I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber daya alam merupakan bagian penting bagi kehidupan dan. keberlanjutan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Elektroda tempat terjadi reaksi reduksi disebut katoda sedangkan tempat

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Studi Efektifitas pada Penurunan Kadmium (Cd) terhadap Seng (Zn) dan Tembaga (Cu) dengan Metode Elektrolisis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

FILTER AIR DENGAN METODE ELEKTROLISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ratna Agustiningsih, 2014

penanganan limbah, yaitu dengan menampung limbah laboratorium tersebut,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

I. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan zat kehidupan tidak satupun makhluk hidup di kehidupan ini

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR INTISARI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 2006), menjadi peluang besar bagi industri ini dalam pemanfaatan limbah untuk

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, air juga dibutuhkan. keberlangsungan kehidupan makhluk hidup.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengaruh Variasi Tegangan pada Pengolahan Limbah Cair Laundry Menggunakan Proses Elektrolisis

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gambar 3. Penampakan Limbah Sisa Analis is COD

telah melakukan pengujian untuk mengetahui konsentrasi bahan-bahan kimia yang

APLIKASI METODE ELEKTROKOAGULASI DALAM PENGOLAHAN LIMBAH COOLANT. Arie Anggraeny, Sutanto, Husain Nashrianto

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penampilannya atau lebih tahan tehadap korosi dan keausan. Dampak negatif dari

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini di lakukan di Laboratorium Penelitian Prodi Kimia UII.

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyaknya industri-industri yang berkembang, baik dalam skala besar

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batik merupakan suatu seni dan cara menghias kain dengan penutup

KIMIA ELEKTROLISIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang perindustrian. Penggunaan logam krombiasanya terdapat pada industri

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR II Elektrolisis Disusun Oleh:

ADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Hampir semua aktivitas manusia memerlukan air, seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan di beberapa negara seperti di Indonesia telah

tidak bernilai ekonomi adalah limbah. Limbah yang dihasilkan ada dua macam yaitu limbah padat dan limbah cair. Sarana laboratorium di SMK Santo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

BAB I PENDAHULUAN. mengaplikasikan sifat-sifat alami proses naturalisasi limbah (self purification).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari

BAB I PENDA HULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan industri (Singh, 2001). Hal ini juga menyebabkan limbah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

MODUL SEL ELEKTROLISIS

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

et al., 2005). Menurut Wan Ngah et al (2005), sambung silang menggunakan glutaraldehida, epiklorohidrin, etilen glikol diglisidil eter, atau agen

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Recovery logam dengan elektrolisis

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Beberapa waktu yang lalu kita mendengar berita dari koran ataupun

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

BAB I PENDAHULUAN. dan mengancam pemukiman dan lingkungan, sehingga pemerintah membuat

Sulistyani, M.Si.

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya berasal dari air, tanah dan udara. Salah satu faktor pencemaran tersebut disebabkan oleh limbah yang berasal dari industri, domestik, pertanian, laboratorium dan lain sebagainya. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ar-Ruum, 30:41, Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Ayat tersebut menerangkan bahwa kerusakan yang terjadi di muka bumi ini diakibatkan oleh manusia itu sendiri. Dimana manusia tidak bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya, sehingga menyebabkan kerusakan dan menimbulkan bahaya bagi manusia itu sendiri. Zat buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi industri maupun rumah tangga, yang kehadirannya tidak dikehendaki karena tidak memiliki nilai ekonomis disebut limbah. Limbah tersebut dapat mengandung logam berat yang dapat mengkontaminasi dan berpotensi merusak sumber-sumber air tawar seperti bendungan, danau, sungai dan sumur [1]. Selain itu, logam berat juga merupakan suatu polutan konservatif yang tidak dapat didegradasi oleh bakteri maupun reaksi lainnya [2]. Laboratorium merupakan salah satu penghasil air limbah dengan kandungan bahan-bahan berbahaya yang cukup tinggi, sehingga diperlukan suatu pengolahan sebelum dibuang ke badan air penerima agar tidak mencemari lingkungan. Saat ini sebagian besar air limbah laboratorium khususnya yang berada di perguruan tinggi di Indonesia tidak diolah dengan baik karena permasalahan teknologi dan biaya. Dari sisi jumlah, limbah cair yang dihasilkan oleh suatu laboratorium umumnya memang relatif sedikit, akan tetapi limbah cair ini tercemar berat oleh berbagai jenis bahan kimia toksik. Secara kolektif dan dalam kurun waktu yang lama dapat berdampak nyata pada lingkungan apabila tidak dikelola secara memadai. 1

Jurusan Kimia Univeristas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki permasalahan dengan adanya limbah cair laboratorium. Jurusan Kimia tersebut memiliki 5 laboratorium dan dari data hasil survei limbah, air limbah Laboratorium Kimia tersebut memiliki karakteristik yang sangat kompleks yang terdiri dari beberapa bahan logam dan non logam. Limbah laboratorium tersebut dikelompokkan menjadi kation dan anion, diantaranya ada beberapa ion yang dominan dan berbahaya adalah Cr 6+, Cd 2+, Zn 2+, Hg +, Fe 2+, Cu 2+, Mn 2+, NH4 +, NO3 -, PO4 3- dan SO4 2-. Salah satu logam yang sering dihasilkan dalam limbah yaitu logam tembaga (Cu 2+ ). Tembaga banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari karena memiliki berbagai manfaat. Namun selain itu, tembaga juga memiliki berbagai bahaya, baik bahaya bagi manusia maupun bagi lingkungan. Tembaga memiliki efek racun bagi manusia, biasanya akan terjadi kerusakan pada selaput lendir di hidung. Selain itu, tembaga bisa mengendap di paru-paru dan bersifat korosif yang dapat menyebabkan kanker dan kerusakan pada paru-paru. Berbagai penelitian telah banyak dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang berasal dari limbah laboratorium tersebut. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi cemaran limbah laboratorium tersebut yaitu dengan menurunkan kadar logam berat yang terdapat dalam limbah dengan menggunakan metode elektrokoagulasi yang melibatkan peristiwa elektrolisis, yaitu peristiwa dimana energi listrik dengan arus searah digunakan untuk menginduksi reaksi redoks yang tidak spontan sehingga terjadi dekomposisi material elektroda (anoda) dan elektrolit [3]. Selain itu, berbagai peraturan yang membatasi keberadaan tembaga di lingkungan telah dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang, seperti Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, konsentrasi tembaga yang diperbolehkan yaitu 10,0 mg/l [4]. Kemudian jenis logam berat yang tergolong memiliki tingkat toksisitas tinggi antara lain adalah Hg, Cd, Cu, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn, dan Mn. Berdasarkan Peraturan tersebut disebutkan bahwa unsur-unsur di atas merupakan senyawa yang tergolong Bahan Berbahaya dan Beracun [5]. 2

Dalam penelusuran pustaka yang dilakukan diketahui bahwa penelitianpenelitian yang berhubungan dengan pengolahan limbah laboratorium sudah banyak dilakukan. Penelitian sebelumnya hanya meninjau penurunan Chemical Oxygen Demand (COD) dalam limbah cair laboratorium menggunakan filter karbon aktif arang tempurung kelapa [6]. Selain itu, telah dilakukan pengolahan limbah laboratorium dengan metode presipitasi dan adsorpsi. Pada penelitian tersebut diketahui bahwa logam berat Hg, Cr, Cu dan Ag dapat diturunkan, tetapi konsentrasi logam Hg, Cr, Cu dan Ag tersebut terlarut dalam filtrat presipitasi sehingga konsentrasinya masih relatif tinggi [7]. Pada penelitian ini diharapkan pengolahan limbah laboratorium dengan menggunakan metode elektrokoagulasi dapat menurunkan kadar logam tembaga (Cu) sehingga limbah hasil pengolahan tersebut sesuai dengan standar baku mutu limbah cair. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang perlu dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kondisi optimum pada metode elektrokoagulasi untuk menurunkan kadar tembaga (Cu) pada limbah cair laboratorium? dan 2. Apakah penurunan kadar tembaga (Cu) dari hasil pengolahan limbah cair laboratorium menggunakan metode elektrokoagulasi dapat memenuhi standar baku mutu limbah cair (Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun)? 1.3 Batasan Masalah Untuk meneliti permasalahan yang telah dirumuskan, penelitian ini akan dibatasi pada beberapa masalah berikut: 1. Pengujian yang dilakukan adalah penentuan kondisi optimum penurunan kadar logam tembaga (Cu) pada limbah cair praktikum kimia dasar di laboratorium kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 2. Kondisi optimum yang akan ditentukan meliputi pengujian penurunan kadar tembaga (Cu) dengan variasi rapat arus, jarak antar elektroda, variasi waktu kontak dan variasi volume elektrolit. 3

3. Sampel yang akan digunakan adalah limbah cair praktikum Kimia Dasar di laboratorium kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung. 4. Elektroda yang digunakan yaitu plat alumunium dengan panjang 7,6 cm dan lebar 4 cm. 5. Larutan elektrolit yang digunakan yaitu larutan NaCl 1%. 6. Pengujian kondisi optimum penurunan kadar tembaga akan dilakukan dengan menggunakan sistem reaktor batch. 7. Penurunan kadar tembaga akan dilakukan menggunakan instrumen Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang diajukan, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi optimum pada metode elektrokoagulasi dalam menurunkan kadar tembaga (Cu) pada limbah cair laboratorium, dan 2. Untuk mengetahui penurunan kadar tembaga (Cu) dari hasil pengolahan limbah cair laboratorium menggunakan metode elektrokoagulasi agar memenuhi standar baku mutu limbah cair (Peraturan Pemerintah No 85 Tahun 1999, tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun). 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan informasi untuk pendidikan, masalah lingkungan, dan bidang lainnya yang memiliki kaitan keperluan dengan studi optimasi penurunan kadar tembaga (Cu) pada limbah cair laboratorium. Selain itu juga, agar dapat digunakan sebagai metode alternatif pengolahan limbah cair di laboratorium menggunakan metode elektrokoagulasi. 4

5