BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pada era yang modern seperti sekarang ini perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan baik individu maupun

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. penggerak dan penentu jalannya suatu organisasi. Dari sudut pandang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan maupun kebudayaan menuntut setiap individu untuk mempunyai daya. pendidikan, pekerjaan maupun kebudayaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN. agar memilki sikap dan perilaku yang berintikan pengabdian, kejujuran, tanggung

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global. Contohnya pada era ini masyarakat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. manusia merupakan faktor sentral serta memiliki peranan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. sedang menghadapi era globalisasi, dimana persaingan antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi zaman modern sekarang ini segala aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang merupakan faktor determinan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. dan tujuan tertentu. Aktivitas di dalam instansi pemerintahan selalu diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang optimal serta mempertahankan hidup usahanya yang dijalankan

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, untuk

BAB I PENDAHULUAN. Terkait dengan penilaian kinerja, dalam pasal 75 UU ASN disebutkan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. berjalansecara berkesinambungan, maka sangat dibutuhkan karyawan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan. Secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

SASARAN KERJA DAN PERILAKU KERJA PNS

BAB 1 : PENDAHULUAN. terarah, terpadu, dan berjenjang, mulai dari pusat sampai tingkat paling bawah.

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. 1945, negara dan pemerintah, menyelenggarakan tugas pemerintahan dan. strategis dalam mengemban tugas pemerintahan dan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia saat ini semakin maju dan modern, banyak. teknologi canggih yang berhasil diciptakan demi memudahkan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. cabang Purbaleunyi adalah Badan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif yang dapat menunjukan kelebihan atau keunggulan yang ada pada

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu organisasi. Dalam setiap perusahan maupun dalam sebuah instansi pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Instansi Pemerintah adalah organisasi yang merupakan kumpulan orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sasaran seseorang, organisasi dan masyarakat (Flippo, 1995). mengandung banyak unsur dan memiliki dampak yang cukup panjang bagi

2015 HUBUNGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Memasukin era globalisasi merupakan suatu tahap yang harus dilalui oleh

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dalam pemerintahan sangat menentukan berhasil tidaknya tercapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2015 PENGARUH GAJI TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA GURU HONORER SMK BINA WARGA BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Yayasan Darul Hikam yang didirikan pada tahun 1943 oleh. KHE.Hasbullah Hafidzi merupakan penyelenggara kegiatan sekolah mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. berbagai faktor produksi dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang dikenal

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. manusialah yang menjalankan fungsi-fungsi manajemen yaitu POAC ( Planning,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

ANALISIS GAMBARAN TUPOKSI SKPD INSPEKTORAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. oleh perusahaan dapat terwujud. Suatu perusahaan dapat maju ataupun hancur

BAB I PENDAHULUAN. mampu beroperasi dengan baik tanpa bantuan manusia. kegiatannya membutuhkan pegawai yang ahli pada bidangnya.

BAB I PENDAHULUAN. PT. Galamedia Bandung Perkasa (Grup Pikiran Rakyat) didirikan di

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuannya untuk bereaksi secara sukarela dan positif terhadap sasaransasaran

BAB I PENDAHULUAN. memberi petunjuk bahwa hal-hal terpenting diperhatikan dalam pemeliharaan

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini kita berada pada abad ke 21, tantangan yang kita hadapi

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Dimana dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. misi dan tujuan yang telah ditetapkan.secanggih apapun peralatan dan perangkat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk membantu mewujudkan tujuan organisasi itu sendiri. Siswanto

BAB I PENDAHULUAN. publik kepada masyarakat secara profesional dan akuntabel. Menurut

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH KOTA BANJARBARU

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lain seperti modal, investasi dan teknologi. Sebab sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan salah satu pilar penyangga utama instansi untuk menggerakan roda suatu organisasi dalam usaha mewujudkan misi dan visi instansi. Sumber daya manusia pada suatu organisasi perlu dikelola secara professional agar terwujudnya keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi. Keseimbangan tersebut merupakan kunci utama organisasi agar dapat berkembang secara produktif dan wajar sesuai dengan Peraturan Kementrian ESDM No. 18. Penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur Negara khususnya Pegawai Negeri. Karena itu, dalam rangka mencapai tujuan pembangunan Nasional yakni mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern, demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi, diperlukan Pegawai Negeri yang merupakan unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat yang harus menyelenggarakan pelayanan secara adil dan merata kepada masyarakat 1

2 dengan dilandasi kesetiaan, dan ketaatan kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dalam GBHN Tahun 1999-2004 : Perwujudan Aparatur Negara yang berfungsi melayani, profesional, berdaya guna, produktif, transparan, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Melihat kebijakan seperti itu, kehadiran pegawai menjadi sangat penting, Karena pegawai merupakan ujung tombak sebagai aparatur Negara yang bertugas untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil, dan merata dalam penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan, dan pembangunan. PNS (Pegawai Negeri Sipil) merupakan salah satu unsur aparatur yang mempunyai peranan strategis dalam penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional. Dengan demikian PNS sebagai penyelenggara tugas dan fungsi pemerintahan perlu secara terus menerus meningkatkan kompetensinya sehingga prestasi kerjanya pun optimal. Semakin meningkatnya segala aktivitas di instansi dan semakin majunya perkembangan teknologi secara terus menerus akan membawa akibat kepada semakin kompleksnya masalah yang akan dihadapi oleh instansi terutama di dalam mencapai tujuan. Dalam rangka menghadapi era globalisasi saat ini dan dalam kondisi masyarakat sekarang, sering kali ditemukan beberapa masalah yang menyebabkan banyaknya perusahaan mengalami kegagalan, baik yang disebabkan oleh penilaian prestasi kerja pegawai maupun kepuasan kerja. Semua akan menunjukan

3 sejauh mana karyawan bergairah dalam melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dalam perusahaan. Prestasi kerja pegawai dapat dilihat dari penekanannya pada pengukuran tingkat capaian sasaran kerja pegawai atau tingkat capaian hasil kerja (output) yang direncanakan dan disepakati antara pejabat penilaian dan PNS yang dinilai sebagai kontrak prestasi kerja. Obyektivitas penilaian prestasi kerja PNS diperlukan parameter penilaian sebagai ukuran dan standar penilaian hasil kerja dari tingkat capaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Peranan sumber daya manusia dalam perusahaan sangat penting demi terciptanya kelangsungan prestasi kerja perusahaan. Faktor prestasi kerja harus diketahui oleh para pemimpin atau manajer perusahaan karena penting artinya bagi keberhasilan suatu perusahaan itu sendiri. Dikatakan penting bagi keberhasilan suatu perusahaan karena prestasi kerja dapat mempengaruhi produktivitas dan potensi kerja pegawai. Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai lembaga pemerintah yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 untuk menyelenggarakan pemilihan umum secara nasional dan lokal diamanatkan untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) Kementrian atau Lembaga sebagai acuan tahunannya, dengan tetap berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). KPU Provinsi Jawa Barat sebagai satuan kerja (Satker) dari KPU tidak lepas dari ketentuan untuk menyusun Renstra Satker. Berbagai tantangan dan permasalahan baik yang datang dari internal maupun eksternal lembaga timbul seiring dengan perubahan dinamika kehidupan politik, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Jawaban strategis dari berbagai tantangan dan permasalahan tersebut adalah melalui sebuah perencanaan strategis

4 lembaga yang mampu memetakan potensi dan permasalahan yang ada untuk kemudian melihat perubahan lingkungan strategis lembaga dan akhirnya menetapkan apa yang hendak dicapai oleh lembaga dalam kurun waktu 5 tahun. Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Barat atau yang lebih dikenal oleh masyarakat sebagai KPU JABAR kantor cabang instansi pemerintah bergerak di bidang pemilihan umum atau biasa disebut sebagai pemilu yang terletak di Jl.Garut No.11 Bandung (40559). KPU Jabar bertugas mengelola hasil pemungutan suara yang dilakukan oleh masyarakat sekitar daerah pemilihan umum atau pemilu tersebut sesuai dengan jabatan yang diinginkan oleh para calon legislatif atau biasa yang disebut dengan caleg. Salah satunya yaitu Pemilihan Kepala Daerah secara langsung atau sering disebut dengan Pilkada. Pilkada merupakan penjabaran ketentuan dalam Undang- Undang Dasar 1945 hasil amandemen keempat yang menyatakan bahwa Gubernur, Walikota dan Bupati masing-masing adalah sebagai kepala pemerintah daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten dipilih secara demokratis. Cara Demokratis itu diterjemahkan dengan pemberian ruang gerak kepada rakyat pemilih untuk menjadi penentu kandidat yang bakal memimpin daerahnya, dan kepala daerah harus dipilih secara langsung. Prestasi kerja di KPU Provinsi Jawa Barat sangat penting, karena prestasi yang diraih oleh pegawai sangat dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sehingga pimpinan dapat mengetahui sejauh mana perkembangan prestasi kerja yang dilakukan oleh pegawai pada

5 khususnya dan pada organisasi umumnya, selain itu prestasi kerja juga sangat penting bagi pegawai untuk jenjang karir kedepannya. Berikut merupakan salah satu penilaian capaian prestasi kerja pegawai KPU Provinsi Jawa Barat : Tabel 1.1 Penilaian Capaian Sasaran Kerja PNS (Jan 2015-Des 2015) No Kegiatan Tugas Target Realisasi Peng Nilai Tambahan Kuant/ Kual/ Wkt Kuant/ Kual/ Wkt hitun Capaian Outp Mutu Outp Mutu gan SKP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Menyiapkan bahan2 peserta pemilu 1 dok 100 12bln 1 dok 75 12bln 245 80,00 2 Mengolah bahan2 admn keuangan 3 Menghimpun dan mempelajari peraturan UU 4 Mengintervasi dan mengkaji masalah pemilu 5 Menghimpun dan menjilid bahan pemilu 6 Mengolah dan mencatat surat masuk dan keluar 2 dok 100 12bln 1 dok 72 12bln 235 79,00 1 dok 100 12bln 1 dok 80 12bln 256 85,33 5 dok 100 12bln 2 dok 68 12bln 225 75,50 12 dok 100 12bln 9 dok 80 12bln 231 77,00 12 dok 100 12bln 6 dok 80 12bln 206 68,67 Nilai Capaian SKP 77,58 Sumber : Data Sekunder KPU Provinsi Jawa Barat Keterangan : a. 91 ke atas : sangat baik b. 76 90 : baik c. 61 75 : cukup d. 51 60 : kurang e. 50 kebawah : buruk Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan bahwa hasil dari penilaian capaian sasaran kerja salah satu pegawai KPU Provinsi Jawa Barat di bidang Sumber Daya Manusia tahun 2015 dilihat dari gambar tersebut menunjukan bahwa nilai capaian SKP terhitung 77,58 tetapi pegawai masih belum dapat memberikan hasil

6 yang maksimal dan pegawai juga menyelesaikan pekerjaan tidak tepat pada waktunya dapat dilihat dari tabel 1.1 bahwa target yang harus dicapai seharusnya 100, sedangkan yang terealisasi 75. Pegawai telah melakukan kegiatan ataupun tugas hampir mencapai target yang telah ditentukan. Berikut ini tabel 1.2 penilaian catatan perilaku PNS salah satu pegawai di Bidang Sumber Daya Manusia : Tabel 1.2 Penilaian Catatan Perilaku PNS di KPU Provinsi Jawa Barat No. Uraian 2014 2015 Angka Angka 1. Orientasi Pelayanan 79,00 77,00 2. Integritas 79,00 77,00 3. Komitmen 79,00 77,00 4. Disiplin 78,60 76,00 5. Kerjasama 78,40 76,00 6. Kepemimpinan 82,00 78,00 Jumlah 476 461 Nilai rata-rata 79,33 76,83 Sumber : Data Sekunder KPU Provinsi Jawa Barat Penilaian SKP sampai dengan akhir Desember 2015 adalah 76,83 sedangkan penilaian perilaku kerja tahun 2015 menghasilkan rata-rata 76,83 yang dimana mengalami penurunan dari tahun 2014 dengan rata-rata 79,33. Dengan adanya penurunan nilai prestasi kerja ini pegawai harus lebih meningkatkan kembali SKP sesuai target yang sudah ditentukan dan memperbaiki perilaku sehingga dapat mengalami kenaikan yang lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Banyak faktor yang bisa meningkatkan prestasi kerja, pada saat dilakukan wawancara dan survei pendahuluan responden ditanyakan tentang 8 variabel yang mungkin bisa meningkatkan prestasi kerja. Berikut ini survei pendahuluan yang

7 paling penting atau sangat penting terhadap prestasi kerja pegawai yang disebarkan kepada 20 pegawai KPU Provinsi Jawa Barat di halaman berikutnya : Tabel 1.3 Hasil Survei Pendahuluan Variabel yang dapat Meningkatkan Prestasi Kerja No. Variabel SP (5) P (4) KP (3) TP (2) JML F N F N F N F N Skor 1. Disiplin Kerja 3 15 54 216 1 3 2 4 238 2. Penilaian Prestasi Kerja 6 30 53 212 1 3 0 0 245 3. Budaya Organisasi 2 10 52 208 6 18 0 0 236 4. Kompetensi 2 10 53 212 4 12 1 2 236 5. Motivasi 3 15 49 196 7 21 1 2 234 6. Pelatihan Kerja 1 5 53 212 5 15 1 2 234 7. Lingkungan Kerja 4 20 52 208 3 9 1 2 239 8. Kepuasan Kerja 4 20 52 208 3 9 1 2 239 Sumber : Hasil kuesioner yang telah dihitung (diolah 2016) Berdasarkan tabel 1.3 dapat dilihat bahwa variabel yang menurut responden paling penting atau sangat penting adalah penilaian prestasi kerja dan kepuasan kerja, yang dimana menurut 6 responden mengatakan bahwa penilaian prestasi kerja sangat penting dan menurut 4 responden mengatakan bahwa kepuasan kerja sangat penting. Sehingga penulis memilih untuk menggali lebih dalam lagi tentang apa yang menjadi permasalahan penting di variabel tersebut. Penilaian prestasi kerja menurut Mangkunegara (2013:69) adalah suatu proses penilaian prestasi kerja yang dilakukan pemimpin perusahaan secara sistematik berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Pemimpin perusahaan yang menilai prestasi kerja pegawai yaitu atasan pegawai langsung dan atasan tidak langsung. Disamping itu, kepala bagian personalia berhak pula memberikan penilaian prestasi terhadap semua pegawainya sesuai dengan data yang ada di bagian personalia. Pada Peraturan Pemerintahan No. 46 Tahun 2011 pasal 3 tentang penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil, Penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu

8 proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja pegawai. Sasaran kerja pegawai selanjutnya disingkat SKP, yang merupakan rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh seorang pegawai. Dengan dilakukannya penilaian prestasi kerja kepada pegawai instansi dapat mengetahui apa yang meningkat serta apa yang menurun dari seorang pegawai. Nantinya dari penilaian prestasi kerja instansi akan memberikan tindakan yang sesuai dengan hasil penilaian prestasi kerja tersebut, baik berupa penghargaan atau pelatihan. Penilaian prestasi kerja itu sendiri tentu harus dilaksanakan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang sudah ditentukan oleh instansi tanpa keluar dari PP No 46 tahun 2011. Ketentuan-ketentuan itu dapat berupa keadilan, dapat dipercaya, tidak membeda-bedakan antar pegawai satu dengan yang lain dan ketentuanketentuan lainnya. Peran penilai ini harus berdasarkan dengan apa yang telah dilakukan oleh pegawai dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, bukan karena salah satu pegawai yang menjadi saudara kandungnya sehingga penilai memberikan nilai yang bagus. Agar tidak ada pegawai yang merasa dirugikan oleh hasil dari penilaian prestasi kerja tersebut, diperlukanlah seorang penilai yang jujur ketika melakukan penilaian prestasi kerja dan penilai juga harus berdasarkan apa yang dikerjakan oleh pegawai bukan karena melihat hubungan baik atau tidaknya antara penilai maupun yang dinilai. Di halaman berikutnya merupakan survei pendahuluan tentang penilaian prestasi kerja :

9 Tabel 1.4 Hasil Kuesioner Survei Pendahuluan Penilaian Prestasi Kerja di KPU Provinsi Jawa Barat No. Dimensi SS (5) S (4) KS (3) TS(2) STS(1) Total Rata2 F N F N F N F N F N Skor 1. Adil 10 50 45 180 4 1 2 2 0 2 244 4,06 2. Objektif 2 10 12 48 4 1 2 2 1 0 73 3,65 3. Transparan 2 10 14 56 1 3 6 6 0 0 75 3,75 4. Konsisten 2 10 15 60 2 6 2 2 0 1 76 3,8 5. Sensitif 2 10 15 60 1 3 0 0 2 0 75 3,75 108,6 3.802 F = Frekuensi Jumlah Responden = 20 N = Jumlah Responden x Jumlah pernyataan Rata-rata Skor = Jumlah Skor : (Jumlah Responden x Jumlah Pernyataan) Sumber : Hasil kuesioner yang telah dihitung (diolah 2016) Berdasarkan tabel 1.4 yang menunjukan tanggapan pegawai mengenai penilaian prestasi kerja di KPU Provinsi Jawa Barat, responden masih memilih tidak sesuai dan sangat tidak sesuai dengan skor 3,65 di dimensi Objektif, ini membuktikan bahwa penilaian prestasi kerja terdapat adanya masalah. Berdasarkan hasil dari wawancara kepada beberapa pegawai di bidang sumber daya manusia mengenai hal terkait tersebut, bahwa pimpinan menilai tidak berdasarkan dengan fakta jadi pegawai berpendapat bahwa penilaian seperti mengada-ada dan tidak melihat masa lalu. Serta pegawai mengira jika penilai memiliki simpati yang lebih tinggi kepada pegawai senior, penilai selalu memberikan nilai yang baik dan tinggi kepada pegawai senior atau yang sudah tua meskipun dalam bekerja pegawai tersebut terbilang biasa-biasa saja. Sebaliknya kepada pegawai yang junior atau yang muda, penilai jarang memberikan nilai yang tinggi meskipun pegawai tersebut sehari-harinya bekerja sangat giat dan bagus. Sehingga penilaian prestasi kerja yang diharapkan sangat tidak sesuai dengan pekerjaan yang telah dibebankan kepada dirinya, akibatnya beberapa pegawai terkadang meragukan hasil dari penilaian tersebut.

10 Kepuasan kerja menurut Mangkunegara (2009:117) adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dapat dinikmati baik dalam pekerjaan, luar pekerjaan dan kombinasi dalam luar pekerjaan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini nampak pada sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Ketika tingkat kepuasan kerja yang diperoleh meningkat, sehingga nantinya keinginan perusahaan untuk mewujudkan tujuannya dapat tercapai. Pegawai yang puas lebih menyukai situasi kerjanya daripada titik tidak menyukainya, dan pegawai terkadang kepuasan kerjanya tidak terpenuhi mulai dari pemenuhan kebutuhan, perbedaan, pencapaian nilai, keadilan, dan komponen genetik. Menurut Cindi (2015) Salah satu upaya instansi dalam mempertahankan prestasi kerja pegawainya adalah dengan cara memperhatikan kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya. Apa yang dibutuhkan oleh pegawai dan apa yang diinginkan oleh para pegawai adalah salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam instansi. Ketika kebutuhan dan keinginan pegawai terpenuhi, hal tersebut akan membuat pegawai puas akan pekerjaannya. Jika kepuasan pegawai terhadap pekerjaannya bagus, maka pegawai tersebut akan mencintai pekerjaannya dan selalu melakukan yang terbaik untuk pekerjaannya tersebut. Menurut Keith Devis dalam buku Mangkunegara (2013:117) ada beberapa aspek-aspek yang perlu

11 diperhatikan berkaitan dengan kepuasan kerja adalah turnover, absensi (tingkat kehadiran), umur, tingkat pekerjaan, dan ukuran organisasi. Berikut Tabel 1.5 merupakan survei pendahuluan tentang indikatorindikator yang dapat meningkatkan kepuasan kerja : Tabel 1.5 Hasil Kuesioner Survei Pendahuluan Kepuasan Kerja di KPU Provinsi Jawa Barat No Dimensi SS (5) S (4) KS (3) TS (2) Total Rata2 F N F N F N F N Skor 1. Pekerjaan itu sendiri 1 5 17 68 2 6 0 0 79 3,95 2. Gaji 7 35 6 24 2 6 5 10 75 3,75 3. Promosi 1 5 14 56 4 12 1 2 75 3,75 4. Supervisi 2 10 8 32 2 6 6 12 62 3,1 5. Rekan Kerja 5 25 14 56 1 3 0 0 84 4,2 6. Kondisi Kerja 2 10 17 68 1 3 0 0 81 4,05 76 22,8 F = Frekuensi Jumlah Responden = 20 N = Jumlah Responden x Jumlah Pernyataan Rata-rata Skor = Jumlah Skor : (Jumlah Responden x Jumlah Pernyataan) Sumber : Hasil kuesioner yang telah dihitung (diolah 2016) Berdasarkan tabel 1.5 yang menunjukan tanggapan pegawai mengenai kepuasan kerja di KPU Provinsi Jawa Barat, dapat diketahui jika yang menjadi permasalahan mengenai kepuasan kerja terdapat pada dimensi supervisi, dapat dilihat dari Rata-rata skor dengan nilai terendah 3,1. Sedangkan dimensi-dimensi yang lain Rata-rata skornya lebih dari 3,75, ini menunjukan bahwa dimensi supervisi masih harus diperhatikan oleh pimpinan. Hasil rekapitulasi absensi (tingkat kehadiran) yang berjumlah seluruhnya 42 orang pegawai di KPU Provinsi Jawa Barat dapat dilihat pada tabel 1.6 di halaman berikutnya :

12 Tabel 1.6 Rekapitulasi Absensi Pegawai Di KPU Provinsi Jawa Barat Bulan Sakit Tanpa Keterangan Januari 5 2 Februari 1 0 Maret 0 0 April 0 1 Mei 2 0 Juni 2 0 Juli 4 2 Agustus 5 15 September 6 5 Oktober 4 0 November 10 10 Desember 15 4 Sumber : Data sekunder KPU Provinsi Jawa Barat Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat bahwa tingkat ketidakhadiran pegawai KPU Provinsi Jawa Barat terbilang cukup tinggi. Terlihat adanya peningkatan ketidakhadiran tanpa keterangan pada bulan Agustus dan November yang berarti ada beberapa pegawai yang tidak masuk lebih dari satu hari tanpa memberi keterangan apapun kepada pihak instansi. Jika dilihat tingkat ketidakhadiran pegawai KPU Provinsi Jawa Barat yang terbilang tinggi maka tingkat kepuasan pegawai terbilang rendah. Pernyataan tersebut yang seperti diungkapkan oleh Mangkunegara (2013:118) bahwa pegawai yang kurang puas (terhadap pekerjaannya) cenderung absensi (tingkat kehadirannya) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak logis dan subjektif. Setiap orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempat bekerja, pada dasarnya kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual karena setiap individu akan memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-

13 beda sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam diri setiap individu. Semakin banyak aspek dalam pekerjaan yang sesuai dengan keinginan individu, maka akan semakin banyak juga tugas atau pekerjaan yang dapat diselesaikan. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pegawai yang ada di bagian keuangan dan hasil yang didapat penulis mengenai kepuasan kerja yaitu karena kurangnya perhatian secara personal pada pegawainya, dalam hubungannya dengan kesejahteraan pegawai dan kurangnya interaksi dengan atasan. Pegawai merasa jika atasannya kurang memberikan respon positif dan pengakuan atau pujian terhadap hasil kerja pegawainya dan dirasa terlalu cuek serta kurang rasa kepercayaan terhadap bawahannya. Ketika pegawai melakukan hal yang baik dan bagus dalam pekerjaannya, tidak adanya bentuk komentar positif ataupun pujian yang diutarakan oleh atasan. Bahkan, jika pegawai mendapatkan prestasi kerja yang baik atasan sama sekali tidak memberikan respon apapun mengenai hal tersebut. Atasan juga terkadang lebih mempercayai pegawai yang sedang magang atau mahasiswa yang sedang praktek kerja dibanding bawahannya sendiri. Pujian serta rasa kepercayaan merupakan bentuk dorongan untuk para pegawai agar dapat bekerja lebih giat dan lebih baik lagi. Ketika atasan memberi kepercayaan dan pujian kepada pegawainya itu menandakan bahwa atasan percaya jika bawahannya dapat bekerja dengan baik serta bangga dengan hasil kerjanya. Bentuk pengakuan seperti itulah yang diinginkan oleh pegawai, meskipun kecil, namum hal tersebut nantinya akan berpengaruh pada hasil kerja pegawai. Setidaknya pegawai akan terus berusaha untuk menjaga kepercayaan

14 dan pujian itu agar tidak berubah menjadi kekecewaan dengan bekerja lebih baik lagi. Selama pujian yang diberikan tidak berlebihan dan memang pantas untuk diberikan, kenapa tidak atasan memberikan pujian kepada pegawainya walaupun hanya sebatas pemberi semangat saja. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, diduga adanya kekurangan prestasi kerja pegawai yang disebabkan oleh penilaian prestasi kerja dan kepuasan kerja. Maka hal itulah yang menjadi pertimbangan dan alasan penulis mengangkat masalah ini dan untuk mendapat kejelasan isu dan permasalahan secara empirik di lapangan, maka penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul : PENGARUH PENILAIAN PRESTASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) PROVINSI JAWA BARAT 1.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah Identifikasi masalah dan rumusan masalah dalam penelitian ini diajukan untuk merumuskan dan menjelaskan mengenai permasalahan yang tercakup dalam penelitian. Permasalahan dalam penelitian ini meliputi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja pegawai di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jawa Barat. 1.2.1 Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan cakupan atau lingkup masalah yang akan diteliti. Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti merumuskan ke dalam bentuk pernyataan-pernyataan sebagai berikut :

15 1. Penilaian Prestasi Kerja a. Penilai yang terlalu bersimpati kepada pegawai senior b. Pegawai masih meragukan penilaian prestasi kerja yang diberikan atasan c. Penilai menilai tidak berdasarkan prestasi kerja pegawai 2. Kepuasan Kerja a. Kurangnya perhatian secara personal pada pegawainya, dalam hubungannya dengan kesejahteraan pegawai b. Kurangnya interaksi dengan atasan c. Tingkat ketidakhadiran tanpa keterangan masih terbilang tinggi 3. Prestasi Kerja Pegawai a. Nilai capaian SKP yang belum maksimal b. Penilaian perilaku PNS yang turun dari tahun sebelumnya c. Kualitas kerjanya masih kurang 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah yang terdapat di KPU Provinsi Jawa Barat, sebagai berikut : 1. Bagaimana penilaian prestasi kerja di KPU Provinsi Jawa Barat. 2. Bagaimana kepuasan kerja di KPU Provinsi Jawa Barat. 3. Bagaimana prestasi kerja pegawai di KPU Provinsi Jawa Barat. 4. Seberapa besar pengaruh penilaian prestasi kerja dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai di KPU Provinsi Jawa Barat secara simultan dan parsial.

16 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis : 1. Penilaian prestasi kerja di KPU Provinsi Jawa Barat. 2. Kepuasan kerja di KPU Provinsi Jawa Barat. 3. Prestasi kerja pegawai di KPU Provinsi Jawa Barat. 4. Besarnya pengaruh penilaian prestasi kerja dan kepuasan kerja terhadap prestasi kerja pegawai di KPU Provinsi Jawa Barat. 1.4 Keguanaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan hasil yang bermanfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung bagi berbagai pihak. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Penulis : a. Mengetahui apa yang mempengaruhi prestasi kerja pegawai b. Menambah pemahaman penilaian prestasi kerja dan kepuasan kerja c. Menambah pemahaman mengenai tujuan dan manfaat prestasi kerja d. Mampu memberikan usulan perbaikan kepada instansi, yaitu KPU Provinsi Jawa Barat yang dapat meningkatkan prestasi kerja pegawainya. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi untuk memungkinkan peneliti selanjutnya dalam melakukan

17 penelitian mengenai topik-topik yang berkaitan dengan penelitian ini, baik yang bersifat melanjutkan atau melengkapi. 3. Bagi Perusahaan / Instansi a. Penelitian ini dapat memberi sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi instansi mengenai penilaian prestasi kerja dan kepuasan kerja b. Untuk memberikan informasi tambahan yang berhubungan untuk meningkatkan prestasi kerja 4. Bagi Institusi Perguruan Tinggi Hasil penelititan ini dapat menjadi pembendaharaan perpustakaan. Memperoleh masukan guna pengembangan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan laporan pekerjaan, serta sebagai salah satu alat evaluasi terhadap kurikulum yang berlaku.