penyapuan dan pengumpulan sampah, pewadahan, serta pengangkutan sampah ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir), sedangkan pengelolaan sampah merupakan kegiatan pemrosesan akhir sampah baik itu pendaur ulangan sampah, maupun pemusnahan sampah. Untuk pengelolaan sampah sendiri merupakan kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah (Kementrian Lingkungan Hidup, 2007).Dan untuk penanganan sampah adalah tindakan-tindakan dari pengumpulaan sampah-sampah umum yang dilakukan oleh petugas atau pekerja kebersihan daerah, baik yang berasal dari lingkungan masyarakat, jalan raya, parit atau sungai, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya sehingga terkumpul pada suatu wadah tertentu. Penanganan sampah adalah pengaturan yang berhubungan dengan pengendalian timbulan sampah, penyimpanan, pengumpulan, pemindahan dan pengangkutan, pengolahan dan pembuangan sampah dengan cara yang merujuk

pada dasar-dasar yang terbaik mengenai kesehatan masyarakat, ekonomi, teknik, konservasi, estetika dan pertimbangan lingkungan yang lain dan juga tanggap terhadap perilaku massa. Pengelolaan persampahan mempunyai tujuan yang sangat mendasar yang meliputi meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan dan masyarakat, melindungi sumber daya alam, membangun dan melindungi fasilitasfasilitas sosial ekonomi dan menunjang sektor strategis. Berikut merupakan langkah-langkah umum yang biasa diterapkan oleh Dinas Kebersihan dalam penanganan sampah dari wadah penampungan awal sampah hingga berada pada tempat pembuangan akhir (TPA), yaitu : 1. Penyapuan dan pengumpulan sampah, yaitu kegiatan pemindahan sampah dari wadah sebelumnya ke tempat pembuangan sementara (TPS) berupa bak sampah yang disediakan pemerintah daerah untuk penampungan sampah masyarakat sementara. 2. Pewadahan sampah, yaitu kegiatan menampung sampah pada suatu wadah atau tempat tertentu seperti keranjang sampah, agar sampah tersebut tidak mencemari lingkungan sekitar. 3. Pengangkutan sampah, yaitu kegiatan mengangkut sampah yang ada di TPS maupun yang ada di tempat sampah warga yang bersifat sementara dengan menggunakan truk sampah untuk di diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA). 4. Pemrosesan akhir sampah, yaitu proses memusnahkan atau menyingkiran sampah dengan membakar atau mengubur sampah di tempat pembuangan akhir (TPA).

1.5.2.4 Sistem Pemusnahan/Pembuangan Akhir Sampah (Landfill) di TPA TPA merupakan tempat pembuangan akhir sampah, yang berfungsi untuk pemrosesan akhir sampah dengan tujuan untuk mengelola sampah dengan metode atau sistem yang sudah ditetapkan. Secara garis besar Prof. Dr. Ir. Karden Eddy Sontang Manik dalam bukunya Pengelolaan Lingkungan Hidup (Hal 69-71) untuk mengelola sampah atau landfill dibagi menjadi beberapa,yaitu : 1. Pembakaran (Incineration) Pengelolaan sampah dengan sistem pembakaran adalah pembuangan sampah di TPA, untuk kemudian dibakar.pembakaran sampah tidak dilakukan di tempat terbuka, tetapi di tempat tertutup dengan mesin dan peralatan yang khusus dirancang untuk pembakaran sampah. Sistem ini memang lebih praktis, tetapi memerlukan dana besar untuk pembangunan, operasional, dan pemeliharaan mesin dan peralatan lain. Walaupun biayanya cukup tinggi, tetapi cara ini cocok untuk kota-kota besar karena sistem pembakaran tidak memerlukan lahan yang luas, sistem ini tidak menggangu lingkungan, seperti sumber bau, tetapi dapat mengakibatkan meningkatkan pencemaran udara berupa buangan asap dari mesin pembakar. 2. Open Dumping (Penumpukan terbuka) Open Dumping (Penumpukan terbuka) adalah sistem pembuangan sampah dengan penumpukan diatas tanah terbuka. Dengan cara ini, TPA memerlukan tanah yang luas dan sampah ditumpuk begitu saja, tanpa adanya perlakuan. Sistem Dumping memang dapat menekan biaya, tetapi

sudah jarang dilakukan karena masyarakat sekitarnya sangat terganggu. Cara ini berpengaruh buruk terhadap lingkungan, berupa sumber penyakit, tempat binatang bersarang, sampah berserakan terbawa aliran permukaan atau masuk ke perairan umum, dan menimbulkan bau. 3. Controlled/Sanitary Landfill (Penimbunan Berlapis) Sanitary Landfill adalah metode pembuangan sampah di TPA yang diikuti dengan penimbunan sampah dengan tanah.sampah ditimbun secara berlapis sehingga tidak ada sampah yang terlihat di permukaan tanah. Keuntungan dari sistem ini, antara lain sampah tidak berserakan, tidak menimbulkan bau, tidak menjadi sumber penyakit. 1.6 Definisi Konsep Menurut Singarimbun (1989) konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan pemikirinnya dengan menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan Siagian (2011) menjelaskan bahwa definisi konsep adalah pengertian yang terbatas dari suatu konsep yang dianut dalam suatu penelitian, Oleh karena itu, konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Peranan merupakan segala perbuatan dari seseorang atau suatu badan/lembaga yang mengacu pada suatu tugas atau tanggung jawab tertentu. Sedangkan kinerja merupakan perbandingan antara pencapaian hasil kerja dengan standar kerja yang telah ditentukan. 2. Pelayanan publik merupakan suatu pelayanan bagi masyarakat sebagai tanggung jawab pemerintah atas kegiatan yang ditunjukkan untuk kepentingan masyarakat. 3. DinasKebersihan merupakan suatu badan yang dibentuk oleh pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang memiliki tugas untuk mengelola, menjaga, dan meningkatkan kualitas kebersihan lingkungan. Dinas Kebersihan Kota Medan merupakan badan yang bertanggungjawab untuk menjaga dan mengelola kualitas lingkungan daerah Kota Medan. 4. Pengelolaan Sampah adalah kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. penanganan sampah adalah tindakan-tindakan dari pengumpulaan sampah-sampah umum yang dilakukan oleh petugas atau pekerja kebersihan daerah, baik yang berasal dari lingkungan, jalan raya, parit atau sungai, pasar, dan tempat-tempat umum lainnya sehingga terkumpul pada suatu wadah tertentu.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan penelitian yang diterapkan oleh peneliti adalah: BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep dan sistematika penulisan. BAB II METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini menguraikan gambaran umum mengenai daerah penelitian BAB IV PENYAJIAN DATA Bab ini menyajikan hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan. BAB V PENUTUP Bab ini menguraikan kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak terkait, serta merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi ini.