BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MEDIA TELEVISI SI BOLANG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 38 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang menekankan pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar menuntut seseorang untuk berpikir ilmiah dan mengungkapkan

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia sangat penting peranannya bagi kehidupan

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. menulis seseorang dapat menyampaikan hal yang ada dalam pikirannya.

BAB 1 PENDAHULUAN. sulit menuangkan pikiran secara teratur dan baik). Selain itu siswa juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang pendidikan nasional. Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu masyarakat dapat dilihat dari perkembangan pendidikannya.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, memengaruhi atau dipengaruhi orang lain. Melalui bahasa, orang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki empat aspek keterampilan, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu lingkungan sangat kaya dengan sumber-sumber media dan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kemampuan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lahirnya kurikulum 2013 sebagai penerapan kurikulum yang baru ternyata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia menurut Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. mampu memahami ide, gagasan, maupun pengalaman penulisnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi penting yang digunakan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. cenderung monoton sehingga kurang menarik perhatian siswa.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional. Keterampilan berbahasa mempunyai empat komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

BAB I PENDAHULUAN. menulis, yaitu menulis teks laporan hasil observasi, menulis teks prosedur

BAB I PENDAHULUAN. serta pengetahuan yang dimilikinya untuk diketahui oleh orang lain. Kurikulum 2013 yang diberlakukan oleh pemerintah juga

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

BAB I PENDAHULUAN. didukung oleh keterampilan menyimak, membaca dan berbicara. membuat parafrase lisan dalam kontek bekerja.

BAB 1 PENDAHULUAN. kekayaan yang tidak mungkin dicapai jika tidak ada kebiasaan dan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Debby Agita Viantiputri,2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. bersastra. Pada kurikulum 2013, pelajaran bahasa Indonesia mengalami. mengembangkan kemampuan dan keterampilan berpikir siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. tidak langsung dan juga suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut erat kaitannya satu sama lain. Keterampilan berbahasa diperoleh dengan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan pada pendidikan di Indonesia. Kurikulum 2013 menempatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. melainkan harus melalui proses pembelajaran dengan waktu yang lama untuk

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kemampuan dan perilaku untuk berpikir, bercakap-cakap, bersuara, atau pun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB I PENDAHULUAN. mengajar menjadi terarah dan mencapai sasaran pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi harus melibatkan semua komponen (stakeholders), termasuk. komponen keterampilan bahasa adalah menulis.

BAB I PENDAHULUAN. bunyi sedangkan bentuk tulisan memakai symbol berupa huruf.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu bagian dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan keterampilan yang harus dikuasai setiap siswa melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang diusahakan untuk mendewasakan manusia melalui upaya

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang bertujuan untuk

2014 EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN TANYA-JAWAB BERBASIS MEDIA VIDEO TAYANGAN ORBIT DIGITAL DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

Oleh. Nanda Risanti Dr. Abdurrahman Adisaputera, M.Hum. Abstrak. Kata kunci: Model Pembelajaran Saintifik, Teks Laporan Hasil Observasi.

BAB I PENDAHULUAN. menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan membaca, dan (4)

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan sebaik-baiknya guna mewujudkan harapan dan cita-cita bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa Indonesia dipelajari untuk menjadikan peserta didik mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan menulis merupakan kemampuan yang sangat penting dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. (Sutama dalam rachmawati, 2000:3). Mutu pendidikan sangat tergantung pada

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencapaian tujuan belajar tercermin dari kemampuan belajar siswa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Materi yang diajarkan terus mengalami perubahan dan inovasi seiring perkembangan dan perubahan kurikulum. Perubahan kurikulum ini tentu didasarkan pada keinginan untuk mencapai standar lulusan yang lebih baik. Pada masa ini, penerapan kurikulum 2013 sedang berlangsung walau masih dalam tahap permulaan. Kurikulum 2013 menekankan pentingnya keseimbangan kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan, kemampuan berbahasa yang dituntut tersebut dibentuk melalui pembelajaran berkelanjutan: dimulai dengan meningkatkan kompetensi pengetahuan tentang jenis, kaidah dan konteks suatu teks, dilanjutkan dengan kompetensi keterampilan menyajikan suatu teks tulis dan lisan baik terencana maupun spontan, dan bermuara pada pembentukan sikap kesantunan berbahasa dan penghargaan terhadap Bahasa Indonesia sebagai warisan budaya bangsa. Di dalam kurikulum ini terdapat pergeseran model pembelajaran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu dari berbagai sumber belajar. Hal ini menempatkan bahasa sebagai wahana untuk menyebarkan pengetahuan dari seseorang ke orang-orang lain. Sehingga menempatkan Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain dan karenanya harus berada di depan semua mata pelajaran lain. 1

Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk SMP/MTs Kelas VII yang disajikan dalam Kurikulum 2013 disusun dengan berbasis teks, baik lisan maupun tulis, dengan menempatkan Bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan. Keterampilan berbahasa yang meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca maupun menulis merupakan cakupan dalam pembelajaran bahasa dalam kurikulum 2013, hanya saja keterampilan menulis dituangkan ke dalam bentuk praktik menyusun, yakni menyusun kalimat efektif menjadi sebuah gagasan atau teks tertentu. Materi menulis dalam kurikulum 2013 kelas VII SMP terlihat dalam K.D 4.2. yaitu menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa materi menulis teks deskripsi menjadi salah satu kompetensi yang harus dikuasai siswa secara maksimal. Namun kenyataannya, kemampuan menulis teks deskripsi siswa belum dikuasai siswa secara maksimal. Hal ini sejalaan dengan penelitian Siburian (2010:51) yang berjudul Efektivitas Teknik Clustering Pengelompokan terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Lintongnihuta Tahun Pembelajaran 2009/2010 dengan kesimpulan kemampuan rata-rata menulis karangan deskripsi siswa berada pada kategori rendah, yaitu 64,15. Selain itu, penelitian yang pernah dilakukan oleh Yunitawati, dkk. dengan judul Peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Metode Field Trip pada Siswa Kelas VB SD Negeri Gemolong 1 Tahun Ajaran 2009/2010 yang menyatakan bahwa keterampilan menulis 1

3 karangan deskripsi siswa rendah yang tergambar dari nilai siswa yang berkisar antara 48-74. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan Izzul Khasanah (Yunitawati, 2010: 74) yang berjudul Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi dengan Teknik Objek Langsung Melalui Pendekatan Kontekstual Komponen Pemodelan pada Siswa Kelas X Mesin SMK Tunas Harapan Pati Kabupaten Pati Tahun Pembelajaran 2008/2009 menunjukkan bahwa rata-rata nilai menulis paragraf deskripsi siswa adalah 64,1. Dari beberapa penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis paragraf deskripsi rendah karena belum mencapai standar ketuntasan minimal yang sebagian besar mencapai nilai 70-75. Rendahnya kemampuan menulis teks deskripsi siswa dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti guru, teknik, metode, media, siswa dan lain-lain. Selama ini misalnya, guru cenderung menggunakan teknik ekspositori yang lebih menekankan pada pemaparan konsep, prinsip, atau teori-teori menulis teks deskripsi, sehingga siswa merasa bosan dalam proses pembelajaran. Pernyataan tersebut didukung penelitian Sitorus (2011) dalam skripsi yang berjudul Efektivitas Metode Pembejaran Picture and Picture Gambar dan Gambar terhadap Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Siswa Kelas X SMA Swasta Josua Medan Tahun Pembelajaran 2011/2012. Teknik tersebut hanya akan menjadikan karangan deskripsi sebagai kerangka ilmu yang harus diimbaskan. Jauh lebih penting dari pemahaman adalah keterampilan menulis karangan, sehingga yang dibutuhkan bukan teori melainkan latihan-latihan terpadu dalam hal mana siswa lebih diarahkan kepada praktik menulis. Itu berarti dibutuhkan

4 langkah-langkah, teknik, maupun media pembelajaran yang mampu membawa siswa pada aktivitas menulis yaitu mengekspresikan diri dan ide-ide cemerlang sehingga tercipta keterampilan berbahasa yang komunikatif. Demi tercapainya kompetensi-kompetensi yang tertuang dalam kurikulum oleh siswa, tentu tidak terlepas dari peranan guru pengampu mata pelajaran. Guru harus menjadi fasilitator dalam menciptakan metode, teknik, maupun media pembelajaran. Ketiga hal ini tentunya adalah hal yang mutlak dipersiapkan seorang guru, walau pada praktinya masih jarang ditemukan. Masih banyak guru yang hanya menggunakan buku pegangan siswa sebagai bahan ajar. Hal ini merupakan kenyataan yang terjadi di lapangan berdasarkan pengamatan pada saat Program Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT). Di sisi lain, berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan seorang guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 38 Medan, beliau mengatakan bahwa penerapan kurikulum 2013 yang tengah berlangsung di sekolah tersebut masih mengalami tahap penyesuaian karena masih tahun pertama penggunaan kurikulum 2013. Selain itu, pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai wahana pengetahuan mengharuskan keterkaitan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pengetahuan umum. Pada materi menulis teks deskripsi misalnya, harus dikaitkan dengan budaya Indonesia. Hal ini tentu menuntut sumber atau bahan ajar yang berkaitan dengan budaya. Kenyataan ini tentunya berbanding terbalik dengan keadaan di sekolah tersebut. Siswa hanya menerima apa yang tersedia di buku tanpa tambahan pengetahuan lain. Hal ini sejalan dengan apa yang dinyatakan oleh Djohar (2007: 151) Kelemahan sistem

5 pendidikan kita saat ini adalah tidak adanya proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan. Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan sebuah media yang dapat menjadi sumber dan bahan ajar yang menarik serta mengajak siswa untuk berpikir kreatif. Tentu saja media tersebut haruslah berkaitan atau bahkan memperkenalkan siswa dengan beragam Budaya Indonesia. Kecanggihan teknologi sebenarnya merupakan sumber yang sangat efektif untuk memberikan wawasan tentang berbagai pengetahuan. Media pembelajaran yang berbasis teknologi seperti televisi, tentunya sangat akrab dengan kehidupan siswa. Dengan menggunakan media televisi siswa tidak hanya dapat belajar, namun ia juga mendapat hiburan. Media televisi dalam tayangan Si Bolang tentunya akan menjadi media yang menarik bagi siswa untuk mengenal Budaya Indonesia. Tayangan Si Bolang yang menyajikan kekayaan budaya melalui dokementer kegiatan anak-anak di berbagai daerah di Indonesia menjadi wahana pengetahuan tentang budaya dari seluruh pelosok negeri. Peran utama yang dimainkan oleh seorang bocah (anak), yang kemudian di panggil bolang (bocah petualang) dapat menginspirasi anak-anak tentang budaya di daerah mereka masing-masing. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fani Fajriani Darma Dalel dalam skripsinya yang berjudul Apresiasi Siswa SD di Kota Bandung Terhadap Tayangan Si Bolang di Trans 7 yang menunjukkan bahwa Si Bolang merupakan satu-satunya program televisi yang mengenalkan budaya lokal pada anak-anak. Si Bolang menempati peringkat 12 dari 20 program televisi favorit anak-anak.

6 Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Andi Nur Muhammad Firdaus dalam skripsinya yang berjudul Efek Program Tayangan Si Bolang Trans7 Dalam Meningkatkan Pengetahuan Budaya Suku Bugis Pada Siswa SDN 014 Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara menyatakan Program tayangan Si Bolang merupakan program tayangan yang sifatnya mendidik bagi anak-anak pelajar karena informasi akan pengetahuan budaya khususnya pengetahuan budaya suku yang disuguhkan oleh program tayangan tersebut. Dengan demikian, tayangan Si Bolang dapat menjadi media dalam menulis teks deskripsi tentang budaya Indonesia dan menggali kreativitas siswa, demi meningkatkan kemampuan menulis teks deskripsi budaya Indonesia. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Media Televisi Si BOLANG terhadap Kemampuan Menulis Teks Deskripsi Siswa Kelas VII SMP Negeri 38 Medan Tahun Pembelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang muncul dalam pembelajaran menulis teks deskripsi. Masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kemampuan menulis teks deskripsi siswa masih sangat rendah. 2. Kurangnya sumber belajar yang digunakan guru 3. Penggunaan media belum pernah diterapkan oleh guru 4. Kurangnya pengetahuan siswa akan Budaya Indonesia

7 C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini mencapai sasaran yang tepat dan terarah maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, permasalahan dibatasi dan difokuskan pada penggunaan tayangan program televisi Si BOLANG sebagai media pembelajaran dalam meningkatkan kemampuan menulis teks deskripsi. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 38 Medan tahun pembelajaran 2014/2015 dalam menulis teks deskripsi sebelum menggunakan media televisi Si BOLANG? 2. Bagaimanakah kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 38 Medan tahun pembelajaran 2014/2015 dalam menulis teks deskripsi setelah menggunakan media televisi Si BOLANG? 3. Apakah media televisi Si BOLANG berpengaruh terhadap kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 38 Medan tahun pembelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

8 1. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 38 Medan tahun pembelajaran 2014/2015 dalam menulis teks deskripsi sebelum menggunakan media televisi Si BOLANG. 2. Untuk mengetahui kemampuan siswa kelas VII SMP Negeri 38 Medan tahun pembelajaran 2014/2015 dalam menulis teks deskripsi setelah menggunakan media televisi Si BOLANG. 3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media televisi Si BOLANG terhadap kemampuan menulis teks deskripsi siswa kelas VII SMP Negeri 38 Medan tahun pembelajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi penulis, memotivasi peneliti sebagai calon guru untuk dapat menerapkan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif. 2. Bagi siswa, sebagai motivasi dan dorongan agar lebih meningkatkan keterampilan menulis teks deskripsi dan lebih mengenal budaya Indonesia 3. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kemampuan menulis deskripsi dengan menggunakan media yang tepat. 4. Bagi Sekolah, penelitian ini bermanfaat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis teks deskripsi. 5. Bagi pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan seputar masalah yang diteliti dan sebagai bahan bandingan untuk penelitian lebih lanjut, jika meneliti masalah yang sama.